Karena vila yang ditinggali Iris tidak memiliki banyak kamar, Lilian menunda pindah ke tempat mereka – yang membuat Aiden agak bersyukur— dan menunggu Aiden merenovasi salah satu properti rumah miliknya.Sementara Iris mencari sekolah untuk Dimitri di waktu luangnya. Namun ada banyak sekolah TK swasta dan semuanya adalah terbaik di York City hingga Iris kesulitan memilih. Akhirnya Iris menghubungi Nyonya Fuller untuk bertanya tentang sekolah karena Nyonya Fuller salah satu kenalan yang dia miliki di York City. Nyonya Fuller juga memasukkan putrinya, Ariella ke sekolah bulan ini. Jadi mereka membuat janji untuk bertemu di salah satu kafe.Iris memutuskan membawa serta putranya dalam pertemuan. Ketika dia sampai di salah satu kafe yang terkenal dan mewah. Dia melihat Megan melambaikan tangan memanggilnya. Dia membawa putrinya Ariella yang membuatnya senang. Dia sangat suka dengan gadis kecil itu.“Apa kabar Nyonya Fuller, aku harap tidak mengganggu waktumu,” kata Iris duduk di seberang
“Ya, Ariella adalah satu-satunya putri kami dan permata berharga kami. Suamiku mengajari Ariella belajar untuk bisnis karena aku tidak bisa hamil lagi,” kata Megan masam.“Ah, begitu. Pasti berat bagimu,” kata Iris hati-hati menatapnya prihatin. Dia tidak bertanya lebih lanjut apa Megan sakit, tapi karena itu terlihat masalah sensitif bagi wanita karena tidak bisa hamil lagi.Namun Megan tersenyum terlihat tidak keberatan menceritakan masalahnya. “Aku sakit kanker perut karena itu suamiku tidak ingin kami memiliki anak lagi.”Iris menutup mulutnya terkejut. “Apa kamu sudah menjalani perawatan? Tidak apa-apa kamu keluar seperti ini?” Dia bertanya cemas karena meminta Megan untuk bertemu di luar di luar.Megan tertawa kecil sambil melambaikan tangannya. “Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja karena sudah menjalani perawatan.”“Aku senang kamu membawaku keluar, karena aku sangat bosan di rumah terus. Suamiku tidak ingin aku menjalani aktivitas berat karena penyakitku.,” lanjutnya kemudian t
Mata Iris melebar menatap wanita itu dengan tatapan tidak percaya.“Tiga juta dolar? Kamu bercanda?!” cibir Iris.Tiga juta dolar bukan harga yang fantasi menurut Iris, apalagi hanya menggantikan high heels yang kotor karena secuil kue. Dia tidak ingin menyia-nyiakan uang untuk Alice yang selalu menindasnya di masa lalu.Alice terkikik merendahkan sambil menyilangkan tangannya di depan dada memandnag Iris meremehkan. “Kenapa, tidak sanggup membayar, ya? Oh aku lupa kamu mantan pelayan bar tentu tidak akan mampu mengganti rugi sepatuku ini!”Iris menatap datar, tidak terpengaruh dengan penghinaan Alice. “Aku hanya tidak ingin menyia-nyiakan uangku untukmu.”Alice tertawa menghadap teman-temannya. “Apa kalian dengar itu? ‘Aku tidak ingin menyia-nyiakan uangku untukmu’ seolah-olah dia punya uang!”Teman-temannya menyeringai menatap Iris merendahkan.Alice kembali menghadap Iris dan mencibir, “Tidak perlu bersikap sok kaya. Aku tahu kamu mencoba terlihat berkelas seperti kami dan putus a
“Hahaha, itu tidak benar. Kalian percaya perempuan ini? Dia itu semut pemanjat status sosial! Aku memang sepupu Aiden Ridley. Bibiku adalah Nyonya Ridley dan Ibu Aiden!” seru Alice panik dan marah.Iris menyeringai saat dia mencibir dingin. “Setahu aku Nyonya Ridley saat ini adalah hanya ibu tiri Aiden. Dia juga berasal dari kalangan miskin yang menikah Tuan Ridley saat itu. Bukankah itu juga disebut ‘panjat status sosial’ seperti yang selalu kamu katakan? Kamu menghina orang lain panjat status, sementara kamu sendiri tak jauh berbeda.”Wajah Alice berubah dari pucat ke merah karena marah. Dia mengangkat tangannya untuk menampar Iris.“Tutup mulutmu jalang sialan—“Tiba-tiba sebuah tangan menangkap pergelangan tangan Alice sebelum dia menyentuh Iris. Alice menoleh dengan marah.“Siapa kamu ?!”Iris menoleh dan terkejut melihat Megan berdiri di sebelahnya dan menahan tangan Alice.Megan menatap Alice tidak ramah. “Kamu tahu menggunakan kekerasan bisa membuatmu dituntut.”Alice menarik
“Ayo pergi, jangan membuang waktu dengan orang-orang tidak penting ini. Dimitri mencarimu karena kamu lama,” ujar Megan meraih lengan Iris.“Ah, tunggu sebentar, kue yang kupesan sudah kotor. Aku akan memesan lagi ... untuk suamiku.” Iris berkata dengan sengaja sambil melirik ke arah Alice.Alice menatapnya dengan penuh kebencian sebelum berbalik pergi dengan gusar tanpa mengambil kertas cek uang yang lempari Iris. Teman-temannya segera mengikutinya, salah satu mengambil cek uang yang ditinggal Alice tanpa merasa malu dan mengejar teman-temannya.Iris dan menggelengkan kepalanya. Iris segera memanggil pelayan untuk membersihkan kotak kuenya yang tumpah di lantai dan memesan dua kotak kue lagi. Dia tidak berbohong akan membawa kue untuk Aiden karena dia berniat mengunjungi pria itu di perusahaannya untuk membahas proyek Big Island yang mengalami beberapa kendala.“Ayo menunggu di meja,” kata Iris pada Megan dan keduanya kembali ke meja mereka selagi menunggu kue yang dipesan dibungkus
Iris berbalik melihat asisten pribadi Aiden, Peter yang memegang sebuah kotak di tangannya berjalan menghampirinya sebelum berhenti di depannya.“Jangan memanggilku Nyonya Ridley di sini,” bisiknya pada pria itu.Peter tersenyum meminta maaf sebelum bertanya. “Nyonya, apa kamu yang kamu lakukan di sini. Apa kamu akan bertemu dengan Presdir?”“Ya, apa Aiden ada di kantornya?”“Ya, Presdir masih di kantornya.”“Oh, apa itu di tanganmu?” tanya Iris menunjuk kotak di tangan Peter.“Makan siang. Presdir tidak makan siang karena banyak pekerjaan. Aku harus membawanya makan siang.”“Ah, begitu. Apa dia begitu sibuk?” Iris merasa bersalah karena hanya membawa kue saat mengunjungi Aiden. Dia kurang perhatian pada suaminya yang bekerja keras.“Ya, banyak yang terjadi di perusahaan hingga pekerjaa Presdir bertambah dua kali lipat. Mau aku antar ke kantor?”“Ya, terima kasih,” balas Iris mengangguk.“Ikuti saya, Nyonya.” Peter menuntun Iris meninggalkan lobi dan menuju ke lift.Iris mengikutinya
Roy merasa gelisah melihat perusaha ekspresi Iris. Dia mendengar rumor dari para karyawan tentang hubungan khusus Presdir dan mantan sekretarisnya, Felicia Hills. Felicia Hills dikabarkan sebagai kekasih dan calon istri Presdir Ridley.Hari ini wanita itu tiba-tiba datang dan mengunjungi Aiden dengan identitas khusus, eksekutif perusahaan. Roy belum tahu Presdir sudah memiliki istri dan datang berkunjung bertepatan dengan kedatangan Felicia yang dikabarkan adalah kekasih Aiden. Roy seolah merasa drama akan datang.Peter terkejut mendengar pemberitahuan Roy dan menatap Iris hati-hati. Dia segera menegur Roy. “Roy, aku sudah bilang padamu untuk tidak membiarkan orang yang tidak penting masuk ke kantor Presdir!”Roy meringis. “Nona Hills adalah eksekutif baru perusahaan, aku tidak berani mencegah Nona Hills.”Wajah Iris terlihat tenang mendengar penjelasan Roy. “Ah, aku tidak tahu Felicia sudah menjadi Ekseskutif perusahaan setelah dipecat dari posisi sekretaris Aiden,” ujarnya menatap
Semua orang terkejut ketika suara tamparan bergema dalam kantor.“Jalang murahan,” desis Iris dingin setelah menampar Felicia.Kepala Felicia miring ke samping. Rasa sakit menyengat pipi kirinya. Matanya berkilat penuh amarah memandang Iris dengan tatapan penuh kebencian.“Iris Jessen, beraninya kamu! Apa kamu tahu siapa aku—“Sebelum Felicia menyelesaikan kalimatnya tamparan lain mengenai pipi satunya.“Ya, aku tahu kamu siapa, seorang perempuan jalang,” balas Iris dengan suara dingin dan acuh tak acuh.Terdengar suara terkesiap dari Roy dan Kelly. Mereka tidak menduga Iris akan menampar Felicia yang seorang eksekutif baru RDY Group. Dua kali pula dengan kekuatan penuh menyebabkan tanda merah memar di pipi Felicia. Tapi kalau dipikir-pikir mereka merasa Felicia pantas mendapatkannya karena melakukan hal yang tak senonoh dengan suami orang di depan istrinya.Rasa sakit sekali lagi mengenai pipi kanannya membuat Felicia menangis marah. Ini bukan hasil yang dia harapkan. Dia memelototi