Semua orang terkejut ketika suara tamparan bergema dalam kantor.“Jalang murahan,” desis Iris dingin setelah menampar Felicia.Kepala Felicia miring ke samping. Rasa sakit menyengat pipi kirinya. Matanya berkilat penuh amarah memandang Iris dengan tatapan penuh kebencian.“Iris Jessen, beraninya kamu! Apa kamu tahu siapa aku—“Sebelum Felicia menyelesaikan kalimatnya tamparan lain mengenai pipi satunya.“Ya, aku tahu kamu siapa, seorang perempuan jalang,” balas Iris dengan suara dingin dan acuh tak acuh.Terdengar suara terkesiap dari Roy dan Kelly. Mereka tidak menduga Iris akan menampar Felicia yang seorang eksekutif baru RDY Group. Dua kali pula dengan kekuatan penuh menyebabkan tanda merah memar di pipi Felicia. Tapi kalau dipikir-pikir mereka merasa Felicia pantas mendapatkannya karena melakukan hal yang tak senonoh dengan suami orang di depan istrinya.Rasa sakit sekali lagi mengenai pipi kanannya membuat Felicia menangis marah. Ini bukan hasil yang dia harapkan. Dia memelototi
Iris menatapnya mencibir dan marah. “Menurutmu bagaimana lipstik itu di bibirmu? Kamu membiarkan wanita lain menciummu!”Aiden menoleh menatapnya, sebelum kemudian tersenyum. “Kamu cemburu?”“Kamu yang cemburu!” Iris mendorong dengan kuat dan berbalik pergi dengan gusar.Dia tiba-tiba berhenti merasakan pelukan di belakangnya. Aiden memeluk perutnya dari belakang dan menyandarkan dagu di pundak Iris.Aiden membenam hidungnya di lehernya dan menghirup aroma tubuh wanita itu dalam-dalam. “Maaf sayang, aku tidak tahu apa yang dilakukan Felicia. Aku sangat lelah, banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan. Aku sangat lelah dan tertidur. Saat aku bangun, aku melihatmu yang cantik marah dan memukul Felicia. Kamu tahu, kamu sangat seksi saat itu,” bisiknya dengan suara rendah mengecup leher Iris.Ekspresi Iris melunak. Dia mengingat kata-kata Peter bahwa Aiden banyak pekerjaan hingga melewatkan makan siang. Felicia terkutuk itu mengambil kesempatan untuk menyentuh suaminya dan membuat mereka h
Keduanya terengah-engah setelah sesi panas yang intens. Iris mendesah lesu menyandarkan kepalanya di pundak kekar nan telanjang Aiden.Aiden memejamkan mata memeluk kecantikan di pelukannya dengan malas. Hidung mengendus leher Iris nikmat.“Aku tidak menyangka akan ini melakukan ini di hari pertamaku berkunjung di kantormu,” gumam Iris mendesah memposisikan dirinya dengan nyaman di dalam pelukan tubuh hangat Aiden.Mereka duduk berpangkuan di kursi kerja Aiden. Tubuh Iris enggan bergerak dari pangkuan pria itu. Gaunnya sudah compang-camping, bra dan celana dalamnya berserakan di lantai, hanya menyisakan gaun pinknya yang setengah robek di tubuhnya. Aiden masih mengenakan celana panjangnya dengan kancing dan risleting yang terbuka. ‘junior’ pria itu sudah lunak tersimpan aman di balik celananya.“Aku merasa tersanjung, kamu obat lelahku. Kamu harus sering datang ke kantorku,” bisik Aiden menggoda mencium sisi wajahnya sebelum mengecup bibir mungilnya beberapa kali. Dia tidak akan puas
Sementara itu Peter yang menerima panggilan Aiden, melirik ke arah Kelly yang duduk di kursi kerjanya sambil memainkan ponsel. Mereka sudah menunggu kedua bos yang entah sedang melakukan apa selama satu jam lebih di kantor dan mencegah karyawan yang datang mengantar laporan.“Ya, Tuan. Nona Kelly masih menunggu di sini,” balas Peter.“Suruh dia membeli gaun untuk istriku dalam dua puluh menit.” Setelah itu Aiden menutup telepon.Baju ganti?Mata Peter bersinar dengan pemahaman. Dia menatap Sekretaris Iris dengan tatapan aneh.“Apa?” Kelly mengangkat alis melihat Peter menatapnya dengan tatapan aneh.“Presdir menyuruhmu membeli gaun untuk Nyonya Muda.””Ah, jadi mereka bercinta di kantor?” Kelly bertanya sembrono.Peter mengerut keningnya menegur wanita itu. “Jaga mulutmu. Jangan membicarakan kejadian ini di luar kantor,” bisiknya memperingatkan Kelly dan melirik Royid yang terpuruk di mejanya.Pria itu masih mengkhawatirkan nasib pekerjaannya setelah membuat marah Aiden karena membia
Dia terdiam di kursinya, berpikir dengan ekspresi serius.Bukti apa yang dibuat Felicia untuk menghentikan kerja sama proyek Big Island? Masalah ini cukup besar karena melibatkan perusahaan besar seperti WLT Group. Felicia harus memiliki bukti kuat untuk melawan perusahaan besar itu.Atau ... seseorang dari WLT Group juga ingin melawan perusahaan itu? atau ingin menjatuhkan Iris?Iris yang bertanggung di proyek Big Island ini, dia yang akan kena dampak jika terbukti WLT Group melakukan kecurangan dana proyek. Aiden percaya Iris tidak akan melakukan kecurangan dana proyek Big Island.Tok, tok, tok.Suara ketukan pintu menarik Aiden dari pikirannya.“Presdir, aku datang mengantar gaun Nona Iris.” Suara Kelly terdengar dari luar pintu.Mata Aiden menyipit menatap pintu kantor. Dia tidak buru-buru memerintah Kelly masuk. Aiden melirik kantornya yang masih berantakan. Kertas-kertas dan bantal sofa berserakan di lantai.Dia memutuskan untuk membuka pintu sendiri.“Ini gaun Nona Iris.” Kel
“Ah baiklah, apa kamu lapar? Aku memesan kue kesukaanmu,” kata Hugo menyodorkan sepiring kue cake stoberi ke depan Iris dan jus alpokat.Iris tersenyum lega melihat Hugo tidak tersinggung dan menatap kue cake stroberi di depannya.“Terima kasih Hugo.” Dia berkata mengambil mengambil sendok kecil mencicip kue itu. Dia mengambil potongan besar. Iris merasa sangat lapar. Dia langsung kemari tanpa memakan apa pun setelah Aiden menguras tenaganya.“Hmm, ini enak. Lebih baik daripada yang di Negara S. ” Iris tersenyum menikmati kuenya dan memandang ke sekeliling interior kafe. “Dari mana kamu menemukan kafe ini?”“Ini dekat dengan kantor. Aku kebetulan menemukannya saat istirahat. Pesanlah dan bungkus Dimitri.” kata Hugo tersenyum memandang wajah cantik Iris.Iris menggelengkan kepalanya mengunyah kue di mulutnya. “Tidak perlu, Dimi sudah makan banyak kue saat kami bertemu dengan Nyonya Fuller. Gigi Dimitri akan rusak jika terlalu sering makan makan manis.”“Aa ....” Hugo mengangguk-anggu
“Tolong jangan menolakku lagi Iris. Itu hanya hadian yang ingin kuberikan padamu. Aku tidak berharap lagi kamu akan perasaanku. Aku hanya ingin melihatmu mengenakan gaun itu di pesta perusahaan. Kumohon jangan menolak hadiahku Iris ....” kata Hugo tenang. Iris mau tak mau menerimanya setelah mendengar ucapan Hugo. “Terima kasih Hugo, aku akan mengenakannya di pesta nanti,” ujar Iris tersenyum lebih tulus. “Aku akan menunggumu mengenakannya.” ... Aiden memasuki ruang tamu dalam keadaan lelah. Dasinya tergantung longgar dan tiga kancing terbuka. Tanggannya menggenggam sebuah paper bag cukup besar. Lampu ruang tamu sudah dimatikan, hanya menyisakan lampu kuning yang membuat ruang tamu dipenuhi cahaya remang-remang. Aiden tidak menyalakan lampu ruang tamu. Sekarang pukul 12 malam. Iris dan Dimitri seharusnya sudah tidur. Aiden melepas jasnya dan berjalan menaiki tangga ke lantai dua dengan sebuah paper bag besar di tangannya. Dia berhenti sejenak di depan pintu kamar Dimitri seb
“Mommy, mana Daddy?” Dimitri bertanya ketika Iris meletakkan roti tawar dengan selai cokelat di depan putranya. Aiden tidak sarapan bersama mereka membuat Dimitri kecewa. “Daddy, sudah berangkat pagi-pagi,” kata Iris melirik putranya yang manyun.“Maaf sayang, apa kamu masih marah sama Daddy?”Dimitri tidak menjawab sambil menundukkan kepala memainkan sendok di tangannya.Iris menghela napas mengerti perasaan putranya. Tapi Aiden sudah berangkat pagi-pagi sekali dengan tergesa-gesa, dia bahkan tidak sarapan atau pun membawa bekal.Iris penasaran masalah apa yang terjadi di perusahaan hingga membuat pria itu menjadi sangat sibuk. Dia belum melihat Aiden begitu tergesa-gesa ke kantor.“Sayang, Daddy lagi banyak pekerjaan. Daddy berangkat pagi-pagi sekali ke kantor, tapi Daddy sempat berpamitan dengan Dimi. Tapi sayang Dimi lagi tidur,” ujarnya menenangkan Dimitri dan meletakkan susu di depan putranya“Benarkah?” Dimitri mendongak menatap ibunya. Ekspresi manyun di wajahnya menghila