“Ayo pergi, jangan membuang waktu dengan orang-orang tidak penting ini. Dimitri mencarimu karena kamu lama,” ujar Megan meraih lengan Iris.“Ah, tunggu sebentar, kue yang kupesan sudah kotor. Aku akan memesan lagi ... untuk suamiku.” Iris berkata dengan sengaja sambil melirik ke arah Alice.Alice menatapnya dengan penuh kebencian sebelum berbalik pergi dengan gusar tanpa mengambil kertas cek uang yang lempari Iris. Teman-temannya segera mengikutinya, salah satu mengambil cek uang yang ditinggal Alice tanpa merasa malu dan mengejar teman-temannya.Iris dan menggelengkan kepalanya. Iris segera memanggil pelayan untuk membersihkan kotak kuenya yang tumpah di lantai dan memesan dua kotak kue lagi. Dia tidak berbohong akan membawa kue untuk Aiden karena dia berniat mengunjungi pria itu di perusahaannya untuk membahas proyek Big Island yang mengalami beberapa kendala.“Ayo menunggu di meja,” kata Iris pada Megan dan keduanya kembali ke meja mereka selagi menunggu kue yang dipesan dibungkus
Iris berbalik melihat asisten pribadi Aiden, Peter yang memegang sebuah kotak di tangannya berjalan menghampirinya sebelum berhenti di depannya.“Jangan memanggilku Nyonya Ridley di sini,” bisiknya pada pria itu.Peter tersenyum meminta maaf sebelum bertanya. “Nyonya, apa kamu yang kamu lakukan di sini. Apa kamu akan bertemu dengan Presdir?”“Ya, apa Aiden ada di kantornya?”“Ya, Presdir masih di kantornya.”“Oh, apa itu di tanganmu?” tanya Iris menunjuk kotak di tangan Peter.“Makan siang. Presdir tidak makan siang karena banyak pekerjaan. Aku harus membawanya makan siang.”“Ah, begitu. Apa dia begitu sibuk?” Iris merasa bersalah karena hanya membawa kue saat mengunjungi Aiden. Dia kurang perhatian pada suaminya yang bekerja keras.“Ya, banyak yang terjadi di perusahaan hingga pekerjaa Presdir bertambah dua kali lipat. Mau aku antar ke kantor?”“Ya, terima kasih,” balas Iris mengangguk.“Ikuti saya, Nyonya.” Peter menuntun Iris meninggalkan lobi dan menuju ke lift.Iris mengikutinya
Roy merasa gelisah melihat perusaha ekspresi Iris. Dia mendengar rumor dari para karyawan tentang hubungan khusus Presdir dan mantan sekretarisnya, Felicia Hills. Felicia Hills dikabarkan sebagai kekasih dan calon istri Presdir Ridley.Hari ini wanita itu tiba-tiba datang dan mengunjungi Aiden dengan identitas khusus, eksekutif perusahaan. Roy belum tahu Presdir sudah memiliki istri dan datang berkunjung bertepatan dengan kedatangan Felicia yang dikabarkan adalah kekasih Aiden. Roy seolah merasa drama akan datang.Peter terkejut mendengar pemberitahuan Roy dan menatap Iris hati-hati. Dia segera menegur Roy. “Roy, aku sudah bilang padamu untuk tidak membiarkan orang yang tidak penting masuk ke kantor Presdir!”Roy meringis. “Nona Hills adalah eksekutif baru perusahaan, aku tidak berani mencegah Nona Hills.”Wajah Iris terlihat tenang mendengar penjelasan Roy. “Ah, aku tidak tahu Felicia sudah menjadi Ekseskutif perusahaan setelah dipecat dari posisi sekretaris Aiden,” ujarnya menatap
Semua orang terkejut ketika suara tamparan bergema dalam kantor.“Jalang murahan,” desis Iris dingin setelah menampar Felicia.Kepala Felicia miring ke samping. Rasa sakit menyengat pipi kirinya. Matanya berkilat penuh amarah memandang Iris dengan tatapan penuh kebencian.“Iris Jessen, beraninya kamu! Apa kamu tahu siapa aku—“Sebelum Felicia menyelesaikan kalimatnya tamparan lain mengenai pipi satunya.“Ya, aku tahu kamu siapa, seorang perempuan jalang,” balas Iris dengan suara dingin dan acuh tak acuh.Terdengar suara terkesiap dari Roy dan Kelly. Mereka tidak menduga Iris akan menampar Felicia yang seorang eksekutif baru RDY Group. Dua kali pula dengan kekuatan penuh menyebabkan tanda merah memar di pipi Felicia. Tapi kalau dipikir-pikir mereka merasa Felicia pantas mendapatkannya karena melakukan hal yang tak senonoh dengan suami orang di depan istrinya.Rasa sakit sekali lagi mengenai pipi kanannya membuat Felicia menangis marah. Ini bukan hasil yang dia harapkan. Dia memelototi
Iris menatapnya mencibir dan marah. “Menurutmu bagaimana lipstik itu di bibirmu? Kamu membiarkan wanita lain menciummu!”Aiden menoleh menatapnya, sebelum kemudian tersenyum. “Kamu cemburu?”“Kamu yang cemburu!” Iris mendorong dengan kuat dan berbalik pergi dengan gusar.Dia tiba-tiba berhenti merasakan pelukan di belakangnya. Aiden memeluk perutnya dari belakang dan menyandarkan dagu di pundak Iris.Aiden membenam hidungnya di lehernya dan menghirup aroma tubuh wanita itu dalam-dalam. “Maaf sayang, aku tidak tahu apa yang dilakukan Felicia. Aku sangat lelah, banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan. Aku sangat lelah dan tertidur. Saat aku bangun, aku melihatmu yang cantik marah dan memukul Felicia. Kamu tahu, kamu sangat seksi saat itu,” bisiknya dengan suara rendah mengecup leher Iris.Ekspresi Iris melunak. Dia mengingat kata-kata Peter bahwa Aiden banyak pekerjaan hingga melewatkan makan siang. Felicia terkutuk itu mengambil kesempatan untuk menyentuh suaminya dan membuat mereka h
Keduanya terengah-engah setelah sesi panas yang intens. Iris mendesah lesu menyandarkan kepalanya di pundak kekar nan telanjang Aiden.Aiden memejamkan mata memeluk kecantikan di pelukannya dengan malas. Hidung mengendus leher Iris nikmat.“Aku tidak menyangka akan ini melakukan ini di hari pertamaku berkunjung di kantormu,” gumam Iris mendesah memposisikan dirinya dengan nyaman di dalam pelukan tubuh hangat Aiden.Mereka duduk berpangkuan di kursi kerja Aiden. Tubuh Iris enggan bergerak dari pangkuan pria itu. Gaunnya sudah compang-camping, bra dan celana dalamnya berserakan di lantai, hanya menyisakan gaun pinknya yang setengah robek di tubuhnya. Aiden masih mengenakan celana panjangnya dengan kancing dan risleting yang terbuka. ‘junior’ pria itu sudah lunak tersimpan aman di balik celananya.“Aku merasa tersanjung, kamu obat lelahku. Kamu harus sering datang ke kantorku,” bisik Aiden menggoda mencium sisi wajahnya sebelum mengecup bibir mungilnya beberapa kali. Dia tidak akan puas
Sementara itu Peter yang menerima panggilan Aiden, melirik ke arah Kelly yang duduk di kursi kerjanya sambil memainkan ponsel. Mereka sudah menunggu kedua bos yang entah sedang melakukan apa selama satu jam lebih di kantor dan mencegah karyawan yang datang mengantar laporan.“Ya, Tuan. Nona Kelly masih menunggu di sini,” balas Peter.“Suruh dia membeli gaun untuk istriku dalam dua puluh menit.” Setelah itu Aiden menutup telepon.Baju ganti?Mata Peter bersinar dengan pemahaman. Dia menatap Sekretaris Iris dengan tatapan aneh.“Apa?” Kelly mengangkat alis melihat Peter menatapnya dengan tatapan aneh.“Presdir menyuruhmu membeli gaun untuk Nyonya Muda.””Ah, jadi mereka bercinta di kantor?” Kelly bertanya sembrono.Peter mengerut keningnya menegur wanita itu. “Jaga mulutmu. Jangan membicarakan kejadian ini di luar kantor,” bisiknya memperingatkan Kelly dan melirik Royid yang terpuruk di mejanya.Pria itu masih mengkhawatirkan nasib pekerjaannya setelah membuat marah Aiden karena membia
Dia terdiam di kursinya, berpikir dengan ekspresi serius.Bukti apa yang dibuat Felicia untuk menghentikan kerja sama proyek Big Island? Masalah ini cukup besar karena melibatkan perusahaan besar seperti WLT Group. Felicia harus memiliki bukti kuat untuk melawan perusahaan besar itu.Atau ... seseorang dari WLT Group juga ingin melawan perusahaan itu? atau ingin menjatuhkan Iris?Iris yang bertanggung di proyek Big Island ini, dia yang akan kena dampak jika terbukti WLT Group melakukan kecurangan dana proyek. Aiden percaya Iris tidak akan melakukan kecurangan dana proyek Big Island.Tok, tok, tok.Suara ketukan pintu menarik Aiden dari pikirannya.“Presdir, aku datang mengantar gaun Nona Iris.” Suara Kelly terdengar dari luar pintu.Mata Aiden menyipit menatap pintu kantor. Dia tidak buru-buru memerintah Kelly masuk. Aiden melirik kantornya yang masih berantakan. Kertas-kertas dan bantal sofa berserakan di lantai.Dia memutuskan untuk membuka pintu sendiri.“Ini gaun Nona Iris.” Kel