“Nah, bisa kamu jelaskan mengapa kamu menorobos ke kantorku?” Hugo berkata memandang wanita yang cemberut di depannya.“Mengapa kamu menghentikan aku dari pekerjaanku?”“Proyek Big island hanya proyek kecil yang tidak membutuhkan perhatian penuh dari seorang direktur utama. Kamu harus kembali dan mengurus pekerjaan utama di perusahan pusat.”“Tapi aku bertanggung jawab pada proyek Big island. Aku akan tinggal sampai proyek ini selesai.”“Apa Lisa tidak menjelaskan padamu? Proyek Big Island sudah setengah jalan dan stabil yang sekarang tidak membutuhkan perhatianmu. Serahkan pekerjaan itu pada orang lain.” Hugo berhenti sejenak memandang Iris sebelum melanjutkan kalimatnya.“Sebagai direktur utama, kamu tidak bisa meninggalkan pekerjaanmu lebih lama di perusahaan. Atau ....” Dia menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi. “Atau kamu berniat meninggalkan pekerjaan Direktur utama dan menetap di sini menjadi ibu rumah tangga?”Mata Iris berkaca-kaca. “Mengapa kamu melakukan ini padaku? Apa ka
Felicia melirik Aiden yang duduk di sebelahnya dan menarik kain lengannya di bawah meja.“Aiden ....” bisiknya memanggil Aiden.Aiden mengerjap tersadar. Dia melihat dua klien penting di depannya memandangnya bingung.Aiden berdeham dengan wajah tanpa ekspresi.“Baik, RDY Group akan mempertimbangkan kerja sama ini setelah aku meninjau proposal kalian di rapat dewan. Aku akan mengundang kalian untuk membicarakan kerja sama di kantorku besok,” ujarnya dengan suara tenang seolah tidak melamun tadi. Aiden sudah membaca proposal mereka dengan cermat jauh sebelum pertemuan.Dua klien di depanya terlihat puas dengan jawab Aiden dan mengangguk. “Baik, kami akan menunggu jawabanmu Tuan Ridley.” Salah klien berdiri dan mengulurkan tangannya ke depan.Aiden berdiri dan menyambut uluran tangannya. “Sekretarisku akan menghubungi kalian nanti.”Kemudian mereka berpisah dan meninggalkan ruang privat restoran setelah mengatur waktu. Aiden meninggalkan tempat itu dengan langkah cepat. Felicia meng
Aiden pernah bertanya dua hari yang lalu tapi wanita itu menjawab dengan ketus kalau dia tidak hamil. Tapi Aiden justru mendengar kehamilan istrinya dari pria lain yang dekat dengan Iris.Mustahil Iris tidak mengetahui kehamilannya sebelum Aiden bertanya. Wanita itu hanya tidak ingin Aiden mengetahui kehamilannya.Tapi mengapa? Mengapa istrinya tidak memberitahunya? Mengapa orang lain lebih tahu daripada dia?Mungkinkan ... itu bukan anaknya?Aiden mengepalkan tangannya merasakan amarah di dadanya. Iris berselingkuh darinya?Siapa ayah dari anak itu?! Hugo Wallington? Jack Bilson?! Beraninya wanita itu berselingkuh darinya!Ekspresi Aiden menjadi semakin gelap saat dia tiba-tiba mencengkeram kerah kemeja Jack dan menekan pria itu ke dinding.“Apa itu kamu?!” Aiden memelototinya dengan kejam.“Aiden!” Felicia kaget melihat Aiden tiba-tiba mendorong Jack ke dinding.“Aiden, apa yang kamu lakukan?” Felicia berusaha menarik Aiden menjauh dari Jack.Aiden memelototi Jack dengan ganas. “Ja
Tiga hari setelah Aiden meninggalkan rumah, pria itu sulit dihubungi dan menolak kunjungan Iris di kantornya benar-benar membuatnya frustasi. Iris tidak fokus di tempat kerjanya. Dia harus menghindari Hugo agar sepupunya tidak mengetahui masalah rumah tangganya dan membuat masalahnya bertambah besar.Di dalam toilet wanita.Iris menyalakan keran air dan mencuci wajahnya. Dia melihat bayangan dirinya di dalam cermin. Wajah pucat dan lesu. Masalah belakangan ini, membuatnya benar-benar stres.Apa ini hukuman karena keegoisannya?“Nyonya, pakai tisu ini.”Iris melirik refleksi Lisa di dalam cermin yang sedang menyodorkan sebuah tisu basah padanya.“Terima kasih Lisa,” ujarnya menerima tisu dari sekretarisnya.“Nyonya, apa kamu baik-baik saja?” tanya Lisa memandang Iris dengan tatapan prihatin melihat wajah pucat Iris di cermin.Iris mengangguk sambil tersenyum lemah. “Ini hanya mual biasa. Hal biasa yang selalu dialami setiap ibu hamil.”“Beristirahatlah Nyonya. Kamu terlihat tidak sehat
“Nyonya Ridley, kamu baik-baik saja?” Jack bertanya dengan hati-hati.Iris menatap pria itu sambil menggigit bibir bawahnya agar tidak memaki pria itu.“Aku baik-baik saja,” ujarnya memaksakan senyum di wajahnya.“Aku minta maaf jika sudah membuat masalah padamu,” ujar Jack dengan penuh penyesalan dan tulus. dia sedikit merendahkan tubuhnya ketika dia meminta maaf membuat Iris tidak bisa marah pada pria itu.Iris menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya.“Tidak apa-apa. lanjutkan kegiatanmu, aku harus berangkat kerja,” ujarnya sopan pada Jack.Tiba-tiba ponselnya berdering. Iris menunduk dan mengambil ponselnya dari dalam tas. Dia melihat Bibi Marry meneleponnya, segera mengangkat teleponnya sambil berbalik membelakangi Jack.“Halo Bibi Marry, ada apa?”“Nyonya! Tuan Muda jatuh sakit! Dia tiba-tiba demam! Suhu tubuhnya sangat tinggi!” suara Bibi Marry terdengar di telepon.Iris menegang dan ikut panik.“Apa yang terjadi pada Dimitri? Mengapa dia tiba-tiba demam?! Jelaskan a
Jack melirik Iris, terlihat ingin mengatakan sesuatu namun di tahannya.“Apa yang ingin kamu katakan, katakan saja,” ujar Iris tanpa menatap pria itu. “Ehmm ... aku tahu ini bukan urusanku, tapi aku penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi pada Tuan Ridley? Aku merasa aneh sejak kita bertemu di hotel itu. apa sesuatu terjadi padanya?” tanya Jack melirik Iris hati-hati.Iris hanya tersenyum memandang taman di depannya.“Kamu ingat tengah bulan lalu suamiku di rawat di rumah sakit?”“Ya.”“Dia amnesia. Dia tidak ingat bagaimana hubungan kami. Dia hanya mengingat saat umurnya 25 tahun.”“Ah, begitu, itu menjelaskan mengapa Tuan Ridley salah paham saat mendengar berita kehamilanmu. Apa kamu baik-baik saja dengan Tuan Ridley?”Iris menoleh memandang Jack dan mengangguk dengan senyum palsu. “Ya, kami baik-baik saja. Terima kasih sudah mengantar dan menemaniku di rumah sakit.”Jack balas tersenyum. “Senang bisa membantumu. Bagaimana pun kamu putri Bibi Lilian. Sebelum pergi, Bibi Lilian berp
Aiden terpaku melihat sosok Iris di ambang pintu. Sudah tiga hari dia mengabaikan wanita itu dan menolaknya datang ke kantor.Iris mengalihkan pandangannya ke kelilingan ruang mencari sosok Aiden di antara banyak orang di ruangan itu. Pandangannya langsung berhenti pada sosok Aiden yang duduk salah satu sofa besar dengan diapit dua wanita berpakaian seksi dan terbuka.Matanya menyipit menatap pria itu tajam.“Siapa kamu? Apa kamu salah wanita klub yang dikirim manajer Watson?” salah satu pria berkata sambil memandang Iris dari atas ke bawah. Dia bersiul melihat rok yang dikenakan Iris sangat pendek.Mata Aiden langsung berubah dingin menyadari rok yang dikenakan Iris sangat pendek. Rok itu sebatas paha dan ketat yang memperlihatkan kulit pahanya mulus dan cantik.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Aiden berkata dengan suara kasar dan memelototi Peter yang berada di belakang Iris."Apa kamu yang membawa dia kemari?!”Peter terlihat meringis. “Maafkan aku Presdir, Nyonya Ridley yang memak
“Presdir, Nyonya tidak bisa minum alkohol ... Nyonya sedang—“ Sebelum Peter melanjutkan kalimatnya Iris tertawa.“Tidak masalah. Panggilkan juga aku layanan gigolo, aku ingin pria yang tampan dan muda menemaniku minum,” ujarnya ersenyum manis.Semua orang di ruangan itu sontak memandang Iris dengan mulut menganga seolah menganggapnya sudah gila. Aiden mencengkeram gelas di tangannya erat dan menatap Iris sedingin es kutub.“Apa kamu bilang?” Suaranya terdengar berbahaya.Iris tersenyum manis melipat tangannya di depan dada.“Suamiku bersenang-senang dengan wanita cantik seksi, mengapa aku tidak bisa? Aku juga bisa minum dan bersenang-senang dengan pria lain.” Dia menatap Aiden dengan tatapan provokatif.Aiden memandang selama beberapa saat sebelum melemparkan gelas di tangannya ke dinding di sebelah Iris hingga hancur berkeping-keping.“Nyonya!”“Aiden!”Semua orang tersentak kaget dan berkeringat dingin memandang Aiden ketakutan. Sementara Iris menatap Aiden dengan wajah tanpa ekspre