Share

Hukuman

Author: Queen Moon
last update Last Updated: 2023-05-27 17:54:55

“Tidak apa-apa.” Aiden menahan wanita itu agar tidak membungkuk padanya.

“Di sini anakku juga yang salah. Aku akan datang lain kali dengan anakku untuk meminta maaf pada putrimu,” Dia berkata dengan suara rendah hati dan tidak terlihat sombong menunjukkan kekuasaannya.

Wanita itu tergagap tidak tahu harus berkata apa-apa.

“Jika Anda butuh sesuatu terkait luka dan perawatan putrimu, jangan ragu untuk menghubungiku.” Aiden kemudian meletakkan kartu namanya di tangan Ibu gadis kecil itu dan berbalik menghadap Iris.

Dimitri masih menangis di tanah dan menoleh membujuk Iris. Dia meraih tubuh kecil Dimitri ke gendongannya.

Dimitri langsung memberontak. “Aku tidak mau dengan Daddy!”

“Diam!” Aiden memukul pantat putranya yang membuat anak itu terdiam, matanya berlinang air mata.

“Daddy akan menghukummu nanti. Kamu sebaiknya patuh atau daddy akan memukulmu.”

Ancaman Aiden sukses membuat Dimitri terdiam tidak memberontak. Matanya berlinang air mata menatap ibunya dengan memelas mengulurkan tang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
ita soegiarto
bikin gemesz.... tapi kok rasanya cuma sedikit ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Tanggung jawab Ayah

    Iris melihat pantat kecil putranya merah dan bengkak, sangat khawatir. Dia ingin menghampiri putranya dan mengobati luka Dimitri. Namun, Aiden menahan lengannya.“Jangan memanjakannya. Biarkan dia mempelajari kesalahannya biar tidak terulang lagi.”“Aku tahu, aku hanya mengobati lukanya. Kamu sudah memukulnya terlalu keras.” Dia menatap Aiden dengan tatapan menyalahkan.“Dia akan baik-baik saja. Dia anak laki-laki, tanpa merasakan hukuman dia tidak akan belajar dari kesalahannya,” balas Aiden tegas.Iris menatapnya sesaat sebelum berkata dengan pelan, “Apa kamu tidak takut Dimitri akan membencimu karena ini?”Aiden tidak langsung menjawab. Pandangannya menatap ke arah Dimitri yang terisak-isak menghadap dinding di sudut kamar karena hukumannya.“Mungkin itu lebih baik daripada aku menjadi ayah yang gagal mendidiknya bertanggung jawab. Bagaimanapun dia adalah anak laki-laki. Kelak ada banyak tanggung jawab menantinya di masa depan. Meski aku terlambat mendidiknya karena tidak ada di si

    Last Updated : 2023-05-29
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Wine

    “Tentu tidak, sayang. Daddy tidak akan pergi lagi dan tinggal bersama kita,” kata Iris lembut. “Benarkah, Mommy?!”Iris mengangguk dan hati tercubit melihat ekspresi lega di wajah putranya. Dia tidak ingin putranya suatu saat mengetahui perpisahan orang tuanya.“Mommy ....” panggil Dimitri menarik cardigan Iris mengalihkan wanita itu dari pikirannya.Iris menunduk menatap putranya, “Ya, sayang?”“Apa Daddy ... masih marah pada Dimi?”“Kenapa Dimi tidak bicara saja pada Daddy, hm?” Iris tersenyum mengusap rambut putranya.“Tapi, aku takut Daddy akan memukul pantat Dimi lagi.”Iris terkekeh mencium kepala Dimitri. “Daddy tidak akan menghukum Dimi lagi jika Dimi tidak berkelahi lagi dengan temanmu. Apa yang harus Dimi lakukan agar Daddy tidak marah dan tidak menghukum Dimi?”Dimitri memandang Iris dan berkata pelan, “Dimi harus minta maaf.”“Benar, anak mommy sangat pintar.”“Tidurlah Sayang, nanti baru bicara dengan Daddy,” ujar Iris melepaskan kompres es dari pantat Dimitri. Hari mas

    Last Updated : 2023-05-29
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Jantung Berdebar Keras

    Tatapan pria itu terlalu intens membuat Iris salah tingkah dan mengalihkan pandangannya. Dia menggelengkan kepalanya saat pengaruh alkohol mulai menghampiri kepalanya. “Uhm ... tentang perceraian, aku berpikir untuk menunda pengajuan perceraian. Setidaknya demi Dimitri.” Bibir Aiden berhenti menyesap gelas winenya dan menatap Iris. “Apa yang membuatmu berubah pikiran?” Iris menunduk menatap jari-jarinya di gelas wine yang kosong. “Aku melihat caramu mendidik Dimitri hari ini dan aku menyadari diriku lalai sebagai seorang ibu. Aku hanya tahu memanjakan putraku dan sikap protektifku hanya memperburuk pertumbuhan Dimitri kelak di masa depan.” Dia berhenti sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya dengan pelan. “Aku ... aku membutuhkanmu.” Aiden tidak mengucapkan sepatah kata pun selama beberapa saat membuat Iris gelisah. “Bukankah kamu yang tidak ingin bercerai? Aku memberimu kesempatan—“ Iris segera menutup mulutnya. Itu terdengar seperti dia terlalu percaya diri Aiden mencintainya.

    Last Updated : 2023-05-31
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Ayah dan Anak

    Iris tidak bisa tidur meski merasa pegal dan sakit di sekujur tubuhnya. Dia berguling-guling di tempat tidur untuk menenangkan detak jantungnya yang berdebar. Setelah beberapa saat jantungnya mulai tenang Iris bangun dari tempat tidur. Dia menggerutu merasakan sakit di pinggang dan pangkal pahanya. Dia duduk di tepi ranjang menunggu sampai rasa sakitnya menghilang, kemudian mengambil gaun dan celana dalamnya yang berserakan di lantai. Iris mengenakan pakaiannya. Dia mencium tubuhnya sendiri dan tersipu menyadarinya dirinya berbau keringat sex dan alkohol. Kepalanya masih sakit dan sisa-sisa alkohol masih ada di tubuhnya. Iris bersumpah tidak akan menyentuh alkohol lagi di masa depan. Dia sangat ingin mandi dan menghilangkan sakit kepalanya. Iris meninggalkan kamar Aiden dan mengintip keluar, dia malu jika ada yang melihatnya keluar dari kamar Aiden yang berbau keringat sex. Masih ada Kelly yang juga tinggal bersamanya dan Dimitri. Iris tidak ingin digoda dengan putranya yang meminta

    Last Updated : 2023-06-01
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Cantik Seperti Boneka

    “Tidak apa-apa, ini juga salah putraku karena sudah mencakar muka putrimu Nyonya ... uhm ....” Iris terlihat bingung ingin memanggil nama wanita itu. “Ah, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Megan, nama keluarga suamiku Fuller,” ujar Megan memperkenalkan dirinya. “Ah, baik, Nyonya Fuller. Aku Iris Wallington, dan anakku Dimitri,” balas Iris tersenyum dan menunjukkan putranya duduk diam di sebelahnya. “Kami datang untuk meminta maaf atas perbuatan putraku. Maaf kami baru datang, karena ada banyak kesibukkan dan anakku baru sembuh dari lukanya.” Megan melirik Dimitri, dia sudah tidak mengenakan penyanggah lengan atau pun perban di kepala kecilnya. Meski anak itu sudah melukai putrinya, dia tidak bisa menunjukkan ketidaksukaannya di depan orang tuanya. “Hahaha, insiden itu sudah lama, baik aku dan suamiku sudah melupakannya. Putri kami juga baik-baik saja hanya mengalami trauma kulit,” ujarnya memaksakan tawa yang terdengar canggung. “Meskipun begitu, Dimitri belum meminta maaf pad

    Last Updated : 2023-06-01
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Tamu tak Terduga

    Meskipun Iris berkata seperti itu, dia tidak benar-benar yakin akan memasukan Dimitri ke sekolah di York City. Dia belum yakin akan menetap di York City dan hubungannya dengan Aiden belum terlalu jelas. Aiden meliriknya dengan ekspresi tenang menyimak percakapan antara Iris dan Megan sampai akhirnya mereka meninggalkan kediaman Fuller. Di dalam mobil, Aiden mengemudi dalam perjalanan pulang menuju vila. Dimitri tertidur di kursi belakang dengan kursi khusus untuk anak. “Kamu akan memasukan Dimitri ke sekolah di York City?” tanya Aiden tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan di depannya. "Aku belum memutuskannya. Daftar rumah tangga dan Kartu keluargaku dan Dimitri berada di Negara S. Jika aku menetap di sini, aku harus membuat daftar rumah tangga lagi.” Aiden meliriknya sesaat sebelum mengalihkan pandangannya lagi ke depan. “Kamu masih istriku dan Dimitri adalah putraku, yang berarti namamu masih dalam daftar rumah tangga kita. Kita hanya perlu memasukkan Dimitri sebagai putra

    Last Updated : 2023-06-02
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Menantu

    “Bagaimana ibu bisa mengabarimu sementara kamu tidak pernah membalas panggilan ibu selama sebulan ini,” balas Lilian dingin. “Ah, maaf aku cukup sibuk dan tidak sempat—“ “Sibuk membangun hubungan dengan mantan suamimu?” potong Lilian. “Aku memintamu mengurus bisnis di York City, bukan menjalin kembali hubungan dengan mantan suamimu. Aku dengar juga kamu sudah absen dari pekerjaan selama satu bulan lebih. Apa kamu pikir sedang liburan luar negeri?!” “Bukan seperti itu, Bu, hanya saja Dimitri terluka dan aku harus merawatnya.” “Jangan menggunakan Dimitri untuk alasan kemalasanmu.” “Dimitri terluka karena kecelakaan dan aku—“ “Mengapa ibu tidak mendapat kabar Dimitri mengalami kecelakaan?” Lilian tidak memberi Iris kesempatan untuk menjelaskan dirinya dan mengkritiknya di depan semua orang. Iris terdiam, tubuhnya tampak tegang. Keheningan jatuh di ruang tamu. Kelly tidak berani bersuara, sementara Aiden memandang interaksi Iris dan Lilian dengan pandangan bertanya-tanya. Tampakn

    Last Updated : 2023-06-02
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Keluhan yang dipendam Iris

    “Ibu, Aiden bekerja sangat keras—“ “Iris, apa kamu ingat kehidupan yang kamu jalani di keluarga Ridley?” potong Lilian menyilangkan tangannya di depan dada, menatap tajam pada putrinya. “Itu ....” Iris tidak bisa menjawab pertanyaan Lilian. Aiden menggengam tangan Iris. Iris menoleh menatap pria di sebelahnya, tapi Aiden menatap lurus pada wanita di depannya. “Aku dapat menyakinkan Anda, Nyonya, aku tidak akan membiarkan Iris menderita lagi di keluarga Ridley,” kata Aiden menyakinkan Lilian. Ekspresi Lilian tetap tidak berubah. Dia mencibir membalas ucapan Aiden, “Kata-kata memang sangat meyakinkan. Tapi, tidak bisa membuktikan apa pun. Janji pun bahkan bisa dilanggar.” “Aku selalu memegang janjiku—“ Lilian memotong dengan tawa meremehkan. “Banyak anak muda sepertimu yang berkata seperti itu. Aku sudah melewati paruh usiaku mendengar omong kosong itu. Putriku masih muda, dia tentu dengan mudah termakan rayuan kosongmu.“ Dia menatap putrinya meremehkan sebelum melanjutkan kalim

    Last Updated : 2023-06-03

Latest chapter

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Akhir

    Mereka pun telah selesai makan malam bersama. Lily dan Candra melangkah menuju ke arah ruang tamu. Sementara itu Aurelio sudah terlelap di kamarnya. Candra sengaja menemani putra tunggal Hugo hingga ia terlelap agar dirinya bisa pergi meninggalkan Aurelio tanpa merasa terbebani oleh rasa bersalah, karena sang putra tak ingin melepaskannya. “Candra apakah kamu yakin tetap balik hotel malam ini? Sudah larut malam Candra, apa tidak sebaiknya besok pagi-pagi sekali kamu kembali ke hotel. Kurasa belum terlambat jika kamu memang akan kembali besok ke Italia.” Ucap Lily seraya melangkah di sisi Candra. “Sekali lagi aku minta maaf Bibi Lily. Aku harus kembali malam ini ke hotel, jika aku harus menginap malam ini di sini dan kembali pagi harinya ke hotel, rasanya aku tak punya banyak waktu untuk berberes-beres barang-barangku yang berada di hotel, karena besok pagi aku harus segera berangkat ke Italia.” Jelas Candra menanggapi tawaran dari nyonya Wallington. “Ya sudah. Jika memang demikian,

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Makan Malam Bersama

    Lily mengerucutkan bibirnya melihat sikap dingin Hugo. Dia menatap Candra dan menepuk lengannya menenangkan.“Jangan berkecil hati. Hugo selalu seperti ini.”Candra mengangguk, dia tidak mengambil sikap dingin Hugo, apalagi setelah mendengar kata-kata Aurelio bahwa Hugo menyimpan foto dirinya.Lily menyruh pelayan menyiapkan camilan ringan dan menghabiskan waktu mengobrol bersama Candra dan bermain dengan Aurelio.Sepanjang hari itu Hugo tidak turun dan berada di ruang kerjanya. Entah dia sengaja untuk menghindari Candra atau pria itu memang seperti itu. Candra tidak terlalu memikirkannya. Dia menikmati bermain dengan Aurelio. Candra tampak bahagia ia menikmati kebersamaannya bersama Aurelio di rumah Hugo Wallington. Meskipun Hugo terlihat cuek tak mengacuhkannya, namun Candra tidak mempedulikannya.Ia justru semakin akrab dan dekat dengan putra tunggal CEO berwajah tampan tersebut.Lily menyukai Candra, setelah melihat ketika Candra begitu pintar mengambil hati cucunya. Ini peluang te

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertamu di Kediaman Keluarga Wallington

    “Tidak kok nyonya. Aku tidak memikirkan apapun, dan aku baik-baik saja kok nyonya,” ucapnya kembali berbohong menutupi jika sesungguhnya pikirannya justru melayang ke arah Hugo berada.“Candra. Aku minta maaf, jika selama ini sikapku sudah sangat keterlaluan padamu. Aku sadar, seharusnya aku tak memperlakukanmu seperti itu, hingga akhirnya kamu pergi meninggalkan putraku Hugo. Aku berharap kamu bisa memaafkanku Candra, meskipun aku akui kesalahanku mungkin sudah terlalu besar terhadapmu.”Candra tak menyangka, jika nyonya Wallington bisa berkata demikian padanya. Mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas kesalahan yang pernah ia lakukan terhadap Candra.Candra menyentuh tangan nyonya Wallington, seraya menganggukkan kepalanya pelan. Candra tersenyum begitu juga dengan nyonya Wallington.“Iya nyonya. Aku sudah memaafkanmu nyonya, jauh sebelum nyonya minta maaf padaku,” jawab Candra seketika membuat nyonya Wallington berbinar-binar wajahnya.“Sungguhkah? Kamu memaafkanku Candra..? Kam

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertemu Lily

    "Ya, ibu bantu cari pengasuh yang lebih kompenten.”“Kamu tidak butuh pengasuh untuk Aurelio, tapi seorang ibu untuk anakmu,” ujar Lily melirik Hugo dengan hati-hati.“Ibu ....” Hugo menatap ibunya tidak suka topik itu di bahas lagi.“Kamu tidak berniat mencari ibu untuk Aurelio? Apa karena kamu tidak bisa melupakan Candra?”Hugo terdiam, pikirannya kembali memikirkan Candra. Wanita itu memperlakukan Aurelio dengan baik saat itu dan dia pula yang menemukan putranya.Hugo menggelengkan kepala mengusir bayangan gadis itu dan berpura-pura mengetik sesuatu di laptop. "Aku sibuk, tolong tinggalkan aku, Bu.”Lily mendesah pasrah dan meninggalkan Hugo untuk mengurus pekerjaannya.....Beberapa hari kemudian sejak pertemuannya dengan Paman Hugo, Candra masih tidak memiliki keberanian mencari pria itu.Gadis berparas manis itu, bolak-balik tak jelas dan gelisah di ruang tamu kamar hotelnya seolah-olah mengukur ruang luas di kamar hotel tempat ia menginap selama berada di kota tersebut. Pikira

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Pernikahan yang Batal

    Candra merasa sedih atas sikap Hugo Wallington bersikap dingin dan mengabaikannya. Dia meninggalkan taman hiburan dan kembali ke hotel tempat dia menginap. Candra gelisah terus memikirkan pertemuannya dengan Hugo. Dia berusaha menahan diri untuk tidak mencari tahu tentang pria itu selama lima tahun sejak dia meninggalkannya. Pada akhirnya dia tidak bisa menahan keinginannya dan menelepon seorang asisten yang mengurus semua keperluannya. Dia menyuruh asistennya mencari tahu tentang Hugo selama lima tahun ini. Setelah itu Candra menunggu informasi dari asistennya semalaman. Beberapa jam kemudian asistennya datang ke kamar hotelnya. “Bagaimana, Vivi?” Candra bertanya gelisah meraih tangan wanita itu. “Nona muda, Tuan Wallington tidak pernah menikah, tapi dia memiliki seorang anak yang sampai saat ini masih dia sembunyikan dari mata publik. Ibu dari anak itu, mantan pelacur Tuan Wallington meninggal saat melahirkan.” Mata Candra melebar, jantung berdegup kencang merasa senang karena

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertemu Lagi dengan Soerang Kenalan Lama

    “Kamu tidak usah takut dengan kakak. Kakak tidak jahat kok, jadi adik kecil jangan menangis lagi ya. Tenang saja, Kakak akan bantuin kamu kok.” Candra terus mengajak anak kecil tersebut berbicara, meskipun ia tetap bungkam tak mau bicara sepatah kata pun.“Ayo sini..! Ikut dengan kakak. Kita cari keberadaan orang tua kamu ya,” ujar Candra mengulurkan tangannya pada anak kecil itu.Anak itu seolah mengerti dan menghapus air matanya. dia mengulurkan tangan kecilnya meraih tangan wanita di depannya.Candra tersenyum hangat meremas tangan kecilnya. Dia pun menggendong dan mengajaknya menuju ke arah ruangan bagian informasi. Candra berpikir jika anak tersebut adalah anak hilang, mungkin dengan bantuan bagian informasi dapat mempertemukan kembali anak kecil yang terpisah dari orang tuanya bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.Anak kecil tersebut saat ini berada dalam gendongan Candra tidak menangis dan memeluk leher Candra saat dibawa masuk ke pusat informasi taman hiburan.Candra mendeka

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Lima tahun kemudian

    Lima tahun kemudian.Langit biru cerah dan angin bertiup lembut. Taman hiburan tampak hidup dan meriah.Gadis itu memandang langit musim panas dan memejamkan mata menikmati sinar matahari bersinar cukup cerah.Dia cantik berada di usia muda 25 tahun, kecantikannya mekar dengan indah. Jejak naif dan polos seorang gadis memudar dengan kecantikan wanita dewasa. Dia menarik perhatian beberapa pria yang lewat.Candra memuka mata, memperlihat matanya yang cerah dan cemerlang, namun menyimpan jejak kesedihan.Lima tahun telah berlalu, kota ini tak begitu banyak perubahannya. Kerinduannya begitu besar terhadap kota ini, begitu banyak kenangan yang tak mudah dilupakan di sini. Candra telah kembali ke kota di mana dulu ia memiliki story dan kenangan yang begitu membekas untuk dirinya.Bagaimana kabarnya kamu paman Hugo?Pasti saat ini dia sudah bahagia menikah dengan perempuan itu.Candra mendesah. Tak ada gunanya lagi mengingat semuanya jika saat ini paman Hugo sudah menjadi milik perempua

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Selamat Tinggal

    Candra tidak menjawab, dia menatap bibir tipis Hugo sebelum menundukkan kepala mencium bibirnya. Ciumannya agak grogi dan gugup. Hugo merasa terkejut. Sudah lama sekali Candra tidak mengambil inisitif menciumnya. Tapi dia tidak membalas ciuman Candra dan menahan keinginannya untuk melumat bibirnya menggoda. Dia harus memberinya pelajaran hari ini. Merasa Hugo tidak membalas ciumannya membuat Candra agak cemas dan malu. Tapi Hugo tidak mendoronya. Candra agak berani memperdalam ciumannya, bibir menghisap bibir bawah pria itu dan menyapu lidahnya di sepanjang bibir Hugo. Hugo mengerang pelan dalam bibirnya, tangannya mencengkeram pinggang ramping gadis itu. Candra semakin berani menyelipkan lidahnya menggoda bibir Hugo, tanganya mengusap-ngusap dada pria itu dengan gerakan menggodanya. Pinggulnya mengosok pangkal paha Hugo, menggoda ‘junior’ pria itu. Napas Hugo semakin dalam, dia mengcengkeram pinggang gadis itu semakin erat. Salah satu tangannya meremas pantat Candra di balik cel

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Waktu Terakhir

    “Tidak,” balas Candra serak dan menundukkan kepala agar Hugo tidak melihat dia menangis.“Benarkah?” Hugo meraih dagu gadis agar mendongak menatapnya. Dia melihat mata Candra berkaca-kaca dan basah. “Kamu menangis? Mengapa kamu menangis?” tanyanya dengan kening berkerut.Candra menggelengkan kepala. “Tidak, aku hanya mengantuk kok.”Candra mengusap matanya dan berpura-pura menguap. “Aku tidak tidur nyenyak semalam dan bangun pagi-pagi sekali untuk membuat bubur.”Hugo menatapnya lekat-lekat seolah mencari kebohongan dari mata gadis itu.Candra menguap hingga air matanya keluar. “Aku mengantuk. Bangunkan aku jika makan malam sudah selesai ....” Lalu dia dengan hati-hati memeluk pinggang Hugo agar menekan luka di perutnya dan bersandar di dada Hugo. Matanya terpenjam, dalam hitungan beberapa menit, dia sudah tertidur.Hugo mengamati gadis yang tertidur itu dan mendesah memeluk kepalanya di dadanya. Dia mencium kepala Candra dan memejamkan mata mencoba untuk tidur.Satu jam kemudian, Hug

DMCA.com Protection Status