Share

Ayana Curiga

Author: berymatcha_
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
yana merebahkan tubuhnya di atas Sofa ruang tamu setelah ia membersihkan tubuhnya. Ia lelah karena sudah berjalan untuk membagikan masakannya pada tetangga di dekat rumanya. Menurutnya masakan itu akan terbuang sia-sia, dan perjuangannya untuk memasak tidak akan ada nilainya.

Ayana kini tampak fokus dengan buku tebal yang ia pegang. Ujian untuk masuk Universitas semakin dekat, dan ia harus bisa lolos seleksi untuk melanjutkan kuliah di Universitas impiannya.

Suara dering telepon rumah kini memecah hening suasananya. Ia pun mendekat dan kini mengangkatnya.

“Halo,” sapa Ayana sopan.

“Na ini Papa Rajendra,”

Ayana sempat terkejut saat mertuanya kini menelponnya melalui telepon rumah. Ia pun segera membenarkan posisi duduknya menjadi tegap.

“Ada apa Pa?”

“Adira dirumah kan? Soalnya Papa telepon dari tadi dianya ngga angkat. Papa takut dia tinggalin kamu dirumah sendirian, ini kan hari pertama kalian menikah. Awas aja kalau dia sampai berangkat ke k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Permainan?

    Adira terkejut dengan suara Alarm nyaring yang menembus gendang telinganya. Ia tampak menyesuaikan cahaya lampu yang masuk menembus retinaya. Jam sudah menunjukkan pukul 07:00 AM. Ia pun segera bangun dan pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Kini Adira sudah siap dengan pakaian kantornya. Ia menghadap kearah cermin, melihat bagaimana gagahnya ia saat ini. Setelah semuanya rapi, kini ia mengambil tas kantornya dan melenggang meninggalkan kamarnya. Adira mengernyit heran saat tidak mendengar suara bising karena tingkah Ayana pagi ini. Ia pun melangkah menuju dapur, dan mendapati makanan yang sudah siap disana. Adira mendekat saat ada sepucuk surat di dekat makanan tersebut. Selamat pagi, Pak. Saya pergi pagi-pagi sekali hari ini karena ada test untuk masuk perguruan tinggi. Saya sudah mencoba membangungkan Bapak dengan mengetuk pintu berkali-kali, tapi Bapak tidak kunjung bangun jadi saya memutuskan untuk menulis surat ini, hehehee.

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Akting.

    Adira membuka pintu rumahnya, tubuhnya sangat lelah hari ini karena sudah menemani Zayna sepanjang hari untuk menyenangkan hatinya. Adira mengernyit saat lampu di ruang tamu mati, karena Adira selalu menyalakannya sepanjang hari. Ia pun bergerak untuk menuju saklar lampu dan menekannya. Ia terkejut begitu lampu menyala, kini dihadapannya ada sosok gadis yang ia yakini adalah Ayana. Ayana duduk menghadap tv berada, dan menatap lurus dalam diam. “Kok kamu belum tidur?” tanya Adira sembari berjalan mendekat kearah Ayana Ayana menoleh kearah Adira, kini mata mereka saling bertemu tatap. “Saya nunggu suami pulang,” jawab Ayana. “Saya sudah pulang, sekarang kamu tidur.” Ucap Adira tegas. Adira pun melangkah untuk meninggalkan Ayana yang masih diam di ruang tamu. “Saya ngga bisa tidur Pak,” sahut Ayana cepat. Adira terus melangkah menghiraukan Ayana yang kini menatap punggungnya dalam. “Saya tadi lihat Bapak bersama wanita sedang berbela

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Usaha Ayana

    Aku mengeliat saat ada sinar yang berusaha masuk menembus retinaku. Perlahan aku membuka mata, dan terkejut saat ada wajah dingin yang tidak pernah perduli padaku kini berada dihadapanku. Sorot matanya yang tajam, kini tidak menakutkan kala ia menutup matanya. Bulu matanya yang lentik, dan alisnya yang tebal serta hidung dan bibir yang proporsinya sangat pas dengan wajahnya, menjadikannya sangat tampan. Ditambah lagi aku bisa melihatnya sedekat ini, seolah bagaikan mimpi untuk ku. Tapi bagaimana bisa aku bisa berakhir tidur satu ranjang dengannya? Bukankah semalam aku tidur di Sofa? Aku segera menutup mata kembali saat melihat pergerakan tubuh dari Adira. Aku tidak mau ia merasa malu saat ku pandangi dari dekat. “Na bangun,” ucap Adira dengan suara seraknya. Dalam hati ku rasanya ratusan kupu-kupu telah terbang tinggi, senang sekali mendengarnya membangunkan ku untuk pertama kalinya dengan suaranya yang serak. Aku berakt

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Perihal Zayna

    WARNING 18+ - Adira mengetuk pintu Apartemen milik sang kekasih berkali-kali, namun tidak kunjung di bukakan. Ia pun sesekali menelepon nomor milik Zayna, namun tidak kunjung mendapat jawaban. “Ke mana sih, ngga tahu apa aku lagi kangen,” lirih Adira dengan tangan yang terus mengetuk dan memencet bel Apartemen milik Zayna. Sudah hampir sepuluh menit ia berdiri, dan kini orang yang ditunggunya pun sudah datang dengan raut wajah berantakan. “Hai sayang,” ucap Zayna pada Adira. Adira mengikuti langkah kaki Zayna yang kini masuk kedalam Apartemen miliknya. Sorot mata Adira melihat sekeliling ruangan yang tampak berantakan. Seluruh bantal sofa berhamburan di lantai, dan banyak barang yang tidak berada di tempatnya. “Kok Apartnya berantakan sayang?” tanya Adira karena merasa penasaran apa yang sudah terjadi semalam di Apartemen miliknya ini. “Aku habis party semalam sama teman ku, dan belum sempat beresin paginya,” jawab Zayna cepat sembari membersihkan ruang

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Apa ini?

    Ayana POV Aku terus melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 00:25 AM. Malam semakin larut dan pagi segera datang, tapi kemana Adira pergi? Ia bahkan tidak mengirimi ku pesan untuk memberitahukan keberadaannya. Rasa cemas kini memenuhi pikiranku. Setidaknya Adira sudah menolongku semalam, jadi wajar jika aku mencemaskannya saat ini. Aku tersentak saat mendengar suara seseorang yang memasukkan kata sandi. Aku pun segera beranjak menuju pintu Apartemen. Aku kaget saat melihat tubuh Adira yang sempoyongan dan kini dibantu oleh Arsen. “Lo belum tidur?” tanya Arsen padaku yang masih segar dengan mataku yang lebar. “Gue nunggu Adira pulang Bang,” jawab ku dengan mengambil alih tubuh Adira agar berpindah bertopang pada tubuhku. “Biar gue bawa ke kamarnya aja,” ucap Arsen menolak. Ayana menggeleng, “Biar gue aja,” tolak ku. “Tapi berat Na,” lirih Arsen. “Ini kesempatan gue buat rawat dia Bang.” Sahut ku. Arsen pun mengalah d

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Surat aneh?

    Adira POV~ - “Kemana aja lo? Aku terus berjalan memasuki ruanganku tanpa memperdulikan Arsen yang terus mengomeliku. Pikiran ku kalut akan semalam, ada hal yang menganjal hati dan pikiranku. Seolah aku harus mencari tahu sebuah teka – teki ini. “Oh iya gue tahu, lo telat karena semalam lo mabuk berat kan,” ucap Arsen yang ikut duduk dikursi tepat dihadapan Adira. “Lo harus bersyukur sih Dir karena punya istri kayak Ayana yang selalu nungguin lo pulang biarpun itu sangat larut.” Lanjut Arsen. Benar, semalam aku mabuk. Tapi Ayana? Apa ia yang mengurusku semalam? Tapi kenapa aku bisa berakhir di kamar milik Ayana pagi ini? “Berkas untuk meeting sama Ratu Companny udah siapkan?” tanya Arsen lagi yang kini berhasil memecah seluruh isi teka – teki dipikiranku. Aku meraih tas kerja ku, mencari berkas yang sudah ku tanda tangani beberapa hari yang lalu. Aku membelalakkan kedua mataku terkejut saat tidak ada berkas satupun y

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Permintaan Ayana

    Ayana POV Aku duduk bersimpu, memeluk kedua lututku erat. Dinginnya lantai bisa ku rasakan melalui sentuhan kulitku. Saat ini aku sengaja untuk bolos kuliah, karena ingin menenangkan pikiran dan hati terlebih dahulu. Jangan tanya dimana aku sekarang. Ini adalah Apartemen yang diberikan papa padaku pada ulang tahun yang ke 17. Aku kesini saat papa tidak ada dirumah, karena aku sangat malas jika harus serumah dengan Elvina, mama tiriku. Sudah tiga jam aku duduk dengan keadaan terpuruk seperti ini. Suara deringan ponselpun mengalun dalam gelapnya ruangan Apartemen ku saat ini. Aku tersenyum tipis melihat adanya nama Arsen disana. Kenapa selalu Arsen yang datang padaku disaat aku merasa terpuruk? Aku mengangkatnya setelah berusaha menetralkan suaraku. Terdengar dari sebrang sana suara Arsen yang sepertinya sangat mengkhawatirkan keberadaan ku. Ada apa dengannya? Aku berpikir keras saat Arsen bertany

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Masakan Ayana

    Aku masuk kedalam Apartemen milik Adira. Kaki ku melangkah perlahan kearah kamar ku bersinggah tanpa sepatah kata. Sejak diperjalanan menuju kemari, kami hanya diam saja. Tidak ada yang membuka suara, bahkan Adira pun tidak mengucapkan sepatah kata untuk mengiyakan permintaanku tadi. Langkah kaki ku terhenti saat tiba didepan pintu bilik ku yang tertutup. Rasanya aneh jika aku masuk kedalam lagi. Ada sebuah kenangan manis yang berujung pahit didalamnya. Aku pun mengatur napasku agar tenang, tangan kananku juga perlahan meraih ganggang pintu kabin. Perlahan aku membukanya, sorot mataku dibuat terkejut saat melihat kamarku yang semula berantakan menjadi sangat rapi. Siapa yang melakukan ini? “Kamu boleh tidur dikamar ku jika memang tidak ingin tidur dikamar mu lagi,” Aku tersentak saat mendengar suara Adira dari dekat. Ia ternyata sudah berdiri tepat dibelakangku. Memperhatikanku yang sedari tadi enggan masuk kedalam kamar ku sendiri.

Latest chapter

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Beranjak Dewasa

    Terdengar suara ricuh dalam suatu ruangan. Teriakan dan goresan antar benda sangat terdengar dengan jelas. Terdapat empat orang di dalamnya yang tampak sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.“Kak, itu balonnya kurang gede,” peringat gadis berusia lima belas tahun itu dengan meneriaki salah satu kakak laki-lakinya.“Jangan gede-gede, nanti meletus. Terus habis balonnya,” jawabnya yang enggan mendengarkan suara adiknya.“Tapi ngga sekecil ini juga bego,” sahut lainnya dengan menoyor kepala orang yang di panggil Kak tadi. Ry, mendengus kesal setelah mendapatkan toyoran keras di kepala oleh Theo. Theo pun mengambil balon yang sudah di tiup oleh Ry dan menunjukkannya pada Ayah mereka. Adira yang tadi berada di dapur pun keluar menuju ruang tamu saat mendengar anak-anak mereka bertengkar seperti biasa.“Yah, lihat deh. Balonnya terlalu kecil kan?” tanya Theo pada Adira. Adira tertawa melihat balon seukuran tangan yang bisa di genggamnya itu. “Siapa yang tiup?” tany

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Akhir Kehidupan

    Dentuman suara musik mengalun menyeruak kedalam telinga setiap orang yang datang. Lampu terang mampu memperlihatkan setiap insan yang datang dengan riasan wajah yang sudah mereka persiapkan. Dalam ruangan yang besar ini mampu menampung ribuan orang, dan saat ini sudah banyak orang yang datang untuk mengikuti Pesta Relasi di Perusahaan milik Adira. Ya, ini adalah hari sabtu. Dimana semua rekan kantornya menghadiri pesta yang sudah ia janjikan untuk lebih mempererat tali silaturahmi antara rekan kerja dan atasan. Semua mata pun tampak tertuju pada Adira yang berjalan dengan menggandeng Ayana di sampingnya. Bak seorang Raja dan Ratu, kini mereka menjadi pusat perhatian selama mereka berjalan masuk kedalam ruangan. Tatapan kagum terpancar dengan nyata di mata setiap orang yang menatap mereka. Ayana yang memakai dress Vero Navy Blue Smocked Off-Shoulder mini dress. Dress tersebut sangan pas untuk tubuh Ayana, karena mampu membentuk lekuk tubuhnya dengan sempurna. Ti

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Terbongkar

    Dalam sebuah kabin dengan sentuhan warna putih membuat ruangan terlihat sangat lebar. Disana terlihat Aji dan Elvina yang tampak berbaring diatas ranjang mereka, menikmati waktu santai seperti biasanya.“Beberapa hari ini badan ku tidak sesehat seperti dulu. Rasanya lemas sekali, sampai mikirin masalah perusahaan pun belum tentu bisa,” lirih Aji yang sedang membaringkan tubuhnya. Elvina yang sedari tadi nampak asik bermain ponsel pun kini mengalihkan pandangannya pada Aji yang nampak lemas.“Yaudah serahin aja perusahaan ke Tiara. Biar dia yang urus, kamu tinggal rebahan di rumah.” Jawab Elvina dengan wajah sumringahnya. Aji menggeleng, “Aku sudah memutuskan untuk memberikan kuasa perusahaan ini pada Ana. Tiara hanya akan mendapatkan beberapa persen saham saja,” balas Aji menolak. Raut kesal pun terpancar dengan jelas pada wajah Elvina. “Kamu kira lulusan SMA bisa memimpin sebuah perusahaan? Lagian Ana ngga akan bisa ambil kendali perusahaan, kamu i

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Wajah Baru

    Langkah kaki besar milik Adira membawanya untuk masuk kedalam gedung besar milik RAJI'S COMPANNY. Sejak kedatangannya raut wajahnya nampak serius dan tidak menampakkan kesenangan sama sekali. Adira menghentikan langkahnya tepat pada lift yang masih tertutup dengan rapat. Ia pun tampak menunggu lift tersebut untuk segera terbuka. Diamnya membuat pikirannya terbawa pada percakapan semalam bersama Aji, Papa mertuanya. Saat itu Adira berada di taman dengan cuaca dingin di tengah-tengah tubuhnya yang masih belum pulih seutuhnya.-^Adira dapat email masuk, apa benar besok pengalihan CEO baru?^^Betul, nak. Papa akan serahkan perusahaan pada CEO baru agar bisa di kelola dengan baik,^^Siapa Pa?^ Marah Adira seolah teredam di balik saluran telephone di ponselnya. Ia tampak menunduk kesal, sembari mengepalkan tangannya dengan kuat setelah mendengarkan jawaban dari Aji tentang siapa yang akan menggantikannya.^Ngga bisa dong Pa. Ini ngga adil buat Ana,^ tegas Adira pada

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Action

    Ayana tampak membawa nampan berisi bubur ayam dan segelas air putih serta obat yang sudah di berikan dokter untuk Adira. Ia pun menaruhnya diatas nakas sebelah ranjang mereka. Ayana kini tampak membantu Adira untuk bisa duduk dengan nyaman. Adira sudah sadar sejak kedatangan dokter yang menanganinya tadi. Tentu saja ia mendapatkan amukan dari dokter karena terus mendapatkan keluhan tentang perut Adira. Sudah empat tahun terakhir Adira memiliki penyakit ini, dan baru tiga tahun ia menuruti perkataan dokter agar penyakitnya tidak kambuh. Adira tampak tersenyum tipis dengan bibirnya yang pucat.“Makan dulu Mas,” ucap Ayana dengan meraih semangkuk bubur hangat tersebut. Perlahan Ayana tampak mengarahkan sendok berisikan bubur tersebut pada mulut Adira. Adira pun menurutinya dan memakannya walau terasa sedikit pahit di dalam mulutnya. Seperti itu hingga makanannya habis tak tersisa. Kini Ayana pun berganti untuk memberikan minum kepada Adira sebelum meny

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Sibuk

    Arsen berjalan masuk kedalam ruang kantor yang sudah lama tidak ia kunjungi. Setelah kepulangannya dari Paris, ia langsung memutuskan untuk kembali bekerja agar bisa membantu Adira yang pasti kewalahan mengurus kantornya sendiri. Tidak hanya itu, ia membantu Adira sebagai ucapan terima kasih telah memberikan banyak hal selama ia di Paris.“Selamat pagi, Pak Arsen.” Sapa seorang karyawan perusahaan.“Pagi.” Sahut Arsen. Ia pun terus melangkah menuju ruangan milik Adira, dimana itu adalah rumah kedua untuknya. Ia membukanya tanpa permisi, dan mendapati Adira yang sudah fokus pada pekerjaannya.“Gila, pagi banget lo. Tumben?” tanya Arsen alih-alih menyapa Adira yang sudah fokus pada pekerjaannya.“Banyak banget kerjaan yang terbengkalai selama gue ngga masuk kantor. Ngga ada yang backup gue juga,” jawab Adira tanpa mengalihkan fokusnya sama sekali.“Gue bisa bantu apa?” Adira diam. Ia sepertinya sedang memikirkan apa yang bisa dilakukan Arsen untuknya. “Minta tolo

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Bermain bersama

    Ayana mengeliat tak nyaman saat ada sinar matahari masuk menembus celah gorden yang terbuka. Perlahan ia membuka matanya setelah tidur dengan sangat nyeyak tanpa adanya gangguan. Tangan kirinya meraba untuk memastikan bahwa seseorang tetap ada di sampingnya semalam. Tapi nihil, tidak ada orang sama sekali di sampingnya. Dengan cepat, ia pun membuka matanya dan mencari keberadaan sang suami. Awalnya ia terkejut saat tidak mendapati Adira yang tidur di sampingnya, namun sedetik kemudian senyumnya terpancar saat melihat Adira tengah bermain dengan si kembar.“Mas kok udah bangun? Masih pagi loh ini,” tanya Ayana dengan suara seraknya sehabis bangun tidur. Adira menoleh, matanya sangat sayup karena kurang tidur. Semalam, setelah membaca ketikan Ayana, ia tidak bisa kembali tidur. Banyak hal yang dia segera selesaikan untuk menebus semua kesalahannya. Setelah menyudahi pekerjaannya yang terhambat, Adira sebenarnya ingin sekali tidur. Tapi ternyata jam su

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Si Kecil Ayana

    Ayana POV Hai, aku Nadira Ayana Wangsa. Wanita berusia dua puluh tahun yang saat ini sudah memiliki dua anak. Aku tidak pernah membayangkan hidupku akan menjadi roller coaster seperti ini. Hidup indah yang menjadi dambaan banyak orang, sudah sirna sejak aku berusia sepuluh tahun. Usia dimana aku masih di temani oleh kedua orang tua yang lengkap untuk mengajarkan ku berbagai banyak hal yang belum ku mengerti sama sekali. Tapi Mama sudah pergi lebih dulu meninggalkan ku dan Papa. Saat itu semuanya menjadi berubah. Papa menjadikan dirinya lebih sibuk alih-alih berusaha melupakan Mama, sehingga aku tidak pernah lagi mendapatkan perhatiannya. Aku tumbuh seorang diri bersama gelapnya warna yang menghiasi hidup ku. Hingga akhirnya Papa memuutuskan untuk menikah kembali. Aku sangat ingat bagaimana waktu aku menolak keras Papa yang meminta izin untuk menikah kembali. Hanya berselang satu tahun, Papa lalu kembali memutuskan untuk menikah dengan wanita janda y

  • Istri Pilihan Untuk CEO Arogan   Ini Ayana.

    Ayana’s POV Hembusan angin dingin menjalar ke seluruh tubuh. Aku terperanga saat melihat keadaan yang di penuhi kegelapan di depanku. Tangan ku berusaha untuk meraba sekeliling, namun nihil. Tidak ada barang atau seorang pun yang berada disana. Mulutku tak henti-hentinya berteriak memanggil seseorang. Adira. Hanya dia yang ada di dalam pikiranku saat ini. Tidak ada suara apapun disana, kecuali suara pantulan dari teriakan ku. Aku melangkah penuh akan ketakukan ke sembarang arah yang bisa membebaskan ku dari sana. Terus berusaha mencari cara agar bisa keluar dari ruangan mengerikan ini.“Adira!” teriak ku dengan keras. Tangis luruh dengan alasan ketakutan akan kegelapan. Aku terus melangkah untuk mencari jalan keluar, karena tidak ada yang bisa membantuku saat ini kecuali diriku sendiri. Beberapa kali melangkah, kini aku jatuh. Kaki ku lemas karena merasa takut. Tinggal aku sendiri disini.“Na tolong aku.” Aku terkejut saat mendengar suar

DMCA.com Protection Status