Share

Kecewa

last update Last Updated: 2025-01-28 18:00:24

Kanya mengawali hari dengan mengurus Monica serta menyediakan perlengkapan dan kebutuhan Davva. Mulai dari menyiapkan pakaian kerja Davva, memandikan Monica, memasangkan bajunya hingga memberinya makan.

“Coba deh tebak, hari ini siapa yang antar Monic ke sekolah?” tanya Kanya sambil menyisir rambut panjang sang putri kemudian menyatukan setiap helainya dalam satu ikat rambut.

“Pasti Papa. Iya kan, Ma?”

Kanya mengangguk mengiakan tebakan Monica yang membuat anak itu bersorak senang.

“Yeaay!!! Monic sekolah sama Papa. Tapi nanti pulangnya juga sama Papa kan, Ma?”

“Mmm, kalau misalnya sama Mama aja gimana? Kan Papa harus kerja. Nanti kalau misalnya Papa lagi nggak kerja baru deh pulangnya sama Papa.”

“Tapi nanti Mama jangan telat ya, Ma.”

“Enggaak. Mama janji deh. Nanti Mama bakal tepat waktu. Kalau perlu nanti setengah jam sebelum pulang Mama udah nyampe di sekolah Monic,” kata Kanya menjanjikan.

“Janji, Ma?”

“Iya, Mama janji.” Kanya mengangkat kelingkingnya. Monica ikut melakukan h
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mira Sauqi
salah sendiri kan dav, kayaknya kamu kaya kecintaan banget 🥹ato jgn2 Kanya nikah Ama kamu hnya kamu banyak jasa padanya "malaikat nya..."
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Pesanan CEO   Bukankah Untuk Bahagia Terkadang Kita Harus Terluka Dulu

    Kanya sedang melihat-lihat isi butik ketika dering ponsel menginterupsinya. Mengeluarkan benda itu dari saku, Kanya mendapati nama Davva tertera di sana. Dengan refleks Kanya menujukan matanya pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata masih pukul sepuluh pagi. Tadinya Kanya berpikir bahwa Davva menelepon untuk mengingatkannya agar jangan lupa menjemput Monica.Tidak ingin membiarkan Davva menunggu lama, Kanya langsung menjawab panggilan tersebut dengan mengusap tanda terima di layar.“Iya, Dav?”“Kamu di mana?”“Di Monique. Tumben nelfon jam segini? Yang semalam masih kupikirin, aku belum ada jawabannya, Dav,” kata Kanya. Ia pikir Davva menanyakan jawabannya mengenai tawaran untuk pindah ke NY. Hingga saat ini Kanya masih memikirkannya dan belum mampu memberi keputusan apapun. Kanya memiliki berbagai pertimbangan dan pikiran-pikiran di kepalanya.“Aku bukan mau nanya itu,” jawab Davva membantah dugaan Kanya. “Cuma lagi pengen dengar suara kamu.”Kanya tersenyum di ba

    Last Updated : 2025-01-28
  • Istri Pesanan CEO   Hanya Ingin Memelukmu

    Kanya dan Raven serta anak-anak sudah duduk di kursi masing-masing. Mereka mengelilingi sebuah meja persegi.“Ih, kok rasanya nggak enak ya?” celetuk Lavanya saat menjejalkan potongan dimsum ke mulutnya.“Masa?” kata Ray menanggapi.“Kalau nggak percaya nih coba aja sendiri!” Lavanya menggeser wadah makanannya ke arah Ray.“Nggak mau, aku kan nggak suka dimsum.” Ray menolak untuk mencicipinya.“Tuh kan, kamu aja nggak suka, apalagi aku.” Lavanya meletakkan sumpitnya. Ia tidak berniat menghabiskannya dan membiarkannya begitu saja.“Kenapa nggak dihabisin? Kata Papaku itu namanya mubazir. Ayo dong dihabisin.” Monica berkomentar melihat olahan ayam itu masih bersisa banyak.“Siapa kamu sok nasehatin aku?” Alih-alih mendengarkan dan bersikap baik, Lavanya malah menyalak.“Lavanya, nggak boleh gitu. Yang dikatakan Monic benar. Kalau makanan nggak dihabisin namanya mubazir.” Raven menasehati anak angkatnya dengan lembut.“Tapi nggak enak, Pa.” Lavanya menyampaikan alasannya. “Kalau nggak e

    Last Updated : 2025-01-29
  • Istri Pesanan CEO   Kerusuhan Di Sekolah

    Pagi itu saat terbangun Davva tidak menemukan Kanya berada di sebelahnya. Ya, seperti hari-hari sebelumnya Kanya bangun jauh lebih awal dari Davva lalu menyibukkan diri di ruang belakang.Meskipun sudah ada asisten rumah tangga akan tetapi bagi Kanya urusan perut dan memberi makan anak serta suami sebisa mungkin harus melibatkan tangannya. Kecuali jika ia benar-benar tidak bisa.Bangkit dari tempat tidur, hal pertama yang Davva lakukan adalah mencari keberadaan sang istri.Melangkahkan kakinya ke ruang belakang, dugaan Davva seketika menjadi nyata. Sosok mungil itu terlihat sedang sibuk di depan oven. Davva mendekat dan berdiri tepat di belakang Kanya.“Lagi bikin apa, Nya?” tanyanya pelan tapi ternyata cukup mengagetkan Kanya.Kanya terperanjat dan sontak menoleh ke belakang. “Astaga, Dav, aku pikir siapa.” Kanya memegang dadanya sebagai bentuk bahwa dirinya benar-benar terkejut oleh tindakan suaminya.Davva tersenyum. Mungkin Kanya benar-benar sedang berkonsentrasi sehingga tidak me

    Last Updated : 2025-01-29
  • Istri Pesanan CEO   Tamu Tak Diundang

    Setelah penyerangan Aline pada Kanya di sekolah anak-anak, Kanya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan pertama.Tadi Aline tidak hanya mencakar muka Kanya dan mencoba mencelakai dengan mencekik Kanya. Tapi perempuan itu juga menampar Kanya berkali-kali hingga Kanya tidak sadarkan diri.Kanya sudah mencoba melawan, tapi usahanya percuma lantaran tubuh Kanya yang begitu mungil sedangkan Aline begitu menjulang. Pertengkaran keduanya mengundang perhatian orang-orang dan sukses membuat kehebohan di tempat itu. Aline langsung diamankan saat itu juga.Raven datang tidak lama setelah pihak sekolah meneleponnya. Sedangkan hingga saat ini Davva masih belum tiba.“Aku minta maaf, Nya. Aku nggak tahu kalau Aline datang ke sini,” kata Raven sambil memandang sedih pada Kanya. Keadaan mantan istrinya itu begitu memprihatinkan. Wajah mulus Kanya penuh dengan gurat-gurat cakaran Aline. Sedangkan lehernya merah oleh bekas cekikan perempuan itu. Jika saja tadi pihak sekolah terlambat

    Last Updated : 2025-01-29
  • Istri Pesanan CEO   Mereka Jangan Sampai Tahu

    “Kondisi Kanya sudah membaik. Dia sekarang sedang istirahat. Kamu mau ketemu Kanya?” tanya Davva pada Raven yang datang berkunjung pagi itu.Raven tahu akan terkesan tidak etis jika ia mengatakan iya dengan terang-terangan pada suami Kanya, sedangkan sang suami sudah mengatakan keadaan istrinya. Tadinya Raven berharap Kanyalah yang menyambutnya, bukan Davva, jadi ia bisa berjumpa langsung dengan Kanya.“Nggak usah, kalau Kanya sedang istirahat biar dia istirahat dulu. Aku hanya ingin tahu keadaannya.”“Siapa yang datang, Dav?” Kanya tiba-tiba muncul karena merasa penasaran siapa tamu yang ingin bertemu dengannya, sementara Davva masih berada di ruang tamu sejak tadi.Davva dan Raven serentak memandang ke arah Kanya. Raven melempar senyum mengandung kerinduan yang dibalas Kanya dengan anggukan kepala dan lengkungan bibir sekenanya.“Nya, Raven datang karena ingin tahu keadaan kamu.” Davva mewakili Raven bicara.Kanya mengangguk pelan tanpa sepatah kata mampu terlontar dari bibirnya. En

    Last Updated : 2025-01-30
  • Istri Pesanan CEO   Istri Pesanan

    Kanya memandang ke sekelilingnya dengan tatapan bingung. Kamar besar tempatnya berada sekarang adalah tempat yang sangat asing baginya. Tadi ia baru saja dibawa ke sini setelah menjalani serangkaian prosesi pernikahan yang digelar secara tertutup.Kanya tidak mengenal siapa suaminya. Ia hanya tahu bahwa lelaki itu adalah pemilik perkebunan tempat orang tuanya bekerja. Raven namanya.Kanya terpaksa menikah dengan Raven demi melunasi hutang orang tuanya yang sudah menggunung. Bahkan rumah tempat tinggalnya yang dijadikan agunan terancam akan disita jika mereka masih tidak membayar hutang itu.Raven bersedia membantu melunasi semua hutang orang tua Kanya dengan syarat Kanya mau menikah dan menjadi istrinya.Awalnya Kanya menolak. Namun, setelah perperangan batin yang sangat hebat, ia pun bersedia. Semua demi menyelamatkan orang tua dan adik-adiknya yang masih kecil.Suara pintu yang dibuka membuyarkan lamunan Kanya. Ia sontak berdiri dari duduk ketika mengetahui Ravenlah yang masuk.Rave

    Last Updated : 2024-12-11
  • Istri Pesanan CEO   Menjadi Istri Kedua

    Kanya mengusap muka. Ia menghapus air mata yang tidak berhenti menetes di pipinya.Sudah sejak tadi ia menangis. Lebih tepatnya setelah mengetahui fakta bahwa kedua orang tuanya telah menjualnya pada Raven. Dan setelah transaksi tersebut Kanya menjadi milik Raven sepenuhnya. Hubungannya dengan orang tua serta keluarganya terputus. Kanya tidak boleh menghubungi mereka dan sebaliknya. Kanya jelas sedih. Namun yang membuatnya semakin sakit adalah karena ia tidak tahu apa-apa mengenai hal tersebut. Ia merasa ditipu.“Berhentilah menangis karena hal itu tidak akan mengubah apapun. Yang ada hanya akan membuat matamu semakin bengkak.”Kanya menyapukan jari ke pipinya sekali lagi ketika mendengar ucapan Raven. “Sekarang ganti pakaianmu, kita pergi sekarang. Saya tunggu di luar.” Lelaki itu menyambung ucapannya sebelum melangkah pergi dari kamar.Ingin rasanya Kanya marah pada Raven yang telah memperlakukannya seperti barang dagangan. Namun, ia bisa apa? Seluruh hidupnya kini berada di bawah

    Last Updated : 2024-12-11
  • Istri Pesanan CEO   Bukan Salah Raven

    Jawaban yang baru saja terlontar dari bibir Aline tidak hanya mengejutkan Kanya tapi juga membuat perempuan itu ingin pingsan.“Mak— maksudnya apa? Tolong katakan pada saya dengan jelas,” pinta Kanya dengan bibir gemetar. Begitu pun dengan anggota tubuhnya yang lain.“Apa masih kurang jelas juga? Saya adalah istri pertama Raven dan kamu istri keduanya.” Sekali lagi senyum merekah sempurna dari bibir perempuan cantik di hadapan Kanya.Kanya sontak membisu. Ia menatap nanar pada perempuan di hadapannya. Fakta mengejutkan ini membuatnya syok. Tadinya Kanya sudah mencoba menerima pernikahan ini dengan ikhlas dan berharap akan bahagia. Namun, ketika mendengar langsung pengakuan Aline, ia merasa sakit. Kanya tidak rela jadi istri kedua. Ia tidak bisa menerima. Hal itu sangat bertentangan dengan prinsip hidupnya.“Kenapa, Kanya? Kamu kenapa terkejut?” ucap Aline ringan melihat wajah pucat Kanya, lalu menyambung perkataannya. “Justru saat ini saya berterimakasih padamu, karena kamu bersedia u

    Last Updated : 2024-12-11

Latest chapter

  • Istri Pesanan CEO   Mereka Jangan Sampai Tahu

    “Kondisi Kanya sudah membaik. Dia sekarang sedang istirahat. Kamu mau ketemu Kanya?” tanya Davva pada Raven yang datang berkunjung pagi itu.Raven tahu akan terkesan tidak etis jika ia mengatakan iya dengan terang-terangan pada suami Kanya, sedangkan sang suami sudah mengatakan keadaan istrinya. Tadinya Raven berharap Kanyalah yang menyambutnya, bukan Davva, jadi ia bisa berjumpa langsung dengan Kanya.“Nggak usah, kalau Kanya sedang istirahat biar dia istirahat dulu. Aku hanya ingin tahu keadaannya.”“Siapa yang datang, Dav?” Kanya tiba-tiba muncul karena merasa penasaran siapa tamu yang ingin bertemu dengannya, sementara Davva masih berada di ruang tamu sejak tadi.Davva dan Raven serentak memandang ke arah Kanya. Raven melempar senyum mengandung kerinduan yang dibalas Kanya dengan anggukan kepala dan lengkungan bibir sekenanya.“Nya, Raven datang karena ingin tahu keadaan kamu.” Davva mewakili Raven bicara.Kanya mengangguk pelan tanpa sepatah kata mampu terlontar dari bibirnya. En

  • Istri Pesanan CEO   Tamu Tak Diundang

    Setelah penyerangan Aline pada Kanya di sekolah anak-anak, Kanya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan pertama.Tadi Aline tidak hanya mencakar muka Kanya dan mencoba mencelakai dengan mencekik Kanya. Tapi perempuan itu juga menampar Kanya berkali-kali hingga Kanya tidak sadarkan diri.Kanya sudah mencoba melawan, tapi usahanya percuma lantaran tubuh Kanya yang begitu mungil sedangkan Aline begitu menjulang. Pertengkaran keduanya mengundang perhatian orang-orang dan sukses membuat kehebohan di tempat itu. Aline langsung diamankan saat itu juga.Raven datang tidak lama setelah pihak sekolah meneleponnya. Sedangkan hingga saat ini Davva masih belum tiba.“Aku minta maaf, Nya. Aku nggak tahu kalau Aline datang ke sini,” kata Raven sambil memandang sedih pada Kanya. Keadaan mantan istrinya itu begitu memprihatinkan. Wajah mulus Kanya penuh dengan gurat-gurat cakaran Aline. Sedangkan lehernya merah oleh bekas cekikan perempuan itu. Jika saja tadi pihak sekolah terlambat

  • Istri Pesanan CEO   Kerusuhan Di Sekolah

    Pagi itu saat terbangun Davva tidak menemukan Kanya berada di sebelahnya. Ya, seperti hari-hari sebelumnya Kanya bangun jauh lebih awal dari Davva lalu menyibukkan diri di ruang belakang.Meskipun sudah ada asisten rumah tangga akan tetapi bagi Kanya urusan perut dan memberi makan anak serta suami sebisa mungkin harus melibatkan tangannya. Kecuali jika ia benar-benar tidak bisa.Bangkit dari tempat tidur, hal pertama yang Davva lakukan adalah mencari keberadaan sang istri.Melangkahkan kakinya ke ruang belakang, dugaan Davva seketika menjadi nyata. Sosok mungil itu terlihat sedang sibuk di depan oven. Davva mendekat dan berdiri tepat di belakang Kanya.“Lagi bikin apa, Nya?” tanyanya pelan tapi ternyata cukup mengagetkan Kanya.Kanya terperanjat dan sontak menoleh ke belakang. “Astaga, Dav, aku pikir siapa.” Kanya memegang dadanya sebagai bentuk bahwa dirinya benar-benar terkejut oleh tindakan suaminya.Davva tersenyum. Mungkin Kanya benar-benar sedang berkonsentrasi sehingga tidak me

  • Istri Pesanan CEO   Hanya Ingin Memelukmu

    Kanya dan Raven serta anak-anak sudah duduk di kursi masing-masing. Mereka mengelilingi sebuah meja persegi.“Ih, kok rasanya nggak enak ya?” celetuk Lavanya saat menjejalkan potongan dimsum ke mulutnya.“Masa?” kata Ray menanggapi.“Kalau nggak percaya nih coba aja sendiri!” Lavanya menggeser wadah makanannya ke arah Ray.“Nggak mau, aku kan nggak suka dimsum.” Ray menolak untuk mencicipinya.“Tuh kan, kamu aja nggak suka, apalagi aku.” Lavanya meletakkan sumpitnya. Ia tidak berniat menghabiskannya dan membiarkannya begitu saja.“Kenapa nggak dihabisin? Kata Papaku itu namanya mubazir. Ayo dong dihabisin.” Monica berkomentar melihat olahan ayam itu masih bersisa banyak.“Siapa kamu sok nasehatin aku?” Alih-alih mendengarkan dan bersikap baik, Lavanya malah menyalak.“Lavanya, nggak boleh gitu. Yang dikatakan Monic benar. Kalau makanan nggak dihabisin namanya mubazir.” Raven menasehati anak angkatnya dengan lembut.“Tapi nggak enak, Pa.” Lavanya menyampaikan alasannya. “Kalau nggak e

  • Istri Pesanan CEO   Bukankah Untuk Bahagia Terkadang Kita Harus Terluka Dulu

    Kanya sedang melihat-lihat isi butik ketika dering ponsel menginterupsinya. Mengeluarkan benda itu dari saku, Kanya mendapati nama Davva tertera di sana. Dengan refleks Kanya menujukan matanya pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata masih pukul sepuluh pagi. Tadinya Kanya berpikir bahwa Davva menelepon untuk mengingatkannya agar jangan lupa menjemput Monica.Tidak ingin membiarkan Davva menunggu lama, Kanya langsung menjawab panggilan tersebut dengan mengusap tanda terima di layar.“Iya, Dav?”“Kamu di mana?”“Di Monique. Tumben nelfon jam segini? Yang semalam masih kupikirin, aku belum ada jawabannya, Dav,” kata Kanya. Ia pikir Davva menanyakan jawabannya mengenai tawaran untuk pindah ke NY. Hingga saat ini Kanya masih memikirkannya dan belum mampu memberi keputusan apapun. Kanya memiliki berbagai pertimbangan dan pikiran-pikiran di kepalanya.“Aku bukan mau nanya itu,” jawab Davva membantah dugaan Kanya. “Cuma lagi pengen dengar suara kamu.”Kanya tersenyum di ba

  • Istri Pesanan CEO   Kecewa

    Kanya mengawali hari dengan mengurus Monica serta menyediakan perlengkapan dan kebutuhan Davva. Mulai dari menyiapkan pakaian kerja Davva, memandikan Monica, memasangkan bajunya hingga memberinya makan.“Coba deh tebak, hari ini siapa yang antar Monic ke sekolah?” tanya Kanya sambil menyisir rambut panjang sang putri kemudian menyatukan setiap helainya dalam satu ikat rambut.“Pasti Papa. Iya kan, Ma?” Kanya mengangguk mengiakan tebakan Monica yang membuat anak itu bersorak senang.“Yeaay!!! Monic sekolah sama Papa. Tapi nanti pulangnya juga sama Papa kan, Ma?” “Mmm, kalau misalnya sama Mama aja gimana? Kan Papa harus kerja. Nanti kalau misalnya Papa lagi nggak kerja baru deh pulangnya sama Papa.”“Tapi nanti Mama jangan telat ya, Ma.”“Enggaak. Mama janji deh. Nanti Mama bakal tepat waktu. Kalau perlu nanti setengah jam sebelum pulang Mama udah nyampe di sekolah Monic,” kata Kanya menjanjikan.“Janji, Ma?” “Iya, Mama janji.” Kanya mengangkat kelingkingnya. Monica ikut melakukan h

  • Istri Pesanan CEO   Take It or Leave It

    Kanya terperanjat. Ia hampir saja menjatuhkan ponsel dari tangannya. Tidak tahu kenapa tiba-tiba Kanya langsung terserang gugup. “Rav, udah dulu ya, udah malam.” Kanya langsung memutus sambungan saat itu juga tanpa menanti jawaban dari Raven.“Happy banget kayaknya sampe ketawa-ketawa. Telfon dari siapa sih?” tanya Davva setelah Kanya meletakkan ponselnya. Tadi saat Davva baru masuk ke kamar ia mendengar Kanya berbicara sambil tertawa. Kanya terkesan begitu gembira. Kanya semakin gugup. Bukan maksudnya untuk berbohong pada Davva, tapi Kanya hanya khawatir jika suaminya itu menanggapi secara berbeda. Kanya tidak ingin Davva menjadi salah kaprah.“Dav, tadi aku telfonan sama Raven.” Kanya akhirnya memilih untuk berterus terang.Davva menyipit. Selama ini setahunya Kanya hampir tidak pernah berkomunikasi dengan lelaki itu. Lalu ketika tiba-tiba mereka kembali berhubungan tentu saja hal tersebut menumbuhkan pertanyaan besar di kepala Davva.“Tumben Raven nelfon kamu? Ada apa?” Davva men

  • Istri Pesanan CEO   Saling Memuji

    “Papaaa!!!”Monica berlari kecil saat melihat Davva begitu keluar dari kelas.Davva mengembangkan senyum, lalu membungkukkan badan sambil merentangkan tangan untuk menyambut sang putri. Begitu Monica sampai tepat di hadapannya, Davva langsung menggendong anak itu.“Udah boleh pulang kan?” tanyanya sambil melabuhkan kecupan lembut di pipi sang putri.“Udah, Pa,” jawab Monica singkat sambil membalas kecupan Davva di pipinya.Sambil tetap menggendong Monica, Davva membawa Monica ke mobilnya yang terparkir di pinggir jalan. Davva sengaja memarkirnya di sana—tidak masuk ke parkiran sekolah, agar nanti keluarnya tidak susah, mengingat begitu banyak kendaraan keluar masuk di area sekolah.Setelah menyeberang jalan dan tiba di mobilnya, Davva memasukkan Monica ke dalam mobil.“Papa, Monic senang deh Papa yang jemput Monic ke sekolah.”“Kan tadi Papa udah janji kalau nanti Papa yang bakalan jemput.” Berhubung Davva berhalangan mengantar Monica ke sekolah, maka sebagai gantinya Davva menjanjika

  • Istri Pesanan CEO   Stres

    Menikah hampir tiga tahun lamanya, Kanya dan Davva sudah melakukan banyak cara dan mengupayakan berbagai hal agar bisa memiliki anak atau keturunan. Terserah mau laki-laki atau pun perempuan. Namun sampai saat ini belum satu pun dari usaha tersebut yang membuahkan hasil, padahal ahli medis menyatakan pada keduanya bahwa mereka berada dalam keadaan sehat. Itulah sebabnya Davva sangat menyayangi Monica. Terlepas dari hal tersebut, perasaan Davva pada Monica tetap tidak akan berubah. Baginya anak sambungnya itu tak ubah statusnya bagai anak kandungnya sendiri.Setelah ucapan Kanya tadi Raven termangu di belakang kemudi. Tatapannya lurus dan terfokus pada jalan raya yang dilaluinya. Akan tetapi pikirannya mengembara jauh. Raven mengira-ngira seperti apa kehidupan Kanya saat ini dengan Davva. Apa mereka bahagia? Apa kehidupan pernikahan mereka harmonis? Dan terutama bagi Davva, apa ia bisa menikmati kehidupannya tanpa memiliki anak dari Kanya tapi malah membesarkan anak orang lain?Sementa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status