Share

Bab 158

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2025-04-05 10:15:01

Menyadari yang dirinya memang sangatlah kekanakan. Merasa puas membuat seorang lelaki lebih kerepotan sebab ulahnya. Namun, tidak menyangka hingga disewa juga seorang lelaki pengawal. Daishin benar-benar sedang repot!

“Lepaslah, aku jalan sendiri. Lebay!” Osara berjalan lebih cepat sambil mengibaskan tangannya.

Kerudung yang lupa tidak dipakai lagi membuat rambutnya berkilau ditimpa cahaya lampu hotel. Pipi yang sudah mulus dan sedikit berisi terus memerah sebab menahan seribu perasaan.

Hingga proses perawatan yang orang teraphist sedang melulur punggung, kedua mata kembali menangis. Posisi nyaman yang membuat merasa sedikit leluasa hingga tumpah ruah air matanya.

Bukan tidak bersyukur dengan apa yang Tuhan telah berikan. Bukan tidak merasa beruntung, mendapat orang tua begitu baik dan sangat berpikir demi kebaikan masa depan serta harga dirinya. Bahkan seorang Papa Handy rela memberikan putranya untuk bertanggung jawab seketika tanpa berpikir panjang. Seharusnya Osara hanya perl
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 159

    Selepas Isya, semua syarat administrasi pernikahan sudah siap. Pernikahan sakral dengan persiapan kecil itu tidak banyak yang akan hadir. Beberapa teman dekat Daishin yang beragama islam serta keluarga sendiri saja yang diundang. Tidak terkecuali keluarga Mama Hana dan Khaisan. Taksi yang ditunggu telah merapat di luar pagar Masjid Changi. Daishin menunggu hingga dua orang keluar dari dalam. Mereka adalah Daehan dan Shanumi. Baru melakukan penerbangan dari bumi Malaysia di Kuala Lumpur ke bumi Jepang di Narita, Tokyo. Daishin dan Daehan saling melempar salam, berjabat tangan dan berangkulan. Tidak menyangka yang beberapa hari lalu mengalami hal gila bersama di negara jiran Malaysia, kini bertemu di negara jiran juga dengan suasana jauh beda. “Pengantin Pengganti-kah kau ini, Shin?” Daehan menggoda bersama Shanumi yang tersenyum dengan ekspresi lucu. Merasa heran dengan jalan pernikahan Daishin yang instant. Bukan hanya dia, bahkan mereka bertiga pun seperti punya nasib tak berbeda.

    Last Updated : 2025-04-05
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 160

    Tahu jika pengawal itu wanita, Osara seketika pergi tanpa basa basi. Ternyata dirinya salah prediksi. Selain pengawal itu kuat sekali, kunci pintu kamarnya lupa tidak dibawa. Sebab telah dia simpan di dalam koper. Mengakui jika dirinya memang konyol dan tidak berpikir panjang sebelumnya. “Kenapa, kamu lupa gak bawa kunci? Pihak hotel sudah kusuruh blokir kunci kamarmu. Kau pikir aku bodoh?” tanya Daishin dingin. Masih berdiri di pintu kamar hingga Osara diseret kembali oleh pengawal sewaannya. Pergilah. Tugasmu hari ini selesai. Besok kembalilah.” Daishin berpesan pada pengawal yang terus mengenakan face mask. Dia mengangguk. “Permisi,” pamitnya kemudian.“Memangnya kita satu kamar? Kamu gak takut dosa?” sambar Osara coba merongrong dengan tidak sabar. “Kamu pikir satu kamar mau ngapain? Apa diam-diam kamu sudah membayangkan akan aku tiduri?” tanya Daishin dingin. Membuat Osara penuh prasangka. Antara memang iya dan kemungkinan kecil tidak. Daishin susah dipercaya! “Bicara itu ya

    Last Updated : 2025-04-06
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 161

    Rasa lapar melilit membuat Osara terjaga dini hari. Mendapati dirinya sudah di ranjang dan aromanya terasa asing, buru-buru bangun dan bangkit berdiri. Meski lampu dimatikan dan suasana gelap. Remang-remang pun masih samar terlihat. Segera disadari bahwa kini di kamar Daishin. Tetapi di mana lelaki pemilik kamar? Tidak mungkin chek in ke kamar lain agar menghindari tidur di kamar yang sama. Bukankah dia kata sedang menghemat? Tapi, Daishin bukanlah pria melarat.... Oh, samar terlihat tubuh panjang membujur di sofa. Jadi Daishin tidur di sana, bukankah semalam justru dirinya yang di sofa?Osara tidak bisa lagi menahan lapar. Lampu tidur dia nyalakan agar lebih terang meskipun temaram. Mencari ponselnya di dalam koper demi membuat pesanan makan. Tidak lupa dia cantumkan nomor kamar dan lantai kamar di posisi terbarunya. Dia melakukannya sendiri, selain enggan merepotkan, segan… juga mulai merasa simpati pada Daishin. Ucapannya semalam bukan sekadar isapan jempol belaka. Saat hal meng

    Last Updated : 2025-04-07
  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 162

    Tok Tok TokDaishin baru saja keluar dari kamar mandi. Hanya dengan memakai handuk baju, segera dibukanya pintu. Hati penuh tanya pun terjawab. “Ma…,” sapanya pada wanita anggun di depan pintu. Segera disalami dan disungkemnya. “Mana calonmu, Shin? Sudah dirias? Kenapa kalian satu kamar?” tanya wanita di depan pintu dengn pandangan menelisik. Tak lain adalah Mama Hana yang selalu baik dan perhatian. Namun, bukan main tegas sikapnya. “Di ruang perawatan dan terapi, Ma. Kami sekamar tapi nggak ngapa-ngapain. Dia suka kabur. Aku pusing.” Daishin berbicara sambil lebih lebar lagi membuka pintu. Memersilakan tamu masuk, tetapi Mama Hana lebih memilih terus berdiri di depan pintu. “Kamu jangan suka maksa-maksa, Shin. Papamu sudah cerita segalanya kenapa kalian disuruh harus nikah. Meski nanti kalo kalian udah sah, dia istrimu, jangan dipaksa ya, Shin. Cukup sekali saja waktu itu kamu maksanya. Kalo kamu ingin making love, usaha dulu, jangan tiba-tiba maksa. Nanti dia kabur lagi. Terus,

    Last Updated : 2025-04-07
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 163

    Mobil keluarga iringan pengantin baru berjajar di depan pagar. Mereka benar benar memantau hingga kedua orang yang baru menikah itu masuk ke dalam rumah. Masih mujur tidak digiring juga ke dalam satu kamar. Keluarga besar Mama Hana dan Papa Handy baru tenang untuk undur diri saat mereka sudah ditelan daun pintu rumah baru. “Sekarang sudah menikah. Papa Handy pun sudah aman. Di hotel saja kau kabur-kabur. Sekarang tinggal di rumah, mungkin lebih mudah untukmu pergi-pergi.” Daishin baru mengunci pintu rumah pemberian papanya. Membiarkan kunci itu menggantung di kusen. Berbicara datar pada Osara dengan sungguh-sungguh. Gadis itu berdiri diam di belakangnya. “Kenapa tidak bilang, Sazlina Hanum sudah menikah, bahkan dengan sepupumu sendiri. Kamu mencintai istri orang?” tanya Osara yang benar-benar ingin tahu. Abai dengan sindiran Daishin. Dalam diam, lelaki itu melewatinya. Menuju sofa dan menghempaskan diri di atasnya. Mengedarkan pandangan pada ruang sekeliling. Terasa lapang dan sega

    Last Updated : 2025-04-08
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 164

    Osara berdebar waswas saat Daishin membawanya masuk kamar. Tetapi, sejurus kemudian terhibur dangan setumpuk kado yang ditunjuk lelaki itu padanya. “Punya siapa?” tanya Osara dengan mata berbinar. Wajah cerahnya terlihat lebih cantik saat berekspresi gembira. Daishin merasa itu adalah moment langka yang terlihat pada gadis itu. “Punya kita lah, Osa,” sahut Daishin sambil berpaling dan memindahkan kado-kado itu ke ranjang. “Ayo lekas kita buka!” seru Daishin. Osara merasa bingung saat pria berbodi atletis itu dengan santai naik ke atas ranjang. Tidak akanlah hanya demi kado-kado dirinya mengikuti. Tetapi rasanya memang penasaran, meskipun pernikahan mereka bukan berdasar suka cita. Setidaknya, menghargai pemberian mereka pun bukan salah. Namun …. “Bukalah sendiri, Shin, kutunggu di luar saja. Jika ada yang sekiranya bagus untukku, berikan padaku!” Osara bicara dan kemudian berbalik. Ingin keluar saja, rasanya kikuk bersama lelaki yang sudah bergelar suami dalam satu kamar. Ha

    Last Updated : 2025-04-08
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 165

    Daishin sudah selesai shalat dzuhur dengan memakai piyama hadiah dari Papa Samuel lewat kadonya. Kini keluar kamar mencari Osara yang memang sudah pergi sejak habis buka kado. “Osara, ngapain kamu?” tegurnya pada perempuan berbaju pengantin yang menjuntai hingga menyapu lantai. Tampak gelisah mondar mandir sambil menggigit kuku jari. “Aku lupa dengan ponselku. Di mana ya?” Osara bertanya dengan ekspresi kebingungan. “Shalatlah dulu. Kalo hilang, nanti kubelikan ponsel baru!” seru Daishin sambil masuk kamar kembali. Menyimpan peci pengantin yang baru dipakainya untuk shalat. “Masalahnya, aku mau beli baju online tercepat. Mukena juga! Semua aku nggak ada! Pinjamin ponselmu!” Osara berseru keras. Berpikir jika ponselnya kemungkinan besar tertinggal di ruang perawatan. “Punyaku habis baterai. Gak bawa charger!” seru Daishin membalasnya. "Nanti habis maghrib saja kita ke rumah ambil hantaran." Daishin juga merasa kesal. Hantaran nikah untuk Osara mulai handuk, baju, hingga muk

    Last Updated : 2025-04-09
  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 166

    Osara masih memegang kuat selimutnya. Melawan Daishin yang coba menarik untuk membuka habis hingga tanggal dari badan. Toh di balik selimut bukannya telanjangg bulat-bulat. Risih sekali melihat gadis itu tertutup oleh balutan selimut sangat rapat. “Apaan sih, kamu, Shin!” Wajah Osara merah padam seketika. Daishin berhasil membajak selimut untuk dicampak ke atas ranjang semula. “Begitu lebih baik. Tenang saja, aku tidak akan lagi memaksa, aku bukan pedofil.” Daishin berbicara sambil berjalan menjauh. Merebahkan keras dirinya di atas ranjang. Melirik Osara yang semakin kebingungan. “Istirahat, Osa, tidur siang sangat bagus untuk memulihkan daya tahan tubuh yang hilang.” Daishin berbicara setenang mungkin. Tidak ingin membuat Osara jadi pergi. Padahal dalam batin bergejolak. Andai terjadi sesuatu lagi antara dirinya dan Osara di malam pengantin ini, dirinya jelas-jelas bukanlah seorang pedofil. Selain umur Osara sudah hampir dua puluh empat yang bahkan hanya terpaut lima tahun

    Last Updated : 2025-04-09

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 213

    “Pa, besok saja aku ke rumah. Kita langsung ke rumah sakit saja. Khawatir jika kemaleman, Mas Ericknya nggak boleh dikunjungi.” Osara beralasan, padahal sangat sadar jika diri lagi-lagi tidak sanggup. Rasanya sungguh berdebar, sesak, dan kepalanya jadi sakit. Jantungnya pun berdetak kencang seperti sedang teriris pisau sangat dalam di ulu hati. Keringat dingin mulai dirasakan keluar dari pori. Namun, kali ini Osara berusaha tenang sekuat daya. Mengambil napas dan istighfar dalam dada. Hingga bayang sedih wajah suaminya perlahan menghilang. “Baiklah, Osa. Jika begitu, Papa akan menemani mengunjungi Erick hingga kamu merasa cukup.” Papa Handy yang semula ingin menitipkan Osara pada sopir, tiba-tiba tidak tega. Khawatir ada apa-apa dengannya. Rumah sakit saat sore cukup ramai oleh pengunjung yang datang membesuk pasien. Membawa beragam buah tangan dan barang lain yang diperlukan selama perawatan. Sebagian menuju resepsionis dan kebanyakan langsung menuju kamar perawatan. Sama hal Pap

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 212

    Osara bersalaman dengan para pelayat sambil duduk atas arahan Mama Hana sebab parasnya sungguh pucat. Menolak saran Shanumi agar menyudahi dan pergi saja ke dalam rumah. Osara merasa justru dengan bersalaman, membuatnya tidak sadar tersenyum. Mengikuti aura para pelayat yang memberinya senyum tulus. Setidaknya mampu menawar pilu yang sedang mengikis di dadanya meskipun sekadar sementara. “Sudah, sudah gak ada lagi. Ayo ke dalam.” Shanumi kembali mengingatkan sebab yang bersalaman sudah pulang semua. Lengang tanpa orang, sebab hampir semua lelaki mengikut ke area pemakaman dengan kendaraan masing-masing. “Benar, ayo masuk ke dalam rumah.” Mama Hana mengangkat kedua bahunya agar semangat berdiri. Osara berjalan menuju pintu yang tengah terbuka lebar. Perasaannya tiba-tiba kembali seperti linglung dan raganya sungguh lunglai. Seolah almarhum suami sedang melambai di dalam dengan raut yang sedih. “Ma….!” Osara menjerit dan menggapai tangan Mama Hana. “Osa, kamu drop lagi?!” Ma

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 211

    Osara merasa begitu bodoh telah sempat terkecoh. Tidak bisa melihat Daishin … tidak ada Mama Hana dan tidak ada Papa Handy untuk membersamainya … mereka justru pulang untuk istirahat. Baru sangat disadari bahwa itu adalah alasan konyol yang didengarnya. “Mbak, sebenarnya perasaanku sangat tidak enak. Kalian berusaha menutupinya, kan? Aku merasa suamiku tidak di rumah sakit lagi…,” ucap Osa penuh maksud. Setelah berbicara, Osara kembali menangis tersedu. Kali ini lebih kencang dan terdengar sangat pilu. Menyadari dugaannya benar, membuat luar biasa sedih dan tidak sanggup berkata-kata lagi. Terlebih, semuanya diam. Tidak satu pun menyanggah atau meyakinkan keberadaan Daishin di rumah sakit yang dalam perawatan. Shanumi terus memeluknya. Sazlina juga sibuk ter sengal, menahan tangis agar tidak keluar deras. Sopir Agung terlihat tegang dan pura-pura tidak mendengar di depan. Melihat ini Osara yakin dugaannya memang benar. Pikirannya sudah blank dan seperti kosong. Daishin sudah p

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 210

    Osara kembali terjaga saat subuh dengan mata sangat sembab. Selain bangun sebab kumandang adzan beesahutan, juga bisik-bisik yang kembali terdengar sayup di samping ranjang. Ternyata masih dengan orang yang sama, Shanumi dan Sazlina sedang berbincang sesuatu dengan suara sangat kecil. “Kalo mau ke mushola pergi saja, Mbak. Gak papa, Kok.” Shanumi menengahi percakapan mereka yang berebut siapa perhlgi shalat subuh dan siapa tinggal dalam kamar. “Baiklah, kamu duluan saja ah, Shan. Aku bersama Osara saja. Oh, kamu ikut jamaah saja. Buruan sana!” Sazlina berkata cepat pada adiknya dengan lembut. “Yelah, Mbak. Aku yang pergi. Osara, aku tinggal dulu, ya….” Shanumi juga tidak ingin membuang waktu. Merasa saran kakaknya boleh juga. Ikut shalat jamaah subuh di Mushola. Lumayan mengurangi luka jiwa yang sedang dirasa. Lagipula mereka lupa tidak membawa mukena ke rumah sakit, jadi akan memakai aset mukena milik mushola. “Mama Hana ke mana, Mbak? Dari aku bangun semalam, gak terlihat

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 209

    Dua lelaki korban parah kecelakaan jalan raya dini hari, sejak dua malam lalu sudah di bawa ke rumah sakit dan sama-sama mendapat perawatan intensif di ruang ICU yang berbeda. Satu orang korban sudah dipindahkan ke ruang perawatan dengan kamar dan pelayanan khusus VIP. Terus di temani oleh orang tua yang baru datang kemarin pagi dari negeri seberang. Cidera retak sekaligus patah tulang membuat pasien tidak bisa beraktivitas apapun untuk sementara. Satu korban lagi masih bertahan dengan kondisi kritis yang parah dan terus tidak sadarkan diri sejak dilarikan dari tempat kejadian perkara ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit hingga ke ruangan Intensive Care Unit (ICU) hingga saat ini. Ditemani oleh seorang pria setengah baya berkulit cerah yang tak lain adalah sang ayah. Sesekali tampak menyeka air yang merembes keluar dari mata tuanya. Sedang di kamar rawat khusus ibu dan anak, seorang perempuan hamil tengah diinfus dan terlihat lemah yang ditemani wanita cantik setengah

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 208

    Mobil besar dengan cat hitam legam berisi dua orang penumpang lelaki termasuk sopir, melaju kencang membelah jalan raya. Meski bukan sepi, tetapi kepadatan pengguna jalan raya di kota buaya menjelang tengah malam, bisa membuat pengemudi lupa diri. “Perlu aku gantikan?” usik Erick merasa resah. Sejak awal, Daishin menolak tawarannya untuk jadi penumpang dan dirinya mengemudi. “Nggak usah, Mas. Lagi bagus nih jalanan. Yang kutahu padat merayap saat siang. Ternyata asyik juga keluar malam.” Daishin menolak. Lelaki calon ayah yang sedang dalam masalah itu kukuh membawa sendiri kendaraannya. Erick pun angkat tangan. Pria dewasa mana bisa dibujuk dan dipaksa.... Mungkin lelaki gagah calon ayah yang sedang dalam masalah itu akan mendapat rasa tenang dan freshing tersendiri dari laju mengemudi. Toh rasanya masih nyaman terkendali. Daishin memang lihai mengemudi kencang. Bahkan jika berlomba adu balab bersamanya juga dengan Daehan dan Khaisan kala ke Jepang, kerap kali Daishin yang menang

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 207

    Dua lelaki keren yang tampan, mapan, gagah, atletis dan sehat tanpa cela itu sedang membuat nasi goreng idaman di dapur mini rumah dinas. Masih pukul sembilan malam tetapi suasana luar di komplek perumahan terasa lengang dan sunyi. Hanya kebisingan dalam rumah yang sedang mereka ciptakan sendirilah pertanda adanya kehidupan di kompleks elite itu. Sebab, penghuni lajangnya sedang ingin membuat eksperimen tiba-tiba. “Bagaimana, Shin?” tanya Erick sambil tersenyum lebar. Berkacak pinggang sebelah tangan sambil membawa pengaduk di tangan sebelah satunya. “Apa kerjamu di bandara?” tanya Daishin di sela mengunyah sesendok nasi gorang yang langsung dia sendok dari wajan penggorengan. Meski tidak pedas, Daishin membuka mulut demi menghilangkan uap sebab panas. Erick makin menahan tawanya. “Jelas di bagian humas. Kan aku sudah pernah bilang, aku lelaki paling good looking di Juanda, jadi diletak di kepala bagian humas. Apa hubungannya, Shin?” tanya Erick berlagak pongah. Kesal, tid

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 206

    Erick sudah duduk di teras rumah dinas saat Daishin tiba. Sengaja tidak pulang ke apartemen sebab hari ini pulang kerja lambat dan besok pun harus pergi kerja lebih cepat. Akan ada kunjungan dari direktur maskapai penerbangan XX di kantornya. Kebetulan juga yang Daishin berkabar akan datang main malam hari. “Assalamu'alaikum!” sapa Daishin setelah keluar dari mobil dan menaiki teras. “Wa'alaikumsalam. Tumben datang malam, Shin?!” sambut Erick. Mengamati lelaki yang tengah berjalan gontai dengan ekspresi tidak secerah biasa saat datang, entah di rumah dinas atau ke apartemen.“Ada yang penting.” Daishin menyahut sambil meletak sebungkus rokok yang sempat dia beli di jalan ke meja di depan Erick. Erick menatapnya. Merasa kali ini ada hal berat sebab Daishin datang malam-malam. Biasanya sore saat mereka sama-sama pulang kerja. Itu pun hampir tidak pernah membawa rokok, sebab kebetulan Erick pun bukanlah perokok aktif. Tetapi bukan menolak merokok. “Apa istrimu aman?” tanya Erick.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 205

    Farida berekspresi waswas dan curiga. Matanya tidak lagi sayu, tetapi melebar dan nanar. Tanda tidak menyangka jika KTP nya diabadikan Daishin dalam ponsel dan wanita itu ternyata sangat tidak rela. Resah jika akan dijadikan apa-apa. Sikap Farida membuat Daishin semakin curiga tetapi hanya menghela napas panjang. Merasa sangat lelah dan tidak guna terus disanggah. “Sebaiknya kamu pergi dan jangan datang datang dulu sebelum mendapat kabar dariku, Farida. Tolong, saling mengertilah terhadap wanita hamil. Sudah jelas jika istri ku pun sedang berperut besar, kan? Sebagai sesama wanita, seharusnya paham dengan perasaan istriku. Apa kau siap kutuntut jika ada apa-apa dengan istriku dan kehamilannya?” tanya Daishin dengan tatapan berapi. Melirik Osara yang seperti tidak peduli. Kini tengah sibuk dengan ponselnya. Ah, apa dia pun juga tidak peduli andai ini benar? Sesaat Daishin justru tidak puas hati dengan sikap Osara yang tampak kelewat tenang. Apa justru terlalu marah, kecewa dan kesal

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status