Share

Bab 141

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2025-03-27 14:17:59

“Beri padaku topeng Zorro!” seru Daishin pada penjaga pintu yang terus menatapnya tanpa kedip. Kode miliknya telah sukses terakses tanpa aral apapun.

Hanya satu masalah besar baginya kini. Ponsel wajib dititip dan dilarang keras membawanya hingga masuk.

“Lekas, beri padaku topeng kupu!” Kali ini Daehan request setelah sukses mengakses kan dirinya di mesin masuk. Bernasib sama dengan Daishin, ponselnya pun kena tahan. Apa boleh buat, dari pada diri tidak lulus masuk, lebih baik tanpa ponsel. Nanti sambil di pikirkan solusinya.

“Tidak ada topeng kupu, sudah sold, Sayang. Tinggal topeng capung, bagaimana hem?” Penjaga bicara dengan gemulai dan mesra. Membuat Daehan mual ingin muntah.

“Oke, capung. Cepat sikitlaaah!” Daehan tak sabar dengan gerak penjaga yang lamban. Seperti sedang mengambil perhatian. Dia sangka mereka sama-sama sehaluan.

“Ni haah. Tak sabar amat lah, Sayang.” Topeng capung sukses didapat Daehan. Tetapi Daishin justru belum diberi topeng Zorro.

“Mana pulak topeng Z
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
mommy can
kek mana mau rekam kak hp nya dititip🫢 tp kan Firas keluar dr club mau ke hotel kan ya bisa dong ambil hp buat rekam...... cemungut nulis nya kak......
goodnovel comment avatar
mommy can
ditunggu double updatenya Kaka ... jgn lama2 ya hihihi makin seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 142

    Daishin keluar dari party room dengan langkah tergesa. Menyusul Daehan yang ternyata macet di ruang petugas jaga. “Mana dia, Mas?” Daishin bertanya setelah menyapukan pandangan. Tidak terlihat Firash sama sekali. Apalagi posangannya.... “Aku ketinggalan, Shin. Gara-gara gayung bego yang rada-rada ini!” Daehan menuding petugas jaga yang matanya terus berkedip-kedip bingung dengan jari tengah. “Shit!” Daishin pun mengumpat setelah menyadari. “Fuck!” Daehan menambahkan umpatan lagi. “Bagi cepat ponselku, Pak Cik!” Seru Daehan tak sabar. Kesal sekali, petugas itu hanya berkedip-kedip dan terus memandangnya. “Tak, tak sudi. Calling dulu aku darling….” Petugas jaga masih sempat-sempatnya menggoda, benar-benar minta jantung. “Tak sudi! Cepatlah, Pak Cik! Kau buat lambat-lambat ni buat apa?!” Daishin yang habis sabar membentak sangat keras. Lelaki penjaga berwajah merah padam itu mungkin jadi gentar. Buru-buru diambil kotak penyimpanan ponsel dari rak penyimpanan. Daish

    Last Updated : 2025-03-27
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 143

    Senyum merekah di bibir merah itu memudar perlahan. Saat membuka kamar tidak dijumpa pemilik nama yang sentiasa tertulis di kepala dan jiwa. Di mana istrinya? Kecewa… tetapi juga resah rasanya. Lebih tidak tenang. Telepon kesayangan istri ada di bawah bantal saat coba ditelepon. Bahkan, beberapa chat yang dia kirimkan terakhir kali dan tidak centang biru dua, memang belum dibuka oleh istri. Ah, ke mana dia? "Ck, bikin khawatir saja. Sudah dipesan jangan rewel dan gak usah ke mana-mana, masih juga bendel!" Daehan mengomel dengan perasaan gelisah. Menuju balkon yang dirinya pun belum sempat menginjaknya. Meski telah malam, namun begitu terang sebab lampu bertebaran. Sepuluh menit menunggu di balkon dengan background hamparan strawberry hijau bertabur buahnya yang seperti titik-titik merah memang sesaat melenakan. Namun, kembali sangat galau sebab yang ditunggu tidak muncul. Sedang ini adalah malam yang membuat Daehan sangat waswas. ______Shanumi yang berniat akan kembali ke kamar

    Last Updated : 2025-03-28
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 144

    Lelaki India yang bertampang garang dan sangar sebab kulitnya yang gelap dengan jambang tebal, ternyata adalah wakil malaikat. Shanumi benar-benar di antar ke lobi tanpa sedikit pun punya modus. Lelaki itu telah berlalu meninggalkan hotel setelah sempat memastikan bahwa Shanumi akan baik-baik saja. Sebab sangat buru-buru, lelaki India itu pun berlalu meski belum ada titik terang. Namun…. “Benar, Kak. Tidak ada nama Tuan Daehan dalam daftar pengunjung.” Petugas resepsionis kembali meyakinkan. “Tapi aku dan suamiku benar-benar menginap di sini. Kami dari Indonesia.” Terang Shanumi penuh harap. “Kebetulan banyak sekali pengunjung dari Negara Indonesia ya, Kak. Saya sudah membacanya dengan teliti. Tidak ada nama dari suami Kakak.” Petugas berbicara lembut tetapi sangat tegas. Shanumi hidak ingin lagi mendebat. Kini menuju sofa dan duduk di sana untuk sekedar melepas lelah. Sambil berpikir keras bagaimana menemukan kamarnya. Juga mengharap Daehan mencari dan menemukannya dengan cepat

    Last Updated : 2025-03-28
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 145

    Daehan telah memindahkan istri ke kamar rawat di klinik hotel. Menunggu dengan tegang yang membuatnya tidak mengantuk sama sekali. Padahal hari sudah larut malam. Selain tegang tidak mengantuk, rasa lapar juga terlupa. Padahal sudah kelewat lama waktu makan. Hanya kabar kejutan dari dokterlah yang membuatnya merasa terus kenyang. Seperti kabar hoax bahwa istrinya telah mulai mengandung calon anaknya. “Shanumi!” Daehan sangat girang saat tiba-tiba kelopak mata istri bergerak-gerak tanda akan siuman. Segera dicium berulang kali kening halusnya itu. Ingin Shanymi segera sadar sepenuhnya. “Mas…!” Shanumi berseru saat matanya benar- benar terbuka, wajah Daehan telah begitu dekat menyapa. Diulurnya kedua tangan dan Daehan pun sigap menyambut. Mereka erat saling berpelulan. Shanumi merasa lega luar biasa. “Alhamdulillah, Shan. Kamu sudah sadar. Bagaimana rasanya? Apa yang sakit? Kenapa sampai pingsan?” tanya Daehan beruntun yang meluah betapa cemas dirinya. “Maaf, ya. Aku sudah kelua

    Last Updated : 2025-03-28
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 146

    Perjalanan dari Genting Highland menuju kota Kuala Lumpur yang menelan waktu hampir dua jam pun berakhir. Daishin sampai di rumah Mama Azizah kembali tepat pukul sebelas malam. Suasana sepi dan lengang itu terkikis dengan pintu rumah yang tiba-tiba terbuka. Osara yang sudah tahu bahwa video bukti berhasil didapat, tentu saja sangat senang dan tidak mungkin pergi tidur. Kini menyambut kedatangan Daishin di teras dengan membukakan pintu rumah. “Assalamu'alaikum.” Daishin melempar salam sebelum melewati Osara di pintu. “Wa'alaikumsam.” Osara menyahut. “Terima kasih ya ….”Osara menjawab salam disusul ucapan terima kasih dengan memandang Daishin sebentar. Kemudian berpaling dan pura-pura akan menutup pintu. Tatapan elang itu membuatnya salah tingkah. Antara lega juga merasa bersalah. “Sebaiknya lekas istirahat saja. Papa Handy dan Mama Azizah baru saja tidur. Mereka sama-sama sedang minum obat. Mama pun tidak enak badan tiba-tiba. Mungkin sedang banyak pikiran. Maaf….” Osara kembali

    Last Updated : 2025-03-29
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 147

    Alarm yang sudah diatur menjelang subuh telah berbunyi nyaring. Menggelitik telinga pemiliknya di atas tempat tidur. Hingga menggeliat dan diam sejenak yang tidak lekas bangun. Termenung di atas bantal hingga bunyi alarm benar-benar terasa memuakkan. Daishin terpaksa bangkit dari kenyamanan dan menghempas kemalasan. Tidak ingin lebih mengulur waktu. Setelah mandi dan tunai subuhnya, segera keluar kamar demi niat menemui papanya. Tidak lupa sambil membawa ponsel. Bahan bukti penyemangatnya pagi ini. “Sudah bangun, Shin? Semalam pulang jam berapa?” tegur papanya di ruang keluarga yang biasa. Daishin sudah menduga, tiap subuh, Papa Handy memang selalu sudah siaga di luar kamar. Biasanya pergi ke halaman untuk jalan sehat keliling atau jalan santai di luar pagar pada jalan utama. Namun, sebab sedang kurang enak bodi, papanya hanya melangkah-langkah pelan di dalam rumah luas ini. Dalam hati, Daishin terus memohon agar papanya segera diberi sehat kembali. “Pulang jam sebelasan, Pa.”

    Last Updated : 2025-03-29
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 148

    Sudah hampir pukul tujuh pagi, tetapi matahari belum terbit di bumi jiran, Malaysia. Maklum, waktu subuh pun tiba sekitar pukul enam pagi. Meski perbedaan waktu hanya 1 jam lebih cepat dengan waktu di Indonesia bagian barat, tetapi perbedaan waktu ini sungguh mencolok. Namun, sebenarnya waktu di Malaysia ini memberi kemudahan kepada seluruh warga. Khususnya bagi muslim. Kenapa? Tentu jatuh waktu begini lebih membuat ringan. Bisa bangun pagi sekalian shalat subuh sambung pergi kerja. Sebab, waktu efektif kerja pun dimulai pukul tujuh pagi. Berbeda tantangan dengan di Indonesia bagian barat. Serba nanggung rasanya, subuh pukul empat lebih, sedang waktu efektif kerja pukul tujuh. Habis subuh tidur dulu. Alhasil bangun tidur kepala jadinya pening! Apa kamu pun begitu? Namun, ada waktu di Indonesia yang bersamaan dengan waktu di Malaysia. Yakni di wilayah Waktu Indonesia bagian Tengah. Tidak ada selisih waktu dengan di Malaysia! Osara turun tangga dengan penampilan yang sudah rapi da

    Last Updated : 2025-03-30
  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 149

    Sebab ucapan Firash, Papa Handy seperti sedang kebakaran jenggot. Sangat tidak terima dan menganggap tuduhan itu hanyalah alibi Firash yang mengada-ngada. “Jangan ucap fitnah secara ceroboh demi menutup aibmu sendiri, Firash.” Papa Handy bicara dengan nafas yang seolah hanya sampai di tekak. Terlalu marah hingga susah berkata-kata. Napasnya pun memburu tiba-tiba. “Siapa yang berkata fitnah, Om? Ha ha ha, aib anak orang di seberang benua sebesar gajah. Aib anak sendiri di lubang hidung tak terendus. Pandai sangat ya Osara kau?!” ucap Firash tampak puas dengan senyum lebarnya pada Osara. Lelah menatap marah pada Firash, kini tatapan Papa Handy bergeser pada Osara. Anak angkat yang sedang diperjuangkannya itu justru menunduk dengan tangisan. Seketika tatapan Papa Handy berubah nyalang sebab perasaannya tiba-tiba tidak enak. Bukan marah, menyangkal atau mengumpat tidak terima, tetapi Osara justru menangis. Ah, respon macam apa itu?! Papa Handy merasa harus terbiasa menghadapi Osara.

    Last Updated : 2025-03-30

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 149

    Sebab ucapan Firash, Papa Handy seperti sedang kebakaran jenggot. Sangat tidak terima dan menganggap tuduhan itu hanyalah alibi Firash yang mengada-ngada. “Jangan ucap fitnah secara ceroboh demi menutup aibmu sendiri, Firash.” Papa Handy bicara dengan nafas yang seolah hanya sampai di tekak. Terlalu marah hingga susah berkata-kata. Napasnya pun memburu tiba-tiba. “Siapa yang berkata fitnah, Om? Ha ha ha, aib anak orang di seberang benua sebesar gajah. Aib anak sendiri di lubang hidung tak terendus. Pandai sangat ya Osara kau?!” ucap Firash tampak puas dengan senyum lebarnya pada Osara. Lelah menatap marah pada Firash, kini tatapan Papa Handy bergeser pada Osara. Anak angkat yang sedang diperjuangkannya itu justru menunduk dengan tangisan. Seketika tatapan Papa Handy berubah nyalang sebab perasaannya tiba-tiba tidak enak. Bukan marah, menyangkal atau mengumpat tidak terima, tetapi Osara justru menangis. Ah, respon macam apa itu?! Papa Handy merasa harus terbiasa menghadapi Osara.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 148

    Sudah hampir pukul tujuh pagi, tetapi matahari belum terbit di bumi jiran, Malaysia. Maklum, waktu subuh pun tiba sekitar pukul enam pagi. Meski perbedaan waktu hanya 1 jam lebih cepat dengan waktu di Indonesia bagian barat, tetapi perbedaan waktu ini sungguh mencolok. Namun, sebenarnya waktu di Malaysia ini memberi kemudahan kepada seluruh warga. Khususnya bagi muslim. Kenapa? Tentu jatuh waktu begini lebih membuat ringan. Bisa bangun pagi sekalian shalat subuh sambung pergi kerja. Sebab, waktu efektif kerja pun dimulai pukul tujuh pagi. Berbeda tantangan dengan di Indonesia bagian barat. Serba nanggung rasanya, subuh pukul empat lebih, sedang waktu efektif kerja pukul tujuh. Habis subuh tidur dulu. Alhasil bangun tidur kepala jadinya pening! Apa kamu pun begitu? Namun, ada waktu di Indonesia yang bersamaan dengan waktu di Malaysia. Yakni di wilayah Waktu Indonesia bagian Tengah. Tidak ada selisih waktu dengan di Malaysia! Osara turun tangga dengan penampilan yang sudah rapi da

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 147

    Alarm yang sudah diatur menjelang subuh telah berbunyi nyaring. Menggelitik telinga pemiliknya di atas tempat tidur. Hingga menggeliat dan diam sejenak yang tidak lekas bangun. Termenung di atas bantal hingga bunyi alarm benar-benar terasa memuakkan. Daishin terpaksa bangkit dari kenyamanan dan menghempas kemalasan. Tidak ingin lebih mengulur waktu. Setelah mandi dan tunai subuhnya, segera keluar kamar demi niat menemui papanya. Tidak lupa sambil membawa ponsel. Bahan bukti penyemangatnya pagi ini. “Sudah bangun, Shin? Semalam pulang jam berapa?” tegur papanya di ruang keluarga yang biasa. Daishin sudah menduga, tiap subuh, Papa Handy memang selalu sudah siaga di luar kamar. Biasanya pergi ke halaman untuk jalan sehat keliling atau jalan santai di luar pagar pada jalan utama. Namun, sebab sedang kurang enak bodi, papanya hanya melangkah-langkah pelan di dalam rumah luas ini. Dalam hati, Daishin terus memohon agar papanya segera diberi sehat kembali. “Pulang jam sebelasan, Pa.”

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 146

    Perjalanan dari Genting Highland menuju kota Kuala Lumpur yang menelan waktu hampir dua jam pun berakhir. Daishin sampai di rumah Mama Azizah kembali tepat pukul sebelas malam. Suasana sepi dan lengang itu terkikis dengan pintu rumah yang tiba-tiba terbuka. Osara yang sudah tahu bahwa video bukti berhasil didapat, tentu saja sangat senang dan tidak mungkin pergi tidur. Kini menyambut kedatangan Daishin di teras dengan membukakan pintu rumah. “Assalamu'alaikum.” Daishin melempar salam sebelum melewati Osara di pintu. “Wa'alaikumsam.” Osara menyahut. “Terima kasih ya ….”Osara menjawab salam disusul ucapan terima kasih dengan memandang Daishin sebentar. Kemudian berpaling dan pura-pura akan menutup pintu. Tatapan elang itu membuatnya salah tingkah. Antara lega juga merasa bersalah. “Sebaiknya lekas istirahat saja. Papa Handy dan Mama Azizah baru saja tidur. Mereka sama-sama sedang minum obat. Mama pun tidak enak badan tiba-tiba. Mungkin sedang banyak pikiran. Maaf….” Osara kembali

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 145

    Daehan telah memindahkan istri ke kamar rawat di klinik hotel. Menunggu dengan tegang yang membuatnya tidak mengantuk sama sekali. Padahal hari sudah larut malam. Selain tegang tidak mengantuk, rasa lapar juga terlupa. Padahal sudah kelewat lama waktu makan. Hanya kabar kejutan dari dokterlah yang membuatnya merasa terus kenyang. Seperti kabar hoax bahwa istrinya telah mulai mengandung calon anaknya. “Shanumi!” Daehan sangat girang saat tiba-tiba kelopak mata istri bergerak-gerak tanda akan siuman. Segera dicium berulang kali kening halusnya itu. Ingin Shanymi segera sadar sepenuhnya. “Mas…!” Shanumi berseru saat matanya benar- benar terbuka, wajah Daehan telah begitu dekat menyapa. Diulurnya kedua tangan dan Daehan pun sigap menyambut. Mereka erat saling berpelulan. Shanumi merasa lega luar biasa. “Alhamdulillah, Shan. Kamu sudah sadar. Bagaimana rasanya? Apa yang sakit? Kenapa sampai pingsan?” tanya Daehan beruntun yang meluah betapa cemas dirinya. “Maaf, ya. Aku sudah kelua

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 144

    Lelaki India yang bertampang garang dan sangar sebab kulitnya yang gelap dengan jambang tebal, ternyata adalah wakil malaikat. Shanumi benar-benar di antar ke lobi tanpa sedikit pun punya modus. Lelaki itu telah berlalu meninggalkan hotel setelah sempat memastikan bahwa Shanumi akan baik-baik saja. Sebab sangat buru-buru, lelaki India itu pun berlalu meski belum ada titik terang. Namun…. “Benar, Kak. Tidak ada nama Tuan Daehan dalam daftar pengunjung.” Petugas resepsionis kembali meyakinkan. “Tapi aku dan suamiku benar-benar menginap di sini. Kami dari Indonesia.” Terang Shanumi penuh harap. “Kebetulan banyak sekali pengunjung dari Negara Indonesia ya, Kak. Saya sudah membacanya dengan teliti. Tidak ada nama dari suami Kakak.” Petugas berbicara lembut tetapi sangat tegas. Shanumi hidak ingin lagi mendebat. Kini menuju sofa dan duduk di sana untuk sekedar melepas lelah. Sambil berpikir keras bagaimana menemukan kamarnya. Juga mengharap Daehan mencari dan menemukannya dengan cepat

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 143

    Senyum merekah di bibir merah itu memudar perlahan. Saat membuka kamar tidak dijumpa pemilik nama yang sentiasa tertulis di kepala dan jiwa. Di mana istrinya? Kecewa… tetapi juga resah rasanya. Lebih tidak tenang. Telepon kesayangan istri ada di bawah bantal saat coba ditelepon. Bahkan, beberapa chat yang dia kirimkan terakhir kali dan tidak centang biru dua, memang belum dibuka oleh istri. Ah, ke mana dia? "Ck, bikin khawatir saja. Sudah dipesan jangan rewel dan gak usah ke mana-mana, masih juga bendel!" Daehan mengomel dengan perasaan gelisah. Menuju balkon yang dirinya pun belum sempat menginjaknya. Meski telah malam, namun begitu terang sebab lampu bertebaran. Sepuluh menit menunggu di balkon dengan background hamparan strawberry hijau bertabur buahnya yang seperti titik-titik merah memang sesaat melenakan. Namun, kembali sangat galau sebab yang ditunggu tidak muncul. Sedang ini adalah malam yang membuat Daehan sangat waswas. ______Shanumi yang berniat akan kembali ke kamar

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 142

    Daishin keluar dari party room dengan langkah tergesa. Menyusul Daehan yang ternyata macet di ruang petugas jaga. “Mana dia, Mas?” Daishin bertanya setelah menyapukan pandangan. Tidak terlihat Firash sama sekali. Apalagi posangannya.... “Aku ketinggalan, Shin. Gara-gara gayung bego yang rada-rada ini!” Daehan menuding petugas jaga yang matanya terus berkedip-kedip bingung dengan jari tengah. “Shit!” Daishin pun mengumpat setelah menyadari. “Fuck!” Daehan menambahkan umpatan lagi. “Bagi cepat ponselku, Pak Cik!” Seru Daehan tak sabar. Kesal sekali, petugas itu hanya berkedip-kedip dan terus memandangnya. “Tak, tak sudi. Calling dulu aku darling….” Petugas jaga masih sempat-sempatnya menggoda, benar-benar minta jantung. “Tak sudi! Cepatlah, Pak Cik! Kau buat lambat-lambat ni buat apa?!” Daishin yang habis sabar membentak sangat keras. Lelaki penjaga berwajah merah padam itu mungkin jadi gentar. Buru-buru diambil kotak penyimpanan ponsel dari rak penyimpanan. Daish

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 141

    “Beri padaku topeng Zorro!” seru Daishin pada penjaga pintu yang terus menatapnya tanpa kedip. Kode miliknya telah sukses terakses tanpa aral apapun. Hanya satu masalah besar baginya kini. Ponsel wajib dititip dan dilarang keras membawanya hingga masuk. “Lekas, beri padaku topeng kupu!” Kali ini Daehan request setelah sukses mengakses kan dirinya di mesin masuk. Bernasib sama dengan Daishin, ponselnya pun kena tahan. Apa boleh buat, dari pada diri tidak lulus masuk, lebih baik tanpa ponsel. Nanti sambil di pikirkan solusinya. “Tidak ada topeng kupu, sudah sold, Sayang. Tinggal topeng capung, bagaimana hem?” Penjaga bicara dengan gemulai dan mesra. Membuat Daehan mual ingin muntah. “Oke, capung. Cepat sikitlaaah!” Daehan tak sabar dengan gerak penjaga yang lamban. Seperti sedang mengambil perhatian. Dia sangka mereka sama-sama sehaluan. “Ni haah. Tak sabar amat lah, Sayang.” Topeng capung sukses didapat Daehan. Tetapi Daishin justru belum diberi topeng Zorro. “Mana pulak topeng Z

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status