Share

Bab 15. Melamar

Author: Faiz bellzz
last update Last Updated: 2023-02-11 18:17:54

Dodi terkekeh mendengar Bara yang sudah tidak sabar. Karena tidak ingin membuang waktu, pria paruh baya itu mengajak Bara untuk berdiskusi. Tentu Bara tidak akan menolak.

Sementara Indah hanya bisa menggeleng pelan. Perempuan itu memilih masuk ke kamarnya. "Aku harap ini yang terbaik."

Ketika Indah baru saja membuka kerudungnya, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Sosok Mega berjalan menghampiri. Membuat Indah yang akan rebahan mengurungkan niatnya.

"Bunda," ucap Indah.

Mega tersenyum tipis lalu duduk di samping Indah. Ia mengusap paha Indah dengan sayang. "Apa kamu sudah yakin dengan pilihanmu, Indah?"

"Hemm, iya." Indah menjawab ragu.

"Bagaimana dengan Dirga?"

Raut wajah Indah berubah sendu. Dirga--sosok yang sedang ia tunggu. Hanya saja, Indah tidak mungkin terus menunggu sesuatu yang tidak pasti.

Lagi pula Indah menerima Bara karena ingin menolong. Iya, karena permintaan Dona dan Roki yang membuat Indah mempertimbangkan menerima Bara. Meski begitu, Indah berharap pernikahan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 16. Kenangan indah

    [Indah, besok enggak usah kerja. Aku sama Mama, Papa mau ke rumah buat lamar kamu.] Sebuah pesan yang Indah terima dari Bara saat ia akan tertidur--membuatnya mengurungkan niat. Indah gelisah membaca pesan tersebut. Entah kenapa hatinya menjadi tidak tenang dan Indah merasa ragu dengan keputusannya. "Ada apa ini? Kenapa perasaanku enggak enak?" Indah bergumam sambil bangkit dari tidurannya. Dalam hati Indah terus meyakinkan jika keputusannya sudah tepat. [Indah, kenapa cuman dibaca doang pesannya?] Kembali Bara mengirim pesan. Indah hanya membacanya saja. Jelas hal itu membuat Bara yang ada di sudut kamarnya heran."Apa Indah baik-baik aja?" gumam Bara sambil menatap layar ponselnya. Tanpa pikir panjang Bara langsung menghubungi Indah. "Ayo angkat, Indah." Sementara Indah yang dihubungi Bara hanya menatap layar ponselnya dengan perasaan gamang. Ragu-ragu Indah menerima panggilan telepon tersebut. "Halo, assalamu'alaikum, Pak." "Indah, kenapa pesanku cuman dibaca aja?" "Pak,

    Last Updated : 2023-02-12
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 16. CCTV

    Satu minggu--waktu yang disepakati kedua belah pihak setelah pertemuan dua hari yang lalu. Meski perdebatan sedikit menghiasi karena Bara merasa tidak terima jika harus menikah dalam jangka waktu yang katanya lama. Akhirnya pria itu mau menerima setelah diberi pengertian. "Indah, beneran kamu bakal nikah sama Pak Bara?" Indah yang sedang berjalan di koridor kantor pun harus mendapatkan pertanyaan dari temannya--Rosi yang langsung menariknya untuk bicara berdua. Memang setelah Indah menjadi sekretaris Bara--Ia menjadi tidak memiliki banyak waktu bersama Rosi. Hal itu karena Bara yang selalu menempel kepada Indah. Beruntungnya kali ini Rosi memiliki kesempatan karena Indah tanpa sengaja melihat Indah berjalan seorang diri. "Iya," jawab Indah apa adanya. Rasanya tidak ada lagi yang perlu Indah sembunyikan tentang hubungannya dengan Bara. Bagaimanapun Bara terlalu terang-terangan. Lagi pula pernikahan sudah berada di depan mata. "What? Jadi bener ya gosip tentang kamu yang mau nikah?

    Last Updated : 2023-02-13
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 17. Ayang

    "Indah, kenapa kamu diam aja?" tanya Bara ketika mereka baru saja selesai rapat. Bara terus menganggu Indah yang kini sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya. "Indah, ayolah. Kenapa kamu jadi pendiam setelah tadi siang?" Indah menghela napas lalu menyimpan pensil yang ia pegang. Kepalanya mendongak--menatap Bara yang ada di atasnya. "Saya kesal karena Bapak pake mata-matai saya." "Ya gimana ... habisnya kamu enggak ada kabar. Bilangnya sebentar ternyata lama, aku enggak punya pilihan." Jawaban Bara yang sama sekali tidak merasa bersalah membuat Indah mendesah. Rasanya percuma saja jika dirinya terus membahas. Sementara Bara sendiri malah biasa saja. Akhirnya Indah memilih tidak memperpanjang. "Bapak tidak akan ke ruangan? Sebentar lagi masuk jam pulang. Apa Bapak berniat lembur?" Dengan cepat Bara menggeleng. "Tentu saja enggak! Kamu lupa kalau kita akan menikah? Jadi aku harus simpan stamina buat lembur sama kamu." Wajah Indah langsung berubah merah karena Bara mengatakan yang

    Last Updated : 2023-02-14
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 18. Sah

    "Indah, kamu cantik sekali." Mega menatap kagum putrinya yang kini dalam balutan kabaya putih. Indah tersenyum mendengar pujian dari ibunya. "Terima kasih, Bun." "Bunda enggak nyangka, sebentar lagi kamu akan menikah dengan Bara. Kamu bukan lagi tanggung jawab Bunda sama Ayah, Indah." Tanpa mengatakan apa pun, Indah langsung berhambur memeluk Mega. Rasa haru bercampur sedih Indah rasakan sekarang. Ia ingin menangis, tetapi sudah diwanti-wanti oleh tukang rias untuk tidak melakukannya. Mega segera membalas pelukan Indah. Wanita paruh baya itu mengusap punggung ringkih anaknya dengan lembut. Untuk beberapa saat mereka saling berpelukan, sampai akhirnya seseorang meminta Indah untuk segera ke tempat ijab kabul. "Ayo, Indah, ijab kobul sebentar lagi di mulai." "Iya, Bun." Kedua wanita beda usia itu keluar dari kamar hotel lalu melangkah menuju balroom yang sudah disulap menjadi tempat ijab kobul yang sakral. Begitu tiba Indah langsung disuruh duduk di samping Bara yang sejak tadi s

    Last Updated : 2023-02-15
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 19. Canggung

    Bara menuntun Indah yang berjalan sedikit kaku. "Aku gendong ya?" "Tidak perlu, Pak. Saya bisa sendiri," tolak Indah membuat Bara mendengus."Tadi udah sepakat buat panggil aku dengan sebutan 'Mas', terus kenapa sekarang balik lagi jadi Bapak?" Bara protes--merasa tidak suka dengan Indah yang terus mengulangi kesalahan yang sama dalam memanggil namanya. Indah menyengir kuda---merasa bersalah. "Lupa terus, Mas.""Masih muda udah pelupa!" cetus Bara sambil terus menuntun Indah. Tiba di kamar pengantin, Bara langsung meminta Indah untuk duduk di sofa. Tidak ada penolakan dari Indah--karena memang ia sudah merasa pegal sejak tadi menyambut tamu yang begitu banyak. Indah terkesiap ketika tiba-tiba Bara berjongkong di hadapannya. "Ma-mas mau apa?" tanya Indah tergagap. "Mau buka sepatu kamu." Saat Bara akan menyentuh kaki Indah, dengan cepat Indah menarik kakinya. Sehingga Bara belum sempat menyentuhnya. Jelas tindakan itu membuat Bara langsung mendongak--menatap Indah dengan satu a

    Last Updated : 2023-02-16
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 20. Bayangan

    "Sini, biar aku bantu." Bara mencoba mengalihkan pembahasan."Enggak mau jawab masalah yang tadi, Mas?"Dengan cepat menggeleng. "Sekarang belum waktunya, mending aku bantu kamu buka kerudungnya." "Iya, Mas." Indah merasa heran, tetapi ia memilih untuk memperpanjang.Perempuan itu berdiri lalu melangkah menuju meja rias. Ia duduk di depan cermin dan mulai membuka peniti yang tersemat di kerudungnya. Bara tidak tinggal diam--ia langsung mengikuti Indah dan melakukan hal yang sama."Kenapa banyak sekali jarum? Kalau sampai jarumnya nyakitin kamu gimana?" Bara protes, tetapi Indah hanya membalas dengan senyuman.Cukup lama hanya untuk membuka kerudung, sampai akhirnya mereka selesai. Bara tertegun ketika melihat surai hitam kelam milik Indah yang tergulung. Sehingga menampilkan leher jenjang Indah. Tanpa sadar Bara menelan ludahnya kasar. "Em ... Mas, mau Mas dulu atau aku dulu yang bersih-bersih?" tanya Indah membuyarkan lamunan mesum Bara. "Ah, katanya perempuan kalau mandi lama. Ja

    Last Updated : 2023-02-17
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 21. Malam pertama

    Indah tidak bisa mengelak ketika Bara daratkan bibirnya tadi. Kini, jarak keduanya sedikit menjauh karena Bara mundur agar bisa melihat wajah Indah yang cantik. Sorot mata Bara sangat sayu--menatap Indah dengan dalam. "Indah, bolehkah aku melakukannya sekarang?" Pertanyaan itu membuat Indah gugup. Sungguh, Indah tidak pernah membayangkan jika Bara akan secepat itu meminta. Indah sebagai istri tentu tidak bisa menolak keinginan suaminya. Sehingga dengan perlahan Indah mengangguk. Membuat mata Bara berbinar saat melihatnya. "Aku janji akan melakukannya dengan hati-hati." Setelah mengatakan itu, Bara mulai melakukan tugasnya. Sementara Indah hanya pasrah menerima. Sesekali Indah membalas perbuatan Bara dengan ragu. *** "Indah!" Pagi-pagi Bara sudah memanggil Indah. Pria itu kaget ketika bangun tidur dan tidak menemukan Indah di sisinya. Segera Bara turun dari ranjang. Hanya dengan menggunakan celana pendek Bara mencari Indah. Pria itu membuka pintu kamar mandi. Namun, tidak menem

    Last Updated : 2023-02-18
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 22. Kaku

    "Pagi, Ma, Pa," sapa Bara ketika mereka baru saja tiba di restoran untuk sarapan. "Pagi juga, gimana malam kalian?" tanya Dona sambil mengerlingkan mata kepada Bara dan Indah. Indah menunduk dalam--menyembunyikan wajahnya yang merona. Sementara Bara tersenyum lebar ketika mengingat kejadian semalam. "Menyenangkan, Ma!" Sontak ucapan Bara mengundang Dona dan Roki untuk tertawa. Mereka merasa jika Bara terlalu terang-terangan. Sangat berbeda dengan Indah. "Bara, kamu pasti menikmatinya?" Roki bukannya berhenti, tetapi malah semakin gencar menggoda anaknya. Terang saja, tindakan itu membuat Roki mengaduh karena Dona tiba-tiba mencubit pinggangnya. Roki menoleh ke arah Dona. "Sakit, Ma!" "Habisnya, Papa enggak liat wajah Indah udah merah banget?" Pertanyaan Dona membuat Bara dan Roki melihat ke arah Indah. "Indah, kenapa malu seperti itu? Kita udah bisa bebas melakukannya," ujar Bara. Dona dan Roki menggeleng. "Bara, udah. Lebih baik kamu ajak Indah duduk, dia pasti lapar." Mende

    Last Updated : 2023-02-19

Latest chapter

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 111. Maafkan aku

    “Mohon maaf, Pak, tapi keinginan Anda tidak bisa saya lakukan,” ujar Dokter Kristi yang membuat Bara murka.“Kenapa tidak bisa? Bukankah teknologi semakin maju!” “Itu karena akan membahayakan janin dan ibunya, Pak. Terlebih dengan kondisi Nona Indah yang kurang baik.” Dokter Kristi mencoba memberi pengertian agar Bara tidak memaksakan kehendak.“Aku tidak peduli! Lakukan atau karirmu hancur,” cetus Bara membuat Dokter Kristi ketakutan.Bagaimanapun bagi Bara akan mudah menghancurkan karirnya. “Pak, tolong pertimbangkan kembali,” ujarnya mulai goyah. “Tidak, keputusanku sudah bulat!”Mendengar perdebatan suaminya dengan Dokter Kristi membuat Indah kecewa. Perempuan yang sejak tadi hanya diam itu bangkit membuat Bara dan Dokter Kristi langsung menoleh ke arahnya. “Mau ke mana kamu?” tanya Bara.“Sudah cukup, Mas. Kalau memang kamu tidak mempercayai aku hamil anakmu tidak apa-apa. Anggap saja aku memang melakukan seperti apa yang kamu pikirkan, Mas.” Terang saja ucapan Indah memancing

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 110. Buktikan!

    Berita tentang Mawar dan Zulfi yang dibawa oleh polisi sudah menyebar di kalangan karyawan dan kolega bisnis Bara, termasuk kedua orang tuanya. Karena itulah kini Bara dimintai Roki untuk datang ke rumahnya.“Apa yang sebenarnya terjadi? Coba jelaskan,” pinta Riko dan Diana.Tidak langsung menjawab, Bara lantas mengembuskan napas dengan kasar terlebih dahulu. “Sebenarnya ingatanku sudah kembali,” ujar Bara membuat kedua orang tuanya kaget bukan main.“Jadi kamu sudah mengingat semuanya, Bara?”“Iya, Mam.” “Lalu kenapa tidak menceritakannya kepada kami?” Roki menuntut penjelasan lebih.“Karena aku ingin mengungkap lebih dulu pelaku dibalik kecelakaan yang kualami.”“Artinya kamu kembali bersama Mawar itu juga bagian dari rencana?” “Iya, Pap.” Bara mengangguk membenarkan membuat Roki mengusap wajahnya kasar. “Kamu keterlaluan, Bara!”Bentakan dari Roki membuat Bara terkejut. Ia pikir pria paruh baya itu akan senang karena ingatannya sudah kembali.“Keterlaluan bagaimana?” “Kamu sud

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 109. Tangkap dia

    Bara pulang dalam keadaan mabuk parah, membuat Indah yang sedang terlelap tersentak ketika tiba-tiba Bara menjatuhkan diri di sampingnya. “Mas, Bara,” ucap Indah lantas bangkit.Bau menyengat yang menguar dari tubuh Bara membuat Indah mual. Meski begitu, Indah tetap membantu Bara melepaskan sepatu juga jas yang masih melekat di tubuh tegap suaminya. “Kenapa senang sekali minum minuman terlarang?” gumam Indah.*** Mata setajam elang itu mengerjap beberapa kali hingga akhirnya dibuka dengan sempurna. Bara mengedarkan pandangannya dan mendapati jika dirinya sudah berada di kamar. Ia bangkit sambil memegang kepalanya yang terasa pening. “Mas, Bara,” ucap Indah yang baru saja masuk kamar.Bara lantas menoleh sebentar lalu membuang muka ketika ingatannya kembali pada saat kemarin ia mendapati Indah di mushola bersama Dirga. “Kau, dari mana kemarin?” tanyanya.Pria itu sudah tidak tahan lagi dengan praduganya selama ini. Pria itu menatap Indah nyalang. Membuat Indah menelan ludahnya kasar

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 108. Di balik wajah lugu

    Bara mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, menyalip kendaraan lain yang sekiranya menghalangi jalan bagi dirinya. Pria itu bahkan mengabaikan protes yang dilakukan oleh pengguna jalan lain. Tidak peduli klaksonan atau pun umpatan yang terdengar. Dalam pikirannya ia hanya ingin melampiaskan kekesalannya karena Indah dengan tega melakukan hal tercela di kantor dengan pria lain. Sungguh, pria itu tidak menyangka jika Indah sampai hati melakukan hal tersebut. Padahal ia pernah berpikir jika perempuan yang menjadi penyelamat hidupnya merupakan perempuan baik-baik. “Haha … hahaha ….” Pria itu tertawa seperti kesetanan. Ia merasa bodoh karena berhasil dibodohi oleh wajah polos Indah. Ternyata di balik wajah lugu Indah tersimpan sebuah kenyataan yang membuat Bara tidak habis pikir. Bagaimana bisa? Hanya itu yang ada dalam benak Bara sekarang. Pertanyaan mengenai Indah yang bisa-bisanya malah melakukan hal seperti itu terus berputar di pikiran Bara. Sampai pria itu tidak sadar ji

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 107. Kejam

    Bara yang berjalan tergesa tentu menjadi pusat perhatian semua orang. Meski begitu tidak ada yang berani bertanya atau sekedar menyapa. Semuanya memilih menyingkir–memberikan jalan untuk pria tersebut. Sampai akhirnya Bara tiba di ruangannya. Dengan keras ia membuka pintu kemudian menutupnya kembali. Sehingga Mawar yang berniat masuk untuk menyusul pun mengurungkan niat kala ia akan masuk, tetapi pintu dengan keras tertutup. Wanita itu hanya mampu berdiri mematung sambil memegang dadanya dengan kedua tangan. Sementara matanya melebar dengan napas yang terengah akibat berlari menyusul Bara. Dengan kasar ia mendengus kemudian berbalik–berniat ke meja kerjanya. Namun, Mawar malah dikagetkan dengan kehadiran Zulfi yang sudah ada di belakangnya entah sejak kapan. “Sepertinya ada hal penting yang sedang dilakukan Pak Bara,” ujar Zulfi yang dibalas delikan oleh Mawar. “Hemm, aku tau! Tapi entah apa itu. Bisakah kamu menyeledikinya?” Permintaan itu ditanggapi Zulfi dengan mengangkat satu

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 106. Sean

    Tiba di rumah Indah lantas turun dari mobil setelah membayar ongkosnya. Perempuan itu berjalan dengan langkah gontai menuju gerbang yang menjulang tinggi. Tidak perlu banyak bicara, penjaga rumah pun sudah mengetahui jika Indah adalah nyonya di rumah tersebut. Sehingga dengan sedikit keheranan karena tidak biasanya Indah pulang sangat cepat pun membukakan gerbang. “Siang, Nyonya,” sapa Pak satpam yang berjaga. Dengan seulas senyum yang sangat tipis Indah membalas sapaan satpam tersebut. Bukan karena ia tidak ramah, tetapi ia yang lelah membuat Indah ingin segera tiba di kamar. Setelahnya Indah masuk rumah kemudian menaiki anak tangga untuk tiba di kamar.Begitu tiba, Indah membuka kerudung yang sejak tadi menutupi kepalanya. Lantas setelahnya ia merebahkan diri di atas ranjang. Meringkuk sambil menutup tubuhnya dengan selimut. Sementara di tempat lain, Bara sedang melakukan pertemuan dengan lawan bisnisnya di salah satu restoran. Mereka melakukannya di sana sekalian untuk makan sia

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 105. Biodata perusahaan

    Raut wajah Dirga nampak khawatir ketika melihat Indah yang malah melamun. Meski terkejut dan sedikit tidak terima karena perempuan yang ia cintai mengandung anak dari pria lain, tetapi Dirga tetap mengkhawatir andai sesuatu terjadi dengan calon anak Indah. “Apakah kandungannya baik-baik saja?” Pertanyaan itu membuat Indah tersenyum miris. Ia berharap pria yang menanyakan hal itu adalah Bara, bukan Dirga. Namun, ia sadar diri karena Bara belum mengetahui kehamilannya.Lagi pula andai tahu, apakah Bara akan menerimanya? Atau sebaliknya, dan menuduh dirinya yang tidak-tidak karena pernah mendapati sebuah foto yang memperlihatkan dirinya dengan seorang pria pada malam hari. Yang tidak lain adalah Dirga. “Kandungannya baik-baik aja, Mas. Enggak ada yang perlu dikhawatirkan,” jawab Indah dengan seulas senyum untuk menyembunyikan kerisauan dalam dirinya. Mendengar jawaban Indah seharusnya membuat Dirga bisa bernapas lega, tetapi pria itu malah semakin khawatir lantaran melihat dari ekspr

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 104. Istirahat total

    Tiba di rumah sakit Indah diarahkan oleh Dirga untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu di bagian resepsionis. Baru setelahnya mereka menunggu di depan ruang dokter kandung. Agak heran bagi Dirga karena Indah malah memilih dokter kandungan dan bukan dokter umum.“Mas, Kayaknya aku masih lama, apa enggak sebaiknya Mas kembali ke kantor? Aku yakin Ibu Santi sekarang sedang mencari-cari, Mas.” Indah merasa tidak enak lantaran Dirga malah menemaninya di rumah sakit, sedangkan pekerjaan pria itu diabaikan begitu saja. “Enggak masalah, Indah. Aku di sini aja temani kamu,” ujar Dirga yang kukuh ingin menemani Indah. “Tapi–” “Udah, kamu enggak maksa. Di sini aku yang mau, jadi enggak perlu enggak enak.” Dirga dengan cepat menyela ucapan Indah. Sehingga Indah tidak dapat melanjutkan kalimatnya.Karena Indah sedang merasa lemas dan kesakitan, sehingga ia memilih untuk diam dan tidak lagi banyak bicara. Perempuan itu memilih mencoba menghilangkan rasa sakit, meski rasanya mustahil. Sementara D

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 103. Modus

    Selama pertemuan berlangsung di salah satu restoran Bara tidak bisa fokus karena dalam benaknya terus berputar nama Indah yang tidak dapat ia liat di ruangan. Rasanya ingin segera menyelesaikan pertemuan. Namun, sayangnya hal itu tidak bisa dilakukan karena ini merupakan pertemuan penting yang tidak semua orang bisa dapatkan.Semetara di tempat lain, Indah nampak meringkuk di mushola sambil memeluk perutnya yang sakit. Tadi saat perempuan itu ke ruangannya, ia meminta izin kepada Santi untuk beristirahat terlebih dahulu di mushola karena perutnya yang melilit. Tentu saja Santi yang melihat wajah pucat Indah pun memilih membiarkan. “Indah, apa baik-baik saja?” Dirga yang merasa khawatir memilih menyusul Indah untuk memastikan keadaan tambatan hatinya.Perlahan Indah yang memejamkan mata, tetapi tidak tertidur pun membuka matanya. Nampak manik yang biasanya memancarkan keindahan kini terlihat sangat sayu, membuat semua orang yang melihatnya akan merasa iba. “Iya, Mas,” sahutnya pelan.

DMCA.com Protection Status