Siska menatap wajah tampan suaminya Erik, tubuh pria dua istri itu, masih terpasang alat-alat medis serta oksigen yang membantu pernafasan nya. kondisi Erik masih terbaring koma, meskipun sudah mendapatkan donor darah yang cocok untuk dirinya. tapi belum juga menunjukkan hasil yang memuaskan. hanya detak jantung dan denyut nadi lah yang menandakan jika dia masih hidup.
Siska tidak sanggup menyaksikan kondisi suami nya itu, sebisa mungkin dia mencoba untuk tetap kuat, demi suami dan anaknya Kasandra, Siska merasa cobaan hidup tidak pernah berhenti menghampiri nya, baru merasakan bahagia karena kehadiran Erik kembali, sekarang dia juga harus menyaksikan suaminya itu kembali kesakitan, diam terbaring dan dibantu selang-selang untuk bertahan hidup."Mas Erik, bangun lah...sayang, aku tidak sanggup melihat kondisi mu yang seperti ini mas hick...hick, aku tidak ingin kehilanganmu lagi, cukup sudah aku menderita kehilanganmu selama ini, ingat mas, aku dan anak kita sangat m" Aku dimana?""Siska, Kasandra. kalian dimana?"Erik mersa asing dengan keberadaan nya sekarang, dia kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang terlihat serba putih. timbul berbagai pertanyaan bermunculan di kepalanya. dia mengucek-ngucek matanya, untuk memastikan penglihatannya sekarang."Ini bukan ruangan, melainkan alam terbuka. namum semua terlihat banyak warna putih? Siapa aku dan aku dimana sekarang?" Erik kebingungan, dia berjalan seperti orang linglung, tempat sunyi mencekam, tidak ada seorang pun yang ditemui nya. seketika dia berteriak kencang, memegangi kepalanya yang terasa amat sakit saat mencoba mengingat-ingat tentang siapa dirinya termasuk tentang keberadaan nya sekarang."Tenangkan dirimu nak.""Ibu."Seorang perempuan tua, berbaju putih dan terlihat sudah dimakan usia tersenyum kearah Erik, dia mendekati menghampiri Erik ."Ibu, aku merindukanmu." ucap Erik terbata-bata. dengan
Rama terbangun dari tidur indahnya diperlukan Luna." Cantik, aku akan masak menu spesial untukmu pagi ini. kamu harus banyak makan dan nutrisi tubuhmu harus tetap terjaga, aku tidak mau terjadi sesuatu yang buruk terhadap mu, sayang. mengingat ditempat ini hanya ada kita berdua." bisik Rama mencium kedua pipi Luna yang masih tertidur.Perlahan Rama bangkit, membersihkan tubuh nya, setelah itu dia langsung menuju lantai bawah. pria tampan itu, mulai sibuk berkutat di dapur, dia berniat menyiapkan menu sarapan untuk dirinya dan Luna. mengingat hanya mereka berdua saja didalam villa yang terdapat di pulau terpencil ini."Sebaiknya, aku masak makanan yang mudah dan ngak ribet untuk membuatnya." Rama mulai memotong sayuran dan menyiapkan bahan-bahan lainnya." Syukurlah, dia sudah pergi kebawah." Gumam Luna, yang sebenarnya hanya berpura-pura tidur. perlahan dia turun dari ranjang begitu melihat Rama sudah tidak ada dikamar, Luna yang su
" Aku harus bisa tersadar kembali, anak dan istri ku sangat membutuhkan aku sekarang."Erik berusaha untuk menggerakkan anggota tubuhnya, Erik tiba-tiba merasakan basah dibagian pipinya, terkena air mata Siska yang menangis menungguinya yang belum juga sadarkan diri."Kasihan istri ku menderita dengan kondisi ku yang seperti ini, aku harus berjuang untuk sembuh." Gumam Erik sambil terus berusaha untuk menggerakkan anggota tubuh nya yang lain." Siska, sayang aku akan berusaha agar bisa merengkuh tubuhku kembali."Siska langsung membulat kan Mata sambil tersenyum bahagia begitu melihat tangan Erik yang bergerak, diiringi anggota tubuh nya yang lain. nampak laki-laki itu berusaha untuk mengumpulkan kesadaran nya kembali."Mas...Mas Erik, bangunlah suamiku sayang." ucap Siska, yang langsung memencet tombol otomatis yang langsung terhubung dengan ruangan dokter dan meja perawat yang jaga."Mas Erik suamiku...kamu sudah sadar sayang."Erik s
Beberapa hari sempat dirawat dirumah sakit pusat, dokter pun mengatakan jika Erik benar-benar sembuh. dia pun sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah mereka yang dulu." Aku senang sekali mas, kamu sudah diperbolehkan pulang oleh dokter" ujar Siska mulai beres-beres perlengkapan mereka untuk segera pulang." Iya sayang, aku juga sudah merasa bosan dirumah sakit ini.""Hati-hati mas."Siska membantu memapah tubuh Erik berjalan pelan, masuk kedalam mobil yang telah menunggu mereka di depan pintu masuk rumah sakit.Siska duduk dikursi belakang, sebelah tangannya bergelayut manja di lengan suami tercinta. senyum tidak pernah dlepas dari pasangan berbahagia ini. meskipun pencarian terhadap kasus penganiayaan dirinya masih tetap dilanjutkan, namun mereka masih kesulitan melacak keberadaan Luna yang ikut terlibat.Meskipun kondisi nya sudah dinyatakan pulih, namun Erik masih belum bisa menerima sepenuhnya perbuatan mereka. bagaimana pu
Luna sudah mulai menerima keadaannya, dan belajar untuk mencintai Rama kembali, karena selama beberapa bulan bersama Rama di pulau terpencil, mau tidak mau membuat kenangan masa lalu mereka kembali terulang. melihat kesungguhan dan kekuatan cinta Rama, berangsur-angsur membuat hati Luna luluh."Bicaralah Luna, Kenapa kamu lebih banyak diam?"" Jika seandainya kita kembali pulang kerumah kita yang dulu, apa aku bisa bebas keluar rumah?""Tidak Luna, di luar sana sangat berbahaya bagimu, saat ini status kita menjadi buronan polisi. karena Erik pasti sudah melapor kejadian di apartemen duku, dan dia juga mempunyai seseorang yang sangat berkuasa dibelakang nya, namanya Reno." terang Rama."Ya Tuhan, aku tidak mau dipenjara. kalau itu benar terjadi, apa yang harus aku lakukan sekarang? aku bahkan tidak bisa leluasa keluar didepan umum." Gumam Luna sedih menyesali perbuatannya, dan tindakan nya yang salah selama ini."Sebaiknya, kita harus bertindak ce
Dua bulan berlalu selepas pernikahan sederhana itu, Luna lebih sering menghabiskan waktu di Rumah saja, fokus dengan kehidupan nya yang baru, mengurus suaminya, Rama. dan juga mulai belajar menjadi istri yang baik.Pagi ini seperti biasa dia mengantarkan suaminya sampai teras utama, karena Rama sudah siap untuk berangkat ke kantor." Sayang, kamu sakit?"" Nggak kok mas."Rama mengerutkan keningnya melihat wajah sang istri yang terlihat pucat lesu dan tidak bergairah seperti biasanya."Luna, sayang apa kamu sakit ?" ulang Rama memastikan kembali.Bahkan seandainya Rama, langsung meletakkan punggung tangannya di kening sang istri, namun suhu tubuh Luna biasa saja."Mas, aku nggak apa-apa kok, nggak usah cemas karena dirumah ada pelayan dan juga mama yang akan menjaga aku." Luna tersenyum sambil mencium tangan Rama yang akan berangkat."Ya sudah, kalau apa apa segera hubungi mas ya." ucap ram
Waktu terus berjalan, kehidupan Mayang dan Reno sangat bahagia, begitu juga dengan pasangan Siska dan juga Erik. bahkan sekarang Mayang kembali hamil untuk yang dua kakinya.Semula, Reno tercekat sambil terdiam, dia masih tidak percaya membaca hasil pemeriksaan kesehatan sang istri tercinta, Mayang, tanpa sadar kertas putih itu jatuh kelantai. sementara Mayang tersenyum melihat ekspresi yang ditujukan oleh sang suami tampan nya itu."Sayang, jadi kamu Benaran hamil lagi?""Iya mas, calon anak kita yang ke tiga, dikemukakan kedua." Mayang memegangi pipi suaminya, meyakinkan jika ucapannya benar."Alhamdulillah....ini benar-benar anugerah terindah dalam hidupku, semoga anakku kelak menjadi anak yang Sholeh dan Soleha. dan aku harap mereka terlahir kembar lagi." Reno langsung menarik tubuh istrinya kedalam pelukannya, dia sangat bahagia. tanpa sadar air mata haru dan bahagia menitik membasahi pipi Reno." Apa mas kamu pengen anak kita kembar lagi?"
Dari kejauhan orang tua Luna menangkap sosok menantunya yang mondar-mandir di depan ruang UGD. setelah mendekat mereka berjalan ke arah Rama yang menunduk sedih."Yang sabar ya nak, kami juga sama sedihnya seperti kamu, putri kami satu-satunya terbaring tidak berdaya, tanpa kami bisa menolong rasa sakit yang dia rasakan sekarang." ucap mama."Sebaiknya kita bantu Luna dengan doa, semoga dia bisa melewati masa kritis nya." ucap mama lagi, mengusap air mata yang lolos di kedua pipinyaRama hanya mengangguk pelan membalas ucapan mereka, tatapannya Kosong kedepan. pikiran nya masih teringat saat sebelum Luna dipindahkan ke ruangan UGD. Luna saat itu sempat kejang-kejang dan kembali pendarahan.Rama berdiri dan berjalan seperti orang linglung, sang mama mengikuti langkah kakinya dari belakang. nampak Rama memasuki musholla Rumah Sakit setelah berwudhu dia sholat dengan khusyuk.Rama mengangkat kedua tangannya yang bergetar menahan tangis."Ya All