Sejak Ferdy dan Chelsea duduk, ada 2 lukisan dan 2 porselen yang dilelang dalam waktu kurang dari setengah jam. Chelsea tetap tidak bersemangat. Sewaktu melihat Johanna mengangkat papan untuk membeli sebuah vas bunga, Chelsea baru mengangkat papan 3 kali. Chelsea tidak tertarik dengan vas bunga, dia hanya ingin menaikkan harga.Hari ini, Chelsea kebetulan bertemu dengan Johanna dan Shania. Bukannya Chelsea akan menyia-nyiakan kesempatan kalau tidak mencari masalah dengan mereka? Saat acara pelelangan hampir berakhir, barang lelang terakhir pun dikeluarkan. Barang itu adalah mangkuk tembikar ungu dari Dinasti Morida.Chelsea menyipitkan mata dan berkomentar, "Barang ini lumayan bagus, seharusnya harga awalnya sekitar 6 miliar."Setelah Chelsea selesai bicara, pembawa acara di atas panggung mengumumkan harga awal dengan suara lantang. Harganya sesuai dengan dugaan Chelsea. Ferdy yang terkejut melirik Chelsea sekilas dan bertanya, "Kamu pernah menelitinya?""Aku tahu sedikit," jawab Chels
Di ruang kerja lantai 3, Darwin belum melihat hadiah yang dibawa Ferdy. Dia mengajak Ferdy bermain catur terlebih dahulu. Darwin membiarkan Chelsea membantu Ferdy karena Ferdy tidak bisa melihat. Ferdy hanya perlu memberi tahu Chelsea bagaimana menjalankan buah catur.Kala ini, situasinya sangat tegang. Chelsea yang berada di samping juga menonton permainan mereka dengan serius. Ini adalah pertama kalinya Chelsea bertemu Darwin. Dibandingkan Peter yang sombong, Darwin sangat berwibawa.Walaupun berusia 80 tahun dan rambutnya sudah memutih, Darwin tetap terlihat energik dan tidak kelihatan tua. Chelsea melirik Darwin sesekali, dia sedang mencari kesempatan untuk membujuk Darwin.Tiba-tiba, Peter membuka pintu dan di belakangnya ada Shania dan kedua orang tuanya. Peter berucap, "Kakek malah mengabaikan para tamu dan bersembunyi di ruang kerja untuk bermain catur dengan Pak Ferdy."Darwin yang sedang merenung merasa jengkel dengan Peter yang mengganggunya. Darwin melambaikan tangannya unt
"Aku hanya bicara jujur, mana ada maksud lain?" ujar Chelsea sembari melipat kedua tangan di dada. Dia tersenyum dan melanjutkan, "Kenapa? Nona Shania mau menebeng aku?""Nggak!" sanggah Shania. Namun, sebenarnya dia merasa sangat gugup karena ketahuan.Shania menegaskan, "Memangnya kamu siapa? Kalau bukan karena pria buta itu, kamu bahkan nggak bisa masuk ke kediaman Keluarga Amelia!"Shania mengangkat dagunya dan melanjutkan, "Lagi pula, aku ini tunangannya Kak Peter. Untuk apa menebeng kamu? Dasar nggak tahu malu!""Tadi, kalau nggak salah dengar, Pak Darwin hanya mengakuimu sebagai pacar Peter, 'kan? Kenapa kamu bilang statusmu itu tunangannya Peter? Siapa sebenarnya yang nggak tahu malu?" ujar Chelsea.Chelsea baru saja menyindir Shania, tetapi Shania langsung berang. Shania hendak menampar Chelsea. Namun, respons Chelsea sangat cepat. Dia langsung mencengkeram pergelangan tangan Shania.Shania yang kesakitan berteriak, "Lepaskan aku ....""Aku memang bisa masuk ke acara ulang tah
Darwin mengernyit. Dia melirik Johanna dengan ekspresi jijik, lalu berkata dengan lantang, "Kenapa masih bengong? Cepat suruh orang antar Nona Shania ke rumah sakit!"Kemudian, Darwin menendang Peter dan membentak, "Urus pacarmu!"Peter menggendong Shania. Sebelum pergi, Peter menatap Chelsea sekilas. Sekujur tubuh Chelsea basah kuyup, gaun sutranya menempel di tubuhnya yang berlekuk. Chelsea yang bersandar di pelukan Ferdy tampak sangat lemah, rambut Chelsea menutupi wajahnya sehingga ekspresinya tidak terlihat jelas.Namun ... Chelsea kelihatan sangat kasihan. Ferdy yang menyadari tatapan Peter merangkul Chelsea lebih erat untuk melindunginya. Chelsea merasa bersyukur karena Ferdy menangani masalah ini dengan sempurna, mereka berdua sangat kompak. Chelsea sama sekali tidak menyadari Ferdy dan Peter sedang bersitegang.Peter pergi dengan membawa beberapa pengawal, Radi dan Johanna juga mengikutinya. Wanita yang seumuran dengan Johanna itu bertanya, "Nona, wajahmu pucat sekali. Apa kam
Sebaliknya, Ferdy sangat tenang. Dia merapikan kerah kemejanya sembari berucap, "Akhir-akhir ini, efek pengobatannya lumayan baik."Mendengar ini, Chelsea bertambah senang. Dia segera menarik lengan Ferdy dan memeriksa denyut nadinya. Keadaan Ferdy memang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Chelsea sendiri juga tidak menyangka Ferdy akan sembuh secepat ini! "Sejak kapan kamu menyadari hal ini?" tanya Chelsea. Ketika menanyakan ini, Chelsea seketika teringat bahwa Ferdy juga menyadari luka yang ada di tangan Chelsea saat berada di ruang ganti. Jadi ... apakah Ferdy sudah bisa melihat? Mereka berdua memang sudah pernah melakukan hubungan suami istri, tetapi selama ini Chelsea selalu mengira bahwa Ferdy masih buta. Oleh sebab itu, Chelsea tidak merasakan tekanan batin. Saat ini, kepala Chelsea seketika berdengung dan terasa panas begitu memikirkan bahwa seluruh tubuhnya telah dilihat oleh Ferdy. Sementara itu, Ferdy sama sekali tidak memberikan respons. Harus diakui bahwa bentuk badan
Saat ini, fajar baru saja menyingsing. Shania yang terbaring di ranjang rumah sakit perlahan bangun dan mendapati ibunya yang sedang tidur di samping.Usai menenangkan diri, Shania baru mengingat apa yang telah terjadi. Perkataan Peter lagi-lagi menusuk hatinya bak pisau. Air matanya langsung mengalir dalam sekejap.Mendengar suara tangisan, Johanna pun membuka mata. Begitu melihat putrinya menangis, dia langsung bertanya dengan khawatir, "Shania, kamu kenapa? Apa kamu merasa nggak nyaman?"Shania hanya menggeleng, lalu berkata sambil terisak-isak, "Ma, aku nggak mau menikah dengan Peter lagi. Dia sama sekali nggak mencintaiku. Aku nggak mau ...."Sebelum Shania menyelesaikan perkataannya, dia telah ditampar. Johanna sendiri juga terkejut. Dengan tangan yang masih terangkat, dia yang kebingungan pun bertanya, "Bagaimana bisa kamu mengatakan hal seperti itu? Demi membuatmu menikah dengan Peter, kita sudah berkorban begitu banyak!"Melihat Shania yang diam dan terisak-isak, Johanna seger
Setelah mandi, Chelsea pergi ke kamar Ferdy. Ketika hendak mengetuk pintu, tangannya malah terhenti di udara. Saat ini, Ferdy sudah bisa melihat .... Kalau begitu, bukankah paras jeleknya akan makin jelas di mata Ferdy?Chelsea belum pernah merasa khawatir tentang penampilannya, tetapi dia malah merasa ragu-ragu sekarang. Bagaimana jika Ferdy merasa terganggu oleh keberadaannya? Bukankah nantinya dia akan dipersulit? Demi dirinya sendiri, juga demi mata Ferdy yang baru pulih, Chelsea merasa bahwa dia harus mengurangi interaksi dengan pria itu.Setelah kembali ke kamarnya, Chelsea menulis di notes tempel untuk menjelaskan tentang panggilan dari Darwin, sekaligus berterima kasih kepada Ferdy karena telah membawanya ke pesta ulang tahun semalam. Usai memasang notes tempel itu di pintu kamar Ferdy, Chelsea pun berangkat ke Soraya Jewelry dengan suasana hati yang gembira.Sore harinya, Jimmy datang dengan membawa kontrak. Pria itu merasa menyesal atas perilakunya sebelumnya. Dia berulang ka
Sandy menjelaskan, "Ibunya Ferdy adalah Nona Muda Keluarga Amelia, juga putri kesayangan Pak Darwin. Tapi, setelah menikah dengan Keluarga Milano, dia malah kehilangan nyawa karena persalinan sulit.""Walaupun kematiannya nggak ada hubungan dengan Keluarga Milano, Pak Darwin sama sekali nggak mau tahu. Dia membawa pergi Ferdy secara paksa dan melampiaskan semua amarahnya ke adikku ini. Saat itu, Ferdy pasti sangat menderita. Setelah dia kembali ke rumah Keluarga Milano, kami bahkan nggak bisa mengenalinya," lanjut Sandy.Chelsea sangat terkejut. Perkataan Sandy terus terngiang di benaknya. Itu sebabnya, Chelsea masih agak linglung setelah pulang ke Harbourside Villa. Awalnya, dia mengira bahwa Ferdy hanya sekalian mengajaknya untuk pergi menghadiri pesta ulang tahun Darwin.Kini, Chelsea baru tahu betapa sulitnya bagi Ferdy untuk mengambil langkah tersebut. Kenapa pria itu bersedia melakukan ini deminya?Tanpa sadar, Chelsea pun berjalan ke depan pintu kamar Ferdy. Dia masih linglung s
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me