Masih ada waktu setengah bulan sebelum resepsi pernikahan diadakan.Pada hari ini, saat Sonia sedang mencoba gaun pengantin yang baru saja diimpor dari luar negeri, dia pun mendengar kabar kerja sama Hannah dengan Soraya Jewelry.Saking marahnya, Sonia juga tidak ingin mengetes gaun pengantin lagi. Dia langsung mendorong pelayan yang hendak membantunya mencoba gaun. “Aku nggak ada suasana hati untuk mencobanya sekarang.”Kebetulan, Vera memasuki ruang ganti dan kedengaran ucapan itu.“Kenapa kamu malah marah-marah? Apa pelayan toko ini nggak melayanimu dengan baik?”Ketika mendengar suara Vera, Sonia langsung menoleh. “Mama.”“Masih terlalu cepat untuk memanggilku seperti itu. Kamu juga masih belum menikah sama Sandy.”Vera duduk di sofa, lalu mengisyaratkan pelayan untuk meninggalkan ruangan.Saat hanya tersisa mereka berdua di dalam ruangan, Vera baru mengangkat kepalanya untuk menatap Sonia. “Aku nggak tahu apa yang kamu lakukan hingga Sandy bersedia untuk menikahimu, bahkan rela me
Acara resepsi pernikahan Sandy diadakan dengan sangat meriah.Meskipun sebenarnya Sandy tidak bersedia untuk menikah, dia tetap harus menjamu para tamu dengan tersenyum, lalu bersandiwara memamerkan kemesraan mereka berdua.Pengantin saling bertukar cincin di atas pentas. Kemudian, terdengar suara tepuk tangan meriah dari bawah pentas.Setelah upacara pernikahan selesai, Sonia telah resmi menjadi bagian dari Keluarga Milano. Dia pun mendapat doa restu dari banyak orang.“Selamat, semoga kalian cepat punya momongan!”“Pak Sandy beruntung kali. Coba lihat betapa cantiknya Bu Sonia!”“…”Sonia pun membalas dengan tersenyum. Saking seringnya dia tersenyum, senyumannya pun sudah terasa kaku. Kemudian, Sonia mencari alasan mengganti gaunnya untuk kembali ke ruangannya.Gaun pengantin yang dikenakan Sonia sangat berat. Begitu memasuki ruangan, Sonia merasa capek hingga tidak ingin bergerak lagi. Dengan bantuan pelayan, dia pun berhasil melepaskan gaun yang berat itu.Setelah mengganti gaun ma
Tatapan Sandy tanpa sadar berhenti pada diri Chelsea. Jika dibandingkan dengan pengantinnya, keindahan Chelsea memang tiada taranya. Sandy pun sempat merasa iri ketika melihat Ferdy di sisinya.Dalam sesaat, Sandy langsung menunjukkan senyuman hangat. “Ferdy, aku sungguh gembira kamu bisa datang.”“Hari ini hari pernikahan Kak Sandy. Mana mungkin aku nggak datang?” Ferdy tersenyum. “Ada banyak gosip di luar sana yang mengatakan hubungan kita berdua nggak akur. Kalau aku nggak datang, bukannya berita itu akan menjadi kenyataan?” Ferdy merendahkan nada bicaranya. “Nanti yang ada Kak Sandy merasa gembira, kemudian aku yang ketiban sial.”Sandy tertegun sejenak, lalu menunjukkan senyum paksa di wajahnya.Chelsea berlagak sedang penasaran. Dia melirik sekeliling. “Kenapa aku nggak melihat pengantinmu? Dia bisa mengundangku juga karena menganggapku sebagai adiknya. Sekarang kenapa dia malah nggak menjamuku?”“Dia lagi istirahat di ruangannya.” Raut wajah Sandy masih tidak berubah. “Sebentar
Setelah layar proyektor dimatikan, suara Sonia pun terputus.Sandy yang merasa gusar itu langsung kepikiran dengan sosok Ferdy. Dia segera melangkah ke hadapan Ferdy, langsung menamparnya. Ferdy yang ditampar itu terhuyung-huyung menabrak tumpukan gelas champagne di sampingnya, alhasil gelas pun jatuh dan hancur berkeping-keping di atas lantai. Bahkan, pakaian Ferdy juga basah sekarang.Ferdy mengangkat tangannya untuk mengusap bekas darah di ujung bibirnya, lalu melihat ke sisi Sandy. “Kak, apa maksudmu?”“Kamu! Pasti kamu yang memfitnahku!” Ketika melihat Sandy kembali melangkah maju, Chelsea langsung maju untuk mengadang di hadapan Ferdy.Chelsea menatap Sandy dengan dingin. “Pak Sandy, kamu kira dengan mengalihkan perhatian orang-orang, kamu pun akan terbebas dari tindak kriminalmu?”“Kamu ….” Sandy menggertakkan giginya. “Kalian sekomplotan!”Chelsea pun tersenyum. “Semua tamu di tempat juga sudah mendengar apa yang diucapkan istrimu tadi. Bisa-bisanya kamu malah memfitnah kami?”
Tak lama kemudian, pengawal pun menyadari keberadaan Sonia. Mereka langsung membawanya ke ruang tamu. Kain yang menutupi mata Sonia dilepaskan. Saat cahaya lampu menyilaukan matanya, sebuah tamparan dilayangkan ke wajah Sonia. Aroma darah tercium di bagian mulutnya!Tanpa menunggu respons dari Sonia, Sandy melangkahinya, lalu duduk di atas tubuhnya. Kali ini, dia kembali melayangkan tamparan dengan sadisnya!“Dasar wanita jalang! Berani-beraninya kamu mengkhianatiku!”“Dasar jalang! Tamatlah riwayatmu!”Suara caci maki tak berhenti terdengar. Bahkan, dapat terdengar aura membunuh dari nada bicara Sandy.Sonia yang dipukul pun merasa bingung. Telinganya tak berhenti berdengung. Ketika Damian maju untuk menahan tangan Sandy, Sonia baru memiliki kesempatan untuk bernapas. “Jangan pukul lagi! Apa kamu ingin membunuhnya? Sekarang dia itu istrimu. Kamu ….”“Istri?”Sandy mengibas tangan Damian, lalu menunjuk wajah Sonia. “Dia sudah mengkhianatiku, sekarang dia malah ingin menjadi istriku?
Di dalam kamar, setelah pelayan mengoleskan obat di cedera Sonia, Vera memberi isyarat mata kepada mereka untuk meninggalkan ruangan.Seiring pintu kamar ditutup, hanya tersisa mereka berdua di dalam kamar. Kali ini, Vera baru bertanya dengan wajah serius, “Apa benar kamu sudah hamil?”“Emm.” Sonia mengangguk. “Aku ada hasil pemeriksaan di rumah sakit. Kalau kamu butuh, aku ….”“Nggak usah,” sela Vera, kemudian berkata dengan nada ketus, “Seharusnya kamu juga nggak bakal berani menggunakan hal seperti itu untuk membohongi kami.”Lima tahun lalu, Vera memaksa Mandy untuk menggugurkan anak Sandy. Sekarang, Vera juga sudah sampai ke usianya menjadi nenek.Ketika melihat Sandy masih belum memiliki pemikiran untuk beristri apalagi beranak, Vera sungguh menyesali keputusannya waktu itu. Sekarang, Sandy sudah menikah dan istrinya sedang mengandung. Jika Sandy bercerai dengan Sonia, entah kapan Vera bisa menjadi seorang nenek.Kepikiran hal ini, Vera mendengus dingin. “Kamu cukup beruntung, ma
Melalui pertimbangan para petinggi dan juga pemegang saham, Ferdy berhasil menduduki posisi presdir Milano Group kembali.Rapat telah berakhir. Setelah semua orang membubarkan diri, Yunita baru bertanya, “Apa rencanamu sekarang? Apa kamu ingin meminta pihak kepolisian untuk mengusut kembali masalah Pak Sandy? Apa kamu ingin menggugatnya?”Ferdy memandang ke luar jendela. Entah apa yang dipikirkannya. Beberapa saat kemudian, dia baru bersuara, “Sepertinya Kakek nggak ingin melihat akhir seperti ini.”Kening Yunita spontan berkerut. “Apa kamu ingin melepaskan Pak Sandy begitu saja? Itu sama saja kamu melepaskan orang jahat.”Sebenarnya Yunita juga tidak bersedia melihat pertengkaran di antara kedua saudara. Namun kali ini, Sandy yang mengalami pukulan berat itu pasti akan memendam rasa benci di hatinya. Jika Sandy dibiarkan begitu saja, bisa jadi dia akan memendam rencana baru lagi.Ferdy tahu apa yang dikhawatirkan Yunita. Hanya saja, dia tidak tahu semua yang terjadi ini adalah jebaka
“Maksudku, Sonia nggak mengkhianatimu. Video itu kelihatannya seperti sedang siaran langsung, tapi kenyataannya adalah hasil editan. Teknik orang itu sangat hebat. Jadi, nggak ada yang bisa menyadari ada editan dalam video itu.”Nada bicara Malcolm sangat datar. “Tapi, meskipun kamu membuktikan bahwa rekaman itu palsu, reaksimu di dalam acara malam hari itu sudah menyatakan segalanya.”“Apa?” Sandy merasa syok. “Itu … bukannya itu ….”Saat ini, ketika kepikiran dengan ucapan Sonia waktu itu, akhirnya Sandy pun mengerti! Rencana mereka bisa berhasil karena mereka memanfaatkan rasa bersalah di hati Sandy dan juga rasa tidak percaya Sandy terhadap Sonia!“Rendahan!” Sandy sungguh gusar. Dia menggebrak meja dengan kuat. Raut wajahnya kelihatan sangat muram.Malcolm melihat Sandy dengan tatapan risi. Hanya saja, jika Sandy lebih berwaspada lagi, dia pasti akan menyadari bahwa gerakan mulut Sonia berbeda dengan apa yang dikatakannya. Sayangnya, semua sudah terlambat.Kali ini, Sandy sudah ka