Tatapan Sandy tanpa sadar berhenti pada diri Chelsea. Jika dibandingkan dengan pengantinnya, keindahan Chelsea memang tiada taranya. Sandy pun sempat merasa iri ketika melihat Ferdy di sisinya.Dalam sesaat, Sandy langsung menunjukkan senyuman hangat. “Ferdy, aku sungguh gembira kamu bisa datang.”“Hari ini hari pernikahan Kak Sandy. Mana mungkin aku nggak datang?” Ferdy tersenyum. “Ada banyak gosip di luar sana yang mengatakan hubungan kita berdua nggak akur. Kalau aku nggak datang, bukannya berita itu akan menjadi kenyataan?” Ferdy merendahkan nada bicaranya. “Nanti yang ada Kak Sandy merasa gembira, kemudian aku yang ketiban sial.”Sandy tertegun sejenak, lalu menunjukkan senyum paksa di wajahnya.Chelsea berlagak sedang penasaran. Dia melirik sekeliling. “Kenapa aku nggak melihat pengantinmu? Dia bisa mengundangku juga karena menganggapku sebagai adiknya. Sekarang kenapa dia malah nggak menjamuku?”“Dia lagi istirahat di ruangannya.” Raut wajah Sandy masih tidak berubah. “Sebentar
Setelah layar proyektor dimatikan, suara Sonia pun terputus.Sandy yang merasa gusar itu langsung kepikiran dengan sosok Ferdy. Dia segera melangkah ke hadapan Ferdy, langsung menamparnya. Ferdy yang ditampar itu terhuyung-huyung menabrak tumpukan gelas champagne di sampingnya, alhasil gelas pun jatuh dan hancur berkeping-keping di atas lantai. Bahkan, pakaian Ferdy juga basah sekarang.Ferdy mengangkat tangannya untuk mengusap bekas darah di ujung bibirnya, lalu melihat ke sisi Sandy. “Kak, apa maksudmu?”“Kamu! Pasti kamu yang memfitnahku!” Ketika melihat Sandy kembali melangkah maju, Chelsea langsung maju untuk mengadang di hadapan Ferdy.Chelsea menatap Sandy dengan dingin. “Pak Sandy, kamu kira dengan mengalihkan perhatian orang-orang, kamu pun akan terbebas dari tindak kriminalmu?”“Kamu ….” Sandy menggertakkan giginya. “Kalian sekomplotan!”Chelsea pun tersenyum. “Semua tamu di tempat juga sudah mendengar apa yang diucapkan istrimu tadi. Bisa-bisanya kamu malah memfitnah kami?”
Tak lama kemudian, pengawal pun menyadari keberadaan Sonia. Mereka langsung membawanya ke ruang tamu. Kain yang menutupi mata Sonia dilepaskan. Saat cahaya lampu menyilaukan matanya, sebuah tamparan dilayangkan ke wajah Sonia. Aroma darah tercium di bagian mulutnya!Tanpa menunggu respons dari Sonia, Sandy melangkahinya, lalu duduk di atas tubuhnya. Kali ini, dia kembali melayangkan tamparan dengan sadisnya!“Dasar wanita jalang! Berani-beraninya kamu mengkhianatiku!”“Dasar jalang! Tamatlah riwayatmu!”Suara caci maki tak berhenti terdengar. Bahkan, dapat terdengar aura membunuh dari nada bicara Sandy.Sonia yang dipukul pun merasa bingung. Telinganya tak berhenti berdengung. Ketika Damian maju untuk menahan tangan Sandy, Sonia baru memiliki kesempatan untuk bernapas. “Jangan pukul lagi! Apa kamu ingin membunuhnya? Sekarang dia itu istrimu. Kamu ….”“Istri?”Sandy mengibas tangan Damian, lalu menunjuk wajah Sonia. “Dia sudah mengkhianatiku, sekarang dia malah ingin menjadi istriku?
Di dalam kamar, setelah pelayan mengoleskan obat di cedera Sonia, Vera memberi isyarat mata kepada mereka untuk meninggalkan ruangan.Seiring pintu kamar ditutup, hanya tersisa mereka berdua di dalam kamar. Kali ini, Vera baru bertanya dengan wajah serius, “Apa benar kamu sudah hamil?”“Emm.” Sonia mengangguk. “Aku ada hasil pemeriksaan di rumah sakit. Kalau kamu butuh, aku ….”“Nggak usah,” sela Vera, kemudian berkata dengan nada ketus, “Seharusnya kamu juga nggak bakal berani menggunakan hal seperti itu untuk membohongi kami.”Lima tahun lalu, Vera memaksa Mandy untuk menggugurkan anak Sandy. Sekarang, Vera juga sudah sampai ke usianya menjadi nenek.Ketika melihat Sandy masih belum memiliki pemikiran untuk beristri apalagi beranak, Vera sungguh menyesali keputusannya waktu itu. Sekarang, Sandy sudah menikah dan istrinya sedang mengandung. Jika Sandy bercerai dengan Sonia, entah kapan Vera bisa menjadi seorang nenek.Kepikiran hal ini, Vera mendengus dingin. “Kamu cukup beruntung, ma
Melalui pertimbangan para petinggi dan juga pemegang saham, Ferdy berhasil menduduki posisi presdir Milano Group kembali.Rapat telah berakhir. Setelah semua orang membubarkan diri, Yunita baru bertanya, “Apa rencanamu sekarang? Apa kamu ingin meminta pihak kepolisian untuk mengusut kembali masalah Pak Sandy? Apa kamu ingin menggugatnya?”Ferdy memandang ke luar jendela. Entah apa yang dipikirkannya. Beberapa saat kemudian, dia baru bersuara, “Sepertinya Kakek nggak ingin melihat akhir seperti ini.”Kening Yunita spontan berkerut. “Apa kamu ingin melepaskan Pak Sandy begitu saja? Itu sama saja kamu melepaskan orang jahat.”Sebenarnya Yunita juga tidak bersedia melihat pertengkaran di antara kedua saudara. Namun kali ini, Sandy yang mengalami pukulan berat itu pasti akan memendam rasa benci di hatinya. Jika Sandy dibiarkan begitu saja, bisa jadi dia akan memendam rencana baru lagi.Ferdy tahu apa yang dikhawatirkan Yunita. Hanya saja, dia tidak tahu semua yang terjadi ini adalah jebaka
“Maksudku, Sonia nggak mengkhianatimu. Video itu kelihatannya seperti sedang siaran langsung, tapi kenyataannya adalah hasil editan. Teknik orang itu sangat hebat. Jadi, nggak ada yang bisa menyadari ada editan dalam video itu.”Nada bicara Malcolm sangat datar. “Tapi, meskipun kamu membuktikan bahwa rekaman itu palsu, reaksimu di dalam acara malam hari itu sudah menyatakan segalanya.”“Apa?” Sandy merasa syok. “Itu … bukannya itu ….”Saat ini, ketika kepikiran dengan ucapan Sonia waktu itu, akhirnya Sandy pun mengerti! Rencana mereka bisa berhasil karena mereka memanfaatkan rasa bersalah di hati Sandy dan juga rasa tidak percaya Sandy terhadap Sonia!“Rendahan!” Sandy sungguh gusar. Dia menggebrak meja dengan kuat. Raut wajahnya kelihatan sangat muram.Malcolm melihat Sandy dengan tatapan risi. Hanya saja, jika Sandy lebih berwaspada lagi, dia pasti akan menyadari bahwa gerakan mulut Sonia berbeda dengan apa yang dikatakannya. Sayangnya, semua sudah terlambat.Kali ini, Sandy sudah ka
Chelsea spontan tersenyum, lalu menempelkan ponsel ke sisi telinga. “Belakangan ini Pak Ferdy sibuk sekali, ya?”“Apa kamu merindukanku?” tanya Ferdy dengan blak-blakan. Dia sedang tersenyum saat ini.Jantung Chelsea berdegup kencang. Dia membalas dengan sedikit kesal, “Aku juga sibuk. Jadi, otakku nggak kuisi dengan hal yang nggak penting.”“Aku sangat merindukanmu,” tambah Ferdy dengan langsung, “Aku juga merindukan Timothy.”Chelsea sungguh kehabisan kata-kata. Dia hanya bisa membalas dengan terdiam saja.Malam hari ini sangat hening. Setelah mendengar suara lembut dari ujung telepon, tatapan Ferdy kelihatan lebih lembut.“Sudah lama aku nggak bekerja di Milano Group. Ada banyak pekerjaan yang mesti aku pelajari dari Tante Yunita. Jadi, belakangan ini aku nggak bisa pergi mencari kalian.”“Nggak apa-apa.” Chelsea duduk di sofa dengan meregangkan tubuhnya. “Aku lupa untuk beri selamat kepadamu.”“Semua ini juga berkat kamu.” Ferdy tertegun sejenak. “Jadi, seharusnya aku berterima kas
Satu minggu kemudian, di rumah sakit ibu dan anak.Sonia mengenakan kacamata hitam dan masker berjalan keluar ruangan. Cedera di wajahnya memang telah membaik, tapi masih terlihat memar yang cukup mencolok mata.Tadi pagi, sebenarnya Vera ingin pergi ke rumah sakit bersama dengan Sonia. Setelah melihat cedera di wajahnya, Vera merasa malu. Jadi, dia berubah pikiran. Pada akhirnya, Sonia pergi ke rumah sakit sendiri.Dihitung dari tanggal haid terakhir, sekarang usia kehamilan Sonia sudah masuk minggu keenam. Dia bisa mengamati perkembangan janin melalui pemeriksaan USG.Sonia berbaring di atas ranjang. Dia mulai merasa gugup ketika dokter meletakkan alat di bagian perutnya.Saat dokter tidak berbicara, hati Sonia semakin kalut lagi. Dia bertanya dengan suara kecil, “Dok, gimana kondisi anak?”“Masih belum ada detak jantung. Kondisinya tergolong nggak begitu bagus. Nanti kamu perlihatkan hasil pemeriksaan ini kepada dokter. Ada juga kemungkinan perkembangan janinnya agak lambat.”Sembar