Di rumah keluarga Milano.Anissa sangat marah, sehingga dia juga tidak memedulikan Sharren dan langsung berjalan kembali ke kamarnya.Sharren mengikutinya dari belakang dan bertanya dengan rasa ingin tahu, “Ma, apa benar Ferdy pergi ke sana untuk membawa Chelsea pulang?”Anissa bergumam mengiyakan dan dan berkata dengan marah, “Mama benar-benar nggak ngerti, saraf otak Ferdy yang mana yang rusak. Kenapa dia sangat melindungi anak jelek itu!”“Sepertinya Ferdy benar-benar menyukainya.”Sharren menahan tawa, tetapi memasang ekspresi baik dan lembut. “Ma, waktu Mama pergi tadi, aku memikirkannya baik-baik dan berpikir, hal ini bukanlah hal yang buruk.”Anissa tidak mengerti maksud perkataan wanita itu. Dia bertanya, “Bukan hal yang buruk? Keluarga Milano akan benar-benar malu! Kalau orang luar tahu Ferdy menikah dengan wanita yang jelek dan nggak berpendidikan, bukankah semua orang akan menertawakan kita?”“Mama mau mencarikan istri untuk Ferdy bukannya karena ingin dia punya keturunan? F
Ketika bertemu lagi dengan Sharren kali ini, sikap Chelsea menjadi sedikit lebih dingin dari sebelumnya.Ferdy tidak bereaksi sama sekali dan hanya duduk diam. Dia ingin melihat apa yang akan dilakukan Chelsea.Detik berikutnya, sebuah teriakan memekakkan telinga.“Ah! Kenapa ... kenapa kalian bisa memasang kamera CCTV di kamar tidur! Bukankah itu namanya mengintip orang?”Chelsea merasa ngeri. Dia menatap teknisi yang hendak menaiki tangga lipat dengan mata terbelalak, seolah baru a mengetahui bahwa kamar tidur itu ada kamera CCTV.Semua orang di sana dikejutkan oleh suara teriakannya. Kedua teknisi itu saling memandang, lalu memandang Sharren.Sharren tersadar dan berkata dengan rasa malu, “Ini semua salahku. Aku lupa mengingatkanmu sebelumnya, kamera ini dipasang setelah Ferdy kehilangan penglihatannya, untuk keselamatannya.”“Kalau begitu kam ... kami ....” Mata Chelsea memerah. “Kalau begitu, kalian semua melihat apa yang terjadi di malam pengantin kami?”Mendengar itu, Sharren ti
“Karena anaknya yang paling kecil. Kejadiannya waktu aku masih kecil, jadi nggak perlu diungkit lagi. Ngomong-ngomong, obat ini mau diapakan?”Chelsea jelas sekali tidak ingin membahas tentang bekas luka itu dan malahan mengubah topik pembicaraan.Ferdy terdiam sejenak dan berkata, “Obat ini diresepkan oleh dokter yang sangat aku percayai.”“Bagaimana kamu bisa yakin dia nggak akan mengkhianatimu?”Selama bertahun-tahun ini, Chelsea telah melihat terlalu banyak pengkhianatan. Dia membenci kata “kepercayaan” dari lubuk hatinya yang paling dalam.“Dia nggak akan mengkhianatiku.”Ferdy sangat yakin. Dokter Fernando adalah sahabat ibu kandungnya semasa hidupnya, yang telah menjaganya dengan baik selama bertahun-tahun, bahkan lebih baik dari perlakuan ayahnya sendiri padanya.Karena itulah, Dokter Fernando yang selalu bertanggung jawab untuk meresepkan obatnya setelah dia kecelakaan.Dia tidak pernah meragukan obat yang diresepkan oleh Dokter Fernando.Jika bukan karena Chelsea, dia tidak a
Ferdy bisa melihat!Tidak ada lagi kegelapan yang mencekam di hadapannya, melainkan cahaya putih yang kabur!Ferdy terbelalak. Saat ini, dia bagai pengembara sekarat yang melihat mata air di gurun pasir. Dia sangat merindukan cahaya.Meskipun cahayanya sangat buram, itu saja sudah memberinya kepercayaan diri yang besar!Saking bersemangatnya, Ferdy berdiri dan melangkah besar-besar menuju jendela.Chelsea baru saja hendak mengingatkannya untuk berhati-hati, tetapi pria itu sudah tersandung kursi dan terjatuh ke depan dengan wajah menempel ke lantai.Chelsea buru-buru melangkah maju dan bertanya, “Apa kamu baik-baik saja? Penglihatanmu belum pulih sepenuhnya. Kamu hanya bisa melihat cahaya sekarang.”Tiba-tiba, sebuah tangan besar menggenggam tangannya dengan keras.“Katakan padaku, dengan diagnosa dan teknik pengobatan saat ini, kapan aku akan sembuh?” tanya Ferdy dengan penuh semangat, telapak tangannya berkeringat karena terlalu senang.Di bawah sinar matahari itu, untuk pertama kali
Irfan segera meminta staf yang berada dalam ruangan untuk keluar, lalu mendatangi Ferdy. Dia bahkan tidak berani menatap Chelsea.“Pak Ferdy, apa Bapak tahu rupa Bu Chelsea seperti apa?”Wajah wanita ini tidak bisa dijelaskan dengan kata “jelek” lagi! Ini jelas-jelas mengerikan!Ferdy berkata dengan tenang, “Aku tahu. Ada bekas luka silang di sisi kiri wajahnya.”“Bapak … Bapak tahu?” Irfan sangat kaget. “Kalau begitu, Bapak masih …”“Iya, aku mau menikahinya.”“....” Irfan sangat terkejut, hingga tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Apa jangan-jangan bukan hanya mata Pak Ferdy yang tidak berfungsi dengan baik, tapi otaknya juga rusak?Dia hanya bisa melihat ke arah Chelsea dan berkata, “Katakan padaku! Kamu menggunakan cara apa untuk memaksa Pak Ferdy agar mau menikahimu!”“Irfan.” Ferdy berseru tajam, “Kamu sudah lupa siapa dirimu ya arena terlalu lama nggak bertemu denganku?”“Aku ….” Irfan telah bekerja untuk Ferdy selama bertahun-tahun. Dia sangat tahu bagaimana sifat bosnya
Radi dan istrinya menuruni tangga dan melihat Chelsea duduk di sofa.Chelsea bahkan belum melihat sosok Johanna di depan matanya, tapi suara kejam wanita itu sudah terdengar duluan.“Ternyata memang menantu keluarga Milano yang datang. Kukira pelayan buta dan nggak mengenalinya.”Chelsea tidak memiliki ekspresi di wajahnya. Dia hanya tertawa dingin dalam hati. “Tunggu saja. Ada saatnya kamu menangis nanti!”Setelah mereka duduk, Chelsea akhirnya berkata, “Aku datang ke sini untuk memberi tahu kalian sesuatu.”Sambil berkata demikian, dia mengeluarkan buku nikahnya dan menaruhnya di atas meja. “Aku dan Ferdy sudah mengurus buku nikah, jadi sekarang kami sudah menikah secara sah.”Johanna kaget dan langsung mengambil buku nikah itu dan memeriksanya. Foto di dalamnya memang foto Ferdy dan Chelsea!Bukannya keluarga Milano bilang cuma pernikahan percobaan? Bukankah itu berarti mereka tidak mengakui Chelsea sebagai menantu mereka?Mengapa Ferdy mengurus buku nikah dengan Chelsea?Apa-apaan
Di rumah keluarga Milano.Chelsea melangkah memasuki pintu dan merasakan suasana yang tegang di dalam rumahDia mendongak dan melihat Anissa sedang duduk di kursi utama sofa itu. Di sisi lain ada seorang pria paruh baya, yang duduk di sana dengan wajah datar dan tanpa amarah.Ferdy duduk di sofa terpisah, terlihat santai dan tenang, seolah-olah dia adalah orang luar dan tidak berhubungan dengan mereka.Untuk sesaat, Chelsea tidak memahami situasinya, jadi dia hanya bisa berjalan mendekat sambil tersenyum dan menyapa terlebih dahulu. Lalu, dia bertanya, “Mengapa semua orang duduk di ruang tamu?”Anissa membanting tongkatnya ke lantai dan berkata, “Berani sekali kamu! Kamu benar-benar berani menipu Ferdy agar mengurus buku nikah denganmu!”Chelsea tertegun. Menipu?Dia menatap Ferdy, ingin bertanya melalui matanya, apa yang sedang dibicarakan Ferdy pada Anissa.Namun, dia kemudian menyadari bahwa Ferdy tidak bisa melihat!Chelsea akhirnya harus menghadapi mereka semua sendiri. Dia memand
“Pernikahan kalian harus disembunyikan.” Anissa menambahkan dengan tegas, “Kami, keluarga Milano, nggak bisa menanggung malunya!”Saat Ferdy hendak menolak, dia mendengar jawaban tegas di telinganya. “Oke!”Chelsea menyetujuinya dengan sangat cepat, sehingga semua orang di sana terkejut.Permintaan itu jelas-jelas merupakan permintaan yang sangat tidak adil untuknya, tapi mengapa dia tidak keberatan sama sekali?Chelsea tersenyum malu dan berkata, “Aku tahu diri. Aku memang nggak layak menjadi menantu keluarga Milano. Pak Ferdy mau menikahiku saja sudah merupakan berkah untukku. Bagaimana mungkin aku mau mempermalukannya?”Mendengar penjelasan Chelsea, Anissa bergumam setuju dan berkata, “Baguslah kalau kamu mengerti.”“Ya sudah, masalah ini kita anggap berlalu saja. Ferdy sudah cukup umur. Sudah waktunya dia menikah dan memiliki anak. Itu adalah haknya. Kami orang tua juga nggak bisa mengambil keputusan untuknya.”Anissa sudah berkata seperti itu, jadi tidak ada yang berani membantah
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me