Sonia membuka pintu. Ketika melihat kedua orang itu, dia bertanya dengan heran, "Kalian nggak melihat surat pengunduran diriku?""Sudah. Kenapa kamu melakukan itu?" tanya Sharon dengan ekspresi suram."Aku nggak ingin bekerja di sana lagi. Memangnya masih ada alasan lain?" Sonia melipat lengan di depan dada, lalu melirik Chelsea dan meneruskan, "Kamu bukan siapa-siapa, ngapain ikut campur urusan internal Orchida Perfume? Kepo sekali."Chelsea sama sekali tidak marah. Dia mengangkat dokumen di tangannya, lalu membalas, "Apa kita harus membahas urusan internal perusahaan di luar pintu begini?"Setelah ragu-ragu sejenak, Sonia bergeser dan mengizinkan keduanya masuk. Chelsea tidak sungkan sedikit pun. Dia langsung duduk di sofa dan melemparkan dokumen itu ke atas meja, lalu berucap, "Kinerjamu sangat bagus. Nggak ada catatan kalau kamu terlibat dalam kasus barang palsu itu."Ekspresi Sonia agak berubah. Dia berpura-pura bodoh saat menyahut, "Aku nggak mengerti apa yang kamu bicarakan."Ch
Chelsea tidak banyak bicara lagi dengan Sharon. Dia hanya menyuruh Sharon untuk mengurus pekerjaan dan menghubunginya jika ada masalah. Chelsea dan Sharon berpisah di lantai bawah. Di perjalanan, Chelsea menerima panggilan telepon Melvin, "Kak Chelsea, hari ini Kak Ardi keluar dari rumah sakit. Kenapa aku nggak melihatmu di rumah?"Chelsea melihat kalender sekilas, lalu bertanya, "Kenapa Kak Ardi sudah keluar dari rumah sakit?"Melvin tersenyum canggung dan menjawab, "Aku nggak bisa menghentikannya."Pagi ini, Ardi sangat marah hingga menolak untuk makan setelah membaca berita di internet. Ardi ingin keluar dari rumah sakit untuk melihat kondisi Chelsea. Melvin tidak berhasil membujuk Ardi sehingga dia memanggil dokter. Sesudah menjalani serangkaian pemeriksaan ulang dan memastikan bahwa kondisinya sudah memenuhi syarat untuk keluar dari rumah sakit, Ardi baru diperbolehkan pulang.Namun, sesampainya di rumah, Ardi dan Melvin tidak melihat Chelsea. Mereka malah bertemu dengan Ferdy yan
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Melvin sibuk melawan penggemar William di internet. Setelah mengabaikannya selama setengah jam, Melvin baru menyadari situasinya sudah berubah. Kingdom Jewelry yang biasanya jarang menonjolkan diri langsung turun tangan untuk membela Chelsea. Mereka menulis penjelasan yang panjang dan mengunggah foto keseharian Chelsea di lokasi syuting.Chelsea sangat profesional dan bersikap baik kepada semua orang. Kingdom Jewelry tidak berhenti memuji Chelsea. Sutradara juga mengungkapkan kekagumannya kepada Chelsea. Kemudian, seorang wanita yang menyebut dirinya sebagai staf mengeklaim bahwa di salah satu foto Chelsea sedang melakukan akupunktur pada seseorang. Wanita itu menulis di Twitter dan menunjukkan foto sebuah resep.[ Waktu itu, untung saja ada Chelsea. Aku sudah bertemu banyak artis, tapi Chelsea itu satu-satunya artis yang mudah didekati. Terkadang Chelsea benar-benar seperti kakakku. Ini resep yang diberikan oleh Chelsea untuk meredakan nyeri haid. ]S
Pemimpin acara menjelaskan dengan ekspresi muram, "Kami sudah menyelidikinya, kamu itu otak di balik berita yang muncul di internet belakangan ini. Bukan hanya reputasi Bu Chelsea yang terpengaruh, acara kami juga terseret. Kalau bukan karena Chelsea itu orangnya baik, takutnya sekarang acara kami sudah dihujat habis-habisan."Diana menyanggah, "Bukan ... kalian pasti salah paham. Mana mungkin aku ...."Pemimpin acara langsung mengeluarkan data dan menyergah, "Ini bukti yang diserahkan beberapa paparazi. Semua paparazi ini bilang manajermu yang menyuruh mereka menguntit Chelsea dan William. Apa kamu mau melihatnya dulu sebelum membicarakannya dengan kami?"Diana tidak bisa berkata-kata. Manajernya mengambil data itu dan menimpali, "Benar, aku yang menyuruh paparazi memfoto mereka. Diana nggak tahu masalah ini, jadi kalian nggak boleh membatalkan episode yang sudah diperankannya."Pemimpin acara melirik manajer Diana sekilas, lalu menanggapi, "Kita nggak usah membicarakannya lagi karena
Di layar, terpampang jelas antarmuka penyimpanan online milik Gino! Belasan video muncul dan dalam sekejap mata, Diana melihat namanya sendiri! Wajah Diana pucat pasi, "Kamu ... kenapa kamu bisa punya benda ini?"Chelsea balik bertanya, "Gino nggak bilang padamu bahwa bukti yang dia serahkan ke polisi itu dariku?"Kamu ...." Diana begitu terkejut hingga tak mampu berkata-kata. Dia menatap layar ponsel dengan kaku hingga ponsel itu otomatis mati. Dia mengangkat kepalanya menatap Chelsea dan berkata dengan tergagap, "A ... apa maumu?""Aku tidak ingin apa pun." Chelsea meletakkan tangannya di atas meja dan mengetuknya perlahan. Gerakan jarinya itu seolah-olah mengetuk hati Diana dan membuat tubuhnya sedikit gemetaran."Aku sudah lama punya video ini, tapi aku memilih untuk nggak menyerahkannya pada Gino. Kamu tahu kenapa?" Chelsea menjawab pertanyaannya sendiri, "Aku sama sekali nggak pernah berpikir untuk merebut Gino darimu atau berniat menyakitimu. Sedari awal, kamu sendiri yang menga
Keesokan harinya setelah Chelsea menemui Diana, William datang menemuinya. Sebagai bintang besar yang sedang naik daun, sejak William melangkah masuk ke gedung, berita itu sudah menyebar ke seluruh perusahaan.Saat itu, Chelsea melihat William masuk dan mengejeknya, "Ada apa gerangan yang membawa bintang besar ke sini?"William menarik kursi dan duduk di hadapan Chelsea, wajahnya tampak lebih muram daripada biasanya. "Dengar-dengar, kamu yang beri petunjuk pada tim acara agar mereka bisa menyelidiki manajer Diana.""Ya, ada masalah?" tanya Chelsea."Ada." Wajah William semakin muram, "Kenapa kamu nggak bilang padaku? Aku punya materi untuk membuat masalah ini jadi lebih besar lagi supaya Diana bisa dapat pelajaran yang pantas.""Kamu mau bantu aku hukum Diana atau mau membersihkan namamu sendiri?" Chelsea tersenyum, tetapi terlihat tidak tulus. "William, akhirnya kamu alami sendiri bagaimana rasanya mendapat serangan balik dari opini publik di internet?"William mengernyit, "Apa maksud
Rumah tua Keluarga Milano dipenuhi dengan suasana riuh. Semua orang sedang sibuk mempersiapkan pesta malam ini. Lindsey yang menjadi tokoh utama dalam pesta tersebut, saat ini sedang duduk sendirian di kamarnya sambil melamun melihat pemandangan di luar jendela.Akhirnya, dia akan kembali ke Keluarga Milano. Namun, perasaannya tidak sebahagia yang dia bayangkan. Dia tidak merasakan adanya ikatan dengan tempat ini, sebaliknya semua ini justru terasa asing. Lindsey teringat pada hari ketika Antoni menemuinya."Linda, aku ini kakekmu." Lindsey awalnya tidak merespons. Dia terdiam cukup lama hingga akhirnya memanggil pria tua itu dengan canggung, "Kakek."Namun, Antoni begitu kegirangan hingga tertawa semringah. Kemudian, Antoni membawanya pulang dan memperkenalkan semua anggota Keluarga Milano kepadanya. Sejak saat itu, Lindsey memiliki orang tua, paman kedua, dan bibi kedua .... Dalam sekejap, dia memiliki banyak anggota keluarga.Memiliki keluarga besar yang hangat dan ramai adalah impi
Antoni memperkenalkan Lindsey kepada semua orang di atas panggung. Namun, yang didengar oleh Chelsea hanyalah, "Dia adalah adik kandung Ferdy."Seketika, Chelsea langsung merasa seluruh dunianya hancur. Tadinya dia mengira bahwa semua anggota Keluarga Milano memperhatikan Lindsey karena Lindsey adalah ibu Maura. Namun ternyata ... dia baru tahu sekarang bahwa Lindsey adalah adik kandung Ferdy!Chelsea benar-benar meragukan apakah saat ini dia sedang bermimpi? Apakah semua ini adalah kenyataan? Keterkejutan ini membuat Chelsea termangu cukup lama hingga akhirnya dia baru terpaksa menerima kenyataan ini.Setelah itu, Chelsea mandi dan mengeringkan rambutnya. Saat memikirkan hal ini kembali, Chelsea tak kuasa menarik rambutnya dengan kesal. Pantas saja waktu itu Lindsey mengatakan bahwa dia dan Ferdy selalu memperlakukan satu sama lain sebagai kakak adik. Ternyata mereka memang benar-benar saudara kandung!Setelah berpikir lama, Chelsea merasa sangat jengkel dan akhirnya mengirimkan pesan
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me