Melvin menjelaskan, "Pagi ini ketika aku mau bangunkan Timothy, dia ternyata nggak ada di kamarnya. Tasnya juga nggak ada. Jadi, aku pergi cek rekaman CCTV. Timothy ternyata sudah keluar rumah dari jam setengah 7 pagi. Kak Ardi sudah pergi mencarinya dengan mobil. Dia suruh aku memberitahumu, jadi kita bisa berpencar mencarinya."Setelah mendengarkan laporan Melvin, Chelsea mengenakan mantel dan langsung keluar tanpa mencuci mukanya. Melvin mengikutinya dan naik ke mobil. Begitu sabuk pengaman dipasang, mobil Chelsea langsung melaju dengan sangat cepat. Hal ini membuat Melvin terkejut. Dia hanya bisa diam-diam merapatkan sabuk pengamannya sambil berdoa dalam hati.....Setengah jam kemudian, rumah Keluarga Milano juga mendapat telepon dari TK. "Kenapa Maura nggak datang ke sekolah? Apa dia sakit?" tanya guru yang perhatian.Ekspresi Antoni menjadi serius, lalu dia memarahi, "Omong kosong! Pagi tadi, aku sudah antar dia ke sekolah. Aku akan segera ke sana, pokoknya kalian harus menemuka
Hingga telepon ditutup, Chelsea tidak mengeluarkan suara. Namun, emosinya sudah terkendali. Setelah menyeka air mata, dia lagi-lagi menyetir mobilnya. Pada tengah hari, Melvin menerima telepon dari Ardi."Timothy sudah bawa pulang anak haramnya Ferdy," ucap Ardi. Dia jauh lebih waspada. Sambil mencari orang di luar, dia juga terus memantau kamera CCTV di rumah Chelsea. Ketika melihat Timothy dan Maura duduk di ruang tamu, Ardi merasa lega tetapi juga sangat kesal. Bocah nakal itu keluar begitu saja dan membawa pulang anak orang lain. Nyalinya sungguh besar.....Satu jam kemudian, Chelsea kembali ke rumah dengan emosi."Timothy, kamu tahu apa yang kamu lakukan?" Teriakan Chelsea membuat Maura ketakutan. Dia bersembunyi di belakang Timothy dan memandang Chelsea dengan ngeri. Chelsea terlihat sangat menyeramkan sekarang.Sementara itu, Timothy mendongak dengan percaya diri. Dia bersikap seperti pria dewasa, lalu menjawab, "Aku tahu."Mata Chelsea sudah memerah. Dia berbicara dengan suara
Timothy mengangkat tangannya, lalu menunjukkan jam tangan anak kepada Chelsea sembari berkata, "Maura memberitahuku lewat ini. Ini hadiah dari Om Kendrian. Katanya, aku bisa mengobrol dengan teman dari sini."Ketika melihat ekspresi Timothy yang begitu polos, Chelsea merenung sejenak. Kemudian, dia menghela napas dan mengelus kepala Timothy sambil berujar, "Nggak apa-apa, aku hanya bertanya."Chelsea telah mempertimbangkan dengan saksama. Dia sudah terlalu cemas. Lagi pula, sepintar apa pun seorang anak kecil, apa yang bisa mereka lakukan?....Malam hari, setelah Chelsea membujuk Timothy tidur, dia kembali ke kamarnya dan mandi. Di luar dugaan, begitu Chelsea melangkah ke luar, Timothy langsung membuka matanya dan mengeluarkan laptop serta penyuara telinga. Kemudian, dia mulai mengutak-atik. Dia harus memastikan bahwa Maura sudah tiba di rumahnya.Sementara itu, Chelsea yang telah selesai mandi pun mengelap rambutnya dan duduk di sofa. Dia mengeluarkan ponselnya dan memutuskan untuk m
Keesokan pagi, Chelsea berniat untuk memanggil Timothy bangun. Akan tetapi, ternyata anak ini sudah bangun duluan, bahkan sudah duduk di samping meja sambil minum susu.Chelsea cukup terkejut sehingga bertanya, "Timothy, kenapa bangun sepagi ini?""Aku nggak bisa tidur," jawab Timothy sembari memegang gelas dan meneguk susu. Tatapannya pun terlihat agak frustrasi.Chelsea menuangkan susu untuk diri sendiri, lalu duduk di sebelah Timothy dan bertanya lagi, "Kamu masih begitu kecil. Kenapa nggak bisa tidur? Apa yang kamu pikirkan?"Timothy hanya menunduk dan tidak membalas. Chelsea pun tidak peduli lagi. Dia mengambil sebuah roti panggang dan mengoleskan selai buah, lalu menyodorkannya kepada Timothy sembari berucap, "Setelah selesai sarapan, aku akan mengantarmu ke TK."Timothy hanya menghabiskan susunya dan tidak memakan roti panggang itu. Kemudian, dia tiba-tiba mendongak menatap Chelsea dan bertanya dengan serius, "Mama, kamu masih suka pria jahat itu?"Chelsea termangu sejenak, lalu
Di TK Mentari, Kendrian yang duduk di dalam mobil mengirim pesan kepada Ferdy untuk mendiskusikan situasi debug terakhir.Ketika waktunya sudah hampir tiba, Kendrian menyimpan ponselnya dan melihat Chelsea sedang menyerahkan Timothy kepada gurunya.Chelsea yang hendak berjalan pulang pun mendengar suara klakson. Dia menatap ke arah sumber suara, lalu langsung mengenali mobil Kendrian.Kendrian turun dari mobil. Dia bersandar di mobil sambil menatap Chelsea menghampirinya, lalu bertanya, "Kapan kamu akan memberitahuku tentang masalah hilangnya Timothy semalam?""Timothy hanya nakal, dia juga sudah pulang. Jadi, apa lagi yang bisa kuberi tahu?" sahut Chelsea."Theo bilang Ferdy yang menemanimu mencarinya," ujar Kendrian yang mencondongkan badannya sedikit. Dia memasang ekspresi sok sedih sambil meneruskan, "Ketika bertemu masalah sebesar ini, orang pertama yang kamu ingat ternyata Ferdy.""Jangan dengarkan omong kosongnya. Dia terus berada di kamar kemarin, mana mungkin tahu kejadian yan
Karena masih tidak ada tanggapan dari Theo, Chelsea mundur beberapa langkah, lalu memberi isyarat mata kepada Ardi dan Melvin.Mereka langsung memahaminya dan sama-sama menyerbu untuk mendobrak pintu kamar Theo. Terlihat lampu meja yang menyala dan Theo yang tergeletak di lantai.Chelsea sontak terkejut dan buru-buru maju untuk memeriksa denyut nadinya. Ketika menyentuh pergelangan tangan Theo, Chelsea langsung merasakan suhu yang tinggi. Theo baik-baik saja, tetapi jatuh pingsan karena demam tinggi.Chelsea berbalik dan menginstruksi, "Kalian bawa dia ke rumah sakit.""Oke." Ardi dan Melvin mengangkat Theo, sedangkan Chelsea mengikuti dari belakang. Dia pun tidak lupa untuk menelepon Kendrian.Kendrian seolah-olah sudah menunggu sejak tadi. Dia menerima panggilan dengan sangat cepat. "Kamu butuh penjelasan apa?"Chelsea tertawa saking kesalnya. Dia pun bertanya, "Ternyata kamu sudah tahu sejak awal?" Pria ini masih berpura-pura bodoh saat mereka bertemu hari ini."Hebat, kalian memang
Keesokan sore, Irfan datang dengan tergesa-gesa. Dia menemui Ferdy untuk melaporkan, "Pak, semua sudah diselidiki. Dana yang diinvestasikan Tuan Besar dan Nyonya Besar memang untuk mempromosikan Hope Cloud.""Hm?" Ketika membaca berita ekonomi pagi tadi, Ferdy sempat melihat tentang promosi Hope Cloud. Sepengetahuannya, Brian tidak berinvestasi untuk industri medis. Lantas, kenapa dia tiba-tiba berinvestasi untuk platform medis?Ferdy menatap Irfan dan bertanya, "Siapa yang membuat platform itu?"Ketika melihat tatapan dingin Ferdy, Irfan bisa menebak bahwa bosnya ini sudah tahu. Dia menunduk sambil menjawab, "Theo dan Tanjaya Tech."Begitu mendengarnya, kelopak mata Ferdy sontak berkedut. Dia tidak menyangka Kendrian terlibat dalam platform medis ini.Kinerja Irfan sangat bagus. Begitu mendapatkan informasi, dia langsung menyusun laporan tentang Hope Cloud. Saat ini, dia menyerahkan laporan itu sambil berucap, "Pak, platform ini dikembangkan dengan dukungan Hope Cloud. Begitu diluncur
Chelsea naik ke mobil Ferdy. Keduanya tidak berbicara sepanjang perjalanan sehingga suasana di dalam mobil terasa sangat menegangkan.Ketika Chelsea menyadari bahwa ini adalah rute ke rumah lama Keluarga Milano, dia menoleh untuk menatap Ferdy dan bertanya, "Kita mau ke rumah lama keluargamu?""Ingatanmu bagus juga," sahut Ferdy dengan nada datar sehingga tidak ada yang bisa memprediksi suasana hatinya untuk sekarang.Chelsea tidak tahu apa yang dipikirkan pria ini. Dia hanya memandang pemandangan di luar dengan bengong, seolah-olah kembali ke masa saat dirinya menjadi menantu Keluarga Milano."Aku jelek, kamu buta. Kita pasangan serasi." Ucapan ini tiba-tiba muncul di benak Chelsea. Dia pun tak kuasa tersenyum. Jika dipikir-pikir kembali, sikapnya termasuk sombong dulu.Ferdy seperti menyadari sesuatu, jadi melirik Chelsea sekilas dengan sudut matanya.....Di rumah lama Keluarga Milano, Sharren menyeka air mata di hadapan Antoni sambil berkata, "Ayah, kamu harus membantu Theo. Dia cu