Di TK Mentari, Kendrian yang duduk di dalam mobil mengirim pesan kepada Ferdy untuk mendiskusikan situasi debug terakhir.Ketika waktunya sudah hampir tiba, Kendrian menyimpan ponselnya dan melihat Chelsea sedang menyerahkan Timothy kepada gurunya.Chelsea yang hendak berjalan pulang pun mendengar suara klakson. Dia menatap ke arah sumber suara, lalu langsung mengenali mobil Kendrian.Kendrian turun dari mobil. Dia bersandar di mobil sambil menatap Chelsea menghampirinya, lalu bertanya, "Kapan kamu akan memberitahuku tentang masalah hilangnya Timothy semalam?""Timothy hanya nakal, dia juga sudah pulang. Jadi, apa lagi yang bisa kuberi tahu?" sahut Chelsea."Theo bilang Ferdy yang menemanimu mencarinya," ujar Kendrian yang mencondongkan badannya sedikit. Dia memasang ekspresi sok sedih sambil meneruskan, "Ketika bertemu masalah sebesar ini, orang pertama yang kamu ingat ternyata Ferdy.""Jangan dengarkan omong kosongnya. Dia terus berada di kamar kemarin, mana mungkin tahu kejadian yan
Karena masih tidak ada tanggapan dari Theo, Chelsea mundur beberapa langkah, lalu memberi isyarat mata kepada Ardi dan Melvin.Mereka langsung memahaminya dan sama-sama menyerbu untuk mendobrak pintu kamar Theo. Terlihat lampu meja yang menyala dan Theo yang tergeletak di lantai.Chelsea sontak terkejut dan buru-buru maju untuk memeriksa denyut nadinya. Ketika menyentuh pergelangan tangan Theo, Chelsea langsung merasakan suhu yang tinggi. Theo baik-baik saja, tetapi jatuh pingsan karena demam tinggi.Chelsea berbalik dan menginstruksi, "Kalian bawa dia ke rumah sakit.""Oke." Ardi dan Melvin mengangkat Theo, sedangkan Chelsea mengikuti dari belakang. Dia pun tidak lupa untuk menelepon Kendrian.Kendrian seolah-olah sudah menunggu sejak tadi. Dia menerima panggilan dengan sangat cepat. "Kamu butuh penjelasan apa?"Chelsea tertawa saking kesalnya. Dia pun bertanya, "Ternyata kamu sudah tahu sejak awal?" Pria ini masih berpura-pura bodoh saat mereka bertemu hari ini."Hebat, kalian memang
Keesokan sore, Irfan datang dengan tergesa-gesa. Dia menemui Ferdy untuk melaporkan, "Pak, semua sudah diselidiki. Dana yang diinvestasikan Tuan Besar dan Nyonya Besar memang untuk mempromosikan Hope Cloud.""Hm?" Ketika membaca berita ekonomi pagi tadi, Ferdy sempat melihat tentang promosi Hope Cloud. Sepengetahuannya, Brian tidak berinvestasi untuk industri medis. Lantas, kenapa dia tiba-tiba berinvestasi untuk platform medis?Ferdy menatap Irfan dan bertanya, "Siapa yang membuat platform itu?"Ketika melihat tatapan dingin Ferdy, Irfan bisa menebak bahwa bosnya ini sudah tahu. Dia menunduk sambil menjawab, "Theo dan Tanjaya Tech."Begitu mendengarnya, kelopak mata Ferdy sontak berkedut. Dia tidak menyangka Kendrian terlibat dalam platform medis ini.Kinerja Irfan sangat bagus. Begitu mendapatkan informasi, dia langsung menyusun laporan tentang Hope Cloud. Saat ini, dia menyerahkan laporan itu sambil berucap, "Pak, platform ini dikembangkan dengan dukungan Hope Cloud. Begitu diluncur
Chelsea naik ke mobil Ferdy. Keduanya tidak berbicara sepanjang perjalanan sehingga suasana di dalam mobil terasa sangat menegangkan.Ketika Chelsea menyadari bahwa ini adalah rute ke rumah lama Keluarga Milano, dia menoleh untuk menatap Ferdy dan bertanya, "Kita mau ke rumah lama keluargamu?""Ingatanmu bagus juga," sahut Ferdy dengan nada datar sehingga tidak ada yang bisa memprediksi suasana hatinya untuk sekarang.Chelsea tidak tahu apa yang dipikirkan pria ini. Dia hanya memandang pemandangan di luar dengan bengong, seolah-olah kembali ke masa saat dirinya menjadi menantu Keluarga Milano."Aku jelek, kamu buta. Kita pasangan serasi." Ucapan ini tiba-tiba muncul di benak Chelsea. Dia pun tak kuasa tersenyum. Jika dipikir-pikir kembali, sikapnya termasuk sombong dulu.Ferdy seperti menyadari sesuatu, jadi melirik Chelsea sekilas dengan sudut matanya.....Di rumah lama Keluarga Milano, Sharren menyeka air mata di hadapan Antoni sambil berkata, "Ayah, kamu harus membantu Theo. Dia cu
Sebagai seorang dokter, Chelsea langsung menghampiri Frank dan bertanya, "Di mana dia?""Di lantai atas ...." Frank menggenggam Chelsea dengan tangannya yang berlumuran darah, lalu bertanya, "Kamu bisa menyelamatkan Sandra?""Aku harus periksa kondisinya dulu," sahut Chelsea yang menarik tangannya.Setelah mengatakan itu, Chelsea langsung naik tanpa memedulikan orang lain. Ferdy juga tidak menghalangi mereka, hanya mengikuti Chelsea.Di dalam kamar, terlihat Sandra yang wajahnya pucat pasi. Dia berbaring sambil meratap, genangan darah membasahi karpet di bawah tubuhnya.Chelsea masuk, lalu berjongkok di samping Sandra dan menyibakkan roknya untuk melihat. Adegan mendadak ini membuat Ferdy sontak menghentikan langkah kakinya. Wajahnya memucat, dia pun merasa sangat mual.Chelsea fokus menyelamatkan Sandra sehingga tidak menyadari kondisi Ferdy. Dia menancapkan beberapa jarum ke tubuh Sandra agar sakitnya mereda untuk sementara waktu. Kemudian, Chelsea berseru kepada orang di luar, "Dia
Setelah pulang ke rumah, Chelsea pun mandi. Dia juga membuang pakaian yang ternodai darah ke tong sampah. Kemudian, dia membawa jaket Ferdy keluar dari kamar mandi. Chelsea mengeluarkan ponsel. Kebetulan Ferdy mengirim pesan kepadanya.[ Sandra dan anaknya selamat. ]Pesan yang singkat ini membuat Chelsea senang. Dia membalas pesan Ferdy.[ Oke. ]Chelsea terus melihat ruang obrolan untuk waktu yang lama. Dia masih ragu-ragu untuk menanyakan kondisi Ferdy. Meskipun hari ini Ferdy terlihat tenang, Chelsea tetap merasa tidak tenang.Beberapa tahun ini, Chelsea juga banyak bertemu dengan pasien yang punya trauma masa kecil. Orang-orang tersebut memang tampak normal sesudah menjalani pengobatan. Namun, jika melihat kejadian serupa, penyakit mereka akan kambuh.Hanya saja, kalau sekarang Ferdy bisa memperhatikan kondisi Sandra, seharusnya kondisi Ferdy tidak terlalu buruk. Akhirnya, Chelsea meletakkan ponselnya di atas meja.....Dalam waktu 3 hari, Hope Cloud langsung menjadi platform medi
Malcolm tidak mempersulit Timothy. Dia hanya menghabiskan kue kastanya. Malcolm suka makanan manis. Kue di toko ini cocok dengan selera Malcolm. Sebelum pergi, Malcolm membeli kue lagi, lalu menyuruh bawahannya untuk melepaskan Ardi dan lainnya.Ardi bergegas menghampiri Timothy dan melindunginya. Dia menatap Malcolm dengan garang."Jangan melihatku dengan tatapan seperti itu," ucap Malcolm dengan santai. Namun, tatapannya tampak mengintimidasi.Melihat Ardi yang tidak bersikap patuh, Malcolm tersenyum sinis dan berkomentar, "Kelihatannya, kamu sudah meninggalkan Zenith terlalu lama. Kamu sudah lupa dulu kamu itu bawahanku. Aku paling benci bawahan yang melupakan majikannya."Kemudian, Malcolm mundur. Bawahannya langsung paham, mereka menggerakkan pergelangan tangan dan maju. Malcolm mengingatkan, "Jangan sakiti anak-anak." Setelah itu, Malcolm keluar dari toko kue dan mengabaikan suara perkelahian di belakang.....Sore harinya, Chelsea mendengar suara tangisan Melvin begitu masuk. Ar
Chelsea menghubungi Malcolm. Mereka akan bertemu 3 hari lagi di lapangan tembak. Saat Chelsea sampai, Malcolm baru selesai menembak 1 putaran. Terdapat banyak bekas tembakan pada target. Malcolm melepaskan pelindung mata dan earphone. Dia tersenyum licik dan bertanya sambil menatap Chelsea, "Sudah berapa lama kamu nggak pegang pistol?"Chelsea berujar, "Hari ini aku datang untuk ....""Kalau kamu menang, kamu baru berhak bernegosiasi denganku," kata Malcolm. Dia menyerahkan sebuah pistol kepada Chelsea dan bertanya, "Ini pistol Beretta U22, bagaimana?"Chelsea tidak ingat sudah berapa lama dia tidak memegang pistol. Namun, setelah mendengar perkataan Malcolm, sepertinya hari ini Chelsea harus bertanding dengan Malcolm.Melihat Chelsea yang berdiri di posisinya, Malcolm diam-diam tersenyum. Dia lumayan suka dengan karakter Chelsea. Jika Chelsea bukan anggota Keluarga Soraya ....Begitu pemikiran ini muncul, Malcolm langsung menyingkirkannya. Tatapannya menjadi dingin.Chelsea langsung m