"Apa itu anak? Mereka adalah ikatan keluarga, harapan masa depan!""Anak gadis sekarang terlalu dimanja. Mereka takut untuk menikah dan melahirkan. Ketika sudah tua nanti, mereka baru akan tahu betapa baiknya punya anak."Obrolan seputar anak masih terus berlanjut.Chelsea segera melirik Lanny. Dia jelas melihat senyuman licik di wajahnya. Tampaknya semuanya sudah diatur sejak awal."Agnes, waktumu terbuang karena Frank si berengsek. Kalau nggak, kamu juga seharusnya sama seperti kita. Anakmu seharusnya sudah SD, 'kan?""Iya, sayang banget. Agnes sudah membuang masa mudanya yang indah."Beberapa wanita itu menunjukkan ekspresi menyesal. Kata-kata mereka terdengar seperti sedang menghibur Agnes, tetapi sebenarnya mereka menghujatnya. Raut wajah Agnes tentu terlihat tidak senang."Apa kalian mengerti pelajaran anak SD? Kenapa terburu-buru ikut campur dalam hidup orang lain?" tanya Chelsea dengan santai.Tatapan semua orang pun tertuju pada Chelsea. Salah satu wanita segera berkata, "Chel
"Wanita sialan! Kamu orangnya! Jangan kira aku nggak bisa mengenalimu karena saat itu gelap!" Gino mencengkeram pergelangan tangan Cornelia dengan erat sembari membentak, "Biar kuberi tahu, tatapanku sangat tajam. Kamu nggak akan bisa lepas dari pandanganku! Sekarang, ikut aku ke kantor polisi! Aku akan melaporkanmu dengan tuntutan penganiayaan!""Penganiayaan apa? Aku hanya memberi pelajaran pada orang yang seharusnya dihajar!" timpal Cornelia. Ketika Gino sedang lengah, Cornelia segera menendang bagian vitalnya.Gino mengerang kesakitan dan melepaskan Cornelia secara refleks. Dia mengumpat, "Wanita sialan! Aku akan membunuhmu!"Setelah membuat Gino kesakitan, Cornelia segera berbalik untuk kabur. Akan tetapi, dia malah bertemu dengan istri-istri orang kaya yang sedang keluar memeriksa situasi.Agnes menghentikan Cornelia dan bertanya, "Bukannya aku memintamu keluar untuk ambil minuman? Kenapa kamu malah bertengkar dengan orang lain?""Bibi, dia bajingan! Kemarin, dia memanfaatkan tem
Ketika pintu ruangan terbuka, semua orang yang ada di dalam sontak terkejut. Ferdy melangkah masuk dengan ekspresi datar. Dia bertanya, "Kalian sedang menyelesaikan konflik antara Keluarga Milano dan Keluarga Pangestu, 'kan? Kenapa nggak libatkan aku?"Sandy berdiri tegak sembari menimpali dengan tenang, "Masalahnya sudah selesai. Kamu nggak perlu terlibat lagi.""Um?" Ferdy melirik ke arah Gino yang masih dipaksa membungkuk, lalu membalas, "Apa ini pertunjukkan mempermalukan keluarga demi menegakkan keadilan? Aku nggak sangka Kak Sandy makin nggak berprinsip."Sandy mengernyit seraya bertanya, "Apa maksudmu?""Ya, seperti itu," sahut Ferdy.Begitu Ferdy masuk, auranya langsung membuat Sandy tertekan. Suasana yang tadinya sudah damai seketika menjadi tegang. Chelsea tidak bisa berkata-kata. Perjamuan makan malam Keluarga Pangestu awalnya baik-baik saja. Apakah acara ini akan menjadi panggung pertunjukkan Keluarga Milano?Cornelia mendekat ke telinga Chelsea dan berbisik, "Kak, kenapa a
Jendela diturunkan, lalu wajah Ferdy muncul dari balik keremangan mobil. Pria itu berkata sambil menatapnya tajam, "Masuklah, ada yang ingin kutanyakan padamu."Chelsea bergeming di tempatnya. Ferdy mengernyit dan melontarkan ancaman dengan nada dingin, "Kamu pilih aku menyeretmu masuk atau kamu menurut dan naik sendiri ke mobil?"Chelsea kesal sekali. Ferdy sama sekali tidak berubah, masih suka semaunya seperti dahulu!Harris yang duduk di kursi pengemudi merasa tegang. Jika tahu dirinya akan berakhir di situasi seperti ini, dia tidak akan sesumbar di depan Ferdy. Dia tidak akan bilang bahwa istrinya dan Chelsea hendak pergi makan malam bersama Keluarga Pangestu!Harris hanya bisa berdoa agar Chelsea tidak memancing amarah Ferdy. Jangan sampai dia yang terkena getahnya nanti. Lantaran berpikir seperti itu, Harris berujar dengan tulus pada Chelsea, "Chelsea, ayo kami antar. Kulihat kamu juga berniat menyetop taksi, bukan?"Demi menghargai Harris, Chelsea akhirnya membuka pintu mobil da
Saat Chelsea diturunkan dari mobil, dia menyempatkan diri untuk berkata lagi sambil tersenyum manis, "Kalau Pak Ferdy masih butuh obat itu, aku bisa membantu mencarikan perantara untuk membelikannya."Detik berikutnya, Maybach itu melaju pergi dengan kencang. Efeknya sampai hampir membuat Chelsea terhuyung jatuh. Wanita itu tidak bisa menahan diri untuk memaki-maki Ferdy di dalam hati.Di sisi lain, Harris terus mengeluh dalam hati. Hanya Chelsea seorang yang berani memancing amarah Ferdy dengan begitu santai. Sepanjang perjalanan, Harris tidak berani banyak tingkah. Dia hanya mengemudikan mobil dalam diam. Telapak tangannya bahkan tanpa sadar berkeringat dingin.Mobil akhirnya sampai luar gerbang Harbourside Villa. Harris baru saja ingin menarik napas lega ketika Ferdy mendadak bertanya dengan dingin, "Apa dia berbohong?"Harris terdiam, tidak tahu harus menjawab apa."Kalau nggak ada aku di hatinya, kenapa dia mengusahakan segala cara untuk melahirkan putra kami? Belum lagi, obat yan
Setelah Sandy masuk ke kamar, Sonia terduduk lemas di lantai untuk waktu yang lama."Kamu bahkan nggak bisa dibandingkan dengan secuil kuku Chelsea.""Sharon adalah murid Chelsea."Kata-kata Sandy tadi terus bergema di benak Sonia. Lantainya dingin, tetapi sekujur tubuh Sonia terasa lebih dingin. Bahkan hatinya pun dingin.Sandy tidak bersedia menikahi Sonia. Alasannya karena dia tidak seunggul Chelsea? Menggelikan! Chelsea itu wanita desa yang dipandangnya sebelah mata sejak mereka kecil! Siapa yang pernah mengira bahwa ada satu hari di mana Sonia akan kalah telak darinya?Tidak! Sonia menggeleng kuat-kuat, seolah-olah ingin menepis semua pikiran negatif di benaknya. Hatinya yang tidak rela terus berseru agar dia tidak menyerah sekarang. Masih ada jalan yang panjang di masa depan ... mereka belum mencapai ujungnya!....Ketika Sandy bangun keesokan harinya, dia langsung disambut Sonia yang sudah menyiapkan sarapan. Mata pria itu berkilat kaget dan bibirnya tanpa sadar melontarkan pert
"Ugh, nggak usah ungkit lagi, Bos. Aku dijadikan tahanan rumah di markas pusat. Orang-orang itu mencuci otakku setiap hari," ujar Andre, orang yang barusan menerobos masuk.Saat ini, Andre adalah bos resmi sekaligus kepala desainer Quentin Jewelry. Namun, dia masih saja memanggil Chelsea dengan panggilan bos.Selama beberapa tahun terakhir, Chelsea dan Andre hanya berinteraksi lewat telepon. Bagaimanapun, Andre adalah bidak catur yang digunakan Zenith untuk melawannya. Chelsea tidak ingin berhubungan terlalu dekat dengan Andre agar tidak membawa masalah bagi pria itu.Namun, saat mendengar Andre ditahan di markas pusat, Chelsea tidak bisa menahan diri untuk bertanya ingin tahu, "Kenapa? Apa performa Quentin Jewelry kurang bagus?""Memangnya kamu nggak melihat daftar peringkat penjualan perhiasan dalam negeri tahun lalu? Quentin Jewelry di peringkat pertama, lho!" balas Andre dengan suara meninggi.Chelsea hampir tidak bisa menahan tawa saat melihat reaksi Andre. Dia berdeham kecil, lal
Ini bukan pertama kalinya Ferdy berinteraksi dengan Timothy. Namun, dia masih saja terkejut dengan sikap dewasa anak itu. Bocah itu jelas-jelas memiliki wajah yang menggemaskan, tetapi mengapa ekspresi wajahnya selalu tampak begitu masam?"Maura kangen padamu," jelas Ferdy tanpa mengubah ekspresinya.Maura membenarkan sambil mengangguk berulang kali, "Maura kangen sama Timothy, sudah lama nggak main sama Timothy!" Kemudian, Maura menyapukan pandangannya ke TK dan bertanya dengan penasaran, "Di sini seru, nggak?"Timothy hanya mengernyit, tidak menjawab pertanyaan Maura. Baginya, TK adalah tempat yang membosankan dan kekanak-kanakan. Di mana letak keseruannya?Namun, Maura juga tidak menunggu jawaban Timothy. Dia mendongak dan berkata sambil menatap Ferdy, "Papa, Maura juga mau sekolah di sini, mau sama-sama Timothy!""Ikut-ikutan," sindir Timothy dengan kesal. Dia sama sekali tidak menyembunyikan permusuhannya.Ferdy mengangkat pelan alisnya sambil memandang Irfan. Si asisten langsung
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me