Pada awal bulan, Cornelia telah memberikan undangan kepada Chelsea. Dia tahu dari Olivia bahwa Indra dan Lanny telah mengeluarkan banyak usaha dan uang untuk membuka jalan bagi Kimin. Perjamuan malam kali ini mengundang banyak tokoh terkemuka di Kota Mahara. Nantinya, Olivia akan pergi bersama Susan.Olivia terus mengajak Chelsea untuk bergabung dengan mereka. Dia mengatakan bahwa ibu mertuanya berulang kali mengungkit ingin berkenalan dengan Chelsea. Berhubung tidak enak menolak, malam itu Chelsea bersiap-siap dan menunggu mobil Keluarga Tandiono menjemputnya.Begitu Susan melihat Chelsea untuk pertama kali, dia langsung memuji, "Selama ini, aku cuma mendengar dari Olivia saja. Begitu bertemu langsung denganmu, aku baru sadar bahwa Olivia sama sekali nggak berlebihan dalam memujimu!"Chelsea membalas sambil tersenyum, "Bu Susan, kamu terlalu sungkan. Aku juga sering mendengar Olivia berbicara tentangmu. Bisa punya ibu mertua yang begitu baik adalah keberuntungan baginya.""Aduh, Kelua
"Apa itu anak? Mereka adalah ikatan keluarga, harapan masa depan!""Anak gadis sekarang terlalu dimanja. Mereka takut untuk menikah dan melahirkan. Ketika sudah tua nanti, mereka baru akan tahu betapa baiknya punya anak."Obrolan seputar anak masih terus berlanjut.Chelsea segera melirik Lanny. Dia jelas melihat senyuman licik di wajahnya. Tampaknya semuanya sudah diatur sejak awal."Agnes, waktumu terbuang karena Frank si berengsek. Kalau nggak, kamu juga seharusnya sama seperti kita. Anakmu seharusnya sudah SD, 'kan?""Iya, sayang banget. Agnes sudah membuang masa mudanya yang indah."Beberapa wanita itu menunjukkan ekspresi menyesal. Kata-kata mereka terdengar seperti sedang menghibur Agnes, tetapi sebenarnya mereka menghujatnya. Raut wajah Agnes tentu terlihat tidak senang."Apa kalian mengerti pelajaran anak SD? Kenapa terburu-buru ikut campur dalam hidup orang lain?" tanya Chelsea dengan santai.Tatapan semua orang pun tertuju pada Chelsea. Salah satu wanita segera berkata, "Chel
"Wanita sialan! Kamu orangnya! Jangan kira aku nggak bisa mengenalimu karena saat itu gelap!" Gino mencengkeram pergelangan tangan Cornelia dengan erat sembari membentak, "Biar kuberi tahu, tatapanku sangat tajam. Kamu nggak akan bisa lepas dari pandanganku! Sekarang, ikut aku ke kantor polisi! Aku akan melaporkanmu dengan tuntutan penganiayaan!""Penganiayaan apa? Aku hanya memberi pelajaran pada orang yang seharusnya dihajar!" timpal Cornelia. Ketika Gino sedang lengah, Cornelia segera menendang bagian vitalnya.Gino mengerang kesakitan dan melepaskan Cornelia secara refleks. Dia mengumpat, "Wanita sialan! Aku akan membunuhmu!"Setelah membuat Gino kesakitan, Cornelia segera berbalik untuk kabur. Akan tetapi, dia malah bertemu dengan istri-istri orang kaya yang sedang keluar memeriksa situasi.Agnes menghentikan Cornelia dan bertanya, "Bukannya aku memintamu keluar untuk ambil minuman? Kenapa kamu malah bertengkar dengan orang lain?""Bibi, dia bajingan! Kemarin, dia memanfaatkan tem
Ketika pintu ruangan terbuka, semua orang yang ada di dalam sontak terkejut. Ferdy melangkah masuk dengan ekspresi datar. Dia bertanya, "Kalian sedang menyelesaikan konflik antara Keluarga Milano dan Keluarga Pangestu, 'kan? Kenapa nggak libatkan aku?"Sandy berdiri tegak sembari menimpali dengan tenang, "Masalahnya sudah selesai. Kamu nggak perlu terlibat lagi.""Um?" Ferdy melirik ke arah Gino yang masih dipaksa membungkuk, lalu membalas, "Apa ini pertunjukkan mempermalukan keluarga demi menegakkan keadilan? Aku nggak sangka Kak Sandy makin nggak berprinsip."Sandy mengernyit seraya bertanya, "Apa maksudmu?""Ya, seperti itu," sahut Ferdy.Begitu Ferdy masuk, auranya langsung membuat Sandy tertekan. Suasana yang tadinya sudah damai seketika menjadi tegang. Chelsea tidak bisa berkata-kata. Perjamuan makan malam Keluarga Pangestu awalnya baik-baik saja. Apakah acara ini akan menjadi panggung pertunjukkan Keluarga Milano?Cornelia mendekat ke telinga Chelsea dan berbisik, "Kak, kenapa a
Jendela diturunkan, lalu wajah Ferdy muncul dari balik keremangan mobil. Pria itu berkata sambil menatapnya tajam, "Masuklah, ada yang ingin kutanyakan padamu."Chelsea bergeming di tempatnya. Ferdy mengernyit dan melontarkan ancaman dengan nada dingin, "Kamu pilih aku menyeretmu masuk atau kamu menurut dan naik sendiri ke mobil?"Chelsea kesal sekali. Ferdy sama sekali tidak berubah, masih suka semaunya seperti dahulu!Harris yang duduk di kursi pengemudi merasa tegang. Jika tahu dirinya akan berakhir di situasi seperti ini, dia tidak akan sesumbar di depan Ferdy. Dia tidak akan bilang bahwa istrinya dan Chelsea hendak pergi makan malam bersama Keluarga Pangestu!Harris hanya bisa berdoa agar Chelsea tidak memancing amarah Ferdy. Jangan sampai dia yang terkena getahnya nanti. Lantaran berpikir seperti itu, Harris berujar dengan tulus pada Chelsea, "Chelsea, ayo kami antar. Kulihat kamu juga berniat menyetop taksi, bukan?"Demi menghargai Harris, Chelsea akhirnya membuka pintu mobil da
Saat Chelsea diturunkan dari mobil, dia menyempatkan diri untuk berkata lagi sambil tersenyum manis, "Kalau Pak Ferdy masih butuh obat itu, aku bisa membantu mencarikan perantara untuk membelikannya."Detik berikutnya, Maybach itu melaju pergi dengan kencang. Efeknya sampai hampir membuat Chelsea terhuyung jatuh. Wanita itu tidak bisa menahan diri untuk memaki-maki Ferdy di dalam hati.Di sisi lain, Harris terus mengeluh dalam hati. Hanya Chelsea seorang yang berani memancing amarah Ferdy dengan begitu santai. Sepanjang perjalanan, Harris tidak berani banyak tingkah. Dia hanya mengemudikan mobil dalam diam. Telapak tangannya bahkan tanpa sadar berkeringat dingin.Mobil akhirnya sampai luar gerbang Harbourside Villa. Harris baru saja ingin menarik napas lega ketika Ferdy mendadak bertanya dengan dingin, "Apa dia berbohong?"Harris terdiam, tidak tahu harus menjawab apa."Kalau nggak ada aku di hatinya, kenapa dia mengusahakan segala cara untuk melahirkan putra kami? Belum lagi, obat yan
Setelah Sandy masuk ke kamar, Sonia terduduk lemas di lantai untuk waktu yang lama."Kamu bahkan nggak bisa dibandingkan dengan secuil kuku Chelsea.""Sharon adalah murid Chelsea."Kata-kata Sandy tadi terus bergema di benak Sonia. Lantainya dingin, tetapi sekujur tubuh Sonia terasa lebih dingin. Bahkan hatinya pun dingin.Sandy tidak bersedia menikahi Sonia. Alasannya karena dia tidak seunggul Chelsea? Menggelikan! Chelsea itu wanita desa yang dipandangnya sebelah mata sejak mereka kecil! Siapa yang pernah mengira bahwa ada satu hari di mana Sonia akan kalah telak darinya?Tidak! Sonia menggeleng kuat-kuat, seolah-olah ingin menepis semua pikiran negatif di benaknya. Hatinya yang tidak rela terus berseru agar dia tidak menyerah sekarang. Masih ada jalan yang panjang di masa depan ... mereka belum mencapai ujungnya!....Ketika Sandy bangun keesokan harinya, dia langsung disambut Sonia yang sudah menyiapkan sarapan. Mata pria itu berkilat kaget dan bibirnya tanpa sadar melontarkan pert
"Ugh, nggak usah ungkit lagi, Bos. Aku dijadikan tahanan rumah di markas pusat. Orang-orang itu mencuci otakku setiap hari," ujar Andre, orang yang barusan menerobos masuk.Saat ini, Andre adalah bos resmi sekaligus kepala desainer Quentin Jewelry. Namun, dia masih saja memanggil Chelsea dengan panggilan bos.Selama beberapa tahun terakhir, Chelsea dan Andre hanya berinteraksi lewat telepon. Bagaimanapun, Andre adalah bidak catur yang digunakan Zenith untuk melawannya. Chelsea tidak ingin berhubungan terlalu dekat dengan Andre agar tidak membawa masalah bagi pria itu.Namun, saat mendengar Andre ditahan di markas pusat, Chelsea tidak bisa menahan diri untuk bertanya ingin tahu, "Kenapa? Apa performa Quentin Jewelry kurang bagus?""Memangnya kamu nggak melihat daftar peringkat penjualan perhiasan dalam negeri tahun lalu? Quentin Jewelry di peringkat pertama, lho!" balas Andre dengan suara meninggi.Chelsea hampir tidak bisa menahan tawa saat melihat reaksi Andre. Dia berdeham kecil, lal