"Ugh, nggak usah ungkit lagi, Bos. Aku dijadikan tahanan rumah di markas pusat. Orang-orang itu mencuci otakku setiap hari," ujar Andre, orang yang barusan menerobos masuk.Saat ini, Andre adalah bos resmi sekaligus kepala desainer Quentin Jewelry. Namun, dia masih saja memanggil Chelsea dengan panggilan bos.Selama beberapa tahun terakhir, Chelsea dan Andre hanya berinteraksi lewat telepon. Bagaimanapun, Andre adalah bidak catur yang digunakan Zenith untuk melawannya. Chelsea tidak ingin berhubungan terlalu dekat dengan Andre agar tidak membawa masalah bagi pria itu.Namun, saat mendengar Andre ditahan di markas pusat, Chelsea tidak bisa menahan diri untuk bertanya ingin tahu, "Kenapa? Apa performa Quentin Jewelry kurang bagus?""Memangnya kamu nggak melihat daftar peringkat penjualan perhiasan dalam negeri tahun lalu? Quentin Jewelry di peringkat pertama, lho!" balas Andre dengan suara meninggi.Chelsea hampir tidak bisa menahan tawa saat melihat reaksi Andre. Dia berdeham kecil, lal
Ini bukan pertama kalinya Ferdy berinteraksi dengan Timothy. Namun, dia masih saja terkejut dengan sikap dewasa anak itu. Bocah itu jelas-jelas memiliki wajah yang menggemaskan, tetapi mengapa ekspresi wajahnya selalu tampak begitu masam?"Maura kangen padamu," jelas Ferdy tanpa mengubah ekspresinya.Maura membenarkan sambil mengangguk berulang kali, "Maura kangen sama Timothy, sudah lama nggak main sama Timothy!" Kemudian, Maura menyapukan pandangannya ke TK dan bertanya dengan penasaran, "Di sini seru, nggak?"Timothy hanya mengernyit, tidak menjawab pertanyaan Maura. Baginya, TK adalah tempat yang membosankan dan kekanak-kanakan. Di mana letak keseruannya?Namun, Maura juga tidak menunggu jawaban Timothy. Dia mendongak dan berkata sambil menatap Ferdy, "Papa, Maura juga mau sekolah di sini, mau sama-sama Timothy!""Ikut-ikutan," sindir Timothy dengan kesal. Dia sama sekali tidak menyembunyikan permusuhannya.Ferdy mengangkat pelan alisnya sambil memandang Irfan. Si asisten langsung
"Maura ...." Ferdy ingin menggunakan alasan yang diutarakannya tadi, bahwa Maura merindukan Timothy. Namun, saat kata-kata itu hampir terucap, dia menelannya kembali. Dia malah bertanya dengan raut serius, "Sebenarnya gimana cara kamu mengajar Timothy?"Chelsea tertegun. Apa maksud Ferdy? Dia langsung membalas dengan nada marah, "Tunggu, kamu mau bilang kalau Timothy kekanak-kanakan?"Ferdy memikirkannya sejenak sebelum menyahut serius, "Dia terlalu dewasa." Apa bagusnya kalau seorang anak kecil terlalu dewasa? Bukankah lebih baik kalau anak kecil sepolos dan selugu Maura? Maura sangat menggemaskan.Chelsea tidak memahami jalan pikir Ferdy. Dia berkata, "Kamu sakit atau gimana sih? Kamu kurang kerjaan, jadi sengaja datang buat masalah?""Apa kamu sering mengucapkan hal negatif soal aku di depannya?" tanya Ferdy tanpa memedulikan kecaman Chelsea.Chelsea membalas dengan pedas, "Nggak. Aku takut ketiban sial kalau menyebut namamu!"Ferdy mengangkat alisnya dan kembali bertanya, "Kalau be
Di sisi lain, Chelsea sudah kembali ke mobil dan mengemudi tanpa dengan ekspresi dingin.Tadi, Andre tidak turun dari mobil dan hanya diam-diam mengamati kejadian di luar gerbang TK. Jadi, dia bertanya dengan nada bingung, "Bos, kenapa Pak Ferdy mencari Tuan Muda?""Dia sudah tahu kalau Timothy putranya," sahut Chelsea."Hah? Kenapa kamu membiarkannya tahu? Situasi di Kota Mahara berbeda dengan di luar negeri. Keluarga Milano punya pengaruh besar di sini. Bisa gawat kalau Pak Ferdy ingin merebut Tuan Muda darimu!" ujar Andre terkejut."Coba saja kalau dia berani!" balas Chelsea.Jika Ferdy berani melakukan itu, Chelsea tidak akan pernah mengampuninya. Dia pernah melindungi Timothy dari Ferdy satu kali, jadi dia pasti bisa melakukannya untuk kedua kalinya!Andre merasakan aura Chelsea yang tiba-tiba berubah tajam. Dia menelan ludah, lalu berkata sambil menyeringai, "Dengan kemampuan Bos, kita pasti bisa melawannya."Chelsea tidak menyahut. Kepalanya tengah memikirkan kejadian hari ini.
Setelah Diana meninggalkan Harbourside Villa pada hari itu, dia terus merasa cemas. Dia tidak bisa memahami pikiran Ferdy dan tidak berani bertanya secara langsung karena takut akan membuat pria itu marah.Akan tetapi, menyimpan semua kegelisahan di dalam hati malah membuat Diana merasa sangat tidak nyaman. Satu-satunya cara untuk melepaskan diri adalah dengan bekerja. Kini, hanya tersisa tiga hari lagi sebelum Diana mulai syuting. Dia memiliki jadwal yang sangat padat.Sonia sempat mengajaknya bertemu beberapa kali, tetapi selalu gagal. Dia pun akhirnya menghubungi manajer Diana.[ Belakangan ini, Diana sangat sibuk? ]Saat menerima pesan dari Sonia, manajer itu tengah memperhatikan Diana yang sedang mengambil foto majalah di studio. Dia pun membalas dengan tak acuh.[ Ya, jadwalnya sangat padat. ]Tak lama kemudian, Sonia bertanya lagi.[ Apa terjadi sesuatu? Beberapa hari ini, Diana selalu terlihat dalam suasana hati yang buruk tiap kali aku menghubunginya. ]Setelah membaca pesanny
Di Joy Club.Setelah mendengar berita ini dari Irfan, Evan berucap dengan tidak percaya, "Apa? Kak Ferdy langsung mengakuisisi bisnis waralaba playground untuk putranya?" Dia menoleh ke arah Ferdy sambil melanjutkan, "Mulai hari ini, aku juga bisa memanggilmu papa. Kamu belikan perusahaan untukku juga, ya."Beberapa waktu yang lalu, Evan baru tahu dari Harris bahwa Ferdy dan Chelsea memiliki seorang putra. Masalah ini sudah membuat Evan cukup tercengang. Kini, setelah mendengar tentang aksi dermawan Ferdy terhadap putranya, dia menjadi makin kebingungan.Ferdy meliriknya dengan dingin sambil menolak, "Mimpi."Evan pun mengalah. Dia langsung duduk kembali ke tempatnya sambil berkata, "Kak Ferdy, kapan kamu akan membawa putramu untuk kenalan dengan kami? Aku sangat penasaran.""Masih belum saatnya," jawab Ferdy dengan tak acuh.Sementara itu, Irfan diam-diam membatin, 'Apanya yang belum saatnya? Jelas-jelas kamu yang nggak bisa menghadapi bocah itu!'Hari ini, ketika Ferdy memberikan had
"Apa kamu tahu kalau Chelsea punya anak di luar nikah?" tanya Antoni dengan tegas. Vera duduk di sebelah Antoni. Dia menunjukkan ekspresi penyesalan karena gagal menghentikan Antoni.Ferdy meliriknya sekilas dan segera tahu apa yang terjadi. Dia bertanya, "Gimana kamu bisa tahu?"Pertanyaan ini ditujukan kepada Vera. Wanita itu merasa sangat gelisah. Dia mengoceh sebentar sebelum akhirnya menjawab, "Aku ... aku tahu dari orang lain .... Belakangan ini, kabar ini beredar di lingkaran para wanita .... Mereka bilang Chelsea punya anak haram ...."Anak haram? Mendengar kata ini, tatapan Ferdy menjadi jauh lebih dingin. Dia segera bertanya, "Siapa yang sebarkan rumor ini?"Antoni memarahi, "Kenapa kamu galak pada tantemu? Kamu sudah tahu Chelsea punya anak? Kamu bisa-bisanya menunda pernikahan demi wanita seperti itu? Apa yang sedang kamu pikirkan?"Sandy yang duduk di sofa juga baru mengetahui berita ini. Dia masih belum sepenuhnya mencernanya. Kemudian, dia mendengar Ferdy mengatakan deng
Sandy berkata, "Biarkan aku menyendiri sebentar."Sandy mencoba menarik tangannya, tetapi Vera malah menahannya dengan erat. Ibunya itu berkata, "Nggak bisa. Apa lagi yang harus dipikirkan? Chelsea pernah bercerai dan sudah punya anak. Itu bahkan adalah anaknya Ferdy. Kalau kamu benar-benar mengejarnya, aku dan papamu yang akan malu!"Vera makin takut saat memikirkannya. Dia hampir saja percaya pada kata-kata Sandy, bahkan merasa bahwa Chelsea adalah wanita yang pantas untuk putranya. Sekarang ... dia tidak akan pernah membiarkan Sandy mengejar Chelsea lagi. Vera tidak ingin anak yang paling dia banggakan menjadi bahan tertawaan. Dia bahkan menangis saking emosinya.Vera menambahkan, "Dengar, kalau masih mau kejar Chelsea, kamu harus bunuh aku dan papamu dulu. Mana mungkin kami sanggup dipermalukan seperti itu? Harga diri kami bakal diinjak-injak!"Sandy sangat pusing mendengarnya. Dia segera menimpali, "Mama bisa diam nggak? Aku tahu batasan.""Kalau kamu memang tahu batasan, cepat be