Namun, Chelsea hanya tersenyum kepada Olivia. Respons Chelsea membuat Olivia kesal, dia mengeluh, "Chels, sekarang kamu nakal sekali, ya! Kamu sengaja membuatku penasaran!" Chelsea tersenyum lagi dan tidak berbicara.Olivia mulai mengomel, "Sebenarnya ada bagusnya kalau kamu dan Ferdy baikan. Harris bilang, hidup Ferdy sangat kacau sejak kamu meninggalkan dia, Ferdy hanya sibuk bekerja dan jarang makan. Katanya, Ferdy makin kurus. Sekarang, kelihatannya Ferdy memang serius kepadamu, seharusnya Ferdy sudah menyadari kesalahannya ...."Chelsea baru teringat Ferdy memang lebih kurus saat melihatnya hari ini. Chelsea mengatupkan bibirnya. Entah kenapa, dia tiba-tiba merasa agak tidak nyaman.Olivia melanjutkan, "Chels, apa pun keputusanmu, aku akan tetap mendukungmu."Chelsea menasihati dengan serius, "Olivia, Harris itu pria yang baik. Jangan sampai kamu kehilangan dia hanya karena aku."Olivia tersenyum dan menimpali, "Kenapa kamu malah membicarakan aku? Kamu tenang saja, kali ini aku ng
Chelsea kembali bekerja seperti biasa di Soraya Jewelry. Malam ini, saluran penjualan online Soraya Jewelry akan diluncurkan bersamaan dengan kembang api pertama tahun baru. Dalam kegiatan pemasaran dan promosi kali ini, seluruh staf di dalam perusahaan tampaknya sangat antusias.Saat rapat pagi berlangsung, Chelsea bisa melihat bahwa setiap petinggi agak tegang. Dia bahkan mencoba mencairkan suasana dengan bergurau.Ketika rapat hampir berakhir, Chelsea bangkit untuk berbicara dengan nada lembut yang sangat menyenangkan untuk didengar, "Setelah Soraya Jewelry diambil alih olehku, kalian sudah bekerja keras bersamaku. Aku sangat berterima kasih atas kepercayaan kalian semua yang sudah menemaniku dan Soraya Jewelry sampai saat ini."Chelsea menambahkan, "Soraya Jewelry bukan hanya hasil kerja keras dari beberapa generasi Keluarga Soraya, tapi juga hasil keringat dan usaha setiap staf yang telah memupuknya dengan sepenuh hati. Keberhasilan Soraya Jewelry adalah berkat usaha bersama kita.
Olivia mengajak Chelsea untuk duduk di bar. Chelsea hanya memesan segelas lemonade. Sementara itu, Olivia minum sedikit koktail, lalu memberikannya kepada Chelsea seperti biasa sambil berkata, "Cobalah, rasanya cukup unik. Ini adalah produk baru yang akan segera diluncurkan oleh Joy Club."Chelsea hendak menolak, tetapi gelas itu telah berpindah ke tangan Kendrian. Pria itu mencicipi sedikit, lalu berdecak sambil berkomentar, "Biasa saja, terlalu banyak vodka."Olivia sontak emosi sehingga memarahi, "Kenapa kamu minum bekasku?"Namun, Kendrian malah berkata tersenyum sinis, "Kenapa? Takut aku keberatan dengan air liurmu? Aku nggak perhitungan seperti kamu, jadi tenanglah.""Kamu ...." Olivia begitu kesal hingga kehabisan kata-kata. Kakaknya ini sungguh tidak tahu malu.Kendrian menatap gelas minumannya dengan penuh arti, lalu sengaja berbicara untuk didengar oleh Harris di sebelahnya, "Hal kecil seperti meluncurkan produk baru pun dia kasih tahu, sepertinya seseorang cukup memperhatika
Tepat pada pukul 00.00, seluruh Kota Mahara sangat heboh. Lautan manusia berkumpul di sekitar gedung pencakar langit ikonik. Cahaya kembang api tampak menyinari setiap wajah yang tersenyum.Saat berikutnya, ribuan drone meluncur ke udara. Dengan latar belakang kembang api, drone tersebut tersusun rapi dan membentuk berbagai gambar. Dari berbagai jenis batu permata, mereka berubah menjadi berbagai perhiasan yang cantik. Hal itu sontak memicu sorakan kekaguman.Pada akhirnya, drone membentuk logo dan slogan dari Soraya Jewelry, diikuti oleh pengumuman peluncuran saluran penjualan online mereka. Yang paling menakjubkan adalah drone tidak hanya menampilkan iklan, tetapi juga memberikan demonstrasi singkat tentang cara menggunakan saluran penjualan online.Saat itulah, semua orang baru menyadari bahwa pertunjukan drone ini sebenarnya adalah iklan dari Soraya Jewelry."Buset! Soraya Jewelry hebat banget!""Ini bagus banget!""Siapa yang membuat program drone ini? Ini benar-benar karya master
Keterampilan bela diri Kendrian tidak sebaik Ferdy. Belum lagi, pria itu sedang emosi sehingga sama sekali tidak mengendalikan tenaganya. Bisa dikatakan bahwa Ferdy menghajar secara sepihak. Kendrian sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk mengadang serangannya. Namun, dia tetap berdiri teguh dan pandangannya sangat tegas. Keteguhannya ini terus memprovokasi Ferdy.Tak lama kemudian, Ferdy meraih kerah Kendrian, lalu meninju sambil bertanya, "Chelsea adalah wanitaku, apa hakmu untuk melindunginya?"Kendrian malah meludahkan darah dan berkata sambil tersenyum sinis, "Nggak usah banyak omong. Kalau kamu sehebat itu, bunuh saja aku."Ketika Irfan tiba dan melihat adegan ini, dia amat terkejut sehingga buru-buru mendekat sambil berseru, "Hentikan, jangan berantem lagi!"Irfan menahan tinju Ferdy dan segera melaporkan, "Pak Ferdy, ada masalah. Ada orang yang baru saja menerobos masuk dan membawa pergi Theo!"Mendengar itu, mata Ferdy yang memerah segera tenang kembali. Dia menatap dingin
Peter sebenarnya tidak menyembunyikan Shania, melainkan membawanya ke rumah sakit pada malam itu. Kondisi Shania memang tidak stabil. Kematian Johanna memberinya tekanan besar, ditambah dengan melukai Chelsea pada malam itu, semua hal ini membuat Shania sepenuhnya kehilangan kendali. Selama periode ini, dia hanya bisa menenangkan diri dengan obat penenang.Melalui pintu kamar dan jendela kaca di pintu, bisa terlihat Shania yang bersandar di sudut dinding dan kadang kala akan menjerit. Peter yang berdiri di samping Ferdy berkata, "Dia sudah dihukum. Dokter bilang, kondisinya sulit untuk pulih lagi. Mungkin dia nggak akan pernah pulih selamanya."Ferdy tetap diam, lalu memalingkan pandangannya perlahan. Melihat Ferdy yang berbalik untuk pergi, Peter pun mengikutinya sambil berucap, "Apakah kepergian Chelsea membuatmu begitu terpukul?"Ferdy masih tidak berkata apa pun. Sementara itu, Peter sudah terbiasa dengan sikapnya yang tidak suka berbicara. Dia hanya melanjutkan sambil tersenyum, "
Mengikuti alamat yang diberikan oleh wanita gemuk, Ferdy menemukan sebuah klinik swasta. Sebelum memasuki pintu, dia mendengar suara ratapan wanita. Ferdy pun tanpa sadar berhenti.Lindsey berkata, "Kak Hans, kita lahirkan anak ini, ya. Aku ... bisa cuti setahun dulu. Aku ...."Sementara itu, Hans membujuk, "Linda, jangan terlalu dipikirkan. Itu adalah seorang anak, bukan kucing atau anjing jalanan. Kita harus membesarkannya dan semua itu butuh uang!"Lindsey berkata dengan makin serius, "Aku ... aku masih punya sedikit uang. Nantinya, setelah tubuhku pulih, aku masih bisa kerja. Kamu juga .... Kalau kamu nggak judi lagi dan tabung semua gajimu, kita bakal sanggup membesarkan anak ini."Namun, Hans telah kehilangan kesabarannya sehingga memarahi, "Kamu ini jangan terlalu polos. Kita bahkan sulit untuk membiayai diri sendiri, apalagi membesarkan seorang anak!"Usai berkata demikian, Hans seolah-olah teringat dengan sesuatu. Dia berbicara dengan nada yang sangat tidak sabaran, "Linda, ka
Lima tahun kemudian, di bandara Kota Mahar, seorang wanita yang mengenakan kebaya melangkah keluar dari jalur VIP. Dia mendorong koper kecil dengan satu tangan, sementara tangannya yang lain mengangkat kacamata hitamnya. Tindakannya itu perlahan menunjukkan wajah mungilnya yang putih bersih.Kulitnya yang halus bersinar di bawah kain sutra hijau tua sehingga membuatnya terlihat sangat cantik Begitu tiba, dia langsung berhasil mencuri perhatian semua orang di sekitarnya. Namun, wanita itu seolah-olah sudah terbiasa. Dia hanya fokus pada percakapan dengan seseorang di earpiece bluetooth-nya."Timothy nurut, nggak?" tanya wanita itu."Ya, lumayan," jawab seorang pria.Tak lama kemudian, suara bocah terdengar di ujung telepon, "Mama, aku bukan anak kecil lagi. Kamu nggak usah begitu khawatir."Wanita itu tertawa mendengarnya, lalu dia berpesan, "Oke, jaga baik-baik Om Kendrian.""Oke," jawab Timothy Soraya yang masih kecil. Kemudian, dia mengembalikan ponselnya kepada Kendrian yang duduk d
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me