Sesampainya di rumah sakit, Chelsea langsung dibawa ke ruang operasi. Ferdy menunggu di depan pintu dengan aura dingin.Anissa buru-buru datang. Melihat ruang operasi yang menyala dengan lampu merah, emosinya tak tertahan lagi. Dia memukul Ferdy sembari memarahinya, "Bajingan! Bagaimana bisa kamu bunuh anakmu lagi? Kamu berbuat dosa! Kamu nggak mau punya anak?"Ferdy tidak memberi respons apa pun, hanya membiarkan Anissa melampiaskan emosinya. Saat menatap pintu ruang operasi yang tertutup rapat, tatapannya seakan-akan diselimuti kabut tebal sehingga ekspresinya tidak terbaca.Setengah jam kemudian, Chelsea duduk di atas kursi roda dengan wajah pucat, lalu didorong ke luar ruang operasi. Matanya yang merah menatap lurus pada Ferdy dengan penuh kebencian dan kemarahan."Ferdy, apa kamu puas sekarang?" tanya Chelsea dengan suara serak. Nadanya dingin dan cuek.Di bawah pantulan cahaya lampu, udara seakan-akan membeku. Tiba-tiba, Ferdy merasa seolah-olah ada jurang dalam yang membentang l
Kabar tentang Chelsea yang kembali ke vila lama Keluarga Soraya sudah tersebar. Begitu mengetahui kabar ini, Johanna bersenandung dengan senang di ruang tamu.Saat ini, Shania sudah pulang. Ketika melihat ekspresinya ibunya, dia bertanya, "Ma, apa yang membuatmu begitu senang?""Mama beri tahu kamu, Chelsea diusir dari kediaman Keluarga Milano! Sekarang, dia tinggal di vila Keluarga Soraya!""Benaran?" tanya Shania dengan gembira. Sebelumnya, suasana hatinya buruk selama beberapa hari saat Johanna mengomel tentang gaun pengantin Chelsea. Begitu pulang, dia sangat senang usai mendengar kabar sebagus ini!Shania buru-buru menghampiri Johanna sembari berkata, "Coba ceritakan padaku apa yang sudah terjadi."Johanna menceritakan kejadian beberapa hari ini pada putrinya. Di akhir cerita, mereka berdua tertawa terbahak-bahak."Chelsea mengira dirinya sudah bisa menjalani kehidupan yang baik dengan mendekati Anissa. Anissa mana mungkin bisa melindunginya? Aku rasa dia terlalu licik, makanya Fe
Kompetisi mendesain perhiasan diadakan setahun sekali. Ini adalah kesempatan yang sangat bagus bagi berbagai merek perhiasan dalam negeri untuk mempublikasi perhiasan masing-masing.Soraya Jewelry tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini. Mereka sejak awal sudah mengadakan rapat untuk berpartisipasi dalam kompetisi besar ini. Chelsea duduk di kursi utama sambil menunduk memperhatikan daftar nama karyawan. Dia terlihat agak gelisah.Meja rapat dibagi menjadi 2 kelompok. Keduanya memiliki pendapat masing-masing dan mulai berdebat."Kalau bisa memenangkan juara pertama, nama Soraya Jewelry pasti akan terkenal! Ini adalah kesempatan yang begitu penting. Bagaimana mungkin kita nggak mengharapkan stabilitas di industri ini?""Bukankah kreativitas karyawan lama lebih terbatas dibandingkan karyawan baru? Ini adalah kompetisi, bukan membuat produk baru. Dalam kompetisi, kita harus inovatif agar perhiasan yang kita rancang memiliki daya tarik!""Karyawan baru belum pernah berpartisipasi d
"Iya, kata Harris, dia sakit selama beberapa hari." Olivia mengangkat tangannya untuk menyeka air mata sambil berkata, "Chels, kamu masih peduli dengan bajingan itu? Dia ...."Sembari berbicara, mata Olivia tanpa sadar tertuju ke arah perut Chelsea. Dia merasa sedih, lalu menggertakkan gigi dan lanjut berkata, "Chels, nggak peduli seberapa unggulnya pria itu, kamu tetap harus meninggalkannya!""Ya, aku cuma tanya," sahut Chelsea sambil tersenyum. Rasa khawatir di dalam hatinya menghilang.Mandy menghampiri Chelsea, lalu meraih tangannya sambil berujar, "Sekarang, nggak ada gunanya untuk membicarakan beberapa hal itu. Aku cuma berharap kamu bisa menjaga kesehatanmu. Kita masih muda dan punya banyak peluang di masa depan. Nggak usah peduli dengan seorang pria seperti itu."Mandy juga merasa terkejut saat pertama kali mengetahui kabar tersebut. Dia tidak menyangka bahwa Ferdy akan begitu kejam kepada Chelsea. Sekarang, Mandy menyesal telah menghentikan Chelsea. Bagaimanapun, Chelsea lebih
Rombongan itu mencari sebuah restoran di dekat. Sebagai orang yang mengajak untuk makan bersama, Chelsea memesan banyak hidangan.Bella yang baru saja lulus dari perguruan tinggi merasa sedikit panik saat makan bersama mereka. Bahkan, dia hampir menjatuhkan gelas. Olivia merasa Bella sangat lucu dan menimpali, "Nggak usah gugup, kami nggak akan menggigitmu, kok.""Aku ...," balas Bella sambil tersenyum kikuk. Saking gugupnya, dia bahkan tidak bisa menjawab dengan benar. Chelsea mengambil makanan untuk Bella dan bertanya dengan cemas, "Apa kamu dipersulit karena aku menyuruhmu memimpin tim?""Nggak … nggak," timpal Bella yang buru-buru melambaikan tangannya. "Aku sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Bu Chelsea. Adapun pendapat orang lain, aku akan menutup mulut mereka dengan kemampuanku."Ketika melihat tatapan mata Bella yang tampak tegas, Chelsea tersenyum dan berkata, "Aku membuat keputusan ini berdasarkan pertimbangan yang cermat. Kamu punya nilai bagus di per
Setelah memasuki ruang kerja di lantai dua, Chelsea mengeluarkan dokumen dari laci. Ketika Ferdy menghampirinya, dia baru melemparkannya ke atas meja dan berkata, "Ini surat perjanjian perceraian dalam dua rangkap. Aku sudah menandatanganinya."Ekspresi Ferdy tiba-tiba berubah. Dia bertanya dengan suara yang sedikit serak, "Apa maksudmu?""Pak Ferdy nggak bisa dengar atau nggak bisa baca?" Chelsea menunjuk judul dokumen tersebut dan lanjut berkata, "Cerai, aku mau bercerai denganmu."Kedua kata ini ibarat belati yang menusuk hati Ferdy. Tiba-tiba, dia meraih pergelangan tangan Chelsea dan berkata dengan dingin, "Chelsea, sudah kubilang, aku nggak setuju untuk bercerai, berapa kali lagi aku harus mengulanginya?"Chelsea menimpali, "Kalau kamu nggak setuju, ayo kita bertemu di pengadilan. Saat itu, seluruh Kota Mahara akan tahu bahwa aku bukan kekasihmu, melainkan istrimu. Mereka pasti akan mentertawakan ....""Aku nggak peduli," celetuk Ferdy yang tanpa sadar memperkuat cengkeramannya s
Chelsea merasa sangat kesal dengan Ferdy yang masih tidak ingin bercerai. Jadi, dia langsung mengusir Ferdy dari kediaman Keluarga Soraya. Sebelum semua orang yang menunggu di bawah memahami situasi ini, Chelsea langsung membanting pintu.Chelsea sangat marah sampai berkacak pinggang. Dia baru menyadari seberapa sulitnya untuk berurusan dengan Ferdy! Dia sudah mengatakannya dengan begitu jelas, tetapi Ferdy masih tidak bisa memahaminya! Sungguh sulit untuk berbicara dengan pria ini!Sebelum orang-orang di lantai bawah bertanya, Chelsea sudah naik ke lantai atas tanpa melihat ke belakang. Olivia pun menarik Mandy dan bertanya, "Pembicaraan mereka berakhir dengan buruk, ya?"Mandy merasa tidak berdaya dan menimpali, "Kondisinya sudah jelas, 'kan?"Olivia merenung sambil berkata, "Aku benar-benar nggak paham dengan perbuatan Pak Ferdy. Biarpun sedang sakit, dia tetap datang untuk mencari Chels. Dari hal ini, dia terlihat sangat penyayang, tapi ...." Olivia benar-benar tidak mengerti apa y
Diana berbaring di pelukan Ferdy. Dia memegang piyama Ferdy dengan kedua tangannya dan tidak berani bergerak. Suhu tubuh Ferdy tidak normal sehingga dadanya terasa sangat hangat. Jantung Diana berdebar kencang. Tanpa sadar, dia menekukkan jari-jarinya dan menyentuh otot dada Ferdy. Sensasi panas dan kasar itu memicu gejolak di dalam hati Diana.Detik berikutnya, gumaman Ferdy menarik Diana kembali ke kenyataan. "Chelsea, aku nggak akan setuju ...."Sekujur tubuh Diana menjadi kaku. Ternyata, Ferdy yang sedang demam salah mengira dirinya adalah Chelsea. Diana memandang Ferdy dan berkata, "Erdy, aku Diana. Tolong bangun dan berhenti memikirkan wanita itu, oke?"Ferdy sepertinya tidak mendengar ucapan Diana. Dia masih terus mengulangi kata "Chelsea". Diana merasa sangat sedih sehingga dia mengerucutkan bibirnya dan melepaskan diri dari pelukan Ferdy.Anissa berjalan ke belakang Diana, lalu meraih bahu Diana dan berkata, "Jaga dia baik-baik. Waktu bangun, dia akan tahu siapa yang benar-ben
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me