Sonia sontak mengernyitkan alis begitu mendengar permintaan Johanna. Shania yang kemampuannya tidak seberapa itu ingin bekerja di Quentin? Di sisi lain, Johanna sangat menantikan jawaban Sonia. Dia pun meyakinkan, "Ke depannya, Shania akan menikah dan masuk ke Keluarga Amelia. Sebagai keluarga pihak wanita, kita juga harus jaga nama baik Shania, 'kan?"Ketika mengatakan ini, Johanna melirik Sonia dengan ekspresi penuh harapan sambil menambahkan, "Sonia, kamu pasti nggak mau adikmu direndahkan keluarga mertuanya dong? Apalagi, kalau kamu bantu Shania sekarang, ke depannya dia juga akan membantumu. Saudara kandung sudah seharusnya saling membantu."Sonia awalnya hendak menolak, tetapi begitu mendengar ucapan Johanna, dia pun bertanya, "Ma, ucapanmu memang masuk akal. Shania adikku, aku juga harus peduli padanya."Johanna menimpali, "Tapi seingat Mama, Shania nggak belajar desain perhiasan, 'kan?""Benar. Shania memang nggak ambil jurusan itu, tapi selama ini dia mengikutiku dan Papa. Beb
Sesudah Chelsea memarkirkan mobil, asisten Jack menyambutnya dengan senyuman dan menyampaikan, "Bu Yola, beberapa hari ini suasana hati Pak Jack nggak terlalu baik. Begitu tahu Ibu mau menemuinya, dia langsung senyum. Tapi, Ibu juga tahu temperamennya seperti apa. Nanti, dia pasti berpura-pura di depan Ibu."Setelah mengatakan ini, asisten Jack mengantar Chelsea ke dalam vila. Sebelum mereka masuk, Jack sudah berdiri di depan jendela memandang ke arah luar. Dia sudah lama tidak bertemu dengan Chelsea karena terus menunggu wanita ini untuk mengalah. Tidak disangka, Chelsea lebih keras kepala daripada Jack! Jack menghela napas saat mendengar suara seseorang memanggilnya. "Om Jack!" Jack hampir tersenyum, tetapi dia tetap berusaha agar ujung bibirnya tidak terangkat. Dia menatap Chelsea dengan ekspresi datar dan mendengus kesal. Chelsea berjalan mendekat sembari tersenyum, lalu bertanya, "Kamu masih marah padaku? Ini sudah lama loh, kenapa kamu begitu gampang tersinggung?""Aku gampang
Setelah memasuki vila, Sonia menyerahkan hadiah kepada pelayan dan mengetahui bahwa Jack sedang meracik parfum di studio. Jadi, dia melangkah pelan ke studio dan menghampiri Jack. "Pak Jack, kamu ....""Tunggu aku selesai," jawab Jack yang bahkan tidak mengangkat kepalanya. Dia melambaikan tangannya untuk meminta Sonia mundur.Sonia mundur beberapa langkah dan mengamati kondisi sekeliling sebelum menatap ke arah Jack lagi.Jack adalah salah satu karyawan veteran di Orchida Perfume. Status dan kekuasaannya berada di urutan kedua setelah bos besar. Beberapa tahun lalu, parfum-parfum terkenal dari Orchida Perfume semuanya diproduksi oleh Jack. Berbeda dengan para petinggi yang fokus mempelajari pemasaran, Jack selalu fokus pada pembuatan parfum.Orang-orang di dalam perusahaan selalu membicarakan sifat Jack yang penyendiri dan sulit untuk diajak bekerja sama. Bisa dibilang, tidak ada yang mau berinteraksi dengan Jack.Sekarang, Sonia baru paham dengan ucapan mereka. Setelah pulang ke dala
Ketika mendengar berita tentang rebound saham, Chelsea langsung kepikiran dengan Ferdy. Selain pria yang terlalu kaya ini, tidak ada lagi orang lain yang akan membuang uang di saat-saat seperti ini. Chelsea kembali ke Harbourside Villa, lalu bergegas ke ruang kerja dan langsung bertanya setelah mendorong pintu, "Kenapa kamu melakukannya?"Ferdy meletakkan buku, lalu berkata sambil menatap Chelsea, "Memangnya kenapa?"Jika harga saham Soraya Jewelry tidak mengalami kenaikan, opini publik akan menyebabkan pembatalan pemesanan produk baru sebelumnya. Saat itu tiba, apa gunanya meluncurkan produk baru?Ferdy bersandar dan berujar dengan santai, "Kalau aku nggak mengatasi masalah itu, kamu sudah pasti akan bangkrut. Atau kamu punya ide selain caraku ini?" Saat mendengar pertanyaan Ferdy, Chelsea sontak kehabisan kata-kata. Sejak harga saham anjlok hingga pagi ini, Chelsea terus mengadakan pertemuan darurat dengan para petinggi di Soraya Jewelry. Biarpun sudah bekerja lembur, mereka tetap
Di dalam Harbourside Villa, Chelsea sedang berbaring di tempat tidur setelah mandi. Dia memakai masker wajah dan melakukan video call dengan Olivia. Kebetulan, Olivia yang sedang menunggu di lokasi syuting merasa bosan. Jadi, dia mengobrol dengan Chelsea sambil merajut baju.Chelsea merasa penasaran saat melihatnya. Dia pun bertanya, "Kenapa kamu merajut baju?""Aku ingin memberikannya pada Robert," jawab Olivia.Olivia mengangkat baju yang dirajut dan menunjukkannya kepada Chelsea. "Tinggal langkah terakhir saja, baju ini sudah bisa dipakai. Gimana? Bagus nggak?"Chelsea mengamatinya dengan cermat, lalu memberikan penilaian objektif, "Kalau garis lehernya lebih lebar, bagian lengan sama panjang, dan pencocokan warna bisa ....""Cukup. Kalau dengar ucapanmu, aku harus ulang dari awal, 'kan?" Olivia memeluk baju itu erat-erat seraya memperlihatkan ekspresi bahagia. "Yang kuberikan adalah kehangatan dan kasih sayang, kamu nggak akan ngerti.""Oh ya, kamu sudah menyiapkan hadiah Hari Vale
Di gedung Milano Group, Sonia mengerahkan berbagai upaya dan akhirnya mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Ferdy. Saat memasuki kantor, Sonia langsung mendapati Ferdy yang duduk di sofa.Di luar jendela yang besar, terlihat kota makmur yang diselimuti sinar matahari senja. Pemandangan itu membuat karisma Ferdy makin kuat dan memikat, seolah-olah seluruh kota sudah ditaklukkan olehnya. Jantung Sonia berdebar kencang. Seketika, dia lupa untuk melangkah. Sementara itu, Ferdy merasa agak kesal dan mengerutkan alisnya.Sonia sadar kembali dan buru-buru duduk di sofa satu dudukan yang terletak di sebelah Ferdy. Dia menyerahkan proposal proyek kerja sama yang dipegangnya ke Ferdy. "Ini penjualan Orchida Perfume di berbagai ritel dalam dan luar negeri, ada juga kerja sama dengan hotel ....""Aku bisa melihatnya sendiri," timpal Ferdy yang mengambil proposal itu dan fokus membacanya. Jelas, dia tidak ingin berbicara dengan Sonia.Sonia tersenyum canggung dan hanya bisa menunggu Ferdy selesa
Meskipun hari kerja, suasana Hari Valentine tetap terasa dengan jelas. Selama beberapa tahun ini, Chelsea tidak punya pasangan sehingga tidak pernah merasakan nuansa Hari Valentine, bahkan dirinya juga tidak mementingkan hari tersebut. Namun, saat bangun tidur hari ini, Chelsea tiba-tiba menjadi sangat bersemangat. Jika dipikir-pikir, mungkin perasaan ini muncul karena ini pertama kalinya dia merayakan Hari Valentine.Chelsea pulang kerja tepat waktu hari ini. Dia datang ke tempat parkir dan meletakkan hadiah di kursi penumpang depan, lalu menyalakan ponselnya dan mengirim pesan kepada Ferdy. Semalam, dia sudah membuat janji makan malam dengan Ferdy pada pukul 19.30, sementara restorannya dipilih oleh Chelsea.Ferdy cukup kooperatif dan hanya meminta Chelsea mengirimkan lokasinya sebelum berangkat. Pagi ini, Chelsea bertanya kepada asistennya tentang restoran mewah. Setelah ragu-ragu sejenak, dia pun memutuskan untuk mengeluarkan banyak uang demi malam ini.Saat ini, Chelsea mengirimk
Usai makan, Chelsea bangkit dan pergi ke kamar mandi. Sementara itu, Ferdy menunggunya di meja. Melihat itu, Shania mencari alasan untuk mengikuti Chelsea. Peter tahu apa yang ingin dilakukan Shania, tetapi dia tidak menghentikan wanita itu.Hingga hari ini, ketika teringat dengan bekas cupang di leher Chelsea saat berada di Harbourside Villa, Peter tetap merasa kesal. Setelah hari itu, dia menyetujui pertunangan di depan Darwin dan menyangkal ketertarikannya pada Chelsea. Namun, ketika melihat Chelsea makan bersama Ferdy hari ini, hati Peter kembali bergejolak. Dia tidak menyangka bahwa dirinya masih peduli dengan Chelsea! Di sisi lain, Chelsea berdiri di dekat wastafel dan melihat Shania mendekat melalui cermin."Aku benar-benar nggak nyangka kamu akan begitu hebat," ujar Shania yang memandang Chelsea di cermin. Kemudian, dia tersenyum sinis dan meneruskan, "Ternyata, kamu yang jelek ini juga bisa merayu pria!" "Dari penampilanmu yang norak ini, kamu memang terlihat seperti wanita
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me