Share

Chapter 36 - Luka Tak Berdarah

"Ah, apakah kamu sudah mendengar tentang Aira?"

Semua orang terdiam saat nama Aira disebut. Bahkan di balik meja, Aileen meremas tangan Bagas dengan erat.

"Pa, nanti makanannya dingin loh." Sela Cintya. Ia mulai merasa perubahan suasana menjadi kelam dan suram.

"Apa Papa membuatmu tak nyaman, Aileen?"

Aileen menghias bibirnya dengan senyum tipis. "Tidak, Om. Aku mengenal Aira dengan baik."

"Benarkah?" Seru Cintya penasaran. "Kamu tidak mengatakannya pada Mama."

"Ah, itu—" Aileen mengaruk pipinya, bingung.

"Aku yang melarangnya, Ma." Sela Bagas. "Aku tidak ingin Mama salah paham."

"Maaf, Tante."

Cintya membelai rambut Aileen. "Tidak, Nak. Mama yang harusnya minta maaf. Ini pasti juga sulit bagimu."

Dalam hati, Aileen mengangguk dengan kuat meski pada kenyataannya ia hanya mengulum senyum tipis.

"Ayo makan lagi." Seru Cintya. "Dan kamu, Sayang. Berhentilah membicarakan banyak hal di meja makan." Alihnya pada sang suami.

Haris mengeram pelan namun tatapannya tak lekang dari wajah Aileen.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status