Share

Bab 16 - Merayu Bela

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-27 06:57:05

"Mas Nial kenapa melakukan ini?"

Bela menatap Nial yang masih belum melepas tangannya dari pinggang Bela.

Semakin banyak orang yang melihat mereka dan saling menunjuk bahwa lelaki itu pasti suaminya Bela.

"Yah ... siapa yang bilang suaminya Bela kakek tua? Dia ganteng banget kayak model."

"Bela pasti menang jackpot."

Bela dapat mendengar semua itu yang lebih seperti kalimat-kalimat yang sengaja diperdengarkan untuknya. Sekarang seisi kampus akan tahu kalau suaminya setampan model.

'Jackpot kakiku! Mereka nggak tahu aja bagaimana ganasnya Nial!' Batinnya dengan masih menunggu jawaban Nial.

"Kamu bilang aku harus masuk?" tanya Bela sekali lagi.

"Iya, masuklah!"

"Tangan Mas Nial masih memelukku!"

Nial segera melepaskannya dan membiarkan Bela pergi darinya.

"Aku akan menjemputmu nanti."

Bela mengabaikannya. Ia berjalan membelah keramaian untuk menghindar dari spotlight. Meninggalkan Nial yang masuk ke dalam mobil sembari memasang airpods di telinganya saat menerima panggilan dari Jerry.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Prlahan namun pasti Nial mulai jth cinta sama Bela,..**
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 17 - Jangan Tinggalkan Aku!

    Beberapa saat sebelum kejadian. .... Bunga casablanca Bela dapat menghidu bau harumnya karena bunga itu sedang disirami oleh petugas taman kampusnya. Bunga putih yang sedang mekar itu tampak sangat cantik. Putih, tinggi dan tampak dingin, seperti Nial. "Kenapa aku memikirkannya?" Bela merutuki dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia ingat Nial di saat melihat bunga yang sama sekali tidak ada persis-persisnya dengan Nial. Ia meneruskan langkah untuk keluar dari gerbang kampus. Hari sudah sore. Manusia bernama Nial yang tadi bilang akan menjemputnya juga hanya menyuguhkan isapan jempol. Bahkan batang hidungnya pun tidak terlihat. Bela akan memesan taksi atau ojek online dari ponselnya. Tapi saat itu, ia mendengar suara Niko yang berteriak dari kejauhan. "AWAS, BELA!" Terlambat, Bela tidak sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 18 - She's Mine, Dead Or Alive

    CTARRR!Petir bergemuruh dengan hebatnya. Suaranya mampu menggetarkan kaca jendela yang terpasang di seluruh bangunan rumah sakit.Nial murka.Ia menarik kerah baju William karena menganggap lelaki ini hanya mengatakan kebohongan belaka."Bicara yang benar!"Handoko segera meraih tangan Nial agar lepas dari leher William. Sementara Niko masih berdiri dengan kaku merasakan lututnya yang lemas setelah apa yang di sampaikan ayahnya perihal kondisi terkini Bela."Ini 'kan hanya dugaan. Tenanglah!"William mencoba menenangkan Nial, tapi tampaknya rasa cemas telah menguasai Nial sangat jauh.Ia menunjuk wajah William saat menggertakkan gigi-giginya dan berujar,"Kalau kamu tidak bisa membuat istriku bangun, aku akan membuat rumah sakit ini tutup! Mengerti?"Nial mengerutkan alisnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 19 - Apa Kamu Akan Membuangku?

    "Mas Nial akan membuangku sekarang?"Hati Nial mencelos. Ia tidak tahu apa maksud Bela dengan tiba-tiba mengatakan itu. Tapi satu hal yang ia tahu, mata putus asanya. Mata yang menggelepar dalam ketakutan yang membuat ulu hati Nial nyeri tak kepalang."Kenapa kamu bilang begitu?" Nial menyentuh pundak Bela. Bibir Bela bergetar, antara bisa atau tidak ia mengatakan ini."Karena aku lumpuh," lirihnya membuat hati Nial semakin berantakan.Ia tidak pernah merasakan seperti ini. Tapi saat Bela menangis di depannya dengan cara yang paling menyedihkan karena menganggap ia telah lumpuh membuat Nial menggigil.Bela tampak sangat ketakutan, bahkan ia tidak mengkhawatirkan hal lainnya. Yang ia pedulikan adalah bagaimana jika Nial membuangnya. Itu saja."Sudah jangan bicara lagi!"Nial memeluk Bela, menyalurkan energi agar tubuh lemah Bela sedikit hangat."Mas Nial, tapi aku—""Kamu tidak lumpuh! Ini hanya retak tulang yang ringan."Tangan Nial mendekapnya begitu hangat.Bela merasakan ini adala

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 20 - Jangan Memaksa!

    "Maaf."Handoko merasa bersalah. Nial dengan cepat membuat jarak dan mengancingkan kemejanya yang entah bagaimana caranya terbuka bahkan hingga ke dadanya. Mungkin tanpa sengaja terlepas saat Bela memegang kuat-kuat bajunya barusan."Ayah duduklah!"Nial memberikan kursinya pada Handoko sementara sendirinya keluar dari ruangan untuk mencari angin segar. Berada dalam satu ruangan bersama Bela membuatnya gerah dalam gairah.Ia duduk di bangku yang ada di bawah pohon. Memandang langit sore yang menggelap. Sesaat barusan ia telah benar-benar tidak bisa memikirkan apapun selain Bela. Bahkan ia tidak menemukan adanya bayangan Catherine sama sekali. 'Maafkan aku Catherine, bagaimana kalau aku kalah?'Nial mengusap wajahnya. Ia melonggarkan dasinya. Tapi dasi di lehernya telah raib karena sudah ia gunakan untuk mengikat rambut Bela. Sekarang ia sadar bahwa yang selama ini mencekiknya itu bukanlah dasi di lehernya, tapi rasa dalam hatinya.Mengingatnya lagi telah memicu hormon lelakinya ban

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 21 - Kegiatan Di Kamar Mandi

    "Itu bapak, Mas." Bela kenal betul itu adalah suara milik Handoko. Bela mendorong pelan lengan Nial mengisyaratkan agar segera keluar. Mata Nial melebar dan ia keluar dari pintu kamar mandi. Handoko sudah berdiri di sana dengan mata penuh selidik. Seperti sedang mengatakan, 'Kamu ngapain dengan Bela?' "A-Ayah kenapa di sini?" tanya Nial gugup. "Ingin memastikan kamu tidur, Nak Nial. Atau Bapak saja yang menjaga Bela? Tapi ... ternyata kalian ...." Handoko menghentikan kalimatnya, sekilas melirik ke pintu kamar mandi yang tertutup di mana ia yakin Bela ada di dalam sana sejak ia tidak bisa menemukan anak perempuannya di tempat tidur. Selidik Handoko membuat Nial tahu apa yang dipikirkan ayah mertuanya ini. Bahwa sekarang ia tampak baru saja seperti memaksa Bela untuk melakukan hal-hal berbau suami istri di dalam kamar mandi. Keringat dingin. Nial tidak tahu harus bagaimana di situasi seperti ini. "T-tapi Nial cuma—" "Bapak tahu, Nak. Tapi biarkan Bela membaik dulu, nanti ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 22 - Nafkah Batin

    ***Di tempat lain ...."Terima kasih, sampaikan itu pada Mas Nial!"Jerry mengatakan itu dengan tanpa dosanya saat ia dan Nial ada di dalam lift yang menuju lantai lima belas. Setelah selesai meeting dari gedung sebelah."Apa?" tanya Nial tak mengerti."Itu yang dikatakan Nona Bela padaku, harusnya aku menyampaikannya dari tadi tapi Pak Nial sibuk terus.""Itu saja?"Jerry dengan cepat memandangnya."Lalu apa lagi? Pak Nial ingin kata 'I love you' atau 'I want you?'"Nial menggertakkan gigi-giginya saat Jerry menertawakannya. "Sudah! Jangan bicara lagi!"Jerry hanya mengangkat kedua pundaknya sekilas saat lift berhenti dan pintu terbuka."Kapan Nona Bela di bawa pulang?""William bilang aku bisa membawanya hari ini asalkan keadaannya sudah membaik.""Bagaimana dengan retak tulangnya?""Nggak parah, kok! Dia pasti bisa berjalan lagi secepatnya."Jerry mengangguk, sementara Nial memasuki ruangannya. Tapi saat itu, ia berhenti dan memutar tubuhnya untuk menghadap Jerry yang sudah duduk

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 23 - Bela Canduku

    Degub jantung Bela berantakan saat tahu ia sedang dikecup oleh Nial. Napasnya memburu, ia membiarkan Nial melakukannya lebih dalam. Ia berpikir bagaimana jika Nial benar-benar menafkahi batinnya di sini? Di parkiran rumah sakit? Di dalam mobil?Hanya dengan memikirkan itu saja membuatnya semakin berdebar. Apalagi Nial tak kunjung menghentikannya. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Bela dengan nyaman.Nial tidak pernah tahu bagaimana bisa bibir seseorang akan terasa manis seperti ini. Dan itu hanya karena ini adalah bibir Bela.Saat sudah bergerak menurunkan resleting pada punggung dress Bela. Namun, ia gagal.TIINN TIINN!Suara klakson mobil datang dari belakang mobilnya. membuat Nial dengan cepat menarik bibirnya dari Bela lalu memandang ke belakang.'Brengsek!'Ia mengumpat dalam hati lalu membenarkan posisi duduknya. "Kak Niko?"Bela tahu itu adalah mobil milik Niko. Dia pasti sedang menjemput ayahnya yang pulang dari rumah sakit."Niko?" tanya Nial memperjelas."Iya itu mobiln

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 24 - Tak Tahan Lagi

    Sesaat, Nial mengira Bela sedang menggodanya. Tapi saat melihat wajah Bela, ia tahu Bela benar-benar kesakitan. Suara yang baru saja diucapkannya terdengar lain di telinganya. Itu seperti suara desahan nikmat yang harusnya ia keluarkan semalam, jika si pengganggu Niko tidak menghancurkan rencananya. "Sakit, Bel?" "Iya, perih. Nggak seperti biasanya." "Lalu?" "Biarkan saja!" Bela melihat Nial yang kembali menutup kotak obat dan pergi dari sana. "Mas Nial." "Ya?" Bela ragu antara harus mengatakan ini atau tidak. "Berbaikanlah dengan ayahmu!" Nial mendorong napasnya dengan kesal lalu kembali mendekat pada Bela. "Baikan?" "Iya." "Setelah aku baik padamu kamu lupa s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31

Bab terbaru

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 229 - Akhir Sebuah Perjalanan (END)

    ***"Selamat pagi."Bariton dalam nan seksi milik Nial selalu menyambutnya setiap pagi.Dia juga tampak baru saja mandi saat melihat Bela yang bangun dari tidurnya dan memberi istrinya kecupan yang manis."Selamat pagi, Mas. Kamu sudah mandi?""Sudah, Sayang. Hm ... kenapa kamu bangun cepat-cepat? Istirahatlah lagi!""Tapi belum ada makanan untuk pagi ini."Nial tersenyum mendengarnya. Ia berlutut di depan Bela dengan sebelah kakinya dan mengusap perutnya yang bulat dan lucu."Oh? Oh!"Nial terkejut. Ia memandang Bela dengan tidak percaya."Kenapa Mas? Dia gerak ya?""Iya. Oh mungkin ingin ucapan selamat pagi juga? Hm ... kamu iri?"Nial mengecup perutnya dan memandang Bela."Bela?""Ya?""Kamu sempurna. Terima kasih untuk sudah mengandung dan mwlahirkan anak-anak kita."Bela mengangguk. Ia tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat senyum Nial juga tampak sangat manis."Kamu mandilah! Nanti jadi pergi, 'kan?"Nial lebih dulu bangkit dari posisinya. Mengusap puncak kepala Bela dan memer

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 228 - Dear Bela, Apa Kabar?

    ***"Ini kebebasan?"Terik. Matahari bersinar terik siang ini.Cerah dan juga berawan. Gugusan Cirro stratus membentang seperti karpet selamat datang yang menyaksikannya keluar dari tahanan. Pada akhirnya ....Tahun-tahun penebusannya telah berlalu. Dan ia tersenyum sekarang. Senyum yang kini tampak lega. Itu adalah Vida.Ia bebas dari tahanan setelah melewati masa yang suram. Yang tidak ingin lagi ia ulangi untuk ke dua kalinya.Dadanya lega sekaligus sebah. Ada perasaan bersalah pada Bela yang kini meluap hingga tumpah.Ia berjalan di sepanjang jalur pedestrian, menunduk dan memasuki sebuah kafe setelah keluar dari toko emas, menjual perhiasan yang dulu masih ia pakai sebelum dibawa polisi.Ponsel dan emas yang dikembalikan padanya itu ia jual dan ia gunakan setidaknya untuk bertahan hidup beberapa waktu ke depan. Sementara ponselnya masih bagus dan saat ini ada di atas meja.Ia duduk. Menghadap sebuah kertas kosong yang baru ia beli dari sebuah toko alat tulis.Netranya tergenan

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 227 - Sembuh Dari Luka

    Bela tersenyum membaca pesan dari Nial yang mengatakan agar ia bicara dengan Niko lebih dulu.Kini, bagi mereka ... semua telah sembuh dari luka. Tidak ada lagi pertengkaran atau baku hantam sama seperti yang dilakukan Nial dan Niko jika dulu mereka bertemu.Kebencian mereka telah berakhir. Bela ingat Nial sempat mengatakan bahwa Niko-lah yang dulu memberi tahu Nial saat Bela pergi ke Jawa Barat dan memutuskan akan mengakhiri hidupnya sendiri.Niko jugalah yang telah menanganinya saat Bela dilukai Jenni.Semuanya telah berlalu dengan sangat cepat. Waktu membuat kebencian bermetamorfosa menjadi obat penyembuh paling mujarab."Bagaimana kabarnya Pak Nial?"Pertanyaan Niko kembali merengkuh kesadaran Bela yang sedari tadi dibelenggu oleh pemikiran panjangnya."Kabar baik juga, Kak Nik. Dia sedang menikmati hari menjadi Papa yang super sibuk dengan anak lelakinya yang berlarian tanpa henti."Niko tersenyum mendengarnya. Sudah lama ia juga tidak bertemu Nial."Kak Niko mau bertenu dengan M

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 226 - Setiap Dari Kita Berhak Bahagia

    "Baby, be careful!"Bela merendahkan tinggi tubuhnya, berlutut saat anak kecil laki-laki berumur tiga tahun itu berlari dan memeluknya."Mommy! Mrs. Kim gets some letters!"Jari kecilnya menunjuk pada pintu ruang makan. Tapi saat Bela melihatnya, Nial lah yang masuk dengan bahu merosot penuh kelegaan. Ia baru saja berlari mengikuti anak lelakinya yang berderap secepat kilat meninggalkannya di belakang."Gavin? Papa 'kan sudah bilang jangan--""Mas? Sudahlah!"Bela tersenyum, mengusap punggung tangan Nial saat mendekat."Gavin, lihat perut mama! Hm? Gavin sayang dengan mama?"Nial ikut berlutut dan mengusap puncak kepalanya."Pasti sayang. Gavin sayang mama.""Kalau begitu pelan-pelan ya kalau peluk mama? Nanti kalau adik sakit bagaimana?"Gavin mengusap perut Bela yang membesar."Dia namanya adik?"Bela tertawa mendengar pertanyaan polosnya."No, Baby! Dia belum punya nama. Masih di dalam perut Mama. Nanti kalau sudah keluar, baru bisa diberi nama."Bela meraih tangan kecilnya. Meleta

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 225 - Hadiah Terbaik Dari Tuhan

    Bela hanya menahan senyumnya saat ini. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan Siska rasakan bersama Jerry untuk pertama kalinya.'Jadi, akan ada yang segelnya dirusak malam ini.'Bela tertawa sendiri. Ia berdiri di deoan cermin setinggi pintu yang ada di dalam kamar ganti dan mengulurkan tangannya ke belakang. Meraih resleting di punggungnya, untuk melepas gaun malam yang tadi ia gunakan untuk menghadiri pernikahan Siska dan juga Jerry."Astaga! Kenapa selalu saja seperti ini. Tadi dipakai mudah tapi kalau mau dilepas sulitnya minta ampun."Bela menggerutu. Ia masih mencoba menarik resletingnya tapi rasanya tidak bisa.Sampai sebuah tangan menariknya turun dan Bela dengan cepat menoleh ke belakang. Ia menunduk teelalu lama sampai tidak sadar Nial sudah masuk dan membantunya."Terima kasih, Mas Nial.""Iya, sama-sama, Sayang."Bela melepasnya. Melemparnya ke sandaran sofa ruang ganti dengan hanya menyisakan underwear. Saat Nial juga membuka kancing jasnya dan ikut melemparnya di temp

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 224 - Our First Night

    Nial tidak bisa membendung senyumnya saat tahu isi di dalam kotak kado itu. Itu berisi figura yang membingkai sebuah foto.Foto anak kecil perempuan dengan topi bundarnya. Itu adalah foto masa kecil Bela."Mas Nial 'kan selalu bilang kalau aku adalah hadiah yang kamu sukai?""Ya. Memang benar begitu, kok.""Jadi aku memberikan foto anak kecil itu padamu. Anak kecil yang hidupnya kamu selamatkan dan meski terpisah selama lebih dari satu dekade, takdir kembali mempertemukannu dengannya.""Ya, benar. Terima kasih. Mas akan letakkan ini di atas meja kantor kalau pulang nanti. Tapi ada yang harus kamu lakukan sekarang."Nial menutup kotak kado itu dan meletakkannya di atas nakas. Ia meraih tangan Bela dan membuatnya duduk di atas pangkuannya."Apa? Apa yang harus aku lakukan?""Berperan sebagai hadiah yang baik. Hm?"Nial telah membuka kancing dress yang dipakai Bela."Mas? Kamu nggak ingin makan kuenya dulu? Itu enak loh! Aku pesan di toko kue di ujung jalan yang ramai itu."Nial menggele

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 223 - Birthday

    ***Nial membuka matanya, hari sudah pagi. Dengan keadaan dirinya yang terbaring di atas ranjang bulan madunya. Dengan keadaan tanpa pakaian.Ia sama sekali tidak turun dari ranjang sejak dengan Bela kemarin sore. Akh.Mengingatnya saja membuatnya gerah setengah mati bahkan saat pendingin udara dinyalakan di atas sana. Ingatannya kembali terpanggil di saat-saat ia dan Bela memasuki kamar kemarin."Are you sure?" ragu Bela, bertanya memastikan pada Nial bahwa ia diperbolehkan mengambil alih kontrol mulai saat ini sejak Nial tidak bisa mendominasi hubungan ranjang karena ia masih tidak diperbolehkan bergerak terlalu banyak."Yeah, Baby! Take off my clothes!"Jantung Bela berdebar mendengar permintaan Nial agar melucuti pakaiannya. Bela tidak membantahnya dan membuka kancing kemeja Nial satu demi satu. Melihat perutnya yang masih terlilit perban dan belum sepenuhnya bisa dikatakan pulih.Nial hanya tersenyum saat Bela membuka kancing di celana panjang putih yang ia kenakan dan membuatny

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 222 - I Need Your Touch

    Darah lebih kental dari Air. Jika di Swiss Leo menyerang Nial saat semua orang lengah, atau Jenni yang menyerang Bela saat itu, sekarang di sini, di Jakarta, Rafael menyerang Jerry.Tapi Jerry telah meningkatkan kewaspadaannya sepuluh kali lipat. Ia membaca pergerakan Rafael dan secepat mungkin menahan pergelangan tangannya yang membawa pisau cutter."Kamu yang brengsek!"Jerry memuntir tangannya hingga terbalik dan jatuhlah pisau itu. Rafael didorongnya hingga punggungnya terbentur dinding dengan kasar."Untuk semua yang telah kamu lakukan pada keluarga Nial, dan kali ini padaku. Bayarkan dan tebuslah semuanya, Rafael! Kamu punya kesempatan untuk menyesal."Jerry mengalihkan tangannya dari bahu Rafael ke kerah bajunya."Tapi saat kamu nggak berubah, aku pastikan kerah bajumu ini nggak lagi sama karena kamu akan mendekam di dalam penjara. Do you get it? Get lost you bastard!"Jerry memberikan penekanan pada setiap kalimatnya. Membuat Rafael bergidik ngeri karena dia dalam ancaman yan

  • Istri Pengganti Duda Arogan   Bab 221 - Pasca Tragedi

    "Selamat malam."Jerry datang dan menunduukan kepalanya pada Nial dan juga Bela yang ada di dalam kamar rawat."Selamat malam," balas mereka hampir bersamaan."Pak Nial sudah baikan?""Ya, Jerry. Dari mana kamu seharian? Kamu nggak datang menjengukku loh."Jerry menunjukkan senyumnya yang manis. Tapi Bela dapat melihat ada gurat kemarahan yang ia pendam saat ini."Bisa kita bicara? Hanya berdua saja."Jerry memandang Bela, memohon pengertian dan maaf."Sure, aku akan keluar. Aku akan ngobrol dengan Pak Watson."Bela hanya melemparkan senyumnya lalu memberi tempat untuk Jerry."Sebentar ya, Sayang?" Nial meraih tangannya sebelum ia benar-benar pergi."Iya, Mas. Kalian bicaralah!"Bela melambaikan tangannya sekilas pada Nial sebelum menghilang di balik pintu ruangan."Kenapa, Jerry? Hari ini kamu mengunjungi anak itu?"Nial bertanya sesegera mungkin. Tidak ingin membuang waktu lebih banyak karena ia ingin dengar apa yang ingin dikatakan oleh Jerry sampai membuat Bela harus pergi dari si

DMCA.com Protection Status