Beranda / Pernikahan / Istri Pengganti CEO Arrogant / Bab 17: Belum bisa Mencintai

Share

Bab 17: Belum bisa Mencintai

Penulis: Suhadii90
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-04 12:35:14

Riana menggerutu kesal. “Dasar, pria aneh!” serunya sebelum memasang helm. Ia melaju pulang, memikirkan dengan penuh tanda tanya mengapa Fandy tiba-tiba memintanya segera pulang.

Sesampainya di rumah, ia membuka helm dan jaket, lalu melangkah masuk sambil menenteng kantong plastik belanjaan. Di ruang tengah, Fandy sudah menunggunya, duduk di sofa dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Ada apa?” tanyanya singkat.

Fandy menatapnya datar, tanpa menjawab, hanya menyuruhnya menyimpan belanjaannya dulu. Riana mendengus kecil, lalu menuju dapur. “Nyuruh-nyuruh cepat pulang, tapi pas sudah sampai malah menyuruh simpan belanjaan dulu,” gumamnya.

Sepuluh menit kemudian, Riana kembali ke ruang tengah, melihat Fandy masih duduk dengan ekspresi yang tak berubah. Kali ini, ia duduk di sofa di sampingnya.

“Ada apa?” ulangnya, lebih tegas.

Fandy menepuk sofa di sampingnya, meminta Riana duduk lebih dekat. Tatapannya serius, mengintip langsung ke kedalaman mata Riana, seolah ada yang ingin ia cari di s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 18: Sudah Melupakan Citra

    Riana tertawa pendek, terkekeh. "Hah? Dari mana kesimpulan itu, Fandy? ‘Baiklah kalau begitu’ artinya aku paham, bukan berarti aku setuju untuk menuruti keinginanmu."Fandy menelan ludah, sedikit terintimidasi tapi juga tak ingin menyerah. “Jadi... kamu menolaknya lagi?”Riana mengangkat bahunya, ekspresinya tak terpengaruh. "Aku tidak bilang begitu juga.”Namun, tanpa peringatan, Fandy mendekat, menarik tubuh Riana ke pelukannya, meraup bibirnya. Riana terperangah, tapi tidak sempat menolak. Fandy semakin agresif, tangannya berusaha membuka daster yang dikenakan Riana."Jangan bermain-main denganku, Riana," bisiknya kasar. "Kamu sudah terlalu lama mengulur waktu."Riana terpaksa membiarkan Fandy melakukan kehendaknya, meskipun pandangannya tetap dingin, seperti dinding batu yang tak bisa ditembus. Di tengah rasa sakit, amarahnya makin membara, dan dengan nada lirih, ia berkata, "Munafik!"Fandy yang sedang menikmati tubuh istrinya, mendongak, "Apa kamu bilang?"Riana menggeleng denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 19: Dilarang Pacaran

    “Sepertinya dia benar-benar sudah melupakan Citra.” Senyum miring terukir di bibir Riana, senyum yang tak sepenuhnya bahagia, lebih mirip pahit yang terpaksa tertelan.“Lalu, kalau memang iya, aku harus mencintainya? Oh, no! Sampai kapan pun nggak akan pernah melakukannya!” bisiknya tegas, seperti sumpah yang diucap pada hatinya sendiri.Ada bara kecil yang tertahan di dada Riana. Bukan api cinta, melainkan bara dendam yang belum padam atas semua luka yang ditinggalkan Fandy.Di pikirannya, yang terbersit hanya cara untuk bicara pada Mama Yuni, meminta izin agar bisa segera pergi meninggalkan lelaki yang, baginya, tak pernah benar-benar menjadi suaminya.Betapa sulitnya, ia tahu, namun perih yang ia telan sebulan terakhir ini sudah cukup. Fandy hanya memperlakukan baik di hari kemarin dan hari ini, seolah lelaki itu ingin menghapus segala luka dengan dua hari kebaikan.Riana membawa sepiring sandwich dan menaruhnya di depan Fandy yang sudah menunggu di meja makan.“Terima kasih, untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 20: Pribadi yang Elegan

    Matanya langsung tertuju kepada Riana yang tengah memperlihatkan tatapan datarnya. Ia pun menghela napas panjang untuk memulai breafing di pagi hari itu.“Selamat pagi, semuanya. Hari ini kita akan kedatangan tamu dari Amerika Serikat yakni rekan kerja kakak saya di sana. Pemilik hotel bintang lima juga dan sudah berdiri sejak dua puluh tahun lamanya. Untuk itu, hari ini kalian bersih-bersih, untuk bagian koki, nanti ada breafing kedua dengan kepala koki.“Ada banyak hidangan yang diminta oleh Mr. Robert. Ingin mencicipi makanan khas Indonesia dari berbagai daerah yang akan dia distribusikan juga di sana. Semoga sukses dan bisa bekerja sama dengan beliau.“Untuk itu, mohon kerja samanya dan jangan lupa jaga kebersihan, sopan satun dan ramah tamah seperti halnya Indonesia dikenal sebagai salah satu negara teramah.”Fandy mengakhiri breafing-nya. Ia kemudian menatap Riana yang tengah mendengarkan obrolan para karyawannya.“Riana. Ke ruangan saya sebentar!” ucapnya kemudian pergi dari ru

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 21: Tanya pada Dirimu Sendiri

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam.“Huufft! Hari yang sangat melelahkan,” keluh Riana yang baru pulang ke rumah. Ia kemudian menoleh ke arah pintu utama. Fandy belum juga tiba di sana. “Lembur? Katanya jam sembilan, acaranya? Apa, lagi masak rendang?”Riana mengembungkan pipinya. Ia teringat akan ucapan Satya di pagi hari tadi. Begitu lembut dan ternyata hanya karena sedang ada maunya.“Kak Satya sama aja, kayak Fandy. Tukang memberi harapan palsu. Hhh ….” Riana menghela napas kasar. “Orang ganteng kayak gitu, bisa-bisanya punya sifat mirip adiknya. Devil.” Riana memutar bola matanya dengan pelan.Cklek!Riana menoleh dengan cepat ke arah pintu utama di mana ada seseorang yang membuka pintu tersebut.“Baru pulang rupanya,” gumamnya seraya menatap Fandy dengan tatapan datarnya.“Apa benar, Kak Satya minta kamu mendampingi dia?” tanya Fandy kemudian.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 22: Hati Fandy Melepuh

    Matanya mengerjap-ngerjap kala melihat Riana yang begitu anggun mengenakan dress panjang dengan belahan dada yang tidak terlalu terekspos.Rambut panjang yang digerai dengan hiasan jepitan kecil di sebelah kiri, polesan wajah natural membuat wajah Riana semakin terlihat cantik.“Bagaimana, Fandy? Bukankah istrimu jauh lebih cantik bila dirawat? Kenapa kamu selalu masa bodoh dengan penampilan istrimu ini?” kata Satya yang sama mengagumi kecantikan adik iparnya itu.Fandy mengusap leher belakangnya seraya membuang muka. Tidak ingin mengakui kecantikan istrinya sendiri.“Ya. Urus saja oleh Kakak. Aku tidak pandai merawat perempuan,” ucapnya dengan entengnya.“Oh, yaa? Lalu, biaya perawatan berpuluh-puluh juta di salon kecantikan itu apa? Dengan Citra? Kamu bawa saja ke tempat itu. Aku yakin, Riana akan jauh lebih cantik dari Citra kalau kamu rawat juga, Fandy.” Satya menatap adiknya itu.Terdapat kejanggalan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 23: Menghina secara Diam

    Tangan itu, hangat dan penuh genggaman, tidak pernah lepas dari jemari Satya yang kokoh, menguar sinar lembut namun intens yang menyihir setiap helai perasaan Riana. Ada sesuatu di balik senyum manisnya, sebuah teka-teki yang belum selesai dibaca Riana—apakah Satya memang tenggelam dalam peran, atau ada rahasia halus yang tak ia ucapkan? Keberadaan Satya seakan menghipnotisnya, membuat dada Riana bergetar dalam keraguan yang ia pun tak pahami.“Kak Satya?” suara lembut Riana memecah keheningan di antara mereka.“Heum. Ada apa, Riana?” jawabnya, suaranya bagaikan belaian angin lembut di senja hari.Riana tergagap, hatinya masih berdetak riuh. “Saya… saya mau ke toilet dulu. Nggak paham juga, yang kalian obrolkan itu apa.”Satya hanya terkekeh kecil, matanya berkilat, lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Jangan lama-lama, ya.”Riana tersenyum tipis, menenangkan debar di dadanya sebelum beranjak dari tempat itu. Langkahnya terasa berlarian dalam batin, seolah ingin cepat-cepat melarikan di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 24: Cinta pada Satya?

    Riana tersenyum sinis pada bayangannya sendiri, mencibir takdir yang seakan selalu menempatkannya dalam pilihan yang berlawanan dengan harga diri.“Inilah ternyata hidup,” gumamnya lirih, “saat terpaksa memilih jalan yang bertolak belakang dengan derajat yang kuinginkan.” Ia menarik napas panjang, berusaha mengusir perih yang menyesak di dadanya.Suara lembut Satya tiba-tiba memecah lamunannya. “Kenapa melamun?”Riana terperanjat dan menoleh, mendapati tatapan Satya yang penuh perhatian. “Saya ingin pulang, Kak,” ucapnya lirih, hampir seperti bisikan yang rapuh.“Pulang? Kenapa?” Tanya Satya dengan nada prihatin, matanya memperlihatkan ketulusan yang membuat Riana semakin merasa dihargai.“Eeuh... saya nggak enak badan. Kayaknya meriang. Maaf, ya, Kak.”“Oh, ya sudah kalau begitu. Aku antar pulang.” Satya bersikeras, tangannya terulur hendak membantunya berdiri.“Tidak usah, Kak. Saya bisa pesan taksi saja. Nggak enak, Kakak ninggalin tamunya.”Satya tersenyum tenang, seolah tak tergo

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 25: Sungguh Ironis

    Riana mengembuskan napas panjang, membiarkan angin malam membelai wajahnya yang memerah. Ia tahu, perasaan ini belum tumbuh besar, hanya sebutir benih yang tersembunyi di dasar hati.Dan mungkin, benih itu akan layu, akan hilang bersama jarak ketika Satya kembali ke Amerika, bersama kehidupannya yang tak akan pernah bisa ia jangkau. Ia melangkah masuk ke rumah, berharap seiring waktu, perasaan itu pun akan menghilang di balik bayang-bayang hidupnya.“Hufft! Hanya duduk manis sembari mendengarkan obrolan yang nggak aku pahami saja sudah cukup membuatku lelah. Bayangkan kalau aku yang harus mengelola perusahaan itu,” gumam Riana, membuang napas panjang sembari mengembungkan pipinya.Ia bisa merasakan sisa-sisa ketegangan di bahunya, seperti beban tak terlihat yang diam-diam melingkupinya. "Bisa-bisa, otakku meledak!" lanjutnya, menatap bayangannya di cermin yang berkilauan samar di bawah cahaya lampu.Terdengar bunyi pintu terbuka. Cklek!Riana menoleh, dan tatapannya langsung tertuju p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07

Bab terbaru

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 77: Fandy sudah Berubah

    "Kenapa, Viona? Tidak senang kalau Kak Satya mau kembali mencari pasangan?" suara Fandy tiba-tiba memecah lamunannya, nadanya terdengar ringan namun menyentuh tepat di inti pikirannya.Viona menggeleng cepat, hampir seperti gerakan otomatis untuk menyembunyikan kegundahannya. "Nggak," jawabnya dengan senyum tipis yang dipaksakan. "Aku sangat senang sekali karena akhirnya Kak Satya mau membuka hatinya dan mau jatuh cinta lagi.Itu akan menjadi suatu kebahagiaan tersendiri untukku," tambahnya, berusaha meyakinkan bukan hanya Fandy, tapi juga dirinya sendiri.Fandy menyunggingkan senyum tipis, seperti seseorang yang tengah menikmati ironi kehidupan. "Itu sudah menjadi momen paling ditunggu oleh Mama dan Papa. Aku pun tidak tahu siapa orang yang sedang ia usahakan untuk menjadi kekasihnya."Viona menelan salivanya perlahan, matanya melirik ke arah Fandy, mencari petunjuk apakah ada yang dia sembunyikan."Semoga Kak Satya segera menemukan tambatan hatinya," ucapnya lirih, suara itu terdeng

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 76: Harusnya Senang

    Fandy melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Waktu terasa seperti pasir halus yang terus meluncur di dalam jam pasir, tak pernah berhenti, tak pernah kembali. "Sudah sampai kayaknya. Kamu mau ikut atau mau di sini saja?" tanyanya lagi, nadanya datar tapi penuh perhatian."Ikut," jawab Viona dengan cepat, suaranya terdengar seperti bisikan angin yang melintasi celah sunyi."Sudah satu minggu ini aku tidak melihat Mama. Bahkan semenjak menemani Kak Satya di sana pun dia nggak menghubungiku." Matanya menunduk, dan ada bayang kesedihan yang mengintip di balik bulu matanya.Rasanya seperti kehilangan sosok ibu kandung sendiri, Yuni yang biasanya hangat kini terasa jauh, dingin seperti musim dingin di Amerika.Fandy, seolah merasakan getar emosi itu, mengulurkan tangannya dan mengusap lembut lengan istrinya. Sentuhannya seperti sinar matahari pagi, hangat dan menenangkan."Ya sudah, sekarang kita jemput Mama di bandara. Yuk!" katanya dengan senyum kecil yang mencoba mencairka

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 75: Kondisinya Mulai Membaik

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam, dan gelap malam seperti kain beludru hitam mulai merangkul langit.Angin dingin mengelus lembut kaca jendela, menciptakan alunan samar yang hampir seperti bisikan. Viona dan Fandy baru saja melangkah melewati pintu rumah, membawa aroma samar obat-obatan dari kunjungan mereka ke rumah sakit."Aku buatkan makan malam dulu. Kamu pasti lapar," ucap Fandy seraya membantu Viona duduk di ranjang yang kini terasa seperti singgasana rapuh.Viona menatapnya dengan alis yang terangkat setengah. "Emang bisa masak?" tanyanya, nada skeptisnya seperti jarum yang menusuk kepercayaan diri Fandy."Kamu meremehkan aku?" Fandy mencondongkan tubuhnya ke depan, tatapannya menyusuri wajah Viona seperti seorang pemburu yang menantikan reaksi mangsanya.Dengan cepat, Viona memundurkan wajahnya, seolah hawa panas dari keberadaan Fandy terlalu membakar. "Jangan dekat-dekat, bisa?" katanya, tatapan matanya dingin dan tajam seperti ujung pedang yang baru diasah.Fandy mundu

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 74: Tidak Takut

    Perempuan itu menganggukkan kepalanya dengan pelan. "Baru-baru ini juga, aku tahu kalau Pak Fandy suaminya Viona," ucapnya menjelaskan.Dimas menghela napas kasar seraya menatap Viona yang tampak biasa saja kala Dimas tahu bila dirinya adalah istrinya Fandy. Tentu saja seperti itu sementara dirinya tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Dimas.Pria itu lantas tersenyum tipis. Ia hanya bisa pasrah dan menata kembali pikirannya tentang Fandy dan juga Satya yang memang seringkali memanggil Viona."Semoga langgeng, yaa. Dan untuk saat ini, semoga cepat sembuh," ucapnya dengan pelan.Viona menganggukkan kepalanya. "Terima kasih sudah menjenguk.""Sama-sama. Aku pamit ke toilet sebentar, yaa."Maya menganggukkan kepalanya kemudian duduk di samping Viona dan mengulas senyumnya."Dimas, menyukai Viona?" tanya Fandy kepada Maya.Perempuan itu kemudian menolehkan kepalanya dengan pelan kepada Fandy, lalu menganggukkan kepalanya. "Iya,

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 73: Sudah Tahu

    Pria itu menganggukkan kepalanya. “Dia hanya punya teman yang mendirikan hotel di sana. Sekadar membantunya. Yang dia lakukan di sana adalah berobat. Satu tahun menjalani terapy dengan dokter di sini, tidak ada hasil. Akhirnya dokter yang merawat Kak Satya merekomendasikan agar menjalani terapy di Amerika.”Viona menghela napas panjang. “Separah itu rupanya, trauma yang dirasakan oleh Kak Satya,” ucapnya pelan.“Bukan hanya itu, Viona.”Viona menolehkan kepalanya dengan pelan kepada suaminya itu. “Ada lagi?” tanyanya kemudian.“Ya. Pria itu … pria yang berhubungan badan dengan Arumi melakukannya juga pada Kak Satya.”Viona membolakan matanya dengan mulut menganga. “A—apa? Maksud kamu ….”Fandy menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Dia tidak ingin disentuh oleh siapa pun setelah kejadian itu. Hampir satu bulan lamanya mengurung di kamarnya. Samp

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 72: Telah Membohongi Viona

    Sayup-sayup Viona membuka matanya. Ruangan itu terasa asing baginya. Tidak ada siapa pun di sana yang menemaninya. Sembari memegang kepalanya yang terasa pening, perempuan itu mengedarkan pandangannya di sekitaran ruangan tersebut.“Ssst ….” Viona merintih pelan kemudian memegang keningnya yang sudah diperban. “Di mana ini?” tanyanya seraya mengedarkan pandangannya di sekitaran ruangan tersebut.Cklek!Fandy datang menghampiri Viona kemudian dengan cepat duduk di samping perempuan itu. “Sudah siuman, Viona. Bagaimana perasaanmu?” tanyanya dengan pelan.“Kamu habis dari mana?” tanyanya ingin tahu.Fandy menelan salivanya dengan pelan. “Mengurus penerbangan Kak Satya ke Amerika. Kejadian semalam, kamu masih ingat?” tanyanya kemudian.Viona membolakan matanya. “Heuh? Hari ini juga? Memangnya kondisinya sudah baik?” tanyanya kemudian. Ia menganggukkan kepalanya dengan

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 71: Penyakit Satya Kambuh

    Di sisi lain ruangan, Satya tetap sibuk dengan rekaman yang terus diputar. Satu demi satu wajah muncul di layar, menjadi saksi atas rahasia gelap yang tersembunyi di balik tirai tebal hotel ini. Satya menghela napas kasar, jemarinya mengepal erat hingga buku-bukunya memutih.“Kebanyakan pada shift malam,” gumamnya lirih. Tatapannya kembali tertuju pada Viona, yang tak sadar dirinya menjadi pusat kekacauan ini.“Viona, perempuan baik-baik seperti kamu, ikut tercoreng namanya hanya karena ulah segelintir karyawan yang rela memberikan tubuhnya pada pria haus birahi.”Ia menutup wajah dengan kedua tangannya, merasakan campuran lelah, marah, dan getir yang tak kunjung sirna. Saat ia menghela napas panjang, senyum lirih muncul di sudut bibirnya—bukan senyum kebahagiaan, melainkan semacam harapan samar yang ia tujukan untuk perempuan itu.‘Semoga kejadian ini tidak pernah terulang lagi, Viona.’ Kalimat itu menggema dalam hatinya, sebuah janji tak terucap yang ia titipkan pada dirinya sendiri

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 70: Terlalu Berlebihan

    Maya menelan salivanya pelan, matanya menyipit seolah mencoba membaca pikiran Dimas. Setelah beberapa detik terdiam, ia berkata dengan nada yang lebih serius, “Tidak mungkin, Dimas.” Suaranya tegas namun tetap lembut.“Pak Satya hanya membela mana yang benar. Kalau bukan Viona yang difitnah, siapa pun yang ada di posisi itu pasti akan dibelanya. Dia punya hati dan perasaan, Dimas. Dia tidak pernah membiarkan ketidakadilan terjadi di depan matanya.”Dimas mendesah panjang, seolah membiarkan kata-kata Maya meresap ke dalam benaknya. “Tapi di hotel lain, biasanya karyawan yang seperti Viona sudah pasti dipecat, apalagi kalau ada masalah dengan tamu. Pak Satya malah turun tangan sendiri. Itu yang bikin aku heran,” gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh desau pendingin ruangan.“Itu karena Pak Satya bukan bos biasa,” sahut Maya dengan mata yang berbinar penuh keyakinan. “Dia tahu betul apa yang terjadi, Dimas. Dia membela Viona karena dia tahu gadis itu hampir diperkosa. Apa kamu k

  • Istri Pengganti CEO Arrogant   Bab 69: Kecurigaan Dimas

    Satya hanya menghela napas panjang, tangannya terangkat untuk menggaruk alis. Ia tidak terpengaruh oleh provokasi murah itu, tetapi kejengahan jelas terlihat di wajahnya.Dalam hatinya, ia sempat merenung. Fandy mungkin seperti itu. Tapi aku? Tidak. Bahkan menyentuh perempuan saja aku sudah tidak sanggup.Pandangan Satya melirik Viona yang duduk diam di sudut ruangan, matanya penuh luka yang tersembunyi. Tapi kenapa dengan Viona semuanya terasa baik-baik saja? Apakah aku sudah sembuh? Pikirannya berputar, mencari jawaban atas perasaan yang tiba-tiba muncul.Namun ia segera membuang jauh pikiran itu. Viona adalah adik iparnya, dan Fandy sudah berjanji akan menjadi suami yang baik untuknya—meski semua itu sekarang tampak seperti janji kosong.Lima belas menit berlalu, sirine polisi terdengar dari luar. Orang-orang di hotel mulai berkerumun, bisik-bisik memenuhi lorong. Banyak yang mengira bahwa Viona-lah yang akan dibawa ke kantor polisi.“Selamat malam,” sapa seorang petugas, suaranya

DMCA.com Protection Status