Share

Rumah Dijual

Ayesha menangis sesenggukan membaca surat dari sahabatnya itu. Kenangan-kenangan sulit yang dilaluinya membuatnya sadar, bahwa Hanin adalah teman yang selalu ada untuknya.

Hanin juga manusia biasa yang bisa saja terpeleset dalam kekhilafan. Seharusnya Ayesha bisa memahami hal itu lebih cepat.

Tapi sekarang sudah terlambat. Hanin sudah meninggalkannya. Bahkan kontak pun tidak dia berikan.

“Nyonya, apa ada hal yang mengganggu?” Momo memperhatikan sang nyonya yang hanya memainkan makanan yang disuguhkannya.

“Tidak, Momo!” jawab Ayesha lirih.

“Apa tidak berselera pada menunya?”

Ayesha menatap Momo yang cemas itu. Ini bukan tentang makanannya, tapi tentang perasaan hatinya yang sedih. Dia sepertinya butuh menyendiri tanpa diganggu.

“Masakanmu enak, Momo. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu sehingga kurang napsu makan,” ucap Ayesha lalu bangkit berlalu.

Dia jadi ingin pulang ke rumahnya sendiri. Mengunjungi makam orang tuanya dan tidur barang semalam di sana. Sekalian mengenang kebersamaa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status