Share

Harapan Semu

Penulis: Young Lady
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-19 23:59:25
Syera menatap keranjang bayi yang lengkap dengan sebuah selimut dan pakaian bayi berwarna merah muda di pangkuannya. Manik matanya memerah dan berkaca-kaca. Jika ia berkedip, sudah pasti air matanya akan menetes.

Syera memeluk erat keranjang bayi berbahan rotan yang masih terlihat kokoh meski telah tersimpan puluhan tahun itu. Begitu juga dengan selimut dan pakaian yang ada di dalamnya. Warnanya tak terlihat memudar. Seolah-olah ingin menunggu sampai Syera melihatnya.

Wanita itu menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi mobil sembari menghela napas panjang. Ia baru saja keluar dari restoran tempatnya bertemu dengan Aldo tadi. Setelah berusaha mempertahankan sikap tenangnya selama berada di dalam sana, nyatanya sekarang ia tak bisa berpura-pura lagi.

“Hei, aku mengerti bagaimana perasaanmu sekarang, tapi jangan terlalu memikirkannya. Itu bisa memengaruhi kesehatan kalian.” Tama yang duduk di belakang kemudi sedikit menyerongkan tubuh ke arah Syera dan mengusap pipi wanita itu.

Syer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Penebus Dosa   Musuh Dalam Selimut

    Syera spontan bersingkut mundur melihat sosok yang dikenalinya. Sekaligus menjauh dari orang yang baru saja membekap mulutnya yang kini masih meringis kesakitan. Faisal Adiwijaya berdiri beberapa meter dari tempatnya berada dengan seringai aneh. Syera tidak terlalu bodoh untuk menyimpulkan jika Faisal satu komplotan dengan lelaki muda bertubuh kekar yang membekap mulutnya. Atau lebih tepatnya, pria paruh baya itulah yang memerintah lelaki yang mengikutinya tadi. Melihat Syera yang memasang ekspresi waspada membuat seringai yang menghiasi bibir Faisal semakin lebar. “Darimu ekspresimu, seperti kamu sudah mengerti kenapa saya ada di sini, ‘kan? Saya tahu kamu tidak bodoh.”Syera kembali bergerak mundur menyadari bahaya yang berada tepat di hadapannya. Otaknya memerintah untuk berlari ke tempat yang aman, namun ia tidak ingin terlihat ketakutan dan membuat Faisal semakin menekannya. Faisal menghentikan langkah tepat di hadapan Syera dan mencengkram sebelah tangan wanita itu. “Teri

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Istri Penebus Dosa   Hidupmu Tidak Akan Tenang!

    Tama berdiri di dekat itu kamarnya dengan tangan terlipat di depan dada. Memperhatikan Syera yang sedang diperiksa oleh dokter. Lelaki itu masih menunggu waktu yang tepat untuk menanyakan apa yang istrinya alami di pesta semalam. Sedangkan di tempatnya, Syera sebisa mungkin menghindari bertatapan dengan Tama. Sepulang dari pesta semalam, ia berhasil membuat lelaki itu tidak bertanya macam-macam. Tetapi, bukan tidak mungkin suaminya akan kembali mendesaknya. Syera pasti membeberkan apa yang terjadi semalam, tetapi tidak sekarang. Ia tidak memiliki bukti apa pun termasuk rekaman suara untuk membongkar semuanya. Semalam dirinya terlalu bodoh dan ketakutan sendiri sampai tidak kepikiran untuk merekam suara Faisal. “Hasil pemeriksaannya bagus. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Saya sarankan Nyonya Syera memperbanyak istirahat saja. Jangan terlalu banyak beraktivitas berat. Ini untuk vitamin tambahannya. Kalau begitu saya permisi dulu,” tutur sang dokter sembari menyerahkan vitamin

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-21
  • Istri Penebus Dosa   Tak Ingin Ada yg Terluka

    [Aku pernah berhasil menghabisi Kirana. Bukan persoalan sulit menghabisi kalian semua. Ingatlah, tidak akan ada yang percaya padamu!]Pesan itu dikirim oleh nomor asing. Tidak ada juga nama sang pengirim di sana. Namun, Syera bisa menebak siapa pengirimnya. Siapa lagi kalau bukan Faisal Adiwijaya. Seseorang yang telah menyebabkan seluruh kekacauan ini. Syera mencengkram ponselnya tanpa sadar. Ia tahu Faisal bukan hanya memberi ancaman belaka. Pria paruh baya itu akan merealisasikannya jika dirinya berani melawan. Faisal jauh lebih berbahaya dari suaminya. Kirana pasti mendapat ancaman-ancaman seperti ini juga sampai membuat wanita itu ketakutan. Entah apa salahnya sampai dirinya juga harus menerima teror yang sama. Padahal ia tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga Kirana. “Kenapa kamu malah diam? Sebenarnya apa? Jangan menggantung kata-katamu. Kamu menyembunyikan sesuatu dariku?” desak Tama dengan mata memicing. Syera tertawa kaku. “Ya ampun, apa Mas tidak bisa berhenti be

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-22
  • Istri Penebus Dosa   Nama yang Sensitif

    “Kebetulan sekali kamu yang membukakan pintu. Bagaimana kabarmu?” Faisal yang melipat tangan di depan dada dan menyeringai ke arah Syera. Jemari Syera yang masih menyentuh gagang pintu gemetar tanpa bisa dicegah. Namun, sepersekian detik kemudian ekspresinya berubah. Ketakutannya berganti dengan sorot tajam dan tangan mengepal. Bak siap memberikan bogem mentah, Meski sudah jelas ia tidak akan melakukan itu. Syera tak menyangka jika tamu yang datang pagi-pagi begini adalah sosok yang sangat ia hindari. Sebelum kejadian di pesta itu terjadi, dirinya pasti akan menyambut kedatangan Faisal dengan senang hati. Namun, ia tidak akan beramah tamah lagi dengan seseorang yang tidur andil menghancurkan hidupnya. “Apa lagi yang Anda inginkan?!” desis Syera penuh penekanan. Namun, ia masih menjaga nada bicaranya agar tidak terdengar oleh orang lain. Faisal terkekeh pelan. “Santai saja. Saya tidak akan melakukan kejahatan di sini. Dan urusan saya dengan suamimu, bukan denganmu. Bisa kamu pa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23
  • Istri Penebus Dosa   Diam-Diam Tahu Segalanya

    “Bukannya tadi Mas bilang kita akan makan di luar? Kenapa malah ke sini?” sembur Syera spontan dengan alis menukik. “Aku mau pulang saja. Kalau Mas mau masuk ke sana, silakan. Aku bisa pulang naik taksi.”Syera merasa dibohongi oleh suaminya. Kalau tahu lelaki itu akan mengajaknya ke tempat ini, lebih baik ia tidak perlu ikut. Bukan karena dirinya takut bertemu Faisal atau Viandra. Tetapi, baginya mendatangi acara keluarga itu hanyalah membuang waktu. Sejak awal Syera sudah heran karena Tama malah menitipkan Elvina pada Utari bukannya mengajak bocah itu ikut serta. Padahal, biasanya Elvina selalu diajak jika mereka makan malam di luar. Ternyata Tama memang bukan mengajaknya makan di luar. Tama langsung menarik tangan Syera yang hendak membuka pintu mobil.“Tunggu dulu. Kamu tidak boleh pergi sendirian. Apa kamu tidak ingat apa yang terjadi beberapa hari lalu? Aku berjanji kita tidak akan lama-lama di sini.”Syera berdecak kesal. Justru berada di sini malah semakin berbahaya. Ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-24
  • Istri Penebus Dosa   Hanya Karena Rasa Bersalah

    Darah yang masih saja mengalir dari tangan Tama membuat Syera tak berhenti gemetar di tempat duduknya. Ia hampir menangis melihat suaminya terluka karena menyelamatkannya. Wanita itu bersikukuh ingin Tama dibawa ke rumah sakit, namun sang suami malah menolak dengan dalih ini hanya luka kecil. Tangan Tama memang hanya mengalami lecet karena terkena pecahan gelas yang Faisal lemparkan tadi. Namun, darah lelaki itu masih saja keluar padahal Syera sudah berusaha membersihkan dan menghentikan pendarahannya. “Mas, lebih baik kita ke rumah sakit sekarang, darahnya banyak sekali. Aku yakin lukanya pasti cukup dalam.” Syera kembali melontarkan permohonan dengan suara memelas dan mata berkaca-kaca. “Aku baik-baik saja. Biarkan aku saja yang mengobati luka ini, nanti juga darahnya akan berhenti sendiri “ Tama hendak mengambil kapas alkohol di tangan Syera, namun langsung dicegah oleh sang empunya. Meskipun dengan tangan sedikit gemetar, Syera tetap memaksakan mengobati Tama. Lelaki itu t

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Istri Penebus Dosa   Marah dan Rindu yang Bersatu

    Syera terduduk di kursi dengan isak tangis tertahan. Sedangkan Tama langsung pergi setelah mengatakan kalimat menusuk itu. Padahal ini yang dirinya inginkan, tetapi ketika lelaki itu yang mengatakannya, entah kenapa terasa sangat menyakitkan. Syera membiarkan tangisnya terus bercucuran hingga ia merasa puas. Nyatanya, hingga air lelehan air matanya kembali mengering pun, sesak yang membelenggu dadanya tak kunjung berkurang. Membayangkan harus pergi setelah melahirkan darah dagingnya sendiri membuat hatinya tersayat-sayat. Wanita itu memilih tidak melanjutkan kegiatan masaknya yang belum rampung. Keinginannya untuk melanjutkan kegiatannya telah sirna. Ia pun belum berminat untuk mengisi perutnya yang mendadak terasa kenyang. “Nyonya, biar saya saja yang membersihkan pecahan gelasnya.” Ketika Syera hendak berjongkok dan membersihkan pecahan gelas yang Tama lempar tadi, seorang pelayan tiba-tiba mencegah. “Tuan mengatakan lebih Anda kembali ke kamar. Sarapan Anda akan diantarkan.” Pel

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Istri Penebus Dosa   Seperti Wanita Bayaran

    Syera mengerang kesakitan sembari mencengkram lengan suaminya. Air matanya sudah bercucuran dengan isakan yang semakin lama semakin kuat. Namun, sang suami yang tampaknya sudah tertidur nyenyak tak menyadari hal itu. Sedari tadi Syera tak bisa tidur. Perutnya sudah tidak nyaman sejak beberapa jam lalu. Tadinya ia hanya mengabaikan dan menganggap sakit itu akan menghilang dengan sendirinya. Namun, bukannya berkurang, nyeri itu malah semakin terasa. “M-mas bangun!” Syera sengaja mencengkram lengan sang suami lebih kuat dan berharap lelaki itu segera bangun. “Mas, kumohon bangun!” Isak tangis Syera mulai mengusik tidur Tama dan membuat lelaki itu sontak terbangun. Kantuknya langsung menghilang seketika melihat sang istri yang sedang kesakitan. Lelaki itu nyaris melompat dari ranjang karena terkejut. “Kamu kenapa? Apa kamu akan melahirkan sekarang?” tanya Tama dengan kepanikan yang sangat ketara dari suaranya. Ekspresi datar dan tenang yang biasanya selalu menghiasi wajah lelaki itu me

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27

Bab terbaru

  • Istri Penebus Dosa   Titipan yang Luar Biasa

    “Huek! Huek!” Syera memejamkan mata seraya memijat pelipisnya setelah mual yang dialaminya sedikit membaik. Selama beberapa saat, wanita itu masih berpegangan pada pinggiran wastafel sembari mengumpulkan sisa-sisa tenaganya. Setelah dirasa mualnya tak akan datang lagi, barulah wanita itu membersihkan mulut dan wajahnya. Kemudian, beranjak dari toilet dengan langkah pelan karena kepalanya masih berdenyut-denyut. Padahal ia sudah meminum obat masuk angin, namun tetap saja tak ada hasil yang signifikan. Semenjak hari ulang tahun Aidan yang ke-1 seminggu lalu, Syera selalu seperti ini. Tubuhnya lemas dengan pening dan mual yang melengkapinya. Untung saja Bianca dan Rebecca sering berkunjung belakangan ini. Jadi, dirinya tidak keteteran mengurus kedua anaknya dalam keadaan seperti ini. “Kamu masih mual-mual? Yakin tidak perlu ke dokter? Suamimu akan marah besar kalau tahu kamu sakit tapi tidak mau ke dokter,” tutur Bianca yang baru saja masuk ke kamar putrinya bersama Aidan yang sedang

  • Istri Penebus Dosa   Aku Mencintaimu, Mas

    “Maaf membuatmu kesal seharian ini. Aku sengaja melakukan itu agar kamu tidak sadar kalau orang-orang rumah sedang mempersiapkan pesta ini,” ucap Tama membongkar rencana terselubungnya memuat Syera kesal seharian ini. Syera spontan menoleh. Tak menyangka jika sikap menyebalkan suaminya adalah unsur kesengajaan. Ia menyadari hari ini para pelayan yang biasanya jarang berkeliaran tampak lebih sibuk. Tetapi, mengabaikannya karena dibuat kesal dengan sikap sang suami. Hal yang lebih mengejutkan adalah mereka mengingat hari ulang tahunnya. Entah siapa yang memiliki ide untuk merayakan ulang tahunnya. Tetapi, jujur saja ini sangat membahagiakan baginya. Sebelumnya tak pernah ada yang membuat kejutan di hari ulang tahunnya. Dulu, sang ayah hanya mengucapkan selamat ulang tahun jika ingat saja dan tidak ada perayaan spesial setelahnya. Syera mengira hal itu karena ayahnya masih mengingat ibu kandungnya. Tetapi, ternyata itu terjadi karena Kuncoro memang bukan ayah kandungnya. Wajar jika

  • Istri Penebus Dosa   Kejutan

    “Kenapa mataku harus ditutup, Mas? Memangnya kita akan ke mana? Bagaimana kalau aku tersandung?” protes Syera setengah menggerutu karena Tama memaksa menutup matanya dengan kain begitu mereka turun dari mobil. Ketika pulang dari kantor, tiba-tiba Tama memaksa Syera yang saat itu sedang memasak di dapur untuk bersiap-siap pergi. Ternyata lelaki itu mengajaknya mengunjungi salah satu salon di dekat tempat tinggal mereka dan langsung meminta para stylish mendandaninya. Syera tak sempat bertanya karena para stylish itu langsung membawanya memasuki ruangan lain. Setelah dirinya selesai didandani oleh mereka dengan riasan yang cukup mewah, barulah ia bertanya pada sang suami ke mana mereka akan pergi karena riasan juga gaun yang dirinya pakai rasanya terlalu merah jika untuk menghadiri undangan dari rekan bisnis lelaki itu. Namun, seperti biasa, Tama lebih senang membuat Syera penasaran dan bertanya-tanya sendiri. Lelaki itu hanya mengatakan jika mereka akan mendatangi acara penting. Enta

  • Istri Penebus Dosa   Berterimakasih pada Penjahat

    “Tadi kamu mengunjungi makam Kirana, ‘kan? Kenapa tidak terus terang padaku?” Tama yang baru saja berbaring di ranjang langsung bertanya tanpa basa-basi. “Supirku tidak mungkin bisa kamu ajak bekerja sama.” Tama yang tahu kalau Syera belum tidur langsung membalikkan tubuh wanita itu. “Aku tidak akan marah atau melarangmu kalau kamu jujur. Jadi, kenapa kamu memilih berbohong? Bagaimana kalau terjadi sesuatu di luar sana dan aku tidak tahu?” Syera merutuk dalam hati. Ia memang tak ingin Tama mengetahui dirinya mengunjungi makam sang kakak karena tidak mau ditanya macam-macam. Sebenarnya wanita itu berencana berangkat menggunakan taksi. Namun, hal itu pasti semakin memicu kecurigaan Tama. Syera sudah berpesan pada supir yang mengantarnya agar tidak perlu memberitahu ke mana dirinya pergi setelah mengunjungi makam Kuncoro. Namun, ia lupa jika semua orang yang bekerja di rumah ini pasti memberitahu aktivitasnya pada lelaki itu. “Emm … aku tidak bermaksud menyembunyikannya. Lagipula aku

  • Istri Penebus Dosa   Maafkan Aku Mencintainya

    Selama ini Syera tak pernah mendengar informasi apa pun mengenai ayah mertuanya. Ia sempat mengira jika mungkin saja kedua orang tua Tama sudah berpisah dan hidup masing-masing hingga tak pernah berkumpul lagi. Namun, setelah Tama mengajaknya ke suatu tempat yang mengejutkan, Syera tahu dugaannya salah. Setelah mereka makan siang bersama, Tama benar-benar mengajak istri dan anaknya mendatangi tempat papanya berada. Syera mengikuti langkah Tama yang lebih dulu berjalan memasuki area pemakaman umum yang ternyata berlokasi cukup dekat dengan kantor lelaki itu. Tak berselang lama, mereka sampai di sebuah pusara bertuliskan nama Bagas Ravindra. “Selamat siang, Pa. Maaf baru mengunjungi Papa lagi. Aku ingin mengenalkan orang-orang yang sangat ku sayangi. Istri dan anak-anakku,” ucap Tama sembari berjongkok di samping pusara sang papa dan mengusap batu nisannya. Syera ikut berjongkok di samping suaminya sembari membetulkan gendongan Aidan yang sedikit melorot. “Halo, Pa. Maaf baru d

  • Istri Penebus Dosa   Membongkar Kebusukan Sendiri

    “Apa?! Lalu, bagaimana, Mas?” sahut Syera khawatir. Syera sudah menduga jika cepat atau lambat Elena pasti melakukan sesuatu yang akan merugikan pihak mereka. Walaupun jelas wanita itu yang salah, Elena tak mungkin tinggal diam setelah diperlakukan seperti itu oleh Tama. Perusahaan yang Tama pimpin baru mulai stabil beberapa bulan lalu, itupun karena bantuan dari Elena juga. Jika wanita itu tiba-tiba menarik seluruh investasi, pasti dampaknya cukup besar bagi perusahaan sang suami. Tama menarik pelan sang istri yang hendak bangkit kembali ke pelukannya. “Jangan khawatir, Sayang. Sejak kejadian malam itu aku sudah menebak kalau dia akan melakukan ini. Aku juga sudah mempersiapkan semuanya. Tadi aku hanya memperbaiki sedikit masalah. Perusahaanku tidak akan kolaps seperti waktu itu lagi.” Syera yakin Tama pasti dapat menyelesaikan masalah di perusahaan yang lelaki itu pimpij secepatnya. Akan tetapi, bukan tidak mungkin Elena kembali berulah setelah ini. Sebelumnya wanita itu selalu m

  • Istri Penebus Dosa   Permintaan Maaf Tak Terduga

    Syera yang merasa tidak pernah dekat dengan ibu mertuanya terus tak berhenti menerka apa yang akan wanita paruh baya itu bicarakan dengannya. Selama ini Rebecca hanya mengancam, menghina atau mengintimidasinya ketika mereka sedang berbicara. Wanita paruh baya itu berubah lebih baik setelah mengetahui siapa dirinya. Akan tetapi, mereka belum pernah berbicara empat mata setelah itu. Terlebih, saat ini tak ada Tama di rumah. Bukannya ia tak suka dengan keberadaan Rebecca, hanya saja menurutnya sangat aneh ketika wanita itu tiba-tiba mengajaknya mengobrol. Syera masih dipusingkan dengan sikap aneh suaminya. Ia tak mau menambah beban pikirannya hanya karena pembicaraannya dengan Rebecca. Walaupun belum tentu juga wanita paruh bata itu akan membicarakan sesuatu yang melukai hatinya. “Atau jangan-jangan ini juga ada hubungannya dengan sikap aneh Mas Tama?” gumam Syera menebak-nebak. Ia sedang membuat teh chamomile untuk teman mengobrolnya dengan sang ibu mertua nanti. Selain sedang malas

  • Istri Penebus Dosa   Sesuatu yang Disembunyikan

    “Sayang, kamu yakin tidak mau bergabung bersamaku?” tutur Tama sembari menyugar rambutnya yang basah menggunakan tangan. Ia sengaja berenang mendekati Syera dan mencipratkan air kolam ke arah wanita itu. “Mas, basah!” gerutu Syera kesal. Pakaian yang baru dipakainya beberapa menit sebelum datang ke privat pool ini basah karena kelakuan suaminya. Sejak awal ia memang tidak akan ikut berenang karena cukup sadar jika dirinya tak mahir berenang. Kalau bukan karena Tama yang tadi memaksanya ikut kemari ia akan memilih bermain bersama anak-anaknya di kamar. Syera tahu pasti suaminya akan terus mengusiknya jika berada di sini. Apalagi hanya ada mereka berdua di sini. Villa yang Tama sewa untuk bulan madu mereka memang dilengkapi dengan fasilitas privat pool di bagian belakangnya. Namun, sejak pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini. Syera sama sekali tak tertarik untuk mencoba berenang di sini. Apalagi setelah melihat jika air kolam itu mencapai dada suaminya yang berarti mencapai dag

  • Istri Penebus Dosa   Tak Sesuai Ekspektasi

    Walaupun kesalahpahaman di antara Syera dan Tama telah terungkap, nyatanya pesta pernikahan mereka tetap tidak jadi dilaksanakan karena Elvina jatuh sakit. Mereka sepakat menunda pesta tersebut dan fokus merawat Elvina dulu. Dua hari kemudian pesta tersebut baru bisa dilaksanakan. Pesta sangat mewah yang bahkan jauh lebih indah dari yang Syera bayangkan. Syera sempat mendengar dari beberapa pelayan yang berbincang jika pesta ini lebih mewah dari pesta pernikahan Tama dengan Kirana. Syera tak tahu hal itu benar atau tidak karena dirinya tidak berani menanyakan secara langsung pada Tama. Lagipula ia tidak ingin bersaing dengan kakaknya sendiri. Diberi pesta seperti ini saja sudah sangat membahagiakan baginya. 6 “Mas, kenapa saat di restoran waktu itu Mas malah mencekik Elena? Memangnya apa yang dia katakan?” tanya Syera sembari menyelipkan tangannya di lengan Tama. Syera tahu pembahasan ini kurang cocok dibahas sekarang, namun ia sudah terlanjur penasaran. Setiap hendak bertanya, pas

DMCA.com Protection Status