Share

Terus Menerus Terjadi

Penulis: Black Eagle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Semuanya terus terjadi, Nasya berusaha untuk terus menerus mengingat dan melatih ingatannya, Anjas yang tidak lagi sering berada di rumah dan hanya berada ketika malam dan pagi saja, membuat Nasya lebih leluasa untuk memulihkan ingatannya, walaupun memang sangat sulit untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya, atau bahkan saat ini memang belum ditemukan obat untuk penyakitnya.

Bagaimana dengan Anara, apa dia berada di rumah, Anara hanya ada di rumah pada pagi dan siang, ketika sore, Anara menghilang dan Nasya ditinggalkan sendirian di rumah itu, hanya dia dan ingatan yang terus menghilang, atau ingatan yang perlahan kini kembali, satu persatu. Lalu bagaimana cara Nasya melakukan terapi?

Dokter Afia menyarangkan untuknya membaca buku atau menonton film misteri, yang membutuhkan sebuah ingatan yang lebih kuat. Dan juga bermain teka-teki, walaupun kadang itu sangat menyiksanya, bagaimana tidak, jika dia berusaha untuk terus mengingat maka dia akan pusing dan jika memaksakan pikirann
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Aku Pasti Akan Membalas

    Aku merasakan air mataku menetes membasahi pipiku, taruman yang begitu jelas, dosa yang begitu mutlak, mereka bercumbu di hadapanku tanpa sadar bahwa aku pasti akan sembuh. Nasya terus mengerang dan Anjas terus memberikan Nasya alasan untuk mendesah, terus menerus, dan mata ku satu, mataku merasa lelah, telingaku akan segera meledak. Bagaimana Anjas melakukan ini semua? Kepadaku dan kepada calon anaknya? Bagaimana dia bisa meremehkan ingatanku? Bagaimana dia menganggap bahwa aku tidak akan mengingat semuanya? "Mas Anjas, Anara ... Tolong hentikan, tolong hentikan!" Aku memohon dengan tubuh gemetar dan mematung, kalian tidak akan bisa membayangkan rasa sakit ku, air mata ku, dan kekejaman ini, bagiamana ... Bagiamana aku bisa melewati kejahatan ini? "Lupakan mbak Nasya ... Akh akh akh, Mas, ya ... Argh, lupakan bahwa dia ada di sini Aaaa!" Kedua kaki Anara berada di leher Anjas, dan dia terbaring di atas sofa, tepat di hadapanku, di hadapan wanita yang sedang hamil ini. Nafas Anja

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Bukan Anjas, Maupun Jaka

    Dia takut dan gemetar setelah membaca catatannya sendiri, air matanya tak berhenti mengalir, Nasya betul-betul dihantui dengan tulisan yang dia miliki sendiri. Entah apa yang telah dia lalui selama ini sehingga dia mengalami depresi yang membuat dia kehilangan ingatannya. Entah bagaimana dia akan mengabaikan apa yang telah terjadi padanya. Entah apa yang akan dia lakukan. Seberapa kali dia membaca catatan yang dia tulis tapi untuk saat ini, dia tidak ingin menemukan catatan itu lagi sehingga hal yang dilakukan Nasya adalah menyobek catatan itu dan memasukkannya ke tempat lain, dia merasa jika Anjas mengetahui semua itu dan membacanya maka dia mungkin akan berada dalam masalah. Lagi pula hal yang ditakuti oleh Nasya saat ini adalah kehilangan Anjas, karena dia sedang mengandung dan tinggal beberapa bulan lagi atau tidak cukup tiga bulan dia akan melahirkan. Dia mungkin bisa menceraikan Anjas setelah dia melahirkan atau bisa meninggalkan suaminya itu setelah nifas. Dia tidak bisa te

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Memotret Mereka

    Roy, dia adalah salah satu guru yang mengajar di sekolah tempat Nasya mengajar sebelumnya. Dia memiliki usia yang lebih muda dari Nasya, sedikit lebih muda. Dia juga punya kedekatan dengan Nasya tetapi Nasya tidak terlalu menyukainya. Alasan Nasya tidak menyukai Roy tentu saja adalah sifat genitnya dan selalu menganggu Nasya. Dia bukan tipikal orang yang sopan dan selalu mencari kesempatan untuk bersama Nasya, atau sendirian bersama Nasya. Mungkin cukup aneh kenapa pemuda sepertinya begitu tertarik dengan seniornya sendiri, yang tentu saja dia tahu bahwa Nasya adalah wanita yang sudah bersuami. Tetapi Roy terus saja mendekatinya. Semenjak masih mengajar, Nasya sering kali membantu Roy dan mungkin karena itu lah Roy berpikir bahwa Nasya menyukainya. Sayangnya ketika Roy menunjukkan kedekatannya dan sifat genitnya pada Nasya membuat Nasya semakin menjauh dan tidak suka kepadanya. Dan saat ini, Roy tengah berdiri di hadapan bingkai pintu rumah milik Nasya dan Anjas sambil tersenyum.

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Maukah Kamu Bercerai?

    "Siapa yang tadi itu?"Tatapan Jaka dia alihkan ke arah Nasya yang di mana Nasya saat ini sedang memandang ke arah depan, ke arah jalan raya, tak lama setelahnya Jaka mengalihkan kembali pandangannya ke depan. "Siapa?" Nasya kembali bertanya, tentu dia tidak ingat dengan Roy yang datang ke rumahnya, terlalu lama bagi Nasya untuk mengingat Roy, dan Jaka pun terlambat bertanya. "Roy." Nasya pun mengalihkan pandangannya ke arah Jaka dan memandang dengan tatapan yang cukup heran, apa maksudnya? Kenapa Jaka bisa mengelak Roy. "Kok Mas Jaka bisa tahu Roy, sih?" Nasya bertanya dengan tatapan yang menyipit, tampak Jaka memahami Nasya tapi bibirnya terlihat cemberut dan wajahnya tidak seperti biasa, dia terlihat dengan wajah yang lebih datar. "Dia datang ke rumah kamu tadi, aku yakin kamu sudah lupa, tapi kalau boleh tahu memangnya siapa Roy sampai datang ke rumah kamu?" Pertanyaan itu membuat alis Nasya terangkat dan dia memutar bola matanya, tak tahu apa yang harus dia katakan karena m

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Kenapa Belum Menceriakan Dia?

    Prak! Satu tamparan jatuh tepat di pipi kiri Nasya, tamparan yang diberikan Anjas kepadanya karena kecemburuan dan kemarahan yang telah dirasakan Anjas saat ini. "Kenapa kamu, ha? Kenapa kamu pergi tanpa seizin aku! Beraninya kamu Nasya!" Suara itu menggelegar di telinga Nasya yang saat ini terjatuh ke atas sofa. Anjas betul-betul hilang kendali seoalah dia bukan Anjas yang dikenal oleh Nasya, matanya nanar dan dia membentak Nasya seoalah Nasya telah melakukan sebuah kesalahan yang tidak bisa dimaafkan. "Apa-apaan kamu, Mas? Kenapa kamu tiba-tiba banget kayak gini!" Nasya dengan suara yang terdengar habis menangis. "Oh jadi kamu pura-pura nggak tahu? Astaga Nasya, kenapa kamu tidak sekalian saja tinggal di rumah Jaka!" "Mas." Tangan Nasya saat ini berada di pipi kirinya yang terasa begitu panas, dia merasa bahwa Anjas tidak peduli lagi mau Nasya hamil atau tidak. "Mas seharusnya mikir, nggak mungkin aku sama Mas Jaka selingkuh! Aku ...."Anjas mengangguk-angguk karena saat ini

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Atau Menyesal

    "Mas Anjas, Mas ada apa?" Tubuh Anjas sedikit digoncang oleh Nasya yang baru saja terbangun karena suaminya sedang mengigau, terlihat wajah cemas yang datar itu terus berusaha membangunkan suaminya saat ini. "Mas, bangun Mas." Kedua kelopak mata itu tiba-tiba terbuka dengan tatapan yang membelalak sempurna membuat Nasya merasa terkejut dan keringat dingin. "Mas apa yang salah sama Mas, mimpi buruk ya?" Nasya berusaha menenangkan suaminya tapi terlihat Anjas menepis tangan yang berada di bahunya itu, dia keringat dingin dan nafasnya putus-putus. "Ada apa sih, Mas?" tanya Nasya sekali lagi dengan raut muka yang cemas. Dia menunggu jawaban Anjas tapi sekarang Anjas hanya duduk di atas ranjang dan masih kesulitan mengatur nafasnya sendiri. "Aku sepertinya mimpi buruk, atau ...." "Atau apa mas?" Nasya bertanya dengan wajah yang masih terlihat begitu cemas. "Hmm, aku tidak tahu." Dia lalu menoleh ke arah Nasya yang tersenyum kepadanya dan tatapannya semakin dalam dan semakin mengeri

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Aku Memilih Istriku

    Tentu saja Roy merasa getir ketika Jaka mengatakan hal demikian padanya. Dia tahu bahwa Jaka pasti tidak akan tinggal diam setelah tahu bahwa Roy telah melaporkan sesuatu kepada Anjas. Dia menelan saliva dan hanya diam melihat punggung Jaka yang sekarang menghilang dari pandangannya. Roy tidak tahu kenapa sekarang dia merasa takut kepada Jaka. Atau mungkin karena Jaka terlihat tidak seperti orang bodoh atau orang lemah, Jaka memiliki sesuatu yang dimiliki oleh orang kaya dalam dirinya, sampai akhirnya Roy memilih untuk kembali ke ruang guru. Sayangnya dia dihantui dengan tulisan Jaka yang mengatakan bahwa Roy seharusnya tidak mendekati Nasya atau Roy akan menyesal. "Siapa yang cari, Pak Roy?" tanya salah seorang guru ketika Roy masuk ke dalam ruang guru. Membuat Roy langsung mengangkat pandangannya. "Hmm?" "Pak Roy melamun ya, aduh kebiasaan anak muda melamun kayak gitu. Tadi aku nanya Pak, yang cair Paka Roy siapa?" tanya dia sekali lagi. "Oh soal itu, Bu, ada tadi orang kena

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Sebuah Mimpi

    Anara menyadari bahwa selama ini memang Anjas akan selalu memilih Nasya, yang bisa dilakukan oleh gadis belia ini hanyalah duduk di samping Anjas dengan tatapan kosong ke depan. Dia mengepalkan tangan dan penuh dendam di matanya, jika saja Anjas tidak mengatakan hal itu maka Anara mungkin tidak akan semarah ini. Tetapi kemarahan saja tidak akan memiliki dampak. Tentu saja ada aksi yang akan dilakukan Anara untuk bisa mendapatkan Anjas, karena memberikan seluruh tubuh Anara pada Anjas ternyata sama sekali tidak cukup. "Jadi bahkan tubuh aku tidak cukup, Mas?" Anara dengan suara yang terdengar jelas, untungnya tidak ada orang di sana, atau kalau tidak maka Anjas akan merasa malu luar biasa seperti dia malu di dalam mimpi tentang Jaka yang mempermalukannya. "Apa maksud kamu?" Anjas yang tanpa memandang ke arah Nasya. "Kamu seharusnya nggak ngomong gitu di sini, tempat seperti ini bukan tempat dan waktu yang cocok, Anara!" Anjas tampak mengernyitkan kening dan tidak suka

Bab terbaru

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Mama Marah

    "Akan ada operasi yang mungkin kau akan lakukan, jadi aku mohon janga membangkang untuk kesembuhan kau, Nasya, aku harap aku paham." Jaka yang saat ini masih memandang ke arah Nasya yang duduk di hadapannya. sebenarnya pikran Nasya masih ingin percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jaka tetapi sepertinya berbeda dengan hati Nasya yang tentu saja masih berpikir bahwa Anjas atau mantan suaminya itu adalah pribadi yang setia dan tidak mungkin menghianati Nasya. jadi Nasya masih memilih untuk tidak mempercayai apa yang Jaka katakan. "Aku hanya ingin sekali saja bertemu dengan Anjas dan mendengar apa yang dia katakan, jika kau mengurungku seperti ini bagaimana aku bisa percaya kepadamu, aku sama sekali tidak ...." dia menundukkan kepala dan merasa bimbang dengan apa yang harus dia katakan. Sesekali dia menelan saliva dan mencoba berpikir kata apa yang harus dia keluarkan dari mulutnya. "tentu saja ... astaga apa yang harus aku katakan lagi agar bisa membuat kau percaya. sepertinya tidak

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Masih Berusaha

    "Aku sudah katakan semuanya, berkali-kali, Nasya, tapi kenapa kau sama sekali tidak percaya?" Jaka mencondongkan tubuhnya ke arah Nasya yang menghindar dan mengernyitkan kening. "Tolong jangan terlalu dekat dengan ku," ucap Nasya, dia memalingkan pandangan dan Jaka merasa bahwa ya sebaiknya Nasya diberikan sedikit ruang. Lalu tidak lama setelah itu, Boca berusia tiga tahun yang sudah bisa dikatakan aktif dalam berbicara dan memahami pembicaraan ringan seseorang itu berjalan ke arah Jaka. "Aysan." Jaka berdiri dari duduknya dan menghampiri Aysan, "Apa kau butuh sesuatu?" "Apa Mama masih marah sama Aysan?" dia menundukkan kepala cara dia bicara masih sangat sulit untuk dipahami tapi Jaka bisa cukup memahami ucapan Aysan, Nasya juga bisa memahami ucapan itu tapi dia memalingkan pandangannya sekarang, dia tidak ingin memikirkan banyak hal selain pikirannya sendiri yang lupa semuanya. Sementara Jaka dia berlutut setengah di hadapan Aysan dan berusaha meyakinkan bocah itu. "Aysan, Nak.

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Membujuk Untuk Makan

    "Aku tidak bisa terus seperti ini," ucap Nasya yang sekarang berada dalam kondisi yang berantakan, wajahnya dan rambut gelombang yang bahkan belum disisir, matanya menandakan bahwa dia lelah dan tidak bisa berpikir jernih. Semua seolah menghilang dari memorinya. Dan hidup seolah tetap sama, dia merasa bahwa hidupnya sama seperti sebelumnya, tidak seperti apa yang dilihatnya sekarang, yaitu Jaka yang berada di hadapannya mungkin hanyalah omong kosong yang dibuat-buat oleh Jaka untuk mendekati Nasya, itulah Jaka di pikiran Nasya. "Seperti apa?" Jaka yang menyuguhkan makanan di atas meja, sekarang mereka berada di taman halaman depan rumah, Nasya tidak mau makan jika masih berada di dalam rumah karena dia menganggap bahwa jika dia terus berada di dalam rumah maka dia seolah dikurung di dalam sana. Dan dia tidak ingin seperti itu, Jaka pun tidak mau Nasya berpikir demikian. Sehingga yang dia lakukan adalah menuruti saja apa yang diinginkan oleh Nasya untuk saat ini. "Kau seperti menguru

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Belum Makan

    Tok ... tok ... tok .... Suara ketukan yang datang dari luar kamar Nasya, saatnya adalah sarapan pagi, Nasya tidak membuka pintu semalam sehingga tidak ada makan malam yang membuat Jaka merasa cemas. Bagaimana tidak, Nasya menolak bertemu sementara Jaka terus membujuk dan menjelaskan apa yang terjadi. Walau berusaha, Jaka masih belum bisa membujuk. Pagi harinya, Jaka masih berusaha keras, tapi sepertinya Nasya masih menolak, karena itulah Jaka pun mencoba untuk membujuk satu kali, berharap kali ini Nasya mengurungkan niat untuk bersifat keras. Ketukan demi ketukan, bujukan demi bujukan, tak ada satu pun yang berhasil. Aysan juga sudah sangat ingin bertemu dengan ibunya, yang semakin membuat Jaka merasa tidak nyaman. Makan malam gagal, sarapan pagi pun tidak digubris, hingga akhirnya makan siang tiba, Jaka bahkan tidak masuk kerja, dan dia pun bersama dengan Aysan mencoba membujuk Nasya. "Mama tidak mau makan." Aysan dengan ucapan yang masih belum fasih, "Aku tidak mau kalau Mama

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Es Krim

    Untuk saat ini, Anara terlupakan dan dia hidup dengan dirinya sendiri, tidak ada siapa pun yang dia temani bahkan Jaka tak lagi menghubunginya, sementara dia sendiri berusaha untuk hidup tenang walau masih ada rasa benci terhadap kakaknya sendiri. Dia tidak ingin kakaknya bahagia dan dia berusaha agar bisa kembali mendapatkan kedamaian dan kebahagian dari kakaknya. Dengan kata lain dia berusaha agar bisa menghancurkan hidup kakaknya sendiri. Tetapi bukan momennya menceritakan mengenai Anara yang dab masalahnya yang terus menerus merugikan tubuhnya dan hidup dalam kebebasan malam, karena saat ini Nasya sedang bergelut dengan dirinya sendiri dan pikirannya, dia mondar-mandir dan bahkan lupa apa yang selama ini terjadi pada hidupnya. Foto dan rekaman terus dia lihat tapi sama sekali tidak ada yang membuat Nasya merasa percaya. Seolah semuanya begitu dibuat-buat. Jaka sementara mencoba menenangkan Aysan yang terus menangis memanggil ibunya yang terkunci di dalam kamar, walau berada di d

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Tidak Mungkin

    "Aku pikir Bu Nasya sudah sembuh, tapi ternyata itu hanya bersifat sementara saja," kata dokter Afia yang dipanggil kembali oleh Jaka, dokter Afia sangat baik dan merawat Nasya sebelumnya, dan Jaka berharap bahwa dokter Afia kembali bisa membantu Nasya. "Aku pikir begitu juga, dokter. Sayangnya aku salah dan ternyata alzheimer tidak semudah itu untuk hilang bagi pengidapnya." Dokter Afia diam sejenak dan berpikir lalu berkata, "Aku pikir itu bukan Alzheimer. Ini penyakit yang berbeda, aku tidak tahu apa. Alzheimer adalah penyakit yang tidak akan sembuh dan Bu Nasya sempat mengingat semuanya sementara penderita Alzheimer tidak bisa. Mungkin ini adalah penyakit yang disebabkan trauma berat, bukankah penyakit Bu Nasya pertama kali ada setelah dia mengalami trauma yang terjadi padanya di sekolah, Pak Jaka?" Jaka diam karena terlalu fokus dalam mendengarkan dan dia membayangkan apa yang akan terjadi jika penyakit Nasya betul-betul kembali dan Anjas datang kepadanya maka Nasya pasti akan

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Misi Baru

    Mengetahui bahwa Nasya sekarang kembali mengalami penyakit Alzheimer yang akan melupakan apa pun yang terjadi membuat Anjas merasa semakin bersemangat untuk melakukan misi yang diberikan padanya, kini dia tahu apa yang harus dia lakukan, selain itu dia juga meminta agar Aina memberikan dia sebuah pekerjaan yang pada akhirnya Aina memberikan pekerjaan untuk menjadi seorang bodyguard pribadi dari Aina. Awalnya Anjas merasa enggan dan tak mau menjadi seorang bodyguard, tapi pada akhirnya dia menerima saja apa yang diinginkan oleh Aina. Lagi pula mereka memiliki misi yang sama dan berharap bahwa mereka bisa meraih misi mereka, memisahkan Jaka dan juga Nasya, yang di mana Anjas juga memiliki perasaan dendam pada Jaka, untuk pertama kali dalam hidupnya dia tidak akan membiarkan Jaka menang, dia sebenarnya jika bersaing dengan Jaka, maka Anjas akan keluar sebagai pemenang, tapi kali ini Jaka memenangkan Nasya bahkan Aysan yang membuat Anjas semakin membara karena selama ini dia belum pernah

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Kegirangan

    "Jadi selama ini dia menulisnya?" gumaman itu muncul dari mulut Anjas yang menemukan lembaran kertas dan buku yang pernah disembunyikan oleh Nasya, dia menemukan beberapa foto dan juga rekaman dan dia menyadari bahwa selama ini Nasya telah membencinya, ya Nasya begitu membenci Anjas selama ini. "Menyebalkan, kenapa aku harus melakukan hal bejat itu, bahkan sekarang aku tidak tahu bagaimana semua ini akan berakhir." Dia menelan saliva dan mencoba berbaring dengan tenang, apalagi sekarang dia punya masalah dengan bos besar yang menjadi atasan di tempat dia bekerja, sekarang dia terancam dipecat, sehingga tak akan ada lagi pekerjaan untuk Anjas, betul naas hidup Anjas setelah bercerai dengan Nasya, padahal selama ini hidupnya baik-baik saja bersama dengan Nasya, aman dan dia merasa dendam kepada Jaka. Tetapi Anjas terlalu lemah untuk menjadi pendendam, lagi pula dia masih bisa memanfaatkan Aina yang juga ingin memisahkan Jaka dengan Nasya, bahkan dalam hidup Anjas, Anara sudah tidak ada

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Aina dan Jaka

    Jaka yang saat ini melangkah cepat dan jantung yang berdetak dengan kencang, Dia segera mengangkat tubuh Nasya, tubuh yang saat ini begitu lemah dan dia dengan cemas menggendong tubuh Nasya segera ke tempat tidur. Di sudut kamar, Aysan, balita kecil, dia sangat membutuhkan ibunya, dan terus merengek, suaranya memecah keheningan.. Tangisan itu membuat suasana semakin mencekam, sementara Jaka mencoba menenangkan Nasya dan memeluk Aysan di saat bersamaan. Aina, yang masih berdiri di ambang pintu kamar, hanya memperhatikan tanpa menunjukkan rasa peduli pada keadaan Nasya. Tatapan yang begitu dingin, dan bibirnya tersenyum sinis. Dia menyilangkan tangan di dada, tampak tak sabar. “Jaka, sampai kapan kamu akan bertahan dengan wanita ini? Lihat dirimu, kamu terlihat lelah dan kehabisan tenaga. Ha ya mungkin penyakit itu kambuh." Tatapan Jaka mengernyit, apa maksudnya, apa Aina tahh semuanya, maksud Jaka, apa Aina tahu mengenai penyakit Nasya dan berusaha mengolok-olok Lika Nasya, dan saa

DMCA.com Protection Status