Share

Sebuah Mimpi

Penulis: Black Eagle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Anara menyadari bahwa selama ini memang Anjas akan selalu memilih Nasya, yang bisa dilakukan oleh gadis belia ini hanyalah duduk di samping Anjas dengan tatapan kosong ke depan.

Dia mengepalkan tangan dan penuh dendam di matanya, jika saja Anjas tidak mengatakan hal itu maka Anara mungkin tidak akan semarah ini. Tetapi kemarahan saja tidak akan memiliki dampak.

Tentu saja ada aksi yang akan dilakukan Anara untuk bisa mendapatkan Anjas, karena memberikan seluruh tubuh Anara pada Anjas ternyata sama sekali tidak cukup.

"Jadi bahkan tubuh aku tidak cukup, Mas?"

Anara dengan suara yang terdengar jelas, untungnya tidak ada orang di sana, atau kalau tidak maka Anjas akan merasa malu luar biasa seperti dia malu di dalam mimpi tentang Jaka yang mempermalukannya.

"Apa maksud kamu?" Anjas yang tanpa memandang ke arah Nasya. "Kamu seharusnya nggak ngomong gitu di sini, tempat seperti ini bukan tempat dan waktu yang cocok, Anara!"

Anjas tampak mengernyitkan kening dan tidak suka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Maaf

    Lupa jalan pulang? Tidak bukan itu yang terjadi, ingatan Nasya perlahan demi perlahan terungkap, sebelum dia tersesat dan berada di jalan yang selalu membuatnya hilang arah. Nasya masih berada di sekolah, mengajar dengan tenang dan tidak depresi sama sekali, dia wanita yang ceria hanya saja kadang dia tidak senang jika ditanya kapan hamil. Semuanya dimulai bukan setelah Anara datang, atau ingatan Nasya menghilang bukan karena sesuatu yang menyangkut dengan Anjas, saat ini dengan kondisi koma dan berada di atas ranjang rumah sakit, di ruang rawat dan dalam kondisi yang tidak sadar. Alam bawah Nasya membawanya mengungkap ingatan demi ingatan, tali demi tali, apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa semuanya terjadi. Semuanya dimulai ketika Nasya mendengar suara yang memanggil, "Bu Nasya." Suara itu membuat Nasya yang masih berada dalam kelas dan hendak keluar kelas karena sudah jam istirahat, menoleh. "Pak Roy?" Nasya seperti biasa memberikan senyum kepada Roy, "Ada apa,

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Kesepakatan

    "Oeeek, Oeeek, Oeeek!" Perlahan mata itu terbuka, kedua kelopak mata Nasya yang teduh, pandangannya kabur dan tubuhnya lemah, walau seperti itu pada akhirnya dia tetap bisa melawan kondisi koma yang dia alami. Dia menatap langit-langit dan mendengar suara rengekan bayi, Nasya menganga dan beberapa kali berkedip. Dia begitu lemas dan seolah tak merasa ada semangat selain setelah dia mendengar suara tangisan bayi yang dia tahu bahwa bayi itu adalah miliknya. "Nasya, sayang kamu udah sadar." Senyum di bibir Anjas terlihat dan Nasya pun mengarahkan pandangannya pada Anjas yang saat itu sedang menggendong bayinya. "Mas Anjas." Suara itu lembut dan dia tiba-tiba saja meneteskan air mata saat melihat Anjas yang begitu bahagia sedang menggendong bayi mereka. "Iya sayang aku di sini. Dan ini bayi kita, oh iya kamu udah siapkan nama untuk bayi kita, atau kamu mau aja yang ngasih?" Anjas bertanya, di sisi yang lain Anara yang berdiri di pinggir pintu memilih untuk pulang dan tid

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Pasca Melahirkan

    "Akhirnya Aysan mama sama papa mu udah mau ke rumah kita, uch." Nasya mengecup kening putranya dan dia sudah bersiap-siap. Saatnya untuk pulang, Anjas bersiap-siap mengemas barang mereka bersama dengan Nasya dan putranya, mereka baru saja memberikan nama pada bayi laki-laki yang saat ini berada di gendongan Nasya. "Ayo sayang, Mas udah siapin mobilnya, semua barang udah ada di mobil," kata Anjas dengan lembut. Setelah berpamitan dengan para perawat yang merawat Nasya dan Anjas juga sudah mengurus administrasi serta pembayarannya dengan lunas, akhirnya mereka berdua sudah berada di dalam mobil dan melakukan perjalanan pulang. Nasya terus berbicara dengan bayinya dan ada sesuatu yang aneh, mata Anjas tiba-tiba membulat setelah dia menyadari sesuatu, bahwa istrinya tidak lagi melupakan dan tidak bersikap seperti biasanya. Seperti layaknya penderita Alzheimer, apa Nasya sekarang sudah sembuh, jangan-jangan dia sudah mengingat semuanya. Tetapi bagaimana bisa? Jika saja memang Nasya te

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Sampai Kami Bercerai

    "Gimana Anara apa kamu bakal balik ke desa, kok cepat banget?" Nasya yang sekarang duduk di kursi makan dan menikmati makan malamnya stelah beberapa saat yang lalu dia menidurkan bayinya. Anara terkejut mendengar Nasya bertanya kepadanya, karena biasanya Nasya lupa dengan semua yang terjadi padanya tetapi sekarang apa yang terjadi? "Ke desa, hmm tergantung Mbak, aku belum tahu kapan. Tapi kalau Mbak Nasya udah bisa ngurus rumah sendiri aku bakal balik ke desa, mungkin satu pekan ke depan," jawab Anara membuat Nasya mengangguk-angguk. "Kan tujuan kamu ke rumah Mbak bukan buat bantuin Mbak, tapi buat kamu nebeng untuk kuliah kan?" "Uhk uhk uhk." Anjas langsung saja tersedak dan menatap ke arah Nasya, apa memang Nasya sudah sembuh?"Hmm ...." Anara menjadi gugup, dan Nasya menatap ke arahnya dengan tatapan yang bertanya-tanya, alisnya terangkat dan semakin membuat Anara hilang kata-kata. "Anara, kok diam aja sih?" Anara menelan saliva dan berkata dengan ragu, "Hmm ... Maaf Mbak ta

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Pertemuan Jaka dan Anara

    "Maksud Mbak Nasya sampai kami bercerai, apa?" Anara bertanya dengan bibir yang menganga, "Kok Mbak Nasya sampai bilang kayak gitu?" Anara yang masih berdiri kaku di hadapan Nasya, sementara Nasya hanya tersenyum dan semakin maju, sedikit demi sedikit ke arah Anara, dia menatap adiknya dengan tatapan yang tidak begitu tajam. "Hmm ... nggak, Mbak Nasya nggak bilang gitu, maksud kamu, apa Anara?" Pertanyaan itu membuat Anara semakin terkejut dan terhentak, tak lama setelah itu suara rengekan Aysan terdengar di kamar Nasya yang membuat Anara ditinggalkan Nasya saat ini. "Apa Mbak Nasya salah ucap atau aku yang salah dengar?" Anara masih diam di tempatnya berdiri, dia tidak bisa memikirkan sesuatu yang lain selain ucapan Nasya saat ini. Kenapa Nasya berkata seperti itu. Sangat membingungkan. "Uch uch uch sayangku, jangan nangis ya, uh sayang aku lagi lapar ya," ucap Nasya dengan lembut lalu memberikan bayinya susu, dia duduk di atas ranjang dan meluruskan kakinya. "Ah hari ini rasany

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Mengingat Semuanya

    "Aku pasti bisa buat mereka pisah," gumam Anara sendirian sedang memeluk lututnya di dalam kamar, dia gemetar setelah mengingat apa yang dikatakan Nasya sebelumnya. "Tidak ... tidak mungkin Mbak Nasya ingat semuanya, tidak mungkin ... atau ... dia sama sekali tidak pernah lupa ingatan!" Mata Anara membelalak sempurna setelah dia mengatakan apa yang baru saja dia ucapakan. "Ini hal yang paling mustahil, apa Mbak Nasya cuman mempermainkan aku, apa ini semua sudah diketahui sama Mbak Nasya, apa sebenarnya rencana Mbak Nasya?" Anara berada dalam masalah yang tidak bisa dia pecahkan, karena bukannya dia bisa memecahkan masalah malah yang pecah bakal kepalanya sendiri. "Aku harus melakukan sesuatu, Mas Anjas mungkin harus tahu semua ini, sia harus tahu kalau Mbak Nasya memiliki rencana yang ...." Tok Tok Tok Suar ketukan pintu yang membuat Anara langsung terhentak dari duduknya dia menelan saliva takut-takut seseorang mendengar pembicaraan yang dia lakukan pada dirinya sendir

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Mutlak Bercerai

    "Apa maksud kamu kalau Nasya lagi keluar?" Anjas yang sekarang menatap Anara dengan tatapan yang tajam membuat Anara sedikit merasa gugup. "Aku nggak tahu Masa, Mbak Nasya aja yang aja yang bilang kalau sebaiknya aku jagain Aysan," kata Anara yang masih terlihat sedikit gugup. Tidak biasa anak-anak terlihat gugup di hadapan Anjas. tetapi kali ini dia merasa sedikit kegugupan. "dan kamu biarin aja kakak kamu yang baru aja melahirkan dan menderita penyakit pikun buat keluar dari rumah ini?" Anjas membesarkan suaranya, "Astaga Anara bagaimana bisa aku percaya sama kamu, ah lihat apa yang kamu lakuin sekarang!" "Mas ini bukan salah aku, bukannya Mbak Nasya udah baikan ya ingatannya, kenapa sekarang Mas malah cemas. Mas juga yang ngusir aku dari rumah ini. Seolah Mas nggak butuh sama aku lagi!" Anara yang melepaskan rasa gugupnya dan tidak ingin begitu saja terlihat lemah di hadapan Anjas dan saat ini Anjas yang mendengar apa yang dikatakan oleh anara membuat dirinya naik pitam. bisa-b

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Bukan Anak Anjas

    "Aku sudah tahu semuanya, semua yang dilakukan Mas Anjas, aku sudah ingat dengan apa yang dia lakukan bersama Anara." Penjelasan yang dikatakan oleh Nasya kepada Jaka yang hanya diam di hadapannya, tampak Jaka hanya menganga dan sedang mencari kata apa yang akan dia gunakan guna membalas keterkejutannya saat ini. "Jadi ....""Aku ingin kau membantu aku Mas Jaka, agar aku bisa bercerai dengan Anjas, dan mengakhiri semua ini, aku ingin membawa anakku dan hidup di desa, aku sedang tidak ingin memikirkan banyak hal lagi," jelas Nasya dengan nada suara yang begitu lemah. "Tapi bagaimana jika Anjas menolak dan ingin mendapatkan hak asuh Aysan?" tanya Jaka. "Aysan ... Dia bukan anak Mas Anjas." Mata Jaka membelalak sempurna dan dipenuhi dengan tanda tanya, sesekali Jaka menelan saliva dan masih heran dengan apa yang dikatakan oleh Anara, kenapa Anara mengatakan hal demikian, apa maksud Anara bahwa Aysan bukan anak Anjas? "Kamu pasti bercanda kan, kamu nggak mungkin selingkuh dari Anjas

Bab terbaru

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Mama Marah

    "Akan ada operasi yang mungkin kau akan lakukan, jadi aku mohon janga membangkang untuk kesembuhan kau, Nasya, aku harap aku paham." Jaka yang saat ini masih memandang ke arah Nasya yang duduk di hadapannya. sebenarnya pikran Nasya masih ingin percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jaka tetapi sepertinya berbeda dengan hati Nasya yang tentu saja masih berpikir bahwa Anjas atau mantan suaminya itu adalah pribadi yang setia dan tidak mungkin menghianati Nasya. jadi Nasya masih memilih untuk tidak mempercayai apa yang Jaka katakan. "Aku hanya ingin sekali saja bertemu dengan Anjas dan mendengar apa yang dia katakan, jika kau mengurungku seperti ini bagaimana aku bisa percaya kepadamu, aku sama sekali tidak ...." dia menundukkan kepala dan merasa bimbang dengan apa yang harus dia katakan. Sesekali dia menelan saliva dan mencoba berpikir kata apa yang harus dia keluarkan dari mulutnya. "tentu saja ... astaga apa yang harus aku katakan lagi agar bisa membuat kau percaya. sepertinya tidak

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Masih Berusaha

    "Aku sudah katakan semuanya, berkali-kali, Nasya, tapi kenapa kau sama sekali tidak percaya?" Jaka mencondongkan tubuhnya ke arah Nasya yang menghindar dan mengernyitkan kening. "Tolong jangan terlalu dekat dengan ku," ucap Nasya, dia memalingkan pandangan dan Jaka merasa bahwa ya sebaiknya Nasya diberikan sedikit ruang. Lalu tidak lama setelah itu, Boca berusia tiga tahun yang sudah bisa dikatakan aktif dalam berbicara dan memahami pembicaraan ringan seseorang itu berjalan ke arah Jaka. "Aysan." Jaka berdiri dari duduknya dan menghampiri Aysan, "Apa kau butuh sesuatu?" "Apa Mama masih marah sama Aysan?" dia menundukkan kepala cara dia bicara masih sangat sulit untuk dipahami tapi Jaka bisa cukup memahami ucapan Aysan, Nasya juga bisa memahami ucapan itu tapi dia memalingkan pandangannya sekarang, dia tidak ingin memikirkan banyak hal selain pikirannya sendiri yang lupa semuanya. Sementara Jaka dia berlutut setengah di hadapan Aysan dan berusaha meyakinkan bocah itu. "Aysan, Nak.

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Membujuk Untuk Makan

    "Aku tidak bisa terus seperti ini," ucap Nasya yang sekarang berada dalam kondisi yang berantakan, wajahnya dan rambut gelombang yang bahkan belum disisir, matanya menandakan bahwa dia lelah dan tidak bisa berpikir jernih. Semua seolah menghilang dari memorinya. Dan hidup seolah tetap sama, dia merasa bahwa hidupnya sama seperti sebelumnya, tidak seperti apa yang dilihatnya sekarang, yaitu Jaka yang berada di hadapannya mungkin hanyalah omong kosong yang dibuat-buat oleh Jaka untuk mendekati Nasya, itulah Jaka di pikiran Nasya. "Seperti apa?" Jaka yang menyuguhkan makanan di atas meja, sekarang mereka berada di taman halaman depan rumah, Nasya tidak mau makan jika masih berada di dalam rumah karena dia menganggap bahwa jika dia terus berada di dalam rumah maka dia seolah dikurung di dalam sana. Dan dia tidak ingin seperti itu, Jaka pun tidak mau Nasya berpikir demikian. Sehingga yang dia lakukan adalah menuruti saja apa yang diinginkan oleh Nasya untuk saat ini. "Kau seperti menguru

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Belum Makan

    Tok ... tok ... tok .... Suara ketukan yang datang dari luar kamar Nasya, saatnya adalah sarapan pagi, Nasya tidak membuka pintu semalam sehingga tidak ada makan malam yang membuat Jaka merasa cemas. Bagaimana tidak, Nasya menolak bertemu sementara Jaka terus membujuk dan menjelaskan apa yang terjadi. Walau berusaha, Jaka masih belum bisa membujuk. Pagi harinya, Jaka masih berusaha keras, tapi sepertinya Nasya masih menolak, karena itulah Jaka pun mencoba untuk membujuk satu kali, berharap kali ini Nasya mengurungkan niat untuk bersifat keras. Ketukan demi ketukan, bujukan demi bujukan, tak ada satu pun yang berhasil. Aysan juga sudah sangat ingin bertemu dengan ibunya, yang semakin membuat Jaka merasa tidak nyaman. Makan malam gagal, sarapan pagi pun tidak digubris, hingga akhirnya makan siang tiba, Jaka bahkan tidak masuk kerja, dan dia pun bersama dengan Aysan mencoba membujuk Nasya. "Mama tidak mau makan." Aysan dengan ucapan yang masih belum fasih, "Aku tidak mau kalau Mama

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Es Krim

    Untuk saat ini, Anara terlupakan dan dia hidup dengan dirinya sendiri, tidak ada siapa pun yang dia temani bahkan Jaka tak lagi menghubunginya, sementara dia sendiri berusaha untuk hidup tenang walau masih ada rasa benci terhadap kakaknya sendiri. Dia tidak ingin kakaknya bahagia dan dia berusaha agar bisa kembali mendapatkan kedamaian dan kebahagian dari kakaknya. Dengan kata lain dia berusaha agar bisa menghancurkan hidup kakaknya sendiri. Tetapi bukan momennya menceritakan mengenai Anara yang dab masalahnya yang terus menerus merugikan tubuhnya dan hidup dalam kebebasan malam, karena saat ini Nasya sedang bergelut dengan dirinya sendiri dan pikirannya, dia mondar-mandir dan bahkan lupa apa yang selama ini terjadi pada hidupnya. Foto dan rekaman terus dia lihat tapi sama sekali tidak ada yang membuat Nasya merasa percaya. Seolah semuanya begitu dibuat-buat. Jaka sementara mencoba menenangkan Aysan yang terus menangis memanggil ibunya yang terkunci di dalam kamar, walau berada di d

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Tidak Mungkin

    "Aku pikir Bu Nasya sudah sembuh, tapi ternyata itu hanya bersifat sementara saja," kata dokter Afia yang dipanggil kembali oleh Jaka, dokter Afia sangat baik dan merawat Nasya sebelumnya, dan Jaka berharap bahwa dokter Afia kembali bisa membantu Nasya. "Aku pikir begitu juga, dokter. Sayangnya aku salah dan ternyata alzheimer tidak semudah itu untuk hilang bagi pengidapnya." Dokter Afia diam sejenak dan berpikir lalu berkata, "Aku pikir itu bukan Alzheimer. Ini penyakit yang berbeda, aku tidak tahu apa. Alzheimer adalah penyakit yang tidak akan sembuh dan Bu Nasya sempat mengingat semuanya sementara penderita Alzheimer tidak bisa. Mungkin ini adalah penyakit yang disebabkan trauma berat, bukankah penyakit Bu Nasya pertama kali ada setelah dia mengalami trauma yang terjadi padanya di sekolah, Pak Jaka?" Jaka diam karena terlalu fokus dalam mendengarkan dan dia membayangkan apa yang akan terjadi jika penyakit Nasya betul-betul kembali dan Anjas datang kepadanya maka Nasya pasti akan

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Misi Baru

    Mengetahui bahwa Nasya sekarang kembali mengalami penyakit Alzheimer yang akan melupakan apa pun yang terjadi membuat Anjas merasa semakin bersemangat untuk melakukan misi yang diberikan padanya, kini dia tahu apa yang harus dia lakukan, selain itu dia juga meminta agar Aina memberikan dia sebuah pekerjaan yang pada akhirnya Aina memberikan pekerjaan untuk menjadi seorang bodyguard pribadi dari Aina. Awalnya Anjas merasa enggan dan tak mau menjadi seorang bodyguard, tapi pada akhirnya dia menerima saja apa yang diinginkan oleh Aina. Lagi pula mereka memiliki misi yang sama dan berharap bahwa mereka bisa meraih misi mereka, memisahkan Jaka dan juga Nasya, yang di mana Anjas juga memiliki perasaan dendam pada Jaka, untuk pertama kali dalam hidupnya dia tidak akan membiarkan Jaka menang, dia sebenarnya jika bersaing dengan Jaka, maka Anjas akan keluar sebagai pemenang, tapi kali ini Jaka memenangkan Nasya bahkan Aysan yang membuat Anjas semakin membara karena selama ini dia belum pernah

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Kegirangan

    "Jadi selama ini dia menulisnya?" gumaman itu muncul dari mulut Anjas yang menemukan lembaran kertas dan buku yang pernah disembunyikan oleh Nasya, dia menemukan beberapa foto dan juga rekaman dan dia menyadari bahwa selama ini Nasya telah membencinya, ya Nasya begitu membenci Anjas selama ini. "Menyebalkan, kenapa aku harus melakukan hal bejat itu, bahkan sekarang aku tidak tahu bagaimana semua ini akan berakhir." Dia menelan saliva dan mencoba berbaring dengan tenang, apalagi sekarang dia punya masalah dengan bos besar yang menjadi atasan di tempat dia bekerja, sekarang dia terancam dipecat, sehingga tak akan ada lagi pekerjaan untuk Anjas, betul naas hidup Anjas setelah bercerai dengan Nasya, padahal selama ini hidupnya baik-baik saja bersama dengan Nasya, aman dan dia merasa dendam kepada Jaka. Tetapi Anjas terlalu lemah untuk menjadi pendendam, lagi pula dia masih bisa memanfaatkan Aina yang juga ingin memisahkan Jaka dengan Nasya, bahkan dalam hidup Anjas, Anara sudah tidak ada

  • Istri Pelupa yang Kau Buat Luka    Aina dan Jaka

    Jaka yang saat ini melangkah cepat dan jantung yang berdetak dengan kencang, Dia segera mengangkat tubuh Nasya, tubuh yang saat ini begitu lemah dan dia dengan cemas menggendong tubuh Nasya segera ke tempat tidur. Di sudut kamar, Aysan, balita kecil, dia sangat membutuhkan ibunya, dan terus merengek, suaranya memecah keheningan.. Tangisan itu membuat suasana semakin mencekam, sementara Jaka mencoba menenangkan Nasya dan memeluk Aysan di saat bersamaan. Aina, yang masih berdiri di ambang pintu kamar, hanya memperhatikan tanpa menunjukkan rasa peduli pada keadaan Nasya. Tatapan yang begitu dingin, dan bibirnya tersenyum sinis. Dia menyilangkan tangan di dada, tampak tak sabar. “Jaka, sampai kapan kamu akan bertahan dengan wanita ini? Lihat dirimu, kamu terlihat lelah dan kehabisan tenaga. Ha ya mungkin penyakit itu kambuh." Tatapan Jaka mengernyit, apa maksudnya, apa Aina tahh semuanya, maksud Jaka, apa Aina tahu mengenai penyakit Nasya dan berusaha mengolok-olok Lika Nasya, dan saa

DMCA.com Protection Status