Home / Romansa / Istri Nakal Mas Petani / 203. Di Dua Tempat

Share

203. Di Dua Tempat

Author: juskelapa
last update Last Updated: 2023-01-27 00:05:04

"Mobilnya langsung pergi? Yang turun cuma kamu aja? Sulis mana? Masih di mobil?" Pak Gagah berdiri di pagar menatap kepergian mobil yang mengantar Wira. "Kenapa enggak jawab? Sulis mana? Kamu enggak lupa Bapak bilang apa, kan? Jangan pulang kalau enggak bisa bawa Sulis."

Wira melewati pagar tanpa berkata sepatah pun. Dengan koper kecil di tangannya, ia masuk ke rumah melalui pintu depan. Pak Gagah meletakkan cangkulnya dan ikut menyusul.

"Kamu enggak dengar Bapak ngomong?" Pak Gagah berhasil menghentikan Wira yang sudah memegang handle pintu kamar.

Wira menarik napas dan berputar. "Sulis masih ada urusan di ibukota. Katanya sabar sedikit lagi. Urusannya penting."

"Urusan apa? Urusan apa yang sebegitu penting sampai kamu berani ninggalin istrimu sendiri?"

"Sulis enggak sendiri, kok. Aku minta Mbak Oky datang buat menemani. Bapak jangan marah-marah, nanti malah sakit."

"Itu berarti Oky pergi nemuin Sulis? Ke kota? Kemarin kamu jemput Sulis di mana? Ngobrol dulu sama Bapak. Duduk, Gus!"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (59)
goodnovel comment avatar
Suria
sulis...sulis... x bosan ke buat mslh selalu? jgn smp mas wira cr yg lain sulissssss
goodnovel comment avatar
Neee I
Thank you and stay healthy KK Njusss...
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Ya ampun Sulis mau apa ke kamar hotel
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Nakal Mas Petani   204. Yang Dilakukan Sully

    "Ingat ya, Ky. Kamu cuma perlu duduk di sini dengan santai dan waspada mengarah ke pintu masuk. Aku percaya kalau kamu enggak bakal merusak semua yang udah aku rencanakan." Sully melihat jam di layar ponselnya, kemudian berdiri merapikan roknya. "Andrew udah di kamar. Aku naik dulu. Awas kalau kamu nelfon Mas itu sekarang." Setelah mengacungkan tinju pertanda ancaman, Sully melenggang menuju lift di grand lobby Hotel Kempingski. Ia meninggalkan Oky yang duduk dengan wajah tak santai mengamati pintu kaca raksasa yang harus terus dipantaunya.Sully menekan angka 16 di papan tombol lift. Ia berusaha santai meski aslinya sedikit berdebar. Di tangannya masih tergulung bungkusan hitam berisi tiga ratus juta rupiah dalam pecahan seratus ribu. Artinya bungkusan itu cukup berat untuk dibawa-bawa.Sully menarik napas ketika langkahnya tiba di kamar 1602. Ia merapikan rambut, membusungkan dada, juga mengangkat dagunya sebelum menekan tombol di sebelah pintu. Ia tahu kalau Andrew akan mengintip

    Last Updated : 2023-01-27
  • Istri Nakal Mas Petani   205. Gengsi Keduanya

    Sully yang tadi tertawa dengan setengah berlari, tiba-tiba melambatkan langkahnya. Dengan satu tangan merogoh tas, tangannya yang lain menekan tombol lift."Siapa?" tanya Oky, melirik Sully yang menggeser kursor ponselnya dengan wajah cemberut."Mas itu," kata Sully."Pasti ngajakin pulang, kan?" Oky langsung menebak karena melihat perubahan di wajah Sully."Siapa bilang? Lihat ini." Sully menunjukkan isi pesan Wira pada Oky.'Jangan terlambat makan. Jangan tidur terlalu malam. Jangan masuk club malam lagi.'"Oh, mungkin enggak lama lagi Mas itu pasti bakal minta kamu pulang." Oky mempercepat langkahnya menuju sedan hitam yang mereka sewa sejak kemarin. “Ngomong-ngomong … Mas itu jangan sampai tahu kalau kamu udah lihat anu cowo lain. Bisa syok dia. Mas itu kayanya polos banget dibanding kamu.” Wajah oky menunjukkan keprihatinan mendalam.Sully tiba-tiba tergelak. “Mas itu udah tahu kalau aku pernah lihat anu cowo lain selain dia.” Sully masih tertawa saat melanjutkan, “Ingat folder v

    Last Updated : 2023-01-30
  • Istri Nakal Mas Petani   206. Pak Gagah Yang Selalu Gagah

    "Bapak sekarang lagi sakit. Aku enggak akan pergi sebelum bawa Bapak ke klinik. Aku minta Asmari siapkan mobil lebih dulu.""Enggak usah, Gus. Enggak usah. Bapak enggak sakit aneh-aneh. Cuma perlu istirahat. Sudahlah, pergi aja sana." Lagi-lagi Pak Gagah menepis tangan Wira dan meninggalkan anaknya itu di halaman belakang.Wira yang hari itu jadwal pekerjaannya sudah menumpuk, menatap punggung Pak Gagah dengan sorot tak berdaya. Tak ada yang bisa dilakukannya selain menelepon sang kakak agar membantunya di rumah itu."Mbak, Bapak demam. Kalau enggak sibuk bisa bantu aku jagain Bapak? Aku sedang banyak pekerjaan," kata Wira di telepon.Di seberang telepon Ajeng terdengar sedikit panik. Pak Gagah bukan tipe orang tua yang gampang sakit. Meski kegiatan fisiknya banyak, namun Pak Gagah selalu terlihat segar bugar. Demam, batuk, pilek, bukan penyakit Pak Gagah."Mbak masih masak, Gus. Saraswati sekolah, Kartika ada di rumah. Dia aja yang jaga Bapak ke sana, ya. Kamu tunggu sebentar. Jangan

    Last Updated : 2023-01-30
  • Istri Nakal Mas Petani   207. Kabar Berita

    “Kami semua sepakat kalau Kepala Desa; pemimpin yang akan mengatur, mengawasi dan mengembangkan Desa Girilayang adalah Bagus Prawira. Bagus putranya Pak Gagah.” Pak Mangun kembali menegaskan kesepakatan yang didapat dari kelompoknya.Pak Jusman dan segelintir pria yang duduk di dekatnya bertukar pandang satu sama lain. “Desa ini harus dipimpin oleh orang yang berpengalaman. Jangan dilihat dari apa sekolahnya, apa gelarnya, tapi lihat dari kemampuannya memimpin. Memimpin apa? Memimpin mulai dari kelompok terkecil. Keluarga. Apa pengalaman yang dimiliki Bagus dalam memimpin keluarga? Sudah menjadi desas-desus kalau rumah tangga saudara Bagus sedang tidak baik-baik aja. Hayo, Bagus … benar, kan, apa kata saya? Informasi dari Sekar enggak mungkin salah.” Suara Pak Jusman menggelegar ke seluruh penjuru ruangan. Wira menunduk dan memijit dahinya. Hendro yang baru sampai di pintu karena baru tiba menghentikan langkah. Saptono seketika berdiri dari kursi dengan gesture tangan menahan Pak Jus

    Last Updated : 2023-01-31
  • Istri Nakal Mas Petani   208. Nasib Sully

    Wira tiba di rumah hampir pukul sepuluh malam. Seruannya memanggil Kartika sudah terdengar mulai dari pagar. “Kartika … Kartika!”Suara Wira nyatanya tidak memancing seorang pun keluar rumah. “Tunggu di sini. Siapa tahu bapak saya mau dibawa berobat ke klinik,” pesan Wira pada Asmari. Dalam bayangannya sudah melintas macam-macam hal. Tapi setiba di dalam ia malah dikejutkan dengan Pak Gagah yang sedang berdiri di dapur menyeduh tehnya. “Kartika mana? Bapak harusnya istirahat. Jangan mengerjakan apa pun sementara ini.”“Kartika sudah Bapak minta pulang. Hampir seharian di sini. Dia juga perlu mandi dan istirahat.”“Tapi Bapak enggak boleh sendirian.”“Kenapa enggak boleh sendirian? Pada akhirnya kita semua harus sendiri. Sewaktu kamu kuliah dan kerja di Riau, Bapak juga terbiasa sendiri. Kenapa kamu baru khawatir sekarang?” Pak Gagah tak menunggu jawaban Wira lagi. Dengan secangkir besar teh di tangannya ia pergi masuk ke kamar. Meninggalkan Wira yang gusar menyugar rambutnya.Di tempa

    Last Updated : 2023-02-01
  • Istri Nakal Mas Petani   209. Tegur Sapa

    Kartika terdiam di tempatnya. Berdiri sambil menatap bingung pada Sully yang meraung-raung. Ia tak menyangka berita yang dibawanya bisa membuat Sully sehisteris itu. Ia serba salah. “Udah, Lis. Udah …. Berdiri,” kata Oky, memegangi bahu Sully dan membawa temannya itu menuju sofa. “Jadi … gimana? Kita telepon Mas itu sekarang?” Oky mengeluarkan ponselnya. “Dia harus tahu. Jangan sampai belum apa-apa udah kawin lagi. Harus tahu pokoknya.” Suara Oky ikut geram. “Tunggu, Ky. Tunggu. Jangan telepon dulu. Aku mau tanya Kartika dulu soal tiga hari itu.” Sully memandang Kartika yang masih berdiri canggung di tempatnya. “Tika … Tika harus jujur sama Bulik. Paklik Wira mau resepsi, maksudnya mau menikah lagi? Siapa calonnya? Gadis muda yang belakangan sering datang ke rumah nyari Paklik?” Sully mulai kembali menangis. Kulitnya yang memang berwarna pucat, semakin terlihat pucat. Kartika bergerak gelisah. Tujuan ia datang ke ibukota adalah memenuhi permintaan Pak Gagah yang menyampaikan maklum

    Last Updated : 2023-02-03
  • Istri Nakal Mas Petani   210. Bertemu Lawan Yang Gigih

    Sully mengangguk malas-malasan. “Benar, Bu. Sully. Ada apa ya? Saya buru-buru,” kata Sully.“Mau ke….?”“Desa suami saya. Tahu suami saya, kan? Yang tinggi besar,” tukas Sully.“Oh, iya, suami kamu mana? Baik-baik aja, kan? Sejak kejadian malam itu … suami kamu bisa aja terluka.”“Suami saya sudah di desa, Bu. Sedang rajin-rajinnya bekerja buat menyambut kelahiran anak kami nanti.” Sully mengusap perutnya dengan raut wajah dramatis. Tadi ia sangat lemas, tapi melihat reaksi Istri Kapolda, Sully merasa tenaganya diisi ulang.“Hamil?” Wajah Istri Kapolda seperti tersadar.“Iya, Bu. Kalau gitu saya permisi dulu, ya. Yang kemarin itu … itu kali pertama dan terakhir Ibu bisa cium-cium suami saya. Soalnya karena ciuman itu saya harus meladeni suami saya di ranjang sepanjang malam karena dia merasa ternoda. Makasih bantuannya kemarin. Saya permisi dulu.” Sully mengangguk pada Istri Kapolda. Dan seperti orang linglung, Istri Kapolda langsung berputar menuju lobi.Sully juga melambai pada wani

    Last Updated : 2023-02-03
  • Istri Nakal Mas Petani   211. Sehari Sebelumnya

    Wira baru tersadar bahwa berbalas pesan dengan Sully kemarin terhenti begitu saja. Setelah rapat di Paguyuban ia buru-buru pulang karena mengkhawatirkan Pak Gagah yang adem ayem tak ada kabar. Ketenangan bapaknya selalu membuat gelisah. Sampai di rumah kegelisahan itu bertambah dengan tidak mendapati Kartika. Ketika ditanya ke mana cucunya, Pak Gagah hanya menjawab acuh tak acuh.“Kartika pergi. Bapak enggak mau menahan-nahan anak gadis buat seharian jaga Bapak. Semua orang pasti punya kerjaan yang lebih penting. Ketimbang menyibukkan ke mana Kartika, mending kamu cerita apa yang terjadi di rapat Paguyuban.”Di telinga Wira, hal yang dikemukakan Pak Gagah bukan saran melainkan sebuah perintah untuk bercerita.“Mau diceritakan sekarang? Atau Bapak mau makan dulu? Biar aku masakin.” Wira masih berpakaian yang sama dikenakannya dari pagi.Pak Gagah terbatuk sekali kemudian menggeleng. “Enggak usah sekarang, besok pagi aja,” saran Pak Gagah.Kebetulan yang sangat menguntungkan, pikir Wira

    Last Updated : 2023-02-05

Latest chapter

  • Istri Nakal Mas Petani   KABAR GIVEAWAY DARI MAS WIRA & SULIS

    Halo ....Selamat pagi Boeboo tersayang pembaca juskelapa. Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.Di sini saya mau menginformasikan bahwa novel ISTRI NAKAL MAS PETANI sudah tamat di Bab 280. Apabila kemarin ada penulisan TO BE CONTINUED di akhir bab 280 itu adalah kesalahan penulisan dan error revisi yang terlalu lama. Jangan lupa aplikasinya di-update agar mendapat tampilan terbaru dari GOODNOVEL yang semakin kece ya. Nantinya ISTRI NAKAL MAS PETANI akan diberi bonus chapter di saat kita semua sudah rindu.Kabar gembira giveaway-nya adalah MAS WIRA & SULIS akan memberikan merchandise sederhana untuk 50 orang pertama di peringkat GEMS 1-50. Bagi yang namanya tertera di peringkat tersebut bisa mengirimkan alamat ke :ADMIN JUSKELAPA melalui pesan singkat dengan nomor 0 8 2 2 -5 7 8 5-1 2 3 8 dengan menyertakan tangkapan layar peringkat GEMS (vote).AtauBisa kirim pesan melalui sosial media inssstagram ketik : juskelapa_ di pencarian. Buat yang belum beruntung bisa men

  • Istri Nakal Mas Petani   280. Kenangan Manis Untuk Dikenang (TAMAT)

    Pak Gagah ikut mengangkat gelas teh dan meneguk isinya hampir setengah. Baru menyadari nikmat bertukar cerita yang selama ini diamatinya pada kaum perempuan ternyata juga bisa ia rasakan. Sungguh Pak Gagah ataupun Pak Mangun tidak pernah menyangka bahwa hal yang mereka anggap sebagai tindakan tercela bisa mereka ubah menjadi sesuatu yang membawa masa depan baik untuk desa. “Kamu memang tidak berniat menjodohkan Bagus dan Ratna, kan, Gah?” Pak Mangun meletakkan cangklong di sudut bibirnya. Pak Gagah menggeleng-geleng. “Tidak…tidak. Aku tahu maksud Effendi menekan Ajeng soal hutang dan sertifikat kebun pasti berkaitan dengan Bagus. Ratna itu mondar-mandir terus di dekat rumah sini. Setiap berpapasan jalan yang ditanya Bagus. Tapi Bagus, kan, di Riau.” Pak Mangun tergelak. “Oh, sekarang aku ingat. Karena Ratna sering ke sini kamu jadi kepikiran ide buat ngomong kalau Bagus dijodohkan dengan Ratna.” “Alasan perjodohan itu ditambah dengan banyaknya petani yang terjerat hutang di Effend

  • Istri Nakal Mas Petani   279. Impian Yang Terwujud

    Desa Girilayang itu terletak di kaki Merapi. Awalnya desa itu hanya berisi 12 kepala keluarga dengan 34 jiwa. Kakek buyut Pak Mangun dan Pak Gagah disebut-sebut sebagai orang pertama yang tinggal di desa itu untuk pertama kalinya. Secara geografis Desa Girilayang merupakan sebuah punggung bukit yang diisolasi oleh dua jurang di sisi sebelah barat dan timur. Itu sebabnya sebelum pembangunan jembatan seluruh warga desa harus berjalan memutari bukit dan cukup lama berada di jalan untuk bisa sampai ke kota.Pada sebuah peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia Wira pernah menyampaikan pidatonya yang mengatakan bahwa Desa Girilayang adalah tempat di mana semua warganya menjaga adat istiadat yang merupakan warisan leluhur. Juga melestarikan tempat-tempat wisata sejarah berikut pemandangan alam cantiknya untuk mendongkrak kemajuan desa dalam bidang pariwisata.Semua orang setuju dengan apa yang disampaikan Wira dan setuju dengan apa yang dilakukan Kepala Desa Girilayang terpilih itu u

  • Istri Nakal Mas Petani   278. Menyambut Yang Keempat

    Morning sickness yang dialami Sully berlangsung sampai kehamilannya menginjak usia delapan bulan. Sully mulai kuat terhadap bau-bauan dan bisa makan dalam porsi yang lebih banyak. Jika sebelumnya ia sulit menelan air dingin, masuk bulan kedelapan Sully sudah bisa memanjakan lidahnya dengan es teh manis. Seluruh keluarga besar Pak Gagah ikut senang dengan perubahan baik itu. Sully yang ceria sudah kembali. Pagi hari Sully ikut mendampingi anak-anaknya mandi dan makan. Kerjanya tak hanya bergulung di ranjang saja. Sully sudah mulai rajin seperti biasa. Ia juga mulai menggoda Wira dengan meremas bokongnya atau menggaruk perut pria itu. Wira menyambut bahagia godaan-godaan Sully. Sudah cukup lama pemenuhan kebutuhan batinnya berdasar mood istrinya itu. Menunggu belas kasihan Sully yang mau memberikan dengan sukarela tanpa mulut mengerucut. Memasuki bulan kedelapan mereka sudah kembali bercinta dengan hangat. Kehamilan yang terbebas dari morning sickness, tiga anak laki-lakinya sehat, pa

  • Istri Nakal Mas Petani   277. Dalam Sebuah Pesta

    Kedatangan keluarga Pak Gagah yang hanya berjarak seminggu sebelum pesta pernikahan Oky membuat Pak Anwar menyusun agenda sepadat mungkin untuk mengajak besan berkeliling kampunghalamannya.Hal pertama yang dilakukan Pak Anwar adalah mengajak Pak Gagah melihat kebun kelapa Sully yang dibelikan Wira. Dalam perjalanan menuju kebun itu tak lupa Pak Anwar menunjukkan jalan hasil pengaspalan yang didanai oleh Wira.“Lihat seberapa panjangnya jalan menuju ke kebun kelapa ini, kan? Nah, ini semua Bagus yang mengaspal. Warga yang sudah lama mengharapkan perbaikan jalan bisa ikut menikmati yang dilakukan Bagus. Apa yang dilakukannya ini membawa banyak kebaikan. Bahkan warga yang tidak kenal Bagus secara pribadi malah mengenal namanya. Pernah sekali waktu saya ke kebun kelapa, ada seorang pria yang baru pulang merantau menanyakan soal jalan yang bagus. Orang tuanya langsung mengatakan jalan ini diaspal menantunya Pak Anwar. Namanya Bagus.” Pak Anwar terkekeh-kekeh senang saat menceritakan kisah

  • Istri Nakal Mas Petani   276. Resepsi dan Silaturahmi

    Rombongan itu benar-benar ramai. Tiga generasi melalui perjalanan panjang berpindah-pindah moda transportasi. Pak Gagah yang sudah lama tidak melancong jauh bangun paling pagi dibanding yang lain. Pria tua itu mengecek semua bawaan mereka untuk kesekian kalinya.Perjalanan hari itu dimulai dengan Asmari dan seorang supir dari pabrik yang diminta mengantar ke bandara.“Asmari ikut juga, kan, Gus? Masa Hendro resepsi Asmari enggak ikut?” Belum apa-apa Pak Gagah sudah protes karena Asmari yang belakangan dekat dengan Hendro tidak terlihat memiliki tentengan.“Asmari ikut, Pak. Nanti setelah mengantar kita ke terminal keberangkatan dia titip mobil di parkir inap bandara. Asmari berangkatnya satu pesawat bersama Pretty dan ibunya.” Wira baru saja melepas Asmari untuk meletakkan mobil di parkir inap. Pak Gagah yang sedang menggendong Bima pun sepertinya masih punya banyak waktu untuk memperhatikan orang sekitar.“Bapak capek? Bima bisa diletak dulu di stroller. Gantian sama Tika. Dari tadi

  • Istri Nakal Mas Petani   275. Rencana Perjalanan Jauh

    Dan bukan Sully namanya kalau segala yang ia lakukan tidak menimbulkan kehebohan orang sekeliling. Malam itu setelah mengutarakan keinginannya dengan cara merajuk, Wira menyanggupi semua hal yang akan dilakukan oleh istrinya itu agar mereka mendapatkan seorang bayi perempuan.Pertama-tama mereka berdua mendatangi praktek Dokter Masayu untuk berkonsultasi. Sully santai saja saat mengutarakan keinginannya. Raut dan gesture-nya sangat percaya diri seperti biasa. Terutama saat Dokter Masayu bertanya, “Sulis sudah mau program bayi perempuan? Awang belum dua bulan.” Dokter Masayu mengingatkan.Wira yang masih mengenakan seragam cokelat mengangguk yakin. “Katanya mau sekarang aja, Dok. Biar sekalian aja.”“Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti gitu, Dok. Kemarin hamilnya Awang juga bisa secepat itu. Saya mau tahu tips-tips khusus buat hamil anak perempuan.” Sully bicara dengan kedua tangannya yang melingkari lengan Wira. Ia sudah tidak peduli lagi dengan komentar ketiga kakaknya. Karena jik

  • Istri Nakal Mas Petani   274. Sebuah Impian Sully

    Bisa dibilang Sully memasuki masa sedang repot-repotnya. Ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi Wira hadir sendirian. Ulang tahun pabrik yang harusnya bersamaan dengan ulang tahun si kembar ternyata perayaannya harus dilewatkan karena Sully baru melahirkan putra ketiganya.Putra ketiga Sully dan Wira lahir di bulan yang sama dengan kelahiran Bima dan Sakti. Dan keluarga Sully kembali datang dengan formasi yang sama. Sari; kakak Sully adalah orang yang pertama kali tertawa terbahak-bahak setelah mengetahui kehamilan adiknya.Dan hari itu, satu bulan setelah Sully melahirkan Sari kembali datang dengan anak bungsunya yang mulai belajar jalan. Dari ketiga kakak Sully, Sari pulalah yang menggendong putra ketiga adiknya itu sambil mengatakan, “Selamat datang putra ketiga adikku yang dulunya setiap hari ngomong jangan banyak anak.”Karena itu Sully mengerucutkan bibir memandang kakaknya.Keramaian ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi memang senga

  • Istri Nakal Mas Petani   273. Bukan Kelalaian

    Sully sudah melupakan tentang percintaan sore yang dilakukannya dengan penuh semangat dan keringat. Fokusnya sementara hanya tertuju merawat putra kembarnya dan mengerjakan dua tawaran endorsement yang sudah ia sanggupi. Ada dua iklan yang videonya sedang mereka garap. Pil pelancar ASI dan produk korset pelangsing perut. Kedua endorsement itu diterima Sully dengan penuh suka cita. Terlebih tenaga ‘babysitter’ si kembar masih melimpah ruah.Semua orang di rumah sedang berlomba-lomba menjadi sosok yang paling bisa menaklukkan hati si kembar. Semua ingin mendapat sebutan orang yang paling bisa membuat si kembar langsung tenang saat menangis. Termasuk Pak Anwar dan Bu Dahlia yang biasanya sering berdebat kecil. Suami istri itu kini terlihat kompak menjaga cucu laki-laki dari anak bungsu mereka.“Kita harus sering-sering bikin konsep video begini. Biaya produksinya kecil, mengedukasi, juga anti ribet-ribet klub.” Sully sedang membereskan kotak make-upnya.“Konsepnya emang bagus, tapi nggak

DMCA.com Protection Status