Home / Romansa / Istri Nakal Mas Petani / 211. Sehari Sebelumnya

Share

211. Sehari Sebelumnya

Author: juskelapa
last update Last Updated: 2023-02-05 15:05:24

Wira baru tersadar bahwa berbalas pesan dengan Sully kemarin terhenti begitu saja. Setelah rapat di Paguyuban ia buru-buru pulang karena mengkhawatirkan Pak Gagah yang adem ayem tak ada kabar. Ketenangan bapaknya selalu membuat gelisah. Sampai di rumah kegelisahan itu bertambah dengan tidak mendapati Kartika. Ketika ditanya ke mana cucunya, Pak Gagah hanya menjawab acuh tak acuh.

“Kartika pergi. Bapak enggak mau menahan-nahan anak gadis buat seharian jaga Bapak. Semua orang pasti punya kerjaan yang lebih penting. Ketimbang menyibukkan ke mana Kartika, mending kamu cerita apa yang terjadi di rapat Paguyuban.”

Di telinga Wira, hal yang dikemukakan Pak Gagah bukan saran melainkan sebuah perintah untuk bercerita.

“Mau diceritakan sekarang? Atau Bapak mau makan dulu? Biar aku masakin.” Wira masih berpakaian yang sama dikenakannya dari pagi.

Pak Gagah terbatuk sekali kemudian menggeleng. “Enggak usah sekarang, besok pagi aja,” saran Pak Gagah.

Kebetulan yang sangat menguntungkan, pikir Wira
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (32)
goodnovel comment avatar
Neee I
wkwkwk... Pak Gagah TOP BGT... Thank you and stay healthy KK Njusss......
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
ya ampun pak pak.. itu perasaan orang dibikin jungkir balik kaya begitu
goodnovel comment avatar
aryu key
ya ampun salut bngt ma pak gagah,,,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Nakal Mas Petani   212. Murka Sully

    Tak menyangka sama sekali bahwa setelah sehari sebelumnya menghabiskan pagi ke sore di pabrik dan sore ke malam di Paguyuban, pagi itu Wira mendapat kejutan yang tak biasa. Sully yang tak membalas pesan dan tak menjawab teleponnya muncul di depan pintu rumah dengan bersimbah air mata.Topik pembahasan pemilihan Kepala Desa yang bahkan sampai pagi itu masih panas dibicarakan di grup pesan soal dugaan-dugaan yang akan terjadi esok hari, tersingkirkan begitu saja. Sully muncul di depan pintu.Wira merasa seperti diberondong peluru tanpa henti. Cecaran Sully tak henti-henti. Ia bahkan belum sempat bertanya teknis wanita itu tiba di Desa Girilayang. Ia belum bertanya kenapa Kartika ikut turun dari mobil?Hal yang singgah di telinga Wira berganti-ganti. Menikah lagi, Hamil tidak boleh bercerai, Sekar, lalu hal yang paling manis sekaligus menggelikan bagi Wira. ‘Bapak anakku enggak boleh dibagi-bagi.’Belasan rencana untuk menjemput sekaligus membujuk Sully yang ia pikirkan hampir setiap mal

    Last Updated : 2023-02-05
  • Istri Nakal Mas Petani   213. Cerita Dari Klinik

    “Udah. Lepasin. Kenapa Mas kesannya malah bela perempuan itu?” Sully melepaskan tangan Wira yang beberapa saat lalu masih memeganginya. Ia lalu beringsut dari pangkuan pria itu.“Mas enggak ada bela Sekar. Kepikiran juga enggak. Yang Mas pikirin itu kamu. Katanya hamil, tapi berantem sampai begitu. Kalau anaknya Mas kenapa-napa bagaimana?”“Tapi aku cuma sedang membela kedudukannya. Memangnya dia siapa? Ngapain dia pagi-pagi nyari suami orang? Memangnya Mas udah ngapain aja sama dia? Mas udah dicium juga?” Sully masih emosi.“Lis,” tegur Wira. Di dalam mobil yang kedap suara, suara Wira terdengar sangat jelas. Sedikit lebih tinggi dan lebih tegas. Memang bermaksud menegur Sully dari prasangka cium-mencium itu. “Mas enggak suka kalau kamu terus-terusan ngomong gitu. Mas sudah jelasin.”“Soalnya Mas akrab banget sampai sebut-sebut nama langsung. Sekar…Sekar. Lancar banget,” ketus Sully. Ia semakin beringsut menjauhi Wira.“Sedikit pun Mas enggak peduli soal Sekar. Mau ke rumah, mau engga

    Last Updated : 2023-02-09
  • Istri Nakal Mas Petani   214. Dialog Calon Kades

    Dalam perjalanan pulang, Sully masih banyak diam. Ia memikirkan soal banyaknya hal yang terjadi selama tak berada di Girilayang. Soal pabrik saja masih banyak hal yang ingin ia tanyakan pada Wira. Ditambah lagi suaminya itu bakal menjadi Kepala Desa. Mobil berhenti di depan rumah Pak Gagah dan kali ini Wira tidak memutari mobil lagi. Ia berdiri membuka pintu dan meminta Sully untuk turun dari pintu yang sama. Di halaman, sepeda motor Ajeng sudah terparkir. Tanpa bertanya ba-bi-bu lagi, Wira menggandeng Sully masuk ke rumah melalui pintu depan. “Kamu dari mana, Gus?" Ajeng baru saja menyibak tirai pintu tengah ketika beradu pandang dengan Wira dan Sully. “Baru dari Dokter Masayu buat periksa kehamilannya….” Wira merangkul pundak Sully. “Jadi? Positif?” Mata Ajeng membulat. Wira mengangguk. “Positif. Mbak Ajeng jadi Budhe,” ucap Wira. “Senangnya bakal jadi Budhe. Tapi yang bakal jadi ibu kenapa cemberut terus?” Ajeng memijat lembut bahu Sully. “Ya karena apa lagi? Pasti karena ma

    Last Updated : 2023-02-10
  • Istri Nakal Mas Petani   215. Memang Mencintainya

    Oh, sekarang hidupnya nyaris sempurna. Masalah sudah selesai, dendam terbalas, ayah sudah kembali menerima ia pulang, sudah melepas rindu bersama ibu dan saudari-saudarinya. Sully memejamkan sembari menciumi leher Wira yang sedang melepaskan pengait jeans-nya. Tidak ada lagi yang kurang. Keluarga suaminya aman-aman saja. Mertuanya baik, kakak iparnya apa lagi, sangat baik. Sama baiknya dengan dua orang keponakan perempuannya. Sully memang merasa hidupnya nyaris sempurna. Ketidaksempurnaan itu hanya ia rasakan ketika memikirkan Sekar yang seenaknya berteriak-teriak memanggil Wira di depan rumah. Meski Wira tidak menggubris, tapi jelas saja ia terganggu. Sully yang sejak tadi menutup mata langsung membuka mata ketika ciuman bertubi-tubi Wira di kerenya terhenti. Ternyata pria itu sedang bertekuk lutut melepaskan kemeja dan jeans-nya. Otot-otot lengan Wira terentang jantan dan menggiurkan. Sully menggigit bibir ketika Wira ikut melepaskan semua yang ia kenakan. “Mas cinta kamu. Rindu.

    Last Updated : 2023-02-12
  • Istri Nakal Mas Petani   216. Sogokan Buat Saptono

    Wira masih meringis dengan tatapan mata yang menaut di mata Sully. "Udah selesai? Giliran aku, Mas." Sully menepuk lengan Wira dan meminta pria itu berpindah. Dengan tatapan kebingungan dan jelas belum sadar sepenuhnya, Wira dipaksa bergeser melepaskan bagian tubuhnya. "Kamu mau apa? Mas baru selesai ...." Wira tak mampu menyelesaikan ucapannya. Sully mendorong tubuhnya agar bersandar ke kepala ranjang. Dan Wira tak pernah memikirkan soal hal-hal seperti yang akan dilakukan Sully sebelumnya. Ia baru saja melepaskan kehangatan yang cukup melimpah ke dalam tubuh wanita itu. Dan tindakan Sully yang langsung memanjakan kemaskulinannya, membuat hasrat Wira kembali menyala detik itu juga. Tanpa sadar, Wira mengakui bahwa sosok wanita seperti Sully-lah yang ia inginkan. Cantik, suka berdandan, seksi, liar di ranjang, penuh semangat dan terlihat sulit ditaklukkan. Tidak apa-apa Sully tidak bisa memasak dan tidak melakukan hal-hal yang dulu ia bayangkan akan dilakukan seorang istri yang ting

    Last Updated : 2023-02-12
  • Istri Nakal Mas Petani   217. Pergi Jajan

    “Mas mau pergi sekarang?” Sully bicara sambil menarik daster dari lemari. Sesekali ia melirik Wira yang sedang menyisir rambut.“Mau pergi sekarang. Tadi lihat sendiri kalau Saptono sudah jemput ke sini. Besok pemilihan Kepala Desa.” Wira meletakkan sisir dan mengambil parfum lalu menyemprotkannya ke pangkal lengan.“Aku sendirian di rumah. Lagian kenapa mesti jadi Kepala Desa, sih? Harus ya?” Sully berpakaian membelakangi Wira dengan wajah cemberut. “Baru sampai rumah udah ditinggal.”Wira mengusapkan pangkal lengannya ke bagian depan kemeja seraya mendatangi Sully dan memeluk wanita itu dari belakang. “Kan, enggak sendirian … ada Mbak Oky. Mas menjawab permintaan warga yang kepengin punya Kepala Desa dari generasi muda. Mas, kan, masih muda.” Wira menghirup aroma sampo dari rambut Sully yang setengah basah.“Aku enggak boleh ikut ke Paguyuban?” Sully masih mempertahankan raut cemberutnya.Wira memutar tubuh Sully agar wanita itu memandangnya. “Maaf, kalau itu enggak bisa. Di Paguyub

    Last Updated : 2023-02-14
  • Istri Nakal Mas Petani   218. Perusak Mood

    Kalau dibilang cuma pergi mengitari desa, orang pasti tak akan percaya. Sully berdandan seperti dirinya akan dinner di café elit. Ia memakai dress, sandal rata bertali dengan batu-batu berkilap, juga tas kecil yang isinya hanya memuat sebuah ponsel.Kecepatan berdandannya pun meningkat pesat. Ia sudah rapi jali duduk rapi menunggu Wira. Acara yang tadinya dijanjikan sebagai makan malam, mendapat negosiasi dari Sully dan kini berubah menjadi makan sore.“Mau makan ke mana, sih? Di sini adanya cuma warung, kan? Kalau cuma warung kenapa enggak pergi sekarang? Kelamaan kalau sampai nunggu malam.” Begitu kata Sully.Wira pun harus serba terburu-buru mandi dan berpakaian rapi sesuai dengan ekspektasi Sully yang sejak tadi dipaparkan dengan jelas oleh wanita itu.“Aku itu kepengin makan di luar dengan apa pun lauknya tapi kita tetap serius tampilannya. Maksudku … Mas tetap rapi, aku tetap cantik. Kaya mau dinner di hotel gitu.” Sully mengatakan itu dari tepi ranjang sambil memperhatikan Wira

    Last Updated : 2023-02-16
  • Istri Nakal Mas Petani   219. Masih Panas

    Pecel Ayam Yu Min sebenarnya tidak benar-benar berada di tepi jalan. Letaknya sedikit menjorok mengambil sebagian kebun aren entah milik siapa. Setahu Wira warung itu sudah cukup lama dan yang berdagang selalu punya hubungan keluarga. Terletak di dekat pintu masuk desa mungkin karena si pedagang mengharapkan keramaian lalu lalang dari pendatang. Jadi, tak melulu mengharapkan warga setempat yang berbelanja.Baru saja Wira merasa lega karena Sully sedang bersemangat ingin diajak jalan-jalan, sebuah sindiran membuat langkah mereka terhenti. Detik itu Wira merasa darahnya berdesir.Perkataan Ratna langsung membuat wajah Sully berubah. Wira yang menangkap sinyal berbahaya itu langsung membawa Sully masuk ke warung melalui celah lain. Beberapa spanduk memang direntangkan sebagai penghalau debu dan panas matahari siang.“Jangan didengar,” pinta Wira menggandeng Sully.“Udah dengar. Lagian mustahil aku enggak dengar. Mulut kurang ajar. Cewe-cewe sini kenapa pada stres semua, sih? Apa enggak a

    Last Updated : 2023-02-18

Latest chapter

  • Istri Nakal Mas Petani   KABAR GIVEAWAY DARI MAS WIRA & SULIS

    Halo ....Selamat pagi Boeboo tersayang pembaca juskelapa. Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.Di sini saya mau menginformasikan bahwa novel ISTRI NAKAL MAS PETANI sudah tamat di Bab 280. Apabila kemarin ada penulisan TO BE CONTINUED di akhir bab 280 itu adalah kesalahan penulisan dan error revisi yang terlalu lama. Jangan lupa aplikasinya di-update agar mendapat tampilan terbaru dari GOODNOVEL yang semakin kece ya. Nantinya ISTRI NAKAL MAS PETANI akan diberi bonus chapter di saat kita semua sudah rindu.Kabar gembira giveaway-nya adalah MAS WIRA & SULIS akan memberikan merchandise sederhana untuk 50 orang pertama di peringkat GEMS 1-50. Bagi yang namanya tertera di peringkat tersebut bisa mengirimkan alamat ke :ADMIN JUSKELAPA melalui pesan singkat dengan nomor 0 8 2 2 -5 7 8 5-1 2 3 8 dengan menyertakan tangkapan layar peringkat GEMS (vote).AtauBisa kirim pesan melalui sosial media inssstagram ketik : juskelapa_ di pencarian. Buat yang belum beruntung bisa men

  • Istri Nakal Mas Petani   280. Kenangan Manis Untuk Dikenang (TAMAT)

    Pak Gagah ikut mengangkat gelas teh dan meneguk isinya hampir setengah. Baru menyadari nikmat bertukar cerita yang selama ini diamatinya pada kaum perempuan ternyata juga bisa ia rasakan. Sungguh Pak Gagah ataupun Pak Mangun tidak pernah menyangka bahwa hal yang mereka anggap sebagai tindakan tercela bisa mereka ubah menjadi sesuatu yang membawa masa depan baik untuk desa. “Kamu memang tidak berniat menjodohkan Bagus dan Ratna, kan, Gah?” Pak Mangun meletakkan cangklong di sudut bibirnya. Pak Gagah menggeleng-geleng. “Tidak…tidak. Aku tahu maksud Effendi menekan Ajeng soal hutang dan sertifikat kebun pasti berkaitan dengan Bagus. Ratna itu mondar-mandir terus di dekat rumah sini. Setiap berpapasan jalan yang ditanya Bagus. Tapi Bagus, kan, di Riau.” Pak Mangun tergelak. “Oh, sekarang aku ingat. Karena Ratna sering ke sini kamu jadi kepikiran ide buat ngomong kalau Bagus dijodohkan dengan Ratna.” “Alasan perjodohan itu ditambah dengan banyaknya petani yang terjerat hutang di Effend

  • Istri Nakal Mas Petani   279. Impian Yang Terwujud

    Desa Girilayang itu terletak di kaki Merapi. Awalnya desa itu hanya berisi 12 kepala keluarga dengan 34 jiwa. Kakek buyut Pak Mangun dan Pak Gagah disebut-sebut sebagai orang pertama yang tinggal di desa itu untuk pertama kalinya. Secara geografis Desa Girilayang merupakan sebuah punggung bukit yang diisolasi oleh dua jurang di sisi sebelah barat dan timur. Itu sebabnya sebelum pembangunan jembatan seluruh warga desa harus berjalan memutari bukit dan cukup lama berada di jalan untuk bisa sampai ke kota.Pada sebuah peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia Wira pernah menyampaikan pidatonya yang mengatakan bahwa Desa Girilayang adalah tempat di mana semua warganya menjaga adat istiadat yang merupakan warisan leluhur. Juga melestarikan tempat-tempat wisata sejarah berikut pemandangan alam cantiknya untuk mendongkrak kemajuan desa dalam bidang pariwisata.Semua orang setuju dengan apa yang disampaikan Wira dan setuju dengan apa yang dilakukan Kepala Desa Girilayang terpilih itu u

  • Istri Nakal Mas Petani   278. Menyambut Yang Keempat

    Morning sickness yang dialami Sully berlangsung sampai kehamilannya menginjak usia delapan bulan. Sully mulai kuat terhadap bau-bauan dan bisa makan dalam porsi yang lebih banyak. Jika sebelumnya ia sulit menelan air dingin, masuk bulan kedelapan Sully sudah bisa memanjakan lidahnya dengan es teh manis. Seluruh keluarga besar Pak Gagah ikut senang dengan perubahan baik itu. Sully yang ceria sudah kembali. Pagi hari Sully ikut mendampingi anak-anaknya mandi dan makan. Kerjanya tak hanya bergulung di ranjang saja. Sully sudah mulai rajin seperti biasa. Ia juga mulai menggoda Wira dengan meremas bokongnya atau menggaruk perut pria itu. Wira menyambut bahagia godaan-godaan Sully. Sudah cukup lama pemenuhan kebutuhan batinnya berdasar mood istrinya itu. Menunggu belas kasihan Sully yang mau memberikan dengan sukarela tanpa mulut mengerucut. Memasuki bulan kedelapan mereka sudah kembali bercinta dengan hangat. Kehamilan yang terbebas dari morning sickness, tiga anak laki-lakinya sehat, pa

  • Istri Nakal Mas Petani   277. Dalam Sebuah Pesta

    Kedatangan keluarga Pak Gagah yang hanya berjarak seminggu sebelum pesta pernikahan Oky membuat Pak Anwar menyusun agenda sepadat mungkin untuk mengajak besan berkeliling kampunghalamannya.Hal pertama yang dilakukan Pak Anwar adalah mengajak Pak Gagah melihat kebun kelapa Sully yang dibelikan Wira. Dalam perjalanan menuju kebun itu tak lupa Pak Anwar menunjukkan jalan hasil pengaspalan yang didanai oleh Wira.“Lihat seberapa panjangnya jalan menuju ke kebun kelapa ini, kan? Nah, ini semua Bagus yang mengaspal. Warga yang sudah lama mengharapkan perbaikan jalan bisa ikut menikmati yang dilakukan Bagus. Apa yang dilakukannya ini membawa banyak kebaikan. Bahkan warga yang tidak kenal Bagus secara pribadi malah mengenal namanya. Pernah sekali waktu saya ke kebun kelapa, ada seorang pria yang baru pulang merantau menanyakan soal jalan yang bagus. Orang tuanya langsung mengatakan jalan ini diaspal menantunya Pak Anwar. Namanya Bagus.” Pak Anwar terkekeh-kekeh senang saat menceritakan kisah

  • Istri Nakal Mas Petani   276. Resepsi dan Silaturahmi

    Rombongan itu benar-benar ramai. Tiga generasi melalui perjalanan panjang berpindah-pindah moda transportasi. Pak Gagah yang sudah lama tidak melancong jauh bangun paling pagi dibanding yang lain. Pria tua itu mengecek semua bawaan mereka untuk kesekian kalinya.Perjalanan hari itu dimulai dengan Asmari dan seorang supir dari pabrik yang diminta mengantar ke bandara.“Asmari ikut juga, kan, Gus? Masa Hendro resepsi Asmari enggak ikut?” Belum apa-apa Pak Gagah sudah protes karena Asmari yang belakangan dekat dengan Hendro tidak terlihat memiliki tentengan.“Asmari ikut, Pak. Nanti setelah mengantar kita ke terminal keberangkatan dia titip mobil di parkir inap bandara. Asmari berangkatnya satu pesawat bersama Pretty dan ibunya.” Wira baru saja melepas Asmari untuk meletakkan mobil di parkir inap. Pak Gagah yang sedang menggendong Bima pun sepertinya masih punya banyak waktu untuk memperhatikan orang sekitar.“Bapak capek? Bima bisa diletak dulu di stroller. Gantian sama Tika. Dari tadi

  • Istri Nakal Mas Petani   275. Rencana Perjalanan Jauh

    Dan bukan Sully namanya kalau segala yang ia lakukan tidak menimbulkan kehebohan orang sekeliling. Malam itu setelah mengutarakan keinginannya dengan cara merajuk, Wira menyanggupi semua hal yang akan dilakukan oleh istrinya itu agar mereka mendapatkan seorang bayi perempuan.Pertama-tama mereka berdua mendatangi praktek Dokter Masayu untuk berkonsultasi. Sully santai saja saat mengutarakan keinginannya. Raut dan gesture-nya sangat percaya diri seperti biasa. Terutama saat Dokter Masayu bertanya, “Sulis sudah mau program bayi perempuan? Awang belum dua bulan.” Dokter Masayu mengingatkan.Wira yang masih mengenakan seragam cokelat mengangguk yakin. “Katanya mau sekarang aja, Dok. Biar sekalian aja.”“Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti gitu, Dok. Kemarin hamilnya Awang juga bisa secepat itu. Saya mau tahu tips-tips khusus buat hamil anak perempuan.” Sully bicara dengan kedua tangannya yang melingkari lengan Wira. Ia sudah tidak peduli lagi dengan komentar ketiga kakaknya. Karena jik

  • Istri Nakal Mas Petani   274. Sebuah Impian Sully

    Bisa dibilang Sully memasuki masa sedang repot-repotnya. Ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi Wira hadir sendirian. Ulang tahun pabrik yang harusnya bersamaan dengan ulang tahun si kembar ternyata perayaannya harus dilewatkan karena Sully baru melahirkan putra ketiganya.Putra ketiga Sully dan Wira lahir di bulan yang sama dengan kelahiran Bima dan Sakti. Dan keluarga Sully kembali datang dengan formasi yang sama. Sari; kakak Sully adalah orang yang pertama kali tertawa terbahak-bahak setelah mengetahui kehamilan adiknya.Dan hari itu, satu bulan setelah Sully melahirkan Sari kembali datang dengan anak bungsunya yang mulai belajar jalan. Dari ketiga kakak Sully, Sari pulalah yang menggendong putra ketiga adiknya itu sambil mengatakan, “Selamat datang putra ketiga adikku yang dulunya setiap hari ngomong jangan banyak anak.”Karena itu Sully mengerucutkan bibir memandang kakaknya.Keramaian ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi memang senga

  • Istri Nakal Mas Petani   273. Bukan Kelalaian

    Sully sudah melupakan tentang percintaan sore yang dilakukannya dengan penuh semangat dan keringat. Fokusnya sementara hanya tertuju merawat putra kembarnya dan mengerjakan dua tawaran endorsement yang sudah ia sanggupi. Ada dua iklan yang videonya sedang mereka garap. Pil pelancar ASI dan produk korset pelangsing perut. Kedua endorsement itu diterima Sully dengan penuh suka cita. Terlebih tenaga ‘babysitter’ si kembar masih melimpah ruah.Semua orang di rumah sedang berlomba-lomba menjadi sosok yang paling bisa menaklukkan hati si kembar. Semua ingin mendapat sebutan orang yang paling bisa membuat si kembar langsung tenang saat menangis. Termasuk Pak Anwar dan Bu Dahlia yang biasanya sering berdebat kecil. Suami istri itu kini terlihat kompak menjaga cucu laki-laki dari anak bungsu mereka.“Kita harus sering-sering bikin konsep video begini. Biaya produksinya kecil, mengedukasi, juga anti ribet-ribet klub.” Sully sedang membereskan kotak make-upnya.“Konsepnya emang bagus, tapi nggak

DMCA.com Protection Status