Share

23. Mual dan Muntah

Ternyata tidak semudah itu untuk melupakan lelaki bernama Elang Herlambang. Huri mulai kehilangan nafsu makan sejak kemarin. Mulutnya terasa pahit dan lidahnya terasa tebal. Semua makanan yang masuk ke dalam mulutnya terasa hambar dan membuat perutnya merasa mual.

Hari ini yang paling parah. Rasa mual itu tidak mau berhenti, padahal dia sudah membawa mata dan tubuhnya untuk beristirahat. Sore hari Huri terbangun dengan wajah sembab, karena tidur siang yang sangat lama. Kepalanya terasa begitu berat dan menyiksa.

"Non Huri, masih gak enak badan?" tanya Bik Upah yang menemaninya selama tiga hari ini.

"Iya, Bik. Saya mau dikerokin ya, Bik. Sepertinya masuk angin," kata Huri sambil menunjuk minyak kayu putih yang ada di meja dengan dagunya. 

Bik Ipah masuk ke dalam kamar Huri, lalu meraih botol minyak kayu putih dan mengambil uang koin dari dalam saku dasternya. Hur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status