Share

Chapter 34

Author: Hannfirda
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ini sudah kelewatan. Reina tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari apa yang sedang dialaminya belakangan ini. Gadis itu memeluk lututnya, bersandar pada Alex di ruang kerja sang suami. Sementara itu, Tara tengah membeli minuman di kantin dan mengenai paket tadi diurus oleh Yohan.

"Om." Panggilnya setengah melamun.

"Hm? Kenapa? Kamu minta apa, Reina?"

Reina menggeleng pelan. "Aku mau cerita, Om."

"Cerita apa?" Alex menghadapkan posisi tubuhnya ke arah Reina. Entah apa yang hendak diceritakan oleh sang istri, Alex sudah mempunyai sedikit firasat.

Akan tetapi, ditunggu lima menit kemudian, gadis itu tak kunjung berucap. Sepasang bola mata Reina bergerak gelisah. Jemarinya saling memainkan kuku, sesekali menggigit bibir bawah dan tertunduk. Reina tidak yakin akan sesuatu yang hendak dikatakannya.

"Ada apa, Reina? Nggak apa-apa, bicara saja, saya dengarkan."

Finalnya, Reina menggeleng. Gadis itu memilih untuk mengatupkan bibirnya, membiarkan Alex tenggelam dalam asumsinya sendiri. Alex men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Wiryosentono Wiryosentono
penulis cerita ini sungguh membosankan
goodnovel comment avatar
Hannfirda
halo makasih atas krisarnya memang itulah tujuannya, karena cerita ini memang untuk mendewasakan gadis seperti reina. terima kasih atas kunjungannya kakk
goodnovel comment avatar
Erni Hamadi
dsni Reina terlalu murahan TDK BS prfikir LBH dwsa dikit untuk memilih mn yg LBH tulus mencintaix......MLS sy bacax klo critx mcm in
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 35

    Malam itu terasa begitu panjang bagi Reina, sebab dia tidak bisa tidur. Gadis itu merutuki dirinya yang tak bisa bersikap tegas dan membiarkan diri terombang-ambing di antara dua pilihan. Kalau ada Tara, dapat dipastikan dirinya mendapatkan omelan panjang kali lebar beserta getokan pada kepalanya.Meski begitu, Reina mengharapkan kehadiran Tara untuk membantunya berpikir jernih. Semalaman, gadis itu memandangi langit-langit kamarnya sembari memikirkan kedua genggaman yang harus dilepas salah satunya atas dua manusia.Pagi harinya, Reina mendapatkan kecupan selamat pagi pada pipi kanannya dari Alex sesaat keluar kamar. Reina terperanjat, tapi merasakan adanya hawa dingin yang merambat dari kecupan tersebut.Reina duduk di samping Alex. "Om?""Hm."Dahi gadis itu berkerut heran. Balasannya hanya sekadar bergumam, tak menyahut dan tak meliriknya barang sedetik. Jika laki-laki itu mau berketus ria, kenapa harus memberinya kecupan selamat pagi segala?"Om, kayaknya Andre marah sama aku deh

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 36

    Alex menutup pintu kamar Reina, setelah laki-laki itu sempat memastikan sang istri baik-baik saja. Begitu berbalik memandang meja makan, dia teringat dengan sosok tamu tak diundang yang telah pergi itu. Alex menghela napas lega. Setelah ini dia harus bersiap untuk pergi ke kantor. Sungguh sebuah pagi yang mengejutkan. Lantaran mengawatirkan kondisi Reina, Alex menghubungi dua sahabat istrinya dan berpesan untuk menemani Reina. Mengerti jika keduanya bekerja, Alex akan menyuruh Yohan untuk berbicara pada atasan masing-masing atas nama perusahaan Hindrawan. Tentu saja, hadiah berupa makan di salah satu restorannya secara cuma-cuma.Ajaibnya, Rendi dan Tara datang lima belas menit kemudian. Cepat sekali untuk ukuran orang yang akan bekerja di hari biasa. Di belakang keduanya, terdapat Yohan yang datang sembari menyampaikan tugasnya."Reina di mana, Om?" tanya Rendi, sembari membawa empat gelas kopi dingin dari kedai minuman yang ada. "Ada di kamarnya, yang dekat dapur itu ya! Oh ya, sa

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 37

    "Alex!""Oh, Ibu." Ucap Alex, langsung beranjak dan menyalami wanita seumuran Nora yang berpenampilan mencolok dengan baju berwarna hijau neon. Masalahnya, wanita itu bukanlah Nora. Dan Reina tidak paham mengapa sang suami memanggil seperti itu.Wanita itu mendekati meja yang Alex tempati, tak lupa melepas kacamata hitamnya. "Kamu makan sama siapa ini? Pacar?"Alex menggeleng, "Bukan, Bu. Tapi istri saya, Reina."Diperkenalkan, Reina mengulurkan tangannya untuk menyalami wanita tersebut penuh kesopanan. Namun balasannya tak diterima oleh Reina. Gadis itu mendongak, mendapati si wanita malah memandangnya sengit dengan wajah masam.Satu meja pun keheranan dengan sikap si wanita yang tak menyambut perkenalan dari Reina. Alex menyadari tatapan menyelidik yang diberikan oleh wanita di hadapannya, serta kecanggungan yang menyerang diri sang istri."Ibu datang ke sini sama siapa?" Alex berusaha untuk tetap tersenyum. "Sudah makan? Atau baru datang?""Sudah makan, tapi Bapak masih bayar makan

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 38

    Siaga satu! Reina ketar-ketir melihat betapa banyak makanan yang dibuat oleh Susan. Bahkan aroma dan penampilannya saja sudah membuat cacing di perutnya meronta-ronta. Reina melirik Alex, suaminya itu memberikan tatapan malas.Sebenarnya Alex nyaris mengusir Susan. Bukan saja karena kedatangan wanita itu pada pagi hari ini, namun ucapan Susan yang sedikitnya berhasil memengaruhi Reina. Istri manjanya itu lebih banyak diam, meski Reina pula yang menahan Alex untuk tidak memulangkan Susan yang sudah berusaha memasak begitu banyak makanan."Nah! Kamu mau coba yang mana, Lex? Aku ambilkan ya?" Sebelum Susan mengambilkan piring untuk Alex, laki-laki itu beranjak dan mengambil sendiri. "Saya sendiri saja. Tapi ingat, Susan! Ini terakhir kalinya kamu bertamu ke rumah saya dan memgacaukan suasana hati saya. Kamu tidak perlu memasak apa pun lagi untuk saya, karena kamu bukan istri saya. Istri saya itu, Reina.""Tapi dia nggak bisa melayani kebutuhan kamu kayak Delia dulu, Lex." Susan masih be

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 39

    Siapa yang keberadaannya sangat disenangi oleh Reina?Reina sendiri kewalahan menggali jawabannya. Keramaian kafe yang menjadi tempat pertemuannya dengan Tara pun serasa tak berarti. Dari sekian banyaknya pertanyaan di dunia ini yang pernah Reina dengar, pertanyaan yang dilontarkan Tara merupakan pertanyaan tersulit.Atau memang pada dasarnya Reina saja yang enggan melepas keduanya? Mengedepankan egoismenya tanpa mengerti bagaimana perasaan masing-masing pihak. Reina tertunduk, menidurkan kepalanya di atas kedua tangan yang terlipat."Lah! Kayak gitu aja susah banget jawabnya, Re?" Celetuk Tara. "Masa kamu nggak bisa langsung jawab sih? Memangnya apa yang kamu harapkan dari Andre? Kamu juga udah nikah sama Om Alex, Reina. Mungkin kedengarannya kamu mau jotos aku, tapi nggak ada salahnya lho, berumahtangga sama Om Alex yang lebih dewasa dan bijaksana itu daripada sama Andre."Benar saja, Reina melayangkan tinju ringannya pada tangan kanan Tara yang berada di atas meja. "Kamu sana yang

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 40

    Seharian itu, Reina berkutat di kamarnya untuk mengunduh beberapa tutorial memasak yang disarankan oleh Tara. Meski pada beberapa bahan masakan yang diperlihatkan dia masih kesusahan mengenalinya, setidaknya Reina sudah berusaha untuk memulai ke jalan yang benar.Akhir pekan ini, rencananya Reina akan berkunjung ke rumah Tara untuk mempraktekkan resep yang dicatatnya. Terhitung dua lagi, dan dia sudah tidak sabar untuk itu. Sebuah ketukan menginterupsi kesibukan Reina. Melirik jam dinding, tanpa sadar menjelang petang, yang merupakan tanda bahwa suaminya itu telah pulang. Reina berdeham, sebelum mempersilakan Alex untuk masuk, lagi-lagi teringat dengan pertanyaan sulit yang dilayangkan oleh Tara.Dia harus memilih salah satu. Namun melihat dari keinginan terpendamnya yang ingin bisa memasak, sebenarnya dia melakukan ini untuk menyenangkan hati siapa?Tetapi membayangkan Susan yang seharian ini berkeliaran di sekitar Alex, membuatnya kesal bukan main. Berpakaian ketat dengan tubuh seb

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 41

    Reina terbangun satu jam kemudian. Setelah merengkuh kegelapan cukup lama, gadis itu terbangun di tengah keremangan kamarnya dengan sebuah genggaman yang menyertai. Dia menoleh, mendapati sang suami yang memandangnya dengan segurat kecemasan."Reina? Kamu merasa pusing? Mau saya ambilkan air?"Gadis itu mengangguk, memang merasa kehausan seolah-olah dia baru saja berlari beberapa putaran walau dalam keadaan terlelap. Selagi Alex mengambilkan air minum, Reina memandang langit-langit kamar dengan kesedihan yang membayangi tanpa ampun. Kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya bukanlah karena kelalaian sopir, jalanan yang licin selepas hujan, atau rem blong seperti ucapan Yudistira. Kecelakaan tersebut disebabkan oleh seseorang yang ingin memusnahkan keluarganya.Alex datang membawa segelas air yang langsung ditandaskan oleh Reina. Selama beberapa saat, gadis itu kembali terdiam. Alex meraih salah satu tangan sang istri, mengecup punggung tangannya. "Reina? Kamu baik-baik saja?"Reina

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 42

    "Weleh! Kamu ke sini cuma mau pamer bekas cupangan sama aku nih, Re? Oke! Awas aja! Besok-besok kalau aku nikah lagi, aku pamerin bekas cupangan yang lebih banyak dari kamu!"Reina tergelak, sedangkan Tara mengerucutkan bibirnya sembari mempersiapkan bahan-bahan dari kulkas. Setelah puas tertawa atas pembalasan yang akan Tara layangkan di masa depan, Reina mendekati sang sahabat dan membantu mengambilkan beberapa bahan. "Gimana? Udah paham sama bahan-bahan yang kamu catat kemarin?" tanya Tara."Hm, ada beberapa yang lupa, tapi kalau ngikutin kamu, kayaknya nanti ingat lagi deh.""Oke! Mari kita mulai!"Reina berupaya dalam mempelajari cara memasak kari ayam. Pelahan, dia mampu mengikuti arahan yang diberikan oleh sahabatnya. Meski beberapa kali terdengar seruan Tara yang mengingatkaan Reina untuk mengecilkan api atau memotong dalam beberapa ukuran, Reina mampu mengimbanginya.Pukul sepuluh, masakan pertamanya jadi. Tara bersedekap, berdiri dua langkah dari Reina. Sudah seperti juri d

Latest chapter

  • Istri Manja Om Duda   [Bonus Chapter] Melangkah Bersama

    Empat tahun setelah kelahiran Nayra, Alex dan Reina mendapatkan kabar bahwa mereka sedang mengandung anak kedua. Alex yang sudah dilanda bahagia, kian senang saat mendapati istri manjanya itu akan memberikan anak lagi.Ah, tapi tidak juga. Sekarang Reina sudah tak semanja dulu. Sejak melahirkan Nayra, rasanya Reina menjadi sosok lain yang mampu menghangatkan hati orang hanya dengan melihatnya saja. Ibu. Ya—Reina telah berubah menjadi seorang ibu yang secara perlahan meningkatkan kepedulian serta tanggungjawabnya untuk merawat dan membesarkan bayi mungil mereka.Pada beberapa kesempatan, Alex terpana. Dia seperti menikahi sosok Reina yang berbeda dari yang sebelumnya. Sebab Reina yang dilihatnya setiap hari jelas berbeda dari Reina yang biasa bergelayut manja padanya. Sempat pada beberapa malam, Alex mendapati istrinya itu menangis usai menidurkan Nayra. Detik itu, Alex mencari apa saja yang dialami seorang ibu ketika baru melahirkan. Ternyata, ada yang dinamakan baby blues. Pada satu

  • Istri Manja Om Duda   [Bonus Chapter] Nayra

    Pagi hari yang damai, Reina sedang merajut di teras rumahnya. Alex telah pergi ke kantor setengah jam yang lalu, maka Reina memanfaatkan waktu tersebut untuk meningkatkan keahlian merajutnya sebelum berkontak dengan Felia dari rumah konveksi.Kehamilannya telah memasuki minggu ke-8. Belakangan Reina jadi susah bergerak, lebih mudah kelelahan. Maka dari itu, Reina memutuskan untuk duduk kalem sembari merajut sesuatu yang bisa mendistraksi pikirannya dari hal-hal buruk.Melupakan ponselnya yang tertinggal di kamar, Reina beranjak untuk meminta Alex memberikan benang rajut yang baru. Kalau tidak diingatkan sekarang, atau paling tidak menyisipkan pesan, suaminya itu akan lupa. Kesibukan yang melanda perusahaan turunan dari sang papa sedang kelewat sibuk. Bahkan sudah dua minggu ini, Alex pulang larut malam."Di mana ya?" Reina mengedar pandang sesampainya di kamar. Terakhir kali, dia menyembunyikan ponsel di salah satu laci nakas samping tempat tidur, sebab tak mau diganggu saat sedang be

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 110 - Tamat

    Kejutan yang dipersiapkan Alex bukan hanya yang Reina alami seharian ini saja. Melainkan, suaminya itu tengah menyodorkan layar ponselnya yang memperlihatkan pembayaran dua buah tiket penerbangan ke Singapura. Reina menganga sehingga Alex harus menutup mulut istrinya itu secara perlahan. "Mas? Tadinya aku yang mau kasih kejutan, tapi malah Mas yang kasih kejutan dulu ke aku." Reina memindai tiap kata yang tertera pada layar ponsel sang suami. "Kok mendadak sih, Mas?"Alex mengendikkan bahu. Walaupun tidak bisa fokus lantaran penampilan Reina saat ini terlalu menggoda, dia berusaha untuk menjawab. "Benar kata Ibu, Reina. Ada benarnya kalau kita berbulan madu selagi perut kamu belum terlalu besar. Sebenarnya Mas nggak masalah, kalau kamu mau berbulan madu saat menginjak trimester ketiga. Cuma takutnya Mas yang merasa nyaman dengan bulan madu itu, tapi enggak buat kamu."Reina mengelus perutnya yang berada di balik balutan gaun malam tipis—omong-omong, dia baru membelinya sore ini denga

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 109

    Reina tidak pernah ingat jika suaminya itu memiliki spasi tanpa atap pada ruangan khusus yang dimiliki di lantai dua. Ciuman keduanya yang berada di tangga harus terputus, sebab Tara melihat dari kejauhan dan berseru akan melemparkan piring kalau tidak mencari ruang terlebih dulu untuk melakukannya."Mas?" Reina berhenti melangkah. "Ini semua, Mas yang mempersiapkannya?"Alex mengendikkan bahu. "Enggak tau ya? Memangnya Mas bisa mempersiapkan semua ini di sela kesibukan yang menyerang Mas di kantor?"Reina mencebikkan bibirnya. Seingatnya, ruangan terbuka ini tak pernah ada. Ditilik dari cat kayu yang melapisi sebuah set meja bundar dan sepasang kursi pada tengah bagian, semuanya terlihat baru saja selesai dibangun. Begitu juga dengan sofa panjang berwarna cokelat yang terendus aroma barang baru saat Reina melewatinya."Ah satu lagi," Alex mendekat, lalu meletakkan kedua tangannya pada pinggang Reina. "Apa kamu tau seberapa cemasnya Mas selama beberapa hari ini, Sayang? Mas nggak bisa

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 108

    "Maaf, Reina."Reina memberanikan diri untuk menatap lawan bicaranya. Terkesan tidak sopan bila dia mengalihkan pandang selagi Gilang mengatakan sesuatu dengan bersungguh-sungguh. Belum selesai, Gilang melanjutkan kalimat yang berasal dari hati paling dalam."Seperti yang kamu lihat, aku juga menjadi bagian dari rencana yang diperbuat oleh Pak Alex dan dua sahabatmu itu."Tadinya Reina mau mengumpat, bahwa dua sahabatnya itu turut menjadi tim perencanaan. Namun dia urung, sebab masih berada dalam atmosfer lain yang Gilang ciptakan. Dan entah mengapa, dia merasakan satu titik kelegaan yang mengisi selubung di antaranya dan Gilang. Reina tak merasa terancam seperti dulu lagi. Situasi sudah berbeda, sehingga Reina tak perlu tertekan."Maaf karena sudah membuat kamu kesal belakangan ini, Reina. Hanya itu satu-satunya cara, supaya aku juga bisa melihat betapa besar kesungguhan yang kamu punya atas cinta suami kamu." Ucap Gilang. "Yah, tapi asal kamu tau, sebagian besar yang aku ucapkan itu

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 107

    Reina mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Barangkali saja salah mendengar, Reina menajamkan pendengaran, memastikan bahwa suara yang baru didengarnya merupakan khayalan belaka. Satu menit tak tersiar suara apa pun, Reina mengembuskan napas perlahan."Ternyata memang cuma khayalanku aja," wanita itu tersenyum kecut, seraya mengelus perutnya. "Pasti gara-gara semalam kurang tidur.""Apa? Kamu kurang tidur?"Reina terlonjak. Suara itu kembali menyapa telinga, namun kini dia berbalik, menghadap seseorang yang berdiri tepat di belakang sofa. Untuk beberapa saat, Reina tak bisa memercayai penglihatannya. Dunia seakan berhenti berputar, membuat Reina kepayahan untuk berkata-kata, sedangkan kedua matanya mulai memburam dengan sendirinya.Seseorang yang berdiri di belakang sofa lantas bergerak pelan, menghampiri Reina yang mematung dengan penuh kelegaan. Dalam satu tarikan napas, Alex memeluk Reina—sangat erat. Reina bergeming. Belum mampu mencerna segalanya dengan cepat, lantaran dia merasa ba

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 106

    Serangkaian malam yang tak mudah untuk dilewati lagi. Gambaran mengenai Evelynn yang berusaha menggoda Alex dalam balutan lingerie merah menyala terus menghantui bagaikan kaset rusak. Reina melirik jam dinding. Terbangun pukul tiga dini hari, padahal dia baru memejamkan mata satu jam sebelumnya. Mungkin lingkar matanya sudah seperti panda. Reina tidak mau bercermin kalau begini caranya."Jam delapan ...."Reina bergumam pelan sembari mengingat jadwal penerbangan yang akan Alex dan Evelynn lakukan. Masih tersisa lima jam. Wanita itu terheran-heran, adakah cara agar dua manusia tersebut membatalkan perjalanan udara mereka nanti?Tangannya yang semula hendak meraih ponsel, berubah haluan jadi menutup mulutnya yang menguap lebar-lebar. Tidak ada pilihan. Dia harus tertidur lagi barang sebentar. Demi kebaikan pikiran serta bayinya yang kelelahan di dalam perut, Reina harus mengistirahatkan diri.Reina membaringkan tubuh, tetapi sudut matanya menangkap hasil rajutan yang berada di atas meja

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 105

    Makan siang kali itu benar-benar menjatuhkan suasana hati Reina hingga ke dasar bumi sekaligus. Tetap saja, meski pada mulanya Alex sudah berbaik hati untuk mengajaknya makan bersama, pada akhirnya yang tampak menikmati sesi tersebut ialah Alex dan Evelynn. Keduanya berbicara seakan tidak ada hari esok. Bahkan yang membuat Reina ingin membanting piring, ketika suaminya menanyakan apa saja yang disukai oleh model cantik itu, begitu juga sebaliknya.Reina yang semula kelaparan, jadi tidak terlalu berminat untuk melahap bebek penyet yang menggugah selera itu. Terutama dengan sejumput pemandangan menyebalkan yang tersaji di hadapannya, Reina hanya mampu melahap sekadarnya demi sang anak yang berada di dalam perutnya.Saat Alex dan Evelynn telah menandaskan makanan masing-masing, keduanya langsung beranjak dan pamit begitu cepat. Reina menganga, tak membayangkan bahwa dia baru saja ditinggal—walaupun yang membayar tetap Alex. Rasanya luar biasa menjengkelkan. Bahkan Alex enggan menanyakan

  • Istri Manja Om Duda   Chapter 104

    "Egois?"Gilang memiringkan kepala, sedangkan wanita hamil di depannya itu mengangguk penuh kepastian. Selama beberapa detik, keduanya tak mengeluarkan suara sekecil apa pun. Hanya deru napas masing-masing yang bersahutan seolah melempar amarah melalui udara di sekitar mereka.Reina hendak menyuruh laki-laki itu untuk menyingkir, lantaran tak perlu membicarakan hal lain lagi. Akan tetapi, Gilang malah mendecih disertai seutas senyum yang mengundang kernyitan pada dahi Reina. "Oke!"Lagi-lagi, Reina dibuat tak paham. Bertanya pun sudah terlalu malas, jadi dia membiarkan Gilang bertingkah semau laki-laki itu saja. Terlebih, dia ingin sekali keluar untuk mencari udara segar."Sepertinya semua sudah jelas." Gilang manggut-manggut tanpa diketahui apa penyebabnya. "Kalau begitu, aku pulang dulu ya, Reina? Rasanya lega sekali setelah tau keadaan kamu baik-baik saja. Dan ... perasaanmu masih baik-baik saja."Reina memicingkan mata. "Perasaanku baik-baik saja? Apa maksudnya?"Gilang menggelen

DMCA.com Protection Status