Beranda / Romansa / Istri Manja Dosen Posesif / Kau Sempurna Bagiku, Sayang

Share

Kau Sempurna Bagiku, Sayang

Penulis: Juliette Collen
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-29 18:57:11

Daniel menuruti keinginan Frisca untuk pergi ke rumah kedua orang tuanya. Laki-laki itu tidak mau membuat Frisca sampai kecewa karena satu permintaan sepele yang tidak dituruti.

Kini mereka sudah berada di kediaman kedua orang tua Frisca, bahkan Dante juga berada di rumahnya.

"Kalian kenapa baru ke sini sekarang, Mama sudah menunggu kalian dari kemarin-kemarin!" Tarisa memeluk Frisca seraya menatap Daniel yang duduk bersama Dante.

"Kak Daniel Ma yang ngelarang!" sahut Frisca dengan cepat.

"Ya bagus, jangan sering-sering ke sini," sahut Johan beralih duduk di samping Frisca di hadapan Dante dan Daniel.

Mendengar perkataan Papanya membuat Frisca sedikit sakit hati. Gadis itu cemberut, ia tahu kalau Papanya tidak terlalu menyayanginya seperti dia menyayangi Dante.

Daniel memperhatikan ekspresi Frisca, ia tahu banyak kesedihan di dalamnya. Sering dibanding-bandingkan dengan Kakaknya membuat Frisca menjadi sosok yang gampang putus asa.

"Sebenarnya bisa saja kalau saya mengajak Frisca ke sini setiap hari Pa, tapi saya sedang mengajari Frisca menjadi sosok yang mandiri dan hebat, tidak tergantung pada hal kuat di sampingnya kecuali saya," ujar Daniel tersenyum menatap Johan.

"Halah Daniel, sebenarnya Papa ini juga menyayangkan kalau laki-laki mandiri dan hebat sepertimu mendapatkan anak gadisku yang malas, tidak berguna sama sekali! Sudah aku duga kalau dia hanya menjadi bebanmu!" seru Johan melirik Frisca yang memeluk Mamanya dengan wajah muram.

Daniel menggeleng, "Frisca bukan beban Pa, Frisca istriku. Dia berguna untukku, kalian saja tidak tahu, kalau di rumah dia sangat rajin. Nilai-nilai kampusnya juga jauh lebih baik," ujar Daniel.

Kedua mata Frisca beralih menatap suaminya. Ia tidak tahu kenapa Daniel membuat cerita kebohongan seperti ini.

"Saya akan membuatkan usaha kecil untuk Frisca nanti, biar dia mau belajar lebih baik lagi," ujar Daniel mengimbuhi.

"Bagus, tidak papa kalau denganmu dia membawa perubahan positif. Papa tidak kepikiran melepaskannya dan tetap bersamamu," seru Johan.

Dante melipat bibirnya menahan senyumannya, ia langsung berdehem dan beranjak dari duduknya.

Frisca yang melihat Kakaknya beranjak, ia langsung ikut bangkit dan mengejar Dante.

"Kak! Kak Dante tunggu!" pekik Frisca berlari mengejar Dante yang berjalan ke arah dapur belakang.

"Kak... Kak Dante, ck! Tuli ya?!" pekik Frisca lagi-lagi, gadis itu memeluk lengan sang Kakak.

Dante menghentikan langkahnya dan membuka lemari es, ia memberikan sebotol kecil jus jeruk pada adiknya.

Frisca menerimanya dan mereka masih saling diam. Ia menatap sang Kakak yang meminum minumannya dan kembali menatap Frisca dengan tatapan dingin.

"Daniel sampai berani bohong menutupi keburukanmu di hadapan Papa, Frisca," ujar Dante menatap pasrah pada adiknya.

"Dan aku tidak meminta dia melakukan itu Kak!"

Dante berdecak, ia mendekati Frisca dan menjitak keningnya.

"Itulah sebabnya! Kau harusnya berterima kasih mendapatkan laki-laki seperti dia, Frisca! Hanya ada satu laki-laki di dunia yang seperti Daniel. Apa kau tidak capek dibanding-bandingkan denganku oleh Papa, hah?!"

Frisca meremas botol minuman di tangannya.

"Asal Kakak tahu, semua rasa malas, bodoh, dan aku yang tidak tahu terima kasih ini asalnya dari Papa! Papa yang selalu membandingkan aku dengan Kakak! Aku tahu Kakak pintar, jauh lebih berguna dibandingkan aku! Itulah sebabnya aku memilih menikah supaya aku tidak beban pada Papa! Aku capek Kak!"

Frisca berteriak menjelaskan semuanya pada Dante, laki-laki itu mencekal satu lengan Frisca meskipun adiknya menyentaknya dengan kuat.

"Jangan mengajari dan memintaku sabar Kak, aku dan Kakak memang berbeda! Kakak selalu sempurna di mata Papa, tidak denganku! Aku hanya gadis penuh kesialan yang diberi harapan untuk sukses!"

Frisca langsung berlalu meninggalkan Dante sendirian di dapur. Helaan napas berat terdengar di bibir laki-laki itu. Dante tahu adiknya sangat sensitif dengan hal ini. Ia berharap besar kalau Daniel mau membantu Frisca keluar dari zona mengerikan dalam diri Frisca.

**

Sepulang dari rumah orang tuanya siang tadi, Daniel memperhatikan Frisca yang murung dan diam di kamar. Tidak berisik dan sibuk seperti biasanya, istrinya banyak diam dan melamun.

Daniel yang hendak pergi ke kantornya, laki-laki itu mendekati Frisca yang berbaring menatap ke arah jendela kamarnya.

"Ada apa Frisca?" tanya Daniel mengusap pucuk kepala istrinya.

Frisca meliriknya, "Kakak mau ke kampus?"

"Tidak, Paman Pedro baru saja menghubungiku dan memintaku datang ke kantor saat ini," jawab Daniel.

"Oh," jawab Frisca singkat.

Daniel menarik lengan Frisca dan membantunya duduk. Istrinya nampak terus memalingkan wajahnya, namun Daniel menangkup kedua pipi Frisca untuk menatapnya.

Hanya dalam hitungan detik mereka bertatapan, Frisca menjatuhkan air matanya dan terisak pelan di hadapan Daniel.

"Kak Daniel...."

"Ada apa? Kenapa kau malah menangis bengini, hem?" Daniel menangkup lembut kedua pipi Frisca.

"Aku capek, Papa... Papa selalu menyepelekan aku. Papa selalu membandingkan aku dengan Kakak sampai dia tidak sadar kalau aku sudah putus asa dengan semuanya. Aku malas juga karenanya yang terus menilai kesalahan pada segala hal yang aku lakukan, aku benci dia... Aku benci Papa," jelas Frisca menangis memeluk Daniel.

Sudah Daniel duga kalau Frisca akan mengatakan hal ini. Daniel mendekapnya dan membiarkan Frisca menangis memeluknya.

"Tenanglah Frisca, kau adalah hal yang sempurna untukku," ucap Daniel menenangkan.

"Tidak, aku sama sekali tidak berguna dan hanya selalu merepotkanmu," jawab gadis itu menggelengkan kepalanya.

"No!" Daniel menatapnya lekat, "Frisca, memilikimu adalah hal yang aku nanti, bagaimana mungkin aku menggapmu beban. Kau hanya perlu belajar dan jangan pernah merasa sendirian. Aku selalu bersamamu, membantumu, dan terus memberikan semangat untukmu, okay?!"

Frisca kian menangis dengan kebaikan yang Daniel berikan padanya. Seumur hidupnya hanya Daniel yang memberikan ketulusan seperti ini, meskipun ia pernah merasa disayangi oleh Brandon, tapi dia tidak seperti Daniel.

"Sudah, jangan menangis. Sekarang lebih baik kau pergi makan, setelah itu istirahat." Daniel merapikan rambut Frisca dan mengecup pipi kirinya, "setelah pulang dari kantor, aku akan mengajakmu jalan-jalan. Okay?"

Frisca mengangguk dan mengusap air matanya, ia menatap Daniel dalam-dalam sebelum Frisca tersenyum kecil.

Kenapa dirinya sangat bodoh untuk tidak memberikan kesempatan pada lelaki sebaik Daniel.

"Kak, kita pakai cincin kita masing-masing, ya?" pintanya.

"Nanti kita beli yang baru, cincin pernikahan yang kita simpan bukanlah cincin yang aku inginkan, itu atas nama kau dan Brandon, bukan namaku," ujar Daniel.

"Baiklah, nanti malam belikan untukku juga ya, Kak?"

"Ya Sayangku," jawab Daniel.

Frisca memeluknya dan diam membiarkan Daniel mengusap punggungnya.

"Kak Daniel, kenapa harus menjadi dosen kalau pekerjaan di kantor sangat banyak? Bukannya kau jadinya tidak pernah istrahat?" tanya Frisca tanpa menatapnya.

"Sudah aku bilang padamu, aku hanya meluangkan waktuku untuk berbagi dan menjagamu di sana, memastikan agar istriku tidak macam-macam di kampus," jawab Daniel.

Mendengar jawaban Daniel membuat kedua pipi Frisca bersemu.

"Hiihh... Kak Daniel!"

"Aku tidak akan membiarkanmu lepas bersenang-senang dengan sesukamu sebelum kau menjadi wanita mandiri, sukses, dan pandai. Kau akan mudah dibohongi untuk saat ini, seperti Brandon menipumu."

"Ya, aku memang bodoh." Frisca menyandarkan kepalanya.

"Tidak, sebentar lagi Frisca-ku ini akan menjadi gadis pintar dan mandiri. Kau harus patuh denganku, lihat reaksi Papamu yang akan bangga padamu, kau harus bisa membuktikannya, Sayang. Tetaplah dalam pelukanku, Frisca."

Bab terkait

  • Istri Manja Dosen Posesif   Kejutan dari Daniel

    Daniel benar-benar mengajak Frisca pergi bersama dengannya. Frisca pun juga telihat sudah terbiasa dengan Daniel yang selalu di sampingnya.Mereka kini berada di sebuah toko perhiasan, Daniel membeli cincin sepasang untuk dirinya dan Frisca."Pilihlah mana yang kau sukai, jangan diam saja. Apa kau ingin yang lainnya? Pilihlah, aku akan membelikannya untukmu," ujar Daniel menatap Frisca.Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya."Tidak ada, aku tidak terlalu menyukai perhiasan," jawab Frisca seraya mengalihkan perhatiannya.Daniel merangkul pundak Frisca, mereka menatap seorang pegawai yang mendekatinya dan membawa kotak perhiasan berisi dua cincin untuk mereka."Ini cincin yang sudah Nyonya dan Tuan pilih, pembayarannya juga sudah selesai," ujar pegawai itu."Terima kasih," ucap Daniel.Daniel tidak memasang cincinnya langsung, melainkan ia mengajak Frisca untuk pergi bersamanya."Kau tidak ingin membeli sesuatu, Sayang?" tanya Daniel menggenggam tangan Frisca dan mengajaknya berkelil

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-30
  • Istri Manja Dosen Posesif   Terasa Hangat Perhatianmu

    “Welcome, dan selamat datang!”Frisca tersenyum manis membalikkan tanda ‘Open’ di toko miliknya. Bahkan seorang gadis manis bernama Alisa, dia adalah karyawan baru di toko milik Frisca.Kini keduanya berdiri di depan toko dan nampak sangat bahagia. Frisca yang memeluk Alisa, padahal mereka baru saja kenal beberapa jam yang lalu.“Aaa... Akhirnya mimpiku terkabul juga, Alisa!” pekik Frisca lompat-lompat kesenangan.“Aku juga sangat bahagia, Bu Boss!” Alisa memeluk Frisca dan mengusap punggungnya.Frisca cemberut menoleh pada Alisa.“Apa kau tidak bisa berhenti memanggilku Bu Boss?! Aku ini bukan Boss-mu Alisa. Panggil saja aku Frisca, hanya Frisca saja, okay?!”Gadis itu langsung memeluk Alisa, mereka kembali masuk ke dalam toko. Frisca langsung menata kembali beberapa bunga-bunga yang ada di depan pintu hingga satu, dua, tiga pembeli yang mulai berdatangan.Frisca sengaja diam, sebelumnya Daniel memintanya untuk memperhatikan Alisa, karena Alisa lebih dulunya sudah bekerja di toko bun

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Istri Manja Dosen Posesif   Pembelaan Daniel

    Sudah dua harian lebih Frisca tidak menghubungi Kakaknya, gadis itu sengaja melakukannya karena ia masih kesal pada Dante.Kini Frisca baru saja sampai di kampusnya dan ia selalu datang lebih awal. Namun saat Frisca hendak masuk ke dalam kampus, langkahnya terhenti saat ia melihat Kakaknya yang berdiri di depan kampusnya dan Dante tengah menanti-nantinya."Kakak," lirih Frisca berjalan mendekati Dante.Dante langsung tersenyum manis begitu adiknya berdiri di hadapannya dengan tatapan manyun."Ke mana saja dua hari kau tidak menghubungi Kakak, hem?" tanya Dante menatap adiknya dengan hangat."Aku kerja," jawab Frisca tak semangat."Hah? Kerja?!" seru Dante melebarkan kedua matanya sebelum ia tertawa pelan, "ke... Kerja? Sayang, kau kerja apa?""Suamiku membelikan aku toko bunga, toko maianan, jadi aku bekerja setelah pulang kuliah. Nanti kalau sudah malam aku pulang, setelah itu makan malam, belajar dan....""Hah?! Apa katamu barusan? Belajar?!" pekik Dante sedikit meninggikan nadanya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-02
  • Istri Manja Dosen Posesif   Kesabaran Daniel dan Kemarahan Frisca

    Frisca merasa sangat tidak nyaman saat ini, karena tidak seperti yang ia duga di awal kabar kedekatannya dengan Daniel mampu tersebar. Gadis itu kini duduk di dalam kelasnya dan tidak keluar sama sekali sejak datang pagi tadi."Frisca!" Seruan Anatasia membuat Frisca menoleh cepat ke arah sang teman. Anastasia yang datang bersama dengan Adam langsung duduk di hadapan Frisca. "Fris, kenapa ada kabar yang beredar seperti itu hah?!" pekik Anastasia menatap wajah sedih Frisca. "Aku tidak tahu Anastasia. Mungkin itu semua ulah Feli," jawab Frisca. Adam berdecak pelan. "Memang ya, Feli itu paling berbahaya!" Frisca mengembuskan napasnya pelan, ia langsung bangkit dari duduknya dan menyahut tas miliknya di atas meja. "Mau ke mana?" tanya Anastasia. "Pulang. Aku tidak ikut jam Pak Daniel," jawab Frisca malas. Gadis itu melangkah keluar dari dalam kelasnya. Banyak yang menatapnya dengan tatapan aneh dan berbisik-bisik. Sejujurnya hal inilah yang sangat Frisca takutkan, namun ia selal

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Istri Manja Dosen Posesif   Tanggung Jawab, Sayang

    Daniel mengajak Frisca untuk pulang, gadis itu takut keluar dari dalam kamar kalau bertemu dengan Papanya. Namun sebagai suami, Daniel terus membujuknya dengan kesabaran. Mereka berdua keluar dari dalam kamar dan berjalan menuruni anak tangga. Di sana, Johan dan Tarisa yang berada di ruang tamu terus menatap Frisca, termasuk Johan yang begitu sengit. "Ma, Pa, aku pamit bawa Frisca pulang," ujar Daniel. "Ya, bawa pulang saja dia. Kalau ada masalah diselesaikan sendiri! Jangan malah nangis di rumah orang tua, dari dulu membawa masalah terus!" seru Johan. "Papa!" Dante menatap Papanya dengan tajam. Daniel tersenyum tipis. "Ya Pa, maaf kalau aku gagal mendidik Frisca. Mungkin karena hal lain yang membuat Frisca jadi begini," ujar Daniel."Mana ada! Tidak ada yang membuatnya menjadi buruk selain dia mengacaukan keadaannya sendiri, Daniel!"Frisca mencengkeram erat kemeja yang Daniel pakai dan menyembunyikan wajahnya. "Ayo pulang Kak," bisik Frisca. Daniel merangkulnya dan mengangguk

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • Istri Manja Dosen Posesif   Suami Super Posesif

    "Kak Daniel, kau curang! Ini tidak libur namanya... Huhh, aku ngantuk sekali." Frisca bergelung di bawah selimutnya seraya memasang wajah lesunya pada Daniel yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Laki-laki itu terawa pelan dan berjalan mendekati Frisca. "Siapa suruh memancingku, hem? Tapi itu sebagian dari tugasmu, Sayang." Daniel mengecup singkat bibir Frisca. "Ayo bangun, mandi, dan ayo mencari makan malam di luar." Frisca menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku rasanya ingin mengurung diri di dalam rumah saja. Tidak ada yang menarik di luar sana," jawab Frisca duduk perlahan dan bersandar. Gadis itu menatap lekat wajah Daniel seraya tersenyum manis mengulurkan tangannya mengusap pipi suaminya dengan lembut. Menatap Daniel membuat Frisca merasa dirinya menjadi gadis yang bandel karena mengingat kegiatan apa yang mereka lakukan beberapa jam yang lalu. "Kak Daniel," lirih Frisca mengulurkan tangannya pada sang suami. Daniel memeluknya dengan erat. "Kau tidak harus takut p

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-05
  • Istri Manja Dosen Posesif   Membuatmu Terus Betah

    Frisca sejak semalam menjadi pendiam setelah memikirkan apa yang sempat dikatakan oleh Kakaknya, salah satunya tentang seorang anak. Ia diam memperhatikan suaminya yang tangan duduk di kursi kerjanya dan mengetikkan sesuatu pada laptopnya. "Kak Daniel," panggil Frisca dengan manja. "Ya, Sayang?" "Aku ingin bicara sesuatu dengan Kakak," cicit Frisca bangkit dari duduknya. Daniel tersenyum tipis dan menarik tangan istrinya untuk mendekat. Frisca pun tanpa diminta langsung duduk di pangkuan Daniel. "Ada apa, Sayang?" tanya Daniel menatap wajah cantik istrinya yang cemberut. "Emm... Kak Daniel siap tidak kalau menjadi seorang Papa?"Daniel mengerutkan keningnya. "Harusnya aku yang bertanya padamu." Laki-laki itu mengecup pipi Frisca dengan gemas. "Aku siap," lirih Frisca menggigit bibir bawahnya. "Akan jauh lebih siap kalau kau selesaikan kuliahmu dulu, lalu kita hadapi rumah tangga kita bersama-sama, itu baru bagus!" ujar Daniel melingkarkan kedua tangannya memeluk Frisca dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Istri Manja Dosen Posesif   Ancaman Andalan Seorang Daniel

    "Jangan sampai kau terlambat besok malam ya, Frisca!" Seruan Anastasia saat masuk ke dalam mobilnya seraya melambaikan tangannya pada Frisca. Frisca tersenyum lebar mengacungkan jempolnya pada sang sahabat. Gadis itu berdiri di depan gerbang kampus, hingga ia tersentak saat klakson mobil membuatnya terkejut. "Suamiku!" seru Frisca dengan nada lirih. Daniel tersenyum tipis. "Butuh tumpangan, Nona?" tanya laki-laki itu. "Ya, sangat membutuhkanmu." Frisca langsung masuk ke dalam mobil teraebut, dengan santainya ia duduk di samping Daniel. Sengaja Frisca pulang paling akhir karena kampusnya cukup sepi. "Kak Daniel mau ke mana? Ini kan bukan arah rumah kita?" Frisca menoleh ke kanan dan ke kiri, gadis itu menatap wajah suaminya dari samping sebelum ia mendekat dan mengecup pipinya saat Daniel membisu. "Kak Daniel, jangan diam... Ayo jawab!" pekik Frisca memukul lengan suaminya. "Jalan-jalan, aku sudah lama sekali tidak refreshing." Senyuman Frisca melebar, ia menunjuk papan di

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07

Bab terbaru

  • Istri Manja Dosen Posesif   AKHIR PENUH KEBAHAGIAAN

    Keesokan harinya.Justin ternyata datang ke rumah Celia lagi, bahkan sangat pagi-pagi sekali laki-laki itu menjemput Celia. Dia mengajak gadis cantiknya pergi ke suatu tempat, memaksanya dengan sabar karena tahu suasana hati Celia yang sangat buruk pagi ini. "Kau mau mengajakku pergi ke mana, Justin?" tanya Celia dengan wajah malas, dia menatap ke arah luar jendela mobil hitam milik laki-laki itu. "Ke suatu tempat." Justin tersenyum tipis. "Kenapa manyun saja, hem? Ada masalah?" tanya Justin mengusap pucuk kepala Celia. Gadis itu mengangguk. "Kenapa kau masih bisa sesantai ini setelah semalam Papaku mengatakan hal buruk tentang kita, kenapa?" Kening Justin mengerut, laki-laki itu tidak menjawab dan ia sendiri juga tidak tahu apa yang sebenarnya Celia maksud saat ini. Sampai beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah tempat. Kedua mata Celia melebar dan angin pagi yang semilir menyapanya dengan sangat lembut. Tidak terlalu menikmati perjalanan, tapi tiba-tiba mereka sudah

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Memberikannya Kebahagiaan Lebih

    "Bagaimana? Sudah bertemu dengan Justin?!" Miko tersenyum menatap adiknya yang memasang tampang kesal. Di samping Celia ada Justin yang tersenyum kepadanya. "Kalian ini niat sekali membuatku kesal, aku sampai seharian nangis," seru Celia, ia menendang kaki Miko yang duduk di sampingnya. Daniel dan Frisca tersenyum tipis. Mereka tidak bepergian jauh, mereka hanya sedang berkunjung ke vila baru yang dibeli Miko beberapa Minggu yang lalu. Sengaja juga mengerjai Celia. Daniel menghela napasnya pelan, laki-laki itu menatap pemuda tampan yang duduk di samping Celia. "Kau tidak kembali lagi ke London, Justin?" tanya Daniel menatap pemuda itu. "Tidak Om, saya mungkin akan ke sana nanti, bersama Celia." Justin menjawabnya seraya menatap Celia. Gadis cantik itu jelas saja langsung berseri-seri dan mengangguk antusias. "Halah, giliran begitu aja antusias banget!" Miko menarik pipi Celia dengan kuat hingga sang empu memekik melebarkan kedua matanya. Sontak, Justin langsung menepis tangan

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Yang Ku rindukan Sudah Pulang

    Satu Minggu berlalu..."Mami dan Papi akan pergi dengan Kakak juga, Celia di rumah saja ya," bujuk Frisca pada putrinya. Gadis cantik yang baru bangun tidur itu langsung mengerjapkan kedua matanya. Tidak biasanya sang Mama akan meninggalkannya begini. Celia pun langsung cemberut saat itu juga. "Kenapa sih Mi? Memangnya Mami sama Papi mau ke mana? Seenggaknya itu jangan ajak Kakak dong, Celia kan tidak mau sendirian!" Gadis itu memprotes, seperti biasa kalau Celia sangat amat takut sendirian. "Manja banget sih jadi bocah, malu sama umur!" sinis Miko menyahuti. Ekor mata Celia melirik sang Kakak, pria tampan itu nampak membawa sebuah koper hitam miliknya dan berpenampilan sangat rapi dan berkelas, seperti biasa. Wajah Celia langsung menunjukkan ekspresi bingung. "Mau ke mana sih? Kok bawa koper besar segala?! Kenapa tidak kemarin-kemarin bilang ke Celia, sih Mi?!" amuk Celia pada Maminya. "Kita mau ke Italia, kenapa?" Miko pun ikut menyahuti. Saat itu juga Celia berdecak kesal,

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Selalu Ada Waktu Untukmu

    "Adikmu murung sekali, Miko. Kenapa Celi?" Daniel memperhatikan putrinya yang tampak sedih, gadis itu juga tidak mau bergabung bersama Mama dan Papanya seperti biasa. Celia diam di lantai dua, di depan jendela di samping sebuah pohon natal besar dan perapian. Pertanyaan sang Papa membuat Miko mendengkus pelan. "Galau dia Pi, ditinggal Justin." "Ohhh, Justin kan pulang ke London, tidak papa lah... Orang ke rumah keluarganya," jawab Daniel dengan santai. "Loh, dia asli orang Britania ya?" sahut Frisca seraya membantu Miko membungkus banyak hadiah. Daniel mengangguk. "Dari kabar yang aku dengar sih begitu. Tapi dia adalah anak muda yang sangat mandiri, bahkan dia mengembangkan perusahaannya tanpa mengeluh sedikitpun." Mendengar hal itu membuat Miko mengangguk, sejujurnya ia tidak membenci sosok Justin, juga tidak menganggap sebagai saingannya apalagi tidak menyukainya karena mendekati Celia, tapi bagi Miko ia takut kalau Justin yang sudah tahu tentang dunia luar akan menyakiti C

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Aku Yakin Dia Kembali

    Celia duduk diam menunduk kepalanya di bangku panjang di dalam bandara. Gadis cantik itu meletakkan tangannya di dada dan menggenggam kalung yang tadi Justin pakaikan padanya. Ponsel Celia berdering dan ternyata panggilan dari Papanya. Namun Celia enggan menjawab, pasti mereka hanya bertanya dia di mana, setelah itu mereka mengatakan mereka akan pergi dan Celia sendirian lagi. "Mereka pasti cuma mau pamit pergi saja," gumam Celia kembali mendongakkan kepalanya menatap sekitar. Beberapa orang berlalu-lalang di depannya dan tidak seramai tadi.Namun pintu kaca di depan sana tiba-tiba terbuka, nampak Ludwick berlari ke arahnya dan menatap wajah Celia dengan lekat. "Cel, duh... Aku kira pulang sendiri," ujar laki-laki itu seraya merapatkan mantel hangatnya. Kening Celia mengerut dan ia menatapnya lesu. "Justin pergi ke London, mendadak pula," ucap Celia. "Udah, nggak usah dipikirin! Ayo pulang, salju turun tebal di luar Cel, ayo!" Ludwick menarik pelan lengan Celia. Mereka berdua

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. Musim Dingin Tanpamu

    Dia minggu berlalu dengan cepat. Celia menjalani harinya seperti biasa dan gadis itu kini sedikit menjaga jarak dengan sang Kakak, lebih tepatnya saat mereka bertengkar beberapa waktu yang lalu. Hari ini di rumah Celia kedatangan tamu penting, Miko akan bertunangan dalam waktu dekat ini. Kakak laki-laki Celia itu mudah sekali mendapatkan seorang pasangan. Calon istrinya pun sangat cantik, tapi secantik apapun dia Celia yang marah pada Miko, ia ikut malas pula pada Kakak iparnya. "Celia, tidak mau kenalan sama Kak Arzela?" tanya Frisca saat melihat putrinya berjalan menuruni anak tangga. Celia diam, di sana Miko menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan."Tapi Mi, Celi buru-buru dan-""Sapa sebentar, apa susahnya sih, Cel!" Miko menatap sinis pada sang adik. Celia merotasikan kedua matanya, ia langsung mendekati calon Kakak iparnya dan gadis itu langsung mengulurkan tangannya dengan sopan. Arzela pun hanya tersenyum manis. "Celia cantik sekali," ucap Arzela. "Iya Kak, kayak

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. KEMARAHAN MIKO

    Setelah beberapa hari yang lalu Celia bertengkar dengan Kakaknya, Celia menjadi sangat tertutup. Bahkan dia tidak mau bicara dengan Miko sedikitpun. Miko mencemaskan akan diamnya sang adik yang tidak biasa. Dia terus kepikiran tentang Celia setiap kali. "Pagi Mi, Pi," sapa Miko pada Mama dan Papanya saat ia baru saja menuruni anak tangga menuju ruang makan. "Hem, pagi juga Sayang. Adik mana?" tanya Frisca pada si sulung. Miko langsung menoleh ke arah sampingnya di mana meja nampak kosong dan ternyata Celia belum juga ke sana. "Loh, aku pikir Celi sudah duluan," jawab Miko menghela napasnya pelan. "Belum. Sudah beberapa hari ini dia sepertinya tidak mood pada apapun, kenapa ya?" Frisca menatap suami dan anaknya dengan tatapan bingung. "Mungkin ada masalah sendiri, maklum anak gadis," sahut Daniel. "Tapi Sayang, aku merasa tidak biasanya dia seperti ini. Makanya aneh saja kalau Celia tiba-tiba murung." Miko menyadari satu hal yang benar-benar membuat Celia berubah bukan hanya p

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. PERTENGKARAN

    "Thanks udah jagain Celia, sorry juga kalau adikku merepotkanmu," ucap Miko pada Justin. Justin hanya tersenyum kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya saja. "Santai aja, Celia gadis yang patuh denganku," balas Justin. Mendengar kata patuh yang Justin katakan membuat Miko merasa hal aneh dan sedikit khawatir kalau Justin menyukai Celia. Bukannya tidak boleh, tapi Miko sangat takut kalau adiknya akan terjerumus dalam pergaulan laki-laki di depannya ini. "Sudah ayo pulang, Mami dan Papi sudah menunggu kita di rumah," ajak Miko pada Celia. "Tunggu sebentar Kak, aku harus pamit ke Justin dulu," ucap Celia memegangi lengan dengan sang Kakak. Celia menatap Justin dengan tatapan yang sangat hangat sebelum akhirnya gadis itu menunduk dan tersenyum kembali menatapnya. Sedangkan Justin hanya menyunggingkan senyum dan ia cukup paham bagaimana cara seorang Celia menunjukkan sikap polosnya. "Justin, aku pulang dulu ya aku mah terima kasih sudah menjaga aku. Emm... Kalau kau merasa bosan

  • Istri Manja Dosen Posesif   S2. DIAM DAN JATUH HATI

    Jam menunjukkan pukul sebelas malam, Celia masih berada di apartemen milik Justin dan di sana ada Ludwick juga yang terkejut dengan kehadiran gadis yang pernah ia jumpai di club malam beberapa waktu yang lalu. Namun Ludwick tidak mengatakan apapun, dia tetap diam bersama dengan Justin saja. "Heh, Justin... Dia gadis yang waktu itu, kan?!" pekik Ludwick menyenggol lengan Justin. Dan sahabatnya itu menoleh ke arah Celia yang nampak sedih. "Heem, dia putri Pak Daniel. Rekan kerjaku," jawab Justin. Ludwick langsung menelan saliva. "Gila aja, bisa-bisanya langsung dekat," seru laki-laki itu melirik Justin dan mengembuskan napasnya pelan.Justin terkekeh, ia pun berjalan mendekati Celia yang tengah sedih duduk di sofa di depan kamar Justin. Sesekali gadis itu menatap was-was pada Ludwick yang memperhatikannya. Saat Justin mendekat, Celia langsung menarik lengan laki-laki itu dimintanya untuk mendekat. "Justin... Temanmu itu kenspa melihat aku aneh, aku takut," ujar Celia jujur. Just

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status