“Aku sarankan kamu sebaiknya menyetujui permintaanku. Kalau nggak, bukan hanya kamu, anakmu juga nggak akan bisa melihat matahari besok,” kata Blake sambil tersenyum dingin.Siapa pun yang mendengar akan mengetahui bahwa ini adalah ancaman Blake yang terang-terangan dari Blake.Lelaki tua itu kesal mendengarnya. Dia tidak menyangka pria itu ternyata begitu kejam. Dia mengertakkan gigi dan tidak tahu harus berkata apa untuk beberapa saat.Toby mengerutkan kening. Kalau Blake mendapatkan kunci Spectra terlebih dahulu, itu akan menjadi masalah besar. Selain itu, jika lelaki tua itu dibunuh oleh pria itu, dia jadi tidak akan bisa menduplikat kunci Spectra lagi.Blake tertawa merendahkan dan berkata, “Bagaimana? Apa kamu menyetujui permintaanku? Lagi pula, kamu juga nggak punya pilihan lain lagi sekarang. Aku sarankan kamu bersikap tenang.”Lelaki tua itu ragu-ragu sejenak, akhirnya menghela napas dan berkata, “Aku benar-benar nggak punya sketsa kuncinya. Aku nggak bisa membuatnya sekarang.
Mendengar perkataan Toby, Blake tiba-tiba tersentak. Dia tidak pria itu ternyata bisa menebak pikirannya. “Iya.” Blake menelan ludah dan mengangguk dengan terpaksa.Setelah mengatakannya, dia mulai menyesalinya. Dia menggosok dahinya. Mengapa dia malah mengakuinya? Dia sangat menyesal sekarang. Tahu begitu, dia akan berpura-pura seperti tidak tahu apa-apa.Mendengar jawaban Blake yang tidak sengaja mengakui hal tersebut, wajah Toby berubah menjadi dingin.Blake bergidik. Dia tidak bodoh. Dia bisa melihat Toby akan marah. Dia pusing dan tidak tahu harus berbuat apa.Anak-anak buahnya berbisik, “Apa yang harus kita lakukan? Apa kita harus menyerang?”Blake rasanya ingin mengamuk ketika mendengarnya. Dia tahu betapa kuatnya Toby, dan orang-orang ini masih mau menyerang pria itu? Bukankah itu namanya mencari masalah untuk diri sendiri? Mereka mungkin punya nyali untuk melakukannya, tapi dia tidak.Tiba-tiba, sebuah ide muncul di benaknya. Dia bisa membiarkan orang-orang ini mati.“Oke, ka
Lelaki tua itu menghela napas, “Aku saja nggak bisa melakukannya, apalagi orang lain. Kecuali kamu bisa menemukan kunci lain yang cacat, mungkin aku bisa melakukannya.”William langsung kehilangan kesabarannya. Emosinya langsung naik. Dia curiga lelaki itu sedang mempermainkannya. Di saat seperti ini, lelaki tua itu masih bisa bercanda dengannya.“Apa kamu sengaja melakukannya? Aku lihat kamu sepertinya sengaja mau membuang-buang waktu kami,” kata William sambil memelototi lelaki tua itu dengan marah.Lelaki tua itu tidak memandang William. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ekspresinya dingin.Toby mengerutkan kening dan berkata, “William, diam dan jangan mempersulitnya lagi. Lagi pula, kunci ini dibuat bertahun-tahun lalu.”Melihat sikap Toby yang tenang, lelaki tua itu sangat tersentuh. Dia mengangguk dan berkata, “Pak, aku bisa membantumu, tetapi aku nggak terlalu yakin. Dalam hal ini, kamu hanya dapat mengandalkan dirimu sendiri.”Mendengar itu, Toby tidak menyangkalnya. Dia
Blake menepuk dahinya. Dia baru sadar dan segera pergi untuk melakukan apa yang dimaksud Dragon Queen. Yang dia pikirkan hanya satu hal sekarang, yaitu membawa ahli kunci itu ke sini.Dragon Queen sangat cemas. Dia tidak menyangka Toby juga akan mulai mencari kunci Spectra. Kalau begini, itu akan merepotkan. Satu-satunya hal yang dia khawatirkan adalah hal ini.Dia sangat pusing. Jika Toby membuka ruang harta karun Spectra, maka kemungkinan pewaris Spectra adalah pria itu.Bagaimanapun juga, Old King pernh bilang, siapa pun yang membuka ruang harta karun Spectra, dialah pewaris Spectra, baik itu orang luar maupun orang dalam Spectra.Dragon Queen mulai memiliki firasat buruk di hatinya, jadi dia mencoba sebisa mungkin untuk menghalangi Toby. Dia harus menggunakan segala cara, jangan sampai Toby berhasil. Kalau tidak, konsekuensinya akan sangat besar.Ketika Toby hendak masuk ke dalam mobil, dia tiba-tiba terpikir akan sesuatu. Dia berbalik dan berkata kepada William, “Nggak, kita harus
Toby tertawa melihat perilaku Blake. Dia pikir dia bisa menipu siapa? Toby langsung meraih bahu pria itu dan berkata dengan dingin, “Jaga tingkahmu. Jangan kira aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan.”Blake hanya tersenyum, menggosokkan kedua tangannya dan berkata, “Oh, aku nggak menyangka akan bertemu kamu dalam hal ini. Aku benar-benar minta maaf. Ini kesalahanku. Jangan dimasukkan ke dalam hati. Anggap saja aku angina lalu.”“Apakah menurutmu itu mungkin?” Toby bertanya sambil tersenyum.Blake hampir berlutut di depan Toby, memohon belas kasihan, “Pak, aku tahu aku salah. Tolong jangan ikut campur urusanku. Kalau aku nggak melakukan ini, mereka akan membunuhku.”Toby sama sekali tidak kasihan pada pria itu. Baginya, acting pria itu terlalu dibuat-buat. Dia tahu jelas siapa pria itu.“Benarkah?” Toby menyipitkan matanya.Sudut mulut Blake sedikit berkedut. Dia tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Dia menggertakkan giginya, dan tiba-tiba sudah ada sebuah pisau kecil di tangannya. Dia
Lelaki tua itu merasa lebih lega mendengarnya. Setelah Toby mengatakan itu, dia jadi tidak ragu lagi. Jadi, dia pun memberi tahu Toby nama cucunya dan tempat cucunya bekerja.Hanya saja, lelaki tua itu tidak terbiasa menggunakan telepon, jadi dia hanya memberi tahu alamat kantor cucunya itu pada Toby.Toby meminta William untuk membawa lelaki tua itu kembali ke vila, sementara dia pergi ke kantor Wando Tech.Ketika sampai di kantor Wando Tech, Toby dicegat.“Berhenti, siapa kamu? Berani-beraninya kamu datang ke sini. Cepat pergi. Kalau kamu nggak mau mati, cepat angkat kaki dari tempat ini.” Para penjaga keamanan memasang ekspresi dingin ketika melihat Toby.Mereka memandang Toby dengan ekspresi merendahkan, menganggap pria itu tidak pantas berada di sana.Toby tersenyum kecut mendengarnya. Memang benar, di mana-mana orang menilai orang lain dengan asumsi mereka sendiri. Namun, Toby tenang. Hinaan orang-orang itu terhadapnya sama sekali tidak membawa efek baginya.Toby sama sekali tida
Kedua satpam itu langsung mendorong Toby. Namun saat mereka mendorong, Toby tetap berdiri tegak di tempat tanpa tergoyah atau terpengaruh sedikit pun.Kedua satpam itu tercengang dan terpana akan hal ini. Mereka memandangi Toby dengan heran dan merasa aneh. Hal ini di luar bayangan mereka.Mereka jadi kesal, karena bos cantik sedang melihat mereka di sini. Kalau mereka tidak bisa mengusir seorang pria ingusan, bukankah itu artinya mereka akan kehilangan pekerjaan mereka?Mereka mulai menyerang Toby dengan ganas. Toby mencengkeram pergelangan tangan kedua satpam itu.Ketika pergelangan tangan mereka dicengkeram, ekpsresi kedua satpam itu perlahan-lahan berubah menjadi ekspresi kesakitan. Mereka terus berteriak kesakitan.Baru saat itulah Toby melepaskan mereka. Setelah melihat kekuatan Toby, wanita cantik itu langsung menganggapnya sebagai orang jahat.Toby berjalan menghampiri wanita itu. Karena wanita itu tidak setuju pergi dengannya, dia terpaksa membawa wanita itu pergi secara paksa
Wanita cantik itu menatap Toby dengan aneh. Sampai sekarang, dia tidak tahu pria itu datang untuk membantunya atau sengaja bersandiwara untuk menolongnya?Dia tidak bisa menebak isi pikiran Toby sekarang. Namun, dia hanya bisa memikirkan satu kemungkinan dalam benaknya. Toby kemungkinan datang untuk membantunya.Namun, dia juga tidak yakin.Toby juga tahu apa yang dipikirkan wanita itu. Dia langsung tersenyum dan berkata, “Tentu saja aku datang ke sini untuk membantumu.”Mendengar perkataan Toby, wanita itu tanpa sadar melirik Toby dan menyimpulkan bahwa pria itu pasti berbohong.Toby merentangkan tangannya, menunjukkan bahwa dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Bahkan kalaupun wanita ini curiga padanya, dia juga tidak bisa berkata apa-apa. Dia tahu wanita ini pasti tidak percaya padanya.“Terserah kamu mau percaya atau nggak, tapi aku sudah mengatakan yang sebenarnya,” kata Toby datar.Wanita cantik itu masih sedikit ragu ketika melihat senyuman Toby yang sepertinya tidak berniat jaha