Toby hanya bisa pasrah melihat tatapan mata pemuda itu. Dia sendiri menyadari bahwa pemuda itu menganggapnya sebagai musuh, tapi Toby tidak menunjukkan reaksi apa-apa dan hanya membalasnya dengan senyum menyeringai.Pemuda itu kesal ketika ditatap balik oleh Toby. Dia beranggapan bahwa Toby orang yang angkuh karena berani bersikap seperti itu kepadanya.“Hey, nggak usah songong kamu,” ujar pemuda itu.“Aku nggak ada ngomong apa-apa sama kamu. Tahu dari mana aku songong?” balas Toby.Pemuda itu pun mengabaikan Toby dan kembali melirik Yeny. Dengan senyuman menggodanya itu dia pun berkata, “Yen, sudah lama kita nggak ketemu. Kamu jadi makin cantik saja, deh. Nggak heran kamu disebut sebagai cewek paling cantik di Southcity.”Dari cara pemuda itu menatap Yeny sampai meneteskan air liur, Toby sudah menduga kalau dia tergila-gila kepada Yeny. Akan tetapi dengan sikapnya yang seperti itu, bahkan wanita biasa pun tidak akan mau dengannya. Hanya ada dua kemungkinan apabila ada wanita yang mau
Hanya dengan satu tangan sudah cukup bagi Toby untuk mempermainkan pemuda itu. Akhirnya pemuda itu tidak tahan lagi dengan rasa malu yang dia rasakan karena dibodohi-bodohi oleh Toby dan mengeluarkan jurus racunnya. Muncul aura berwarna hitam dari tangannya. Toby tahu kalau itu adalah teknik racun yang dikerahkan oleh lawannya, makanya dia segera menghindar sambil melancarkan satu tendangan ke pemuda itu sampai dia terpental.Tendangan itu membuat sepatu Toby bersentuhan dengan racun tersebut dan rusak hanya dalam hitungan detik. Maka itu dia segera melepas sepatunya, tapi apa yang terjadi berikutnya benar-benar membuat Toby cukup kaget. Sepatunya perlahan-lahan membusuk dan akhirnya musnah bak debu yang tertiup angin.Ternyata … bahaya dari jurus racun ini memang tidak main-main. Di dunia yang begitu luas ini masih banyak hal-hal ajaib di luar sana. Untung saja reaksi Toby cukup cepat, karena kalau tidak, bukan hanya sepatunya yang hilang, tapi juga nyawanya.Pemuda itu terkena tendan
Wajah Toby mulai terlihat serius. Dia yakin obat yang Venom King keluarkan ini pasti adalah senjata rahasianya, dan Toby harus secepat mungkin menghentikannya agar tidak celaka. Sekali lagi Toby melemparkan puntung rokok dan melontarkannya ke tangan Venom King.Raut wajah Venom King langsung berubah drastis ketika botol yang dia pegang terjatuh ke lantai, dan spontan dia segera membawa cucunya pergi dari sana. Dari reaksi mereka berdua, Toby menyadari betapa bahayanya obat itu. Karena jika tidak, untuk apa mereka berdua melarikan diri. Benar saja, beberapa saat kemudian tercium aroma yang sangat menyengat hidung, dan semakin lama aroma tersebut semakin kuat.Toby pun segera menyuruh yang lain untuk keluar. Dia tidak bodoh dan tahu kalau aroma yang memenuhi tempat ini adalah racun mematikan. Toby hanya tidak menyangka Venom King sampai rela berbuat sejauh ini hanya untuk membunuhnya.Venom King dan cucunya panik, bahkan sampai meneteskan keringat dingin ketika mereka merasakan tatapan m
Saat sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, Venom King dihadang oleh sekelompok orang yang dikepalai oleh Blake. Venom King syok ketika bertemu dengannya, dia tidak habis pikir mengapa Blake bisa berada di tempat ini, dan hal ini juga memberikan firasat buruk padanya. Saat ini dia sudah kesakitan setengah mati dan ingin secepat mungkin mendapatkan perawatan, tapi kedatangan Blake di sini jelas bukanlah hal yang baik baginya.“Ngapain kamu di sini?” tanya Venom King.“Tugasmu masih belum selesai, tapi minta bayarannya begitu tinggi. Jangan harap kamu dibayar kalau begini saja belum selesai.”Venom King meminta cucunya untuk menghadapi Blake, tapi Blake juga memerintahkan semua anak buahnya untuk menyiapkan senjata api yang mereka bawa.“Zaman sudah berubah, siapa lagi yang masih pakai senjata kuno begitu,” tutur Blake.Lantas, Blake merampas kembali cek yang dia berikan kepada Venom King dan pergi bersama para anak buahnya. Venom King semula ingin menggunakan uang itu untuk mengobati k
Kepala keluarga Wardhana segera mengumpulkan semua anggota keluarganya untuk membicarakan rencana mereka hari ini. Kondisi keuangan mereka sedang dalam situasi yang agak sulit, dan siapa pun yang bisa melayani tamu penting tersebut dengan baik mungkin akan diperhatikan oleh sang kepala keluarga. Tidak menutup kemungkinan pula jika nantinya mereka yang akan menjadi penerus keluarga. Maka dari itulah mereka semua mulai menyiapkan rencana masing-masing agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik.“Ini jadi langkah pertama untuk kita bisa menjalin hubungan baik sama Pak Matthias. Aku harap kalian semua jangan sampai bikin kekacauan,” kata kepala keluarga Wardhana, Rudy, dengan nada yang sangat serius.Anggota keluarga lainnya jadi tegang ketika Rudy berkata demikian. Namun, apa yang Rudy katakan memang benar. Mereka harus melakukan persiapan yang matang jika tidak ingin melewatkan kesempatan ini.“Oke, itu saja yang mau aku sampaikan. Sisanya bergantung sama keberuntungan kita,” ujar Rudy.
“Masih berani ngelawan? Memangnya Kamu ini siapa? Ini rumahnya keluarga Wardhana, punya hak apa ketemu sama penghuni di sini?”Sebenarnya Toby ingin menyudahi keributan ini dengan damai, tapi ketika mendengar ucapan si satpam tadi, dia pun jadi sedikit kesal dan membalas satpam itu dengan pukulan. Satpam lainnya yang menyaksikan itu ikut tersinggung dan menghampiri Toby. Toby tahu kalau petugas keamanan di sini memang tidak bisa diajak bicara baik-baik, tapi ini sudah kelewatan.Setelah perkelahian singkat terjadi antara mereka, baton-baton yang dibawa oleh para satpam itu berhasil dipatahkan dan mereka pun tersungkur di lantai tak berdaya.“Kalian sendiri yang cari ribut. Semoga kalian semua sadar apa yang kalian perbuat, atau kalian sendiri yang akan menyesal nanti,” kata Toby.Salah satu dari petugas keamanan itu memberi tahu situasi yang mereka alami kepada petugas keamanan lain yang berada di dalam. Seketika itu pula seorang pemuda datang dengan langkahnya yang lebar sambil menyal
Clyde naik pitam melihat Toby malah menantang balik dirinya. Tanpa berlama-lama dia langsung menyerang Toby, dan setiap serangan yang dia lancarkan semakin ganas dibandingkan sebelumnya. Namun memang inilah yang diincar oleh Toby. Dia sengaja memancing emosi lawan agar lawan menyerang, dan dari situ dia berhasil menemukan titik lemahnya.Memang harus diakui bahwa taekwondo itu ilmu bela diri yang luar biasa, tapi aplikasinya dalam pertarungan nyata kurang praktis.Toby membalas semua serangan Clyde hanya dengan satu pukulan yang cukup untuk membuatnya terpukul mundur.“Beraninya kamu mukul aku!” seru Clyde mengamuk. Dia masih tidak bisa percaya serangannya yang begitu gesit dan mengeliar bisa dengan mudahnya dipatahkan oleh Toby.Orang lain yang melihat itu juga sama kagetnya seperti Clyde. Mereka saling menatap satu sama lain seolah tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan. Mereka yang awalnya cukup yakin dengan kemampuan bertarung Clyde kini tidak bisa berkata apa-apa lagi.Clyd
Barney hanya menggulirkan bola matanya ketika mendengar cerita sang adik. Hal ini sudah jelas salah Clyde, dan dia sebagai kakak tidak mendukung kelakuan adiknya itu. Lantas, dia pun menghampiri Toby dan berkata padanya dengan santun, “Tolong maafin adikku ini. Kami sekarang lagi menunggu seorang tamu penting, jadi tolong pulang dulu kalau nggak ada keperluan.”“Aku mau ketemu sama Pak Rudy, ada urusan yang mau aku omongin sama dia,” jawab Toby.Barney menatap Toby kebingungan disertai dengan pertanyaan besar di benaknya. Apakah mungkin orang ini adalah tamu penting yang dimaksud? Akan tetapi Barney segera menepis pikiran itu jauh-jauh. Rudy bilang kalau tamu yang sedang mereka nantikan itu adalah orang besar, jadi sudah pasti dia berpakaian yang sesuai, dan usianya juga pasti sudah cukup tua. Toby masih terlihat cukup muda, dan pakaiannya juga biasa saja. Barney benar-benar tidak menemukan kemungkinan kalau tamu penting yang mereka tunggu itu ada kaitannya dengan Toby.Namun terlepas