“Benar, dasar pengkhianat Spectra! Kamu saja berani membunuh Seventh King Dragon, tentu saja kami akan merasa waspada!” seru yang lainnya menyetujui.Kerutan di kening Toby semakin dalam ketika mendengar ucapan tersebut. Kejadian itu sudah terjadi cukup lama, kenapa mereka tidak mencari tahu terlebih dahulu?“Bukan aku yang membunuh Seventh King Dragon,” ujar Toby.Orang-orang yang mendengar ucapan tersebut tampak kebingungan. Mereka menatap Toby dengan aneh dan tidak tahu apa yang dimaksud oleh lelaki itu.“Dia mati di depan rumahmu, nggak mungkin bukan kamu yang membunuhnya!” ujar Tuan Dragon dengan nada penuh curiga.“Sepertinya kamu juga menganggap aku yang melakukannya. Tapi aku mau tanya dulu, memangnya kalau Seventh King Dragon mati di depan rumahku, maka artinya aku yang membunuh dia? Apakah kalian mempunyai bukti?”Semua orang tercenung mendengar pertanyaan Toby. Mereka juga sebenarnya merasa cukup terkejut. Tidak ada yang berani memercayainya karena tidak pernah mereka pikirk
“Kak, bagaimana selanjutnya?” tanya lelaki itu yang baru menyadari betapa gawatnya masalah yang mereka hadapi. Mereka nyaris mengalahkan seluruh aset yang mereka miliki ditambah dengan harga diri mereka masing-masing.Dewa Tangan Seribu menggigit bibirnya dan memaksakan seulas senyum sambil berkata pada Toby, “Pak, mohon untuk mengalah.”“Untuk apa mengalah?” tanya Toby.“Pak, kemampuan Bapak memang sangat hebat. Akan tetapi, nominalnya terlalu besar dan aku harus membawa Bapak ke gudang brankas untuk mengambil uang,” ujar perempuan itu sambil tersenyum.Semua orang yang mendengar itu tercengang. Sejujurnya mereka cukup iri dengan Toby dan tidak percaya dengan hasil akhir seperti ini.Kalau bukan karena mereka yang menyaksikannya secara langsung, sudah pasti mereka tidak akan memercayainya. William dengan sigap langsung berkata, “Pak, Bapak harus lebih berhati-hati. Aku merasa ada yang tidak beres dari mereka.”“Tenang saja, aku ada caraku sendiri,” ujar Toby sambil tertawa.Mendengar
Mereka semua menelan air liurnya susah payah dan memaksakan diri untuk berlari masuk ke dalam mobil. Toby hanya menatap mereka dengan datar tanpa ada rasa kasihan. Ini semua ulah mereka sendiri, hukuman seperti ini hanya merupakan sebuah awal saja.Saat William melihat kejadian tersebut, dia tidak bisa berhenti berdecak kagum. Lelaki itu merasa tidak nyata dan sulit untuk dipercaya. Dia menarik napas dalam-dalam dan menenangkan dirinya sendiri.William memijat keningnya yang bekerja keras berusaha untuk memahami situasi yang terjadi sekarang. Dia merasa tenang sepenuhnya karena kehebatan Toby yang membuatnya merasa dilindungi. William percaya dengan adanya Toby, maka semuanya akan beres.Ketika Tuan Dragon telah kembali, semua petinggi Spectra tertawa dan menjadikan mereka bahan tertawaan.Dragon Queen terbahak ketika melihat Tuan Dragon yang tampak begitu menyedihkan. “Wah, kalian kenapa? Kenapa bisa begitu menyedihkan?”Ekspresi para King Dragon tampak keruh. Mereka yang awalnya diam
William frustasi dan bingung. Dia tahu kalau Toby tidak membelanya dan kenyataan tersebut membuatnya terkejut. Dia melirik ke arah Toby sekilas sambil berkata, “Sudah, seharusnya kita bersikap tenang.”Tella menggemeretakkan giginya dan berkata, “Semuanya karena kamu! Aku nggak mengusikmu, tetapi kamu malah menangkap aku dan seluruh keluargaku!”Awalnya William masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi keinginan tersebut lenyap ketika mendengarkan ucapan Tella. Dia merasa sangat menyesali perbuatannya dulu. Sampai detik ini, dia baru tahu kenapa perempuan itu bisa begitu membencinya. Dia juga akan melakukan hal yang sama jika menjadi Tella.“Aku benar-benar minta maaf,” ujar William sambil menghela napas berat.Setelah Tella merasa lelah memukul William, dia menatap Toby dan tersenyum sambil berkata, “Kak Toby, kenapa Kakak bawa dia ke sini?”William tersenyum tipis dengan perubahan ekspresi Tella yang begitu cepat. Akan tetapi dia hanya diam saja tanpa berkata apa pun.“Dia ada gunanya b
Toby tercenung saat mendengar kalimat tersebut. Pantas saja sikap mertuanya ini tiba-tiba berubah. Ternyata ada udang di balik batu.“Ma, katakan saja. Aku akan membantu Mama,” sahut Toby sambil tersenyum. Patricia tampak terdiam karena tidak menyangka Toby akan berkata seperti itu.“Benarkah? Menantu baik, Mama tahu kamu nggak akan mengecewakan Mama,” ujar Patricia dengan girang.Pada akhirnya Patricia menyampai keinginan dia. Ternyata keluarga Patricia akan datang dan dia ingin pinjam mobil Toby untuk menyambut keluarganya. Setelah Toby mendengar hal ini dia hanya tertawa dan berkata,“Ma, Tenang saja. Nanti aku dan Helena akan ikut pergi juga.”Patricia bersorak girang dalam hati karena sesuai dengan apa yang dia inginkan. Jauh lebih baik lagi kalau Toby dan Helena juga ikut pergi.“Bagus sekali! Mama tahu kamu nggak akan membuat Mama kecewa,” ujar Patricia dengan bahagia.Toby terlihat biasa saja karena sedari awal dia sudah menebak akan ada kejadian seperti ini. Dia meregangkan tu
Toby tidak berkata apa pun lagi. Yang penting William baik-baik saja. Dia berbalik dan langsung berjalan ke kamarnya tanpa merespons pertanyaan lelaki itu. Mungkin kalau dia memberi tahu William, lelaki itu akan merasa was-was sepanjang malam.Sekarang dia sudah selesai mengurus para orang-orang itu. Harus diakui ternyata para pembunuh itu mengerti aturan dan datang secara berkelompok. Toby harus menghentikan hal ini terjadi.Keesokan paginya, William terbangun dan baru teringat akan masalah kemarin. Dia bertanya pada Toby mengenai kejadian kemarin. Saat Toby melihat ekspresi kebingungan lelaki itu, dia hanya mengembuskan napasnya tanpa tahu harus berkata apa.Hingga pada akhirnya dia menceritakan semua kejadian kemarin malam pada William karena tidak ingin diributkan oleh lelaki itu. Setelah mendengar keseluruhan cerita dari Toby, William terlihat gusar dan tidak bisa bersikap tenang.Dia menarik napas dalam-dalam karena terkejut dengan kejadian yang menimpanya. Lelaki itu terlihat te
Mereka semua tercengang saat melihat mobil milik Toby. Semuanya saling berpandangan dan seperti saling berbicara melalui mata.“Mobil ini lumayan mahal loh!” kata Pendy.“Benar,” jawab Patricia sambil mengangguk.Dia melihat adiknya yang selama ini sombong itu menundukkan kepala dan mendadak rasa bahagia menghampirinya. Pendy baru menyadari sikapnya sedikit aneh sehingga dia berdeham dan berkata, “Mobil ini bukan sewaan, bukan?”Mendengar pertanyaan sang adik membuat Patricia terlihat marah dan tidak terima. Dia mulai memamerkan Helena dan juga Toby dengan berkata, “Ini bukan sewaan, ini hasil keringat putriku dan menantuku. Mobil ini juga nggak ada apa-apanya bagi mereka, asalkan mereka bersedia maka mereka juga sanggup beli ratusan mobil ini.”Pendy dan yang lainnya menahan napas mereka sekali lagi ketika mendengar ucapan Patricia. Mereka melihat Toby dengan sorot curiga dan mempertanyakan.“Kak, Kakak jangan terlalu hiperbola. Kita semua tahu kalau putri Kakak menikah dengan suami y
Pendy dan yang lainnya langsung tercengang ketika mendengar perkataan itu. Mereka bahkan hampir tidak percaya.Setelah Toby melihat Matthias, dia pun teringat kalau Matthias memiliki banyak mobil yang bisa digunakan.“Apa yang kamu lakukan?” tanya pemuda itu. Dia dan yang lainnya terpelongo ketika melihat tingkah aneh Toby. Mereka sama sekali tidak mengerti ada apa dengan Toby.“Aku pergi pinjam mobil dulu,” kata Toby sambil tersenyum.Pendy dan yang lainnya spontan memasang raut wajah menghina ketika mereka mendengar ucapan Toby barusan. Meminjam mobil? Toby hanya seorang menantu keluarga Pitch. Siapa juga yang mau meminjamkan mobil padanya?Kemudian, peristiwa yang lebih mengejutkan mereka pun terjadi. Ternyata Toby berjalan ke arah Matthias. Hal itu membuat semua orang terkejut. Mereka nyaris tak percaya dengan apa yang mereka lihat.Situasi apa ini? Kejadian ini membuat mereka semua diam tercengang. Bahkan ada beberapa orang sibuk menggosok mata, mengira mereka yang salah lihat.Te