Toby tercenung saat mendengar kalimat tersebut. Pantas saja sikap mertuanya ini tiba-tiba berubah. Ternyata ada udang di balik batu.“Ma, katakan saja. Aku akan membantu Mama,” sahut Toby sambil tersenyum. Patricia tampak terdiam karena tidak menyangka Toby akan berkata seperti itu.“Benarkah? Menantu baik, Mama tahu kamu nggak akan mengecewakan Mama,” ujar Patricia dengan girang.Pada akhirnya Patricia menyampai keinginan dia. Ternyata keluarga Patricia akan datang dan dia ingin pinjam mobil Toby untuk menyambut keluarganya. Setelah Toby mendengar hal ini dia hanya tertawa dan berkata,“Ma, Tenang saja. Nanti aku dan Helena akan ikut pergi juga.”Patricia bersorak girang dalam hati karena sesuai dengan apa yang dia inginkan. Jauh lebih baik lagi kalau Toby dan Helena juga ikut pergi.“Bagus sekali! Mama tahu kamu nggak akan membuat Mama kecewa,” ujar Patricia dengan bahagia.Toby terlihat biasa saja karena sedari awal dia sudah menebak akan ada kejadian seperti ini. Dia meregangkan tu
Toby tidak berkata apa pun lagi. Yang penting William baik-baik saja. Dia berbalik dan langsung berjalan ke kamarnya tanpa merespons pertanyaan lelaki itu. Mungkin kalau dia memberi tahu William, lelaki itu akan merasa was-was sepanjang malam.Sekarang dia sudah selesai mengurus para orang-orang itu. Harus diakui ternyata para pembunuh itu mengerti aturan dan datang secara berkelompok. Toby harus menghentikan hal ini terjadi.Keesokan paginya, William terbangun dan baru teringat akan masalah kemarin. Dia bertanya pada Toby mengenai kejadian kemarin. Saat Toby melihat ekspresi kebingungan lelaki itu, dia hanya mengembuskan napasnya tanpa tahu harus berkata apa.Hingga pada akhirnya dia menceritakan semua kejadian kemarin malam pada William karena tidak ingin diributkan oleh lelaki itu. Setelah mendengar keseluruhan cerita dari Toby, William terlihat gusar dan tidak bisa bersikap tenang.Dia menarik napas dalam-dalam karena terkejut dengan kejadian yang menimpanya. Lelaki itu terlihat te
Mereka semua tercengang saat melihat mobil milik Toby. Semuanya saling berpandangan dan seperti saling berbicara melalui mata.“Mobil ini lumayan mahal loh!” kata Pendy.“Benar,” jawab Patricia sambil mengangguk.Dia melihat adiknya yang selama ini sombong itu menundukkan kepala dan mendadak rasa bahagia menghampirinya. Pendy baru menyadari sikapnya sedikit aneh sehingga dia berdeham dan berkata, “Mobil ini bukan sewaan, bukan?”Mendengar pertanyaan sang adik membuat Patricia terlihat marah dan tidak terima. Dia mulai memamerkan Helena dan juga Toby dengan berkata, “Ini bukan sewaan, ini hasil keringat putriku dan menantuku. Mobil ini juga nggak ada apa-apanya bagi mereka, asalkan mereka bersedia maka mereka juga sanggup beli ratusan mobil ini.”Pendy dan yang lainnya menahan napas mereka sekali lagi ketika mendengar ucapan Patricia. Mereka melihat Toby dengan sorot curiga dan mempertanyakan.“Kak, Kakak jangan terlalu hiperbola. Kita semua tahu kalau putri Kakak menikah dengan suami y
Pendy dan yang lainnya langsung tercengang ketika mendengar perkataan itu. Mereka bahkan hampir tidak percaya.Setelah Toby melihat Matthias, dia pun teringat kalau Matthias memiliki banyak mobil yang bisa digunakan.“Apa yang kamu lakukan?” tanya pemuda itu. Dia dan yang lainnya terpelongo ketika melihat tingkah aneh Toby. Mereka sama sekali tidak mengerti ada apa dengan Toby.“Aku pergi pinjam mobil dulu,” kata Toby sambil tersenyum.Pendy dan yang lainnya spontan memasang raut wajah menghina ketika mereka mendengar ucapan Toby barusan. Meminjam mobil? Toby hanya seorang menantu keluarga Pitch. Siapa juga yang mau meminjamkan mobil padanya?Kemudian, peristiwa yang lebih mengejutkan mereka pun terjadi. Ternyata Toby berjalan ke arah Matthias. Hal itu membuat semua orang terkejut. Mereka nyaris tak percaya dengan apa yang mereka lihat.Situasi apa ini? Kejadian ini membuat mereka semua diam tercengang. Bahkan ada beberapa orang sibuk menggosok mata, mengira mereka yang salah lihat.Te
Anak buah itu menutupi wajahnya, dia terlihat sangat kebingungan. Dia bahkan tidak tahu apa salahnya sehingga ditampar seperti ini.“Memangnya Pak Toby orang yang bisa kamu hentikan? Pak Toby adalah tamu bos kita. Kamu sudah kerja bertahun-tahun, sama sekali nggak bisa menilai,” bentak Boldman.“Aku hanya pernah dengar, tapi belum pernah bertemu dengannya,” ujar anak buah itu dengan polos.“Masih berani melawan?!” Boldman hendak mengangkat tangannya lagi.Toby langsung menghentikannya, “Sudah, Boldman. Kalau dia bilang nggak tahu berarti nggak tahu. Untuk apa kamu teriak-teriak begitu. Semua orang jadi tahu identitasku.”Setelah mendengar candaan Toby, Boldman pun terkekeh. Kemudian, dia menatap anak buah itu dengan kesal dan berkata, “Huh, cepat bilang terima kasih sama Pak Toby.”“Terima kasih, Pak Toby. Aku yang salah, nggak tahu siapa Pak Toby. Tolong jangan marah.” Anak buah itu terus membungkuk sambil meminta maaf pada Toby. Dia pun bersikap serendah-rendahnya di depan Toby.Pend
Semua orang terkejut bukan main ketika melihat pemandangan itu. Mereka nyaris tak percaya, Boldman begitu patuh terhadap Toby. Hal itu terlalu mencengangkan bagi mereka. Beberapa dari mereka menggosok dahi mereka, tidak mengerti apa situasi macam apa ini. Akan tetapi, mereka semua tahu kalau Toby pasti sangat dekat dengan Matthias.Setelah melihat hal ini, Patricia langsung memuji Toby, “Menantuku memang luar biasa. Dia bahkan bisa berteman dengan orang besar seperti Matthias.”Setelah Pendy dan yang lainnya mendengar ucapan Patricia, mereka terlihat sangat canggung. Saat ini, mereka bahkan merasa ingin mencari tempat untuk menyembunyikan diri.Sejujurnya, Pendy merasa sangat cemburu. Namun sekarang, dia hanya bisa pura-pura bersikap cuek.“Sini biar aku yang nyetir.” Setelah sampai di samping Lincoln Limousine, si pemuda sudah tidak sabar. Dia menggosok kedua tangannya, lalu berkata kalau dia yang akan menyetir.Pendy langsung berdehem, merasa pemuda itu memalu-malukannya saja. Si pem
“Kalau kalian nggak percaya, aku bisa telepon orang yang jual vila ini dan minta dia jelaskan pada kalian,” kata Toby tiba-tiba.Setelah mendengar ucapan Toby, Pendy dan yang lainnya seakan-akan baru saja mendengar lelucon paling konyol di dunia. Mereka sudah tahu hasilnya akan jadi seperti ini, karena itu mereka tidak terlalu terkejut.“Kamu yang buktikan?” tanya Pendy dengan nada aneh. Dia sangat memandang rendah Toby. Sudah di saat seperti ini, pria itu masih saja berani berbicara dengan lantang. Pendy sungguh tidak tahu dari mana Toby mendapat kepercayaan diri sebesar itu.Tentu saja Toby juga tahu pemikiran mereka ketika dia mendengar Pendy berkata seperti itu. Dia menguap malas, lalu tidak menanggapi mereka dengan serius.“Terserah kalian mau percaya atau nggak. Tapi semua yang aku katakan itu benar.” Usai berkata, Toby langsung menelepon William.Karena vila ini dimiliki oleh perusahaan William. Selain itu, kalau William yang bicara, orang-orang itu pasti tidak bisa berkata apa-
Keahlian mengemudi William telah mengejutkan lalu lintas di sepanjang jalan. Ellen spontan mengerutkan kening ketika melihat pemandangan itu.Perempuan itu mendapatkan sebuah informasi secara tidak sengaja. Dia menyadari kalau keahlian mengemudi orang itu ternyata dipelajari dari Toby. Dia pun merasa kalau William adalah murid Toby. Ellen menggosok pelipisnya, guru dan murid sama saja.Ellen sama sekali tidak memahami hal ini, karena itu dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasa hasil ini pasti berbeda dari apa yang dia bayangkan. Demi Toby, dia pun tidak menanggapi hal ini dengan serius. Dia hanya bisa berusaha untuk tenang dan membiarkannya begitu saja.Setelah melihat Toby menutup telepon, Pendy dan yang lainnya langsung tertawa. Mereka merasa benar-benar ada yang salah dengan otak Toby.“Kamu nggak membodohi kami dengan telepon palsu, kan? Aku akui, kemampuan aktingmu sangat bagus.” Orang-orang itu justru mengejek Toby habis-habisan dan mengungkapkan rasa jijik mereka pada Toby.