Toby sengaja tidak melihat ke arah Weston, dia tidak ingin Weston merasa malu karena dia sendiri yang telah mencari buah simalakama ini. Sebaliknya, Toby melihat ke arah Albern dengan dingin, lalu berkata, “Kamu menyuruhku untuk melepaskanmu? Sepertinya kamu sedang bermimpi di siang bolong! Mana mungkin aku akan melepaskanmu!”Albern mulai merasa cemas, ketika matanya bertemu dengan mata Toby, bulu kuduk di lehernya langsung berdiri semua. “Aku harus bagaimana, agar kamu mau melepaskanku? Kalau kamu melepaskan aku sekarang, aku janji, ke depannya aku nggak akan pernah mencari masalah lagi denganmu,” ucapnya.“Nggak perlu, kalau kamu mau aku melepaskanmu, sebenarnya sangat mudah. Cukup potong kedua tanganmu itu,” ujar Toby dengan dingin.Albern membeku mendengar ucapan Toby ini, sekujur tubuhnya terasa dingin, air mata hampir jatuh mengalir dari kedua ujung matanya. Pria itu menggelengkan kepalanya sekuat tenaga, sambil berkata, “Pak Toby, aku mohon untuk lepaskan aku. Kalau aku kehilan
Albern menyalahkan Handy atas semua hal yang telah terjadi pada dirinya. Kalau bukan karena Handy, dirinya tidak akan mungkin diperlakukan seperti itu oleh Toby.Pria itu melemparkan kepalan tinjunya sambil berkata dengan dingin, “Kamu sengaja mencari masalah denganku, yah? Kalau begitu, rasakan ini!”Handy terkesiap, dirinya tidak menyangka bahwa Albern akan secepat itu untuk mencarinya balas dendam.“Hentikan! Kamu akan menyesal, kalau kamu memukulku!” ujar Handy tepat sebelum tinju Albern yang lemah mengenai wajahnya.Albern langsung memandang Handy dengan dingin, sambil berkata, “Apa maksudmu dengan aku akan menyesal?”“Benar! Asal kamu tahu, aku telah menyimpan beberapa suara untukmu dalam pemilihan itu.” Handy mengira, dengan mengatakan hal ini, amarah Albern akan mereda dan menjadi lebih lunak kepadanya.Albern yang pada awalnya memang sudah marah dengan Handy karena kedua lengannya yang sudah patah, menjadi semakin marah mendengar ucapannya. Seluruh badan Albern bergetar karena
Begitu mendapat kabar bahwa kakak keduanya saat ini sedang berada di dalam bar, Hendy pun langsung menyusul kakak keduanya.Sesampainya di bar, Hendy langsung mendengar lantunan suara piano yang indah.Begitu mendengar lantunan irama piano tersebut, Hendy langsung dapat mengenali bahwa itu adalah suara musik dari piano yang dimainkan oleh kakak keduanya, Darwin.Dirinya sama sekali tidak menyangka, bahwa kakak keduanya akan datang ke tempat seperti ini. Kalau bukan karena Hendy yang langsung melihat dengan mata kepalanya sendiri, dia tidak akan pernah memercayai hal ini.Hendy membeku di tempat, tanpa sadar dirinya melemparkan tatapan tidak percaya kepada kakaknya.Darwin yang sedang memainkan piano, tidak merasa senang sedikit pun melihat kedatangan adik kelimanya ini. Bisa dibilang, hatinya menolak mentah-mentah dengan kedatangan adiknya ke tempat ini.Pasti tidak ada hal yang baik ketika adiknya ini datang.Darwin melemparkan pandangan dingin kepada adik kelimanya, lalu berkata, “Un
Darwin juga merasa bahwa hal ini sedikit aneh. Berdasarkan sifat adik kelimanya ini, seharusnya dia meminta pertolongan kepada kakak ketiga dan juga kakak keempat. Hendy tertawa dengan canggung, “Kak, mereka juga nggak bisa membantuku. Mengenai kekuatan, tetap kemampuan Kakak yang paling hebat dan nggak tertandingi. Asalkan ada Kakak, aku yakin semuanya bukanlah masalah.”Darwin langsung memutar kedua bola matanya begitu mendengar hal ini. Bisa-bisanya dia mengatakan ucapan begitu menjijikkan seperti ini, Darwin pun langsung merasa mual.Walaupun merasa demikian, sedikit banyak Darwin tetap merasa tersanjung mendengar ucapan adiknya ini.Hendy yang melihat sikap kakaknya yang mulai melunak, buru-buru menambahkan bumbunya kembali, “Kak, tolonglah bantu aku. Kalau Kakak bersedia membantuku, maka Kakak akan menjadi kakak yang paling baik di seluruh dunia.”Darwin berpikir dengan seksama selama beberapa saat, lalu berkata, “Aku bisa saja membantumu, tapi apa untungnya untukku?”Hendy lang
Darwin terkejut dengan reaksi adiknya ini, tapi pria itu juga tidak menarik tangannya. Darwin tahu, bahwa adiknya saat ini ingin secepat mungkin bisa membalaskan dendamnya, sehingga Darwin hanya membiarkan Hendy menarik dirinya.Namun tiba-tiba, Hendy menghentikan langkah kakinya. “Kenapa berhenti?” tanya Darwin kebingungan.“Kak, orangnya sudah datang sendiri ke sini.” Hendy berdiri terpaku menatap nanar ke arah Toby dan Weston. Bulu kuduk Hendy langsung berdiri, benaknya masih teringat dengan jelas sosok Toby yang mengerikan.Darwin langsung menoleh ke arah pintu masuk bar. Dia langsung melihat dua pria yang sedang berjalan masuk, mereka berdua pastilah orang yang dimaksud oleh adiknya ini.Tiba-tiba saja, sebuah ide melintas di benak Darwin. “Ini mudah, berhubung dia sudah datang, aku akan memberinya sedikit kejutan. Kamu suruh semua orang keluar dari bar ini sekarang juga, tinggalkan mereka berdua di sini.”Hendy langsung mengikuti arahan dari kakaknya, dan meminta para pegawai bar
Toby meregangkan pinggangnya dengan malas dan mengantar Weston keluar.Baik Hendy maupun Darwin tercengang di tempat. Jika mereka tidak melihatnya dengan mata kepala mereka sendiri, mereka tidak akan mempercayai hal ini. Hal ini benar-benar di luar imajinasi mereka.Mereka saling memandang, merasa semua ini berbeda dari apa yang mereka bayangkan.“Orang ini terlalu kuat,” kata Darwin terkejut.Dia sangat percaya diri dengan serangan soniknya. Tak ada yang bisa bergerak bebas di bawah serangan soniknya. Namun, semua yang terjadi di depan matanya ini memang di luar imajinasinya.Setelah mengantar Weston keluar, Toby kembali. Melihat Toby seperti tidak terpengaruh sama sekali, Darwin mengerutkan keningnya. Raut wajahnya jadi semakin serius.Semakin sulit lawan yang dihadapinya, semakin merupakan hal buruk baginya. Dia tidak berharap Toby bisa bertahan di saat seperti ini.Dia menyimpulkan, tenaga dalam pria itu mungkin sangat kuat. Kalau tidak, pria itu pasti juga tidak akan bisa menahan
Darwin bisa dibilang tidak punya jalan keluar lagi. Semakin situasinya seperti ini, dia harus semakin tenang. Dia mulai menyerang lagi, ingin Toby tahu betapa kuatnya dia.Dia tidak peduli seberapa kuat lawannya, jadi dia masih sangat percaya diri. Dia mulai menyerang dan semakin lama serangan yang dia keluarkan semakin kuat.Toby tersenyum melihat hal ini. Dia menganggap pikiran itu terlalu berpikiran pendek. Dia menganggap pria itu sedang mencari susah sendiri dengan melawannya.Dia langsung mencengkram bahu Darwin. Darwin merasakan sakit di bahunya. Raut wajahnya berubah drastis. Dia melihat Toby seperti sedang melihat monster.Dia tidak menyangka Toby ternyata begitu kuat. Dia marah dan berusaha keras untuk menyerang Toby dengan seluruh kekuatannya.Toby tertawa melihat betapa keras kepalanya pria itu di saat seperti ini. Dia menguatkan cengkramannya. Darwin sebenarnya memiliki tenaga dalam yang cukup kuat.Darwin tertegun setelah merasakan betapa kuatnya Toby. Dia merasa semua ini
Toby tidak menyangkalnya. Dia tahu bahwa Darwin sedang tidak bercanda dengannya. Dia juga melihat bahwa pria itu tidak berniat menyerangnya lagi. Kalau dia mempersulit pria itu terus, tidak akan ada baiknya untuk siapa pun.Dia pun berkata, “Oke, aku bisa melepaskanmu, tapi aku punya satu syarat. Kalau kamu nggak setuju, itu bukan urusanku.”Mendengar hal itu, Darwin tiba-tiba seperti melihat ada harapan. Dia cepat-cepat bertanya, “Pak Toby, ada masalah apa? Sebut saja. Aku akan membantumu menyelesaikannya.”Toby berkata, “Takutnya kamu juga belum bisa membantuku meskipun aku mengatakannya.”Darwin tertegun sejenak, tetapi kemudian menepuk dadanya dan berkata, “Pak Toby, jangan berkata begitu. Bagaimana mungkin aku nggak bisa membantu Bapak? Aku ini bukan orang biasa.”“Oh ya? Di mataku, kamu orang biasa,” ujar Toby dengan nada merendahkan.Darwin langsung menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia tahu Toby bukan sedang menakut-nakutinya. Dia jadi sakit kepala memiki