Weston berkata dengan terkejut, “Pak Toby, apakah Bapak sedang bercanda? Aku justru berharap mereka datang lebih lama lagi.”Toby tidak ada niat untuk berbasa-basi dengan lelaki itu, dengan cepat dia berkata, “Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Tetapi untuk saat ini, lebih baik kamu jangan mencoba membohongiku, nggak akan mempan.”Weston mendadak terdiam dan tidak tahu harus berkata apa.“Kak Albern, orang itu lumayan hebat. Bahkan elang milik Kak Adam saja kalah,” ujar Hendy lagi.“Cih! Kamu lagi membandingkan aku dengan orang itu?!” tanya Albern dengan wajah menggelap. Sikap Hendy bukannya sedang memperingatinya, melainkan sedang memancing emosinya.Albern paling tidak suka dengan Adam dan juga Hendy, terutama elang milik Adam. Dia nyaris tidak pernah menganggap peliharaan lelaki itu, Sedangkan sekarang Hendy justru sedang membandingkan dirinya dengan elang itu. Bukankah adiknya ini sedang sengaja melakukannya?!Mendadak Hendy menyadari dirinya baru saja salah berbicara. Dengan cepat d
Kalau terjadi pada orang lain, kemungkinan mereka sudah kabur karena ketakutan. Hendy mengepalkan tangannya dan mengeluarkan suara-suara nyaring. Dia tahu jika tidak memberikan Toby pelajaran, kemungkinan lelaki itu tidak akan tahu diri.Bagi Toby, pukulan Albern yang tidak bisa dihindari oleh semua orang itu justru terlihat sangat lambat di matanya. Saat Albern sadar pukulannya tidak terkena sasaran, ekspresinya terlihat penuh emosi.Dia melayangkan pukulan lagi ke arah Toby karena ingin mendapatkan kembali harga dirinya. Akan tetapi Toby hanya tertawa tanpa berbicara apa pun. Dia hanya menatap Albern seperti orang bodoh yang terlihat konyol.Pukulan-pukulan Albern tidak ada yang tepat dan membuat raut wajah lelaki itu semakin keruh. Dia malu hingga rasanya ingin menyembunyikan diri di dalam perut bumi. Hendy yang melihat kejadian tersebut mendadak diserang perasaan tidak enak. Sepertinya kakaknya ini juga bukan lawan setimpal untuk Toby.Pemikiran yang baru beberapa detik melintas d
Di waktu yang sama, Albern yang telah kalah telak tidak merasa dirinya sakit. Yang dia rasakan saat ini hanya rasa benci pada Toby. Dia ingin sekali melayangkan pukulan ke wajah lelaki itu hingga membuatnya jatuh tersungkur.Akan tetapi dia tidak berani menyerang Toby dan hanya menatap lelaki itu dengan kening berlipat. Melihat sikap Albern membuat dia tahu bahwa lelaki itu sedang takut.Albern berusaha memusatkan konsentrasinya dengan Hendy yang berseru memberikan semangat di sisi yang lain. “Semangat Kak Albern! Aku percaya Kakak pasti bisa mengalahkan dia!”Toby sengaja menunjukkan kelemahan di depan Albern yang mengira kesempatannya sudah datang. Lelaki itu langsung menyerang dan ternyata ketika dia sedang menyerang, Toby secara mendadak melayangkan satu tendangan di tubuh lelaki itu.Jurus tersebut berhasil membuat tubuh Albern terlempar melayang jauh. Lelaki itu terlihat marah besar karena dipermainkan oleh Toby. Dia kehilangan logikanya dan langsung melayangkan serangan secara b
Toby sengaja tidak melihat ke arah Weston, dia tidak ingin Weston merasa malu karena dia sendiri yang telah mencari buah simalakama ini. Sebaliknya, Toby melihat ke arah Albern dengan dingin, lalu berkata, “Kamu menyuruhku untuk melepaskanmu? Sepertinya kamu sedang bermimpi di siang bolong! Mana mungkin aku akan melepaskanmu!”Albern mulai merasa cemas, ketika matanya bertemu dengan mata Toby, bulu kuduk di lehernya langsung berdiri semua. “Aku harus bagaimana, agar kamu mau melepaskanku? Kalau kamu melepaskan aku sekarang, aku janji, ke depannya aku nggak akan pernah mencari masalah lagi denganmu,” ucapnya.“Nggak perlu, kalau kamu mau aku melepaskanmu, sebenarnya sangat mudah. Cukup potong kedua tanganmu itu,” ujar Toby dengan dingin.Albern membeku mendengar ucapan Toby ini, sekujur tubuhnya terasa dingin, air mata hampir jatuh mengalir dari kedua ujung matanya. Pria itu menggelengkan kepalanya sekuat tenaga, sambil berkata, “Pak Toby, aku mohon untuk lepaskan aku. Kalau aku kehilan
Albern menyalahkan Handy atas semua hal yang telah terjadi pada dirinya. Kalau bukan karena Handy, dirinya tidak akan mungkin diperlakukan seperti itu oleh Toby.Pria itu melemparkan kepalan tinjunya sambil berkata dengan dingin, “Kamu sengaja mencari masalah denganku, yah? Kalau begitu, rasakan ini!”Handy terkesiap, dirinya tidak menyangka bahwa Albern akan secepat itu untuk mencarinya balas dendam.“Hentikan! Kamu akan menyesal, kalau kamu memukulku!” ujar Handy tepat sebelum tinju Albern yang lemah mengenai wajahnya.Albern langsung memandang Handy dengan dingin, sambil berkata, “Apa maksudmu dengan aku akan menyesal?”“Benar! Asal kamu tahu, aku telah menyimpan beberapa suara untukmu dalam pemilihan itu.” Handy mengira, dengan mengatakan hal ini, amarah Albern akan mereda dan menjadi lebih lunak kepadanya.Albern yang pada awalnya memang sudah marah dengan Handy karena kedua lengannya yang sudah patah, menjadi semakin marah mendengar ucapannya. Seluruh badan Albern bergetar karena
Begitu mendapat kabar bahwa kakak keduanya saat ini sedang berada di dalam bar, Hendy pun langsung menyusul kakak keduanya.Sesampainya di bar, Hendy langsung mendengar lantunan suara piano yang indah.Begitu mendengar lantunan irama piano tersebut, Hendy langsung dapat mengenali bahwa itu adalah suara musik dari piano yang dimainkan oleh kakak keduanya, Darwin.Dirinya sama sekali tidak menyangka, bahwa kakak keduanya akan datang ke tempat seperti ini. Kalau bukan karena Hendy yang langsung melihat dengan mata kepalanya sendiri, dia tidak akan pernah memercayai hal ini.Hendy membeku di tempat, tanpa sadar dirinya melemparkan tatapan tidak percaya kepada kakaknya.Darwin yang sedang memainkan piano, tidak merasa senang sedikit pun melihat kedatangan adik kelimanya ini. Bisa dibilang, hatinya menolak mentah-mentah dengan kedatangan adiknya ke tempat ini.Pasti tidak ada hal yang baik ketika adiknya ini datang.Darwin melemparkan pandangan dingin kepada adik kelimanya, lalu berkata, “Un
Darwin juga merasa bahwa hal ini sedikit aneh. Berdasarkan sifat adik kelimanya ini, seharusnya dia meminta pertolongan kepada kakak ketiga dan juga kakak keempat. Hendy tertawa dengan canggung, “Kak, mereka juga nggak bisa membantuku. Mengenai kekuatan, tetap kemampuan Kakak yang paling hebat dan nggak tertandingi. Asalkan ada Kakak, aku yakin semuanya bukanlah masalah.”Darwin langsung memutar kedua bola matanya begitu mendengar hal ini. Bisa-bisanya dia mengatakan ucapan begitu menjijikkan seperti ini, Darwin pun langsung merasa mual.Walaupun merasa demikian, sedikit banyak Darwin tetap merasa tersanjung mendengar ucapan adiknya ini.Hendy yang melihat sikap kakaknya yang mulai melunak, buru-buru menambahkan bumbunya kembali, “Kak, tolonglah bantu aku. Kalau Kakak bersedia membantuku, maka Kakak akan menjadi kakak yang paling baik di seluruh dunia.”Darwin berpikir dengan seksama selama beberapa saat, lalu berkata, “Aku bisa saja membantumu, tapi apa untungnya untukku?”Hendy lang
Darwin terkejut dengan reaksi adiknya ini, tapi pria itu juga tidak menarik tangannya. Darwin tahu, bahwa adiknya saat ini ingin secepat mungkin bisa membalaskan dendamnya, sehingga Darwin hanya membiarkan Hendy menarik dirinya.Namun tiba-tiba, Hendy menghentikan langkah kakinya. “Kenapa berhenti?” tanya Darwin kebingungan.“Kak, orangnya sudah datang sendiri ke sini.” Hendy berdiri terpaku menatap nanar ke arah Toby dan Weston. Bulu kuduk Hendy langsung berdiri, benaknya masih teringat dengan jelas sosok Toby yang mengerikan.Darwin langsung menoleh ke arah pintu masuk bar. Dia langsung melihat dua pria yang sedang berjalan masuk, mereka berdua pastilah orang yang dimaksud oleh adiknya ini.Tiba-tiba saja, sebuah ide melintas di benak Darwin. “Ini mudah, berhubung dia sudah datang, aku akan memberinya sedikit kejutan. Kamu suruh semua orang keluar dari bar ini sekarang juga, tinggalkan mereka berdua di sini.”Hendy langsung mengikuti arahan dari kakaknya, dan meminta para pegawai bar
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro