Koki itu rasanya ingin meledak karena marah. Dia cepat-cepat berteriak, “Cepat panggilkan ambulans untukku.”Asisten koki itu buru-buru memanggil ambulans.Koki itu memandang Toby dan Quella dengan dingin dan berkata, “Kalau aku mati, kalian jangan harap bisa hidup tenang. Cepat, bunuh mereka.”Pada saat ini, seorang pria berbadan tinggi menjulang keluar. Dia bertanggung jawab atas pekerjaan dapur di sana, juga seorang pegulat sumo.Koki itu menunjuk Toby dan berkata, “Cepat, bunuh dia, nggak peduli cara apa pun yang kamu gunakan.”Mendengar itu, pandangan si pegulat sumo itu langsung tertuju pada Toby, seolah-olah dia akan memakan Toby.Toby tidak takut sama sekali, malahan bersikap seolah-olah dia tidak melihat apa-apa. Dia dengan tegas menggerakkan jarinya pada pegulat sumo itu dan berkata, “Kalau kamu hebat, coba saja keluarkan semua kekuatanmu itu.”Pegulat sumo itu seketika langsung terdiam. Dia sangat terkejut mendengar perkataan itu dan langsung hendak menyerang Toby.Toby mera
Pegulat sumo itu merasa seperti sedang melihat seorang idiot. Bahunya penuh lemak. Kalau Toby bisa mencengkeram, itu akan menjadi hal yang aneh.Namun, apa yang terjadi berikutnya benar-benar membuatnya tercengang.Toby berhasil mencengkeram bahunya. Tidak peduli seberapa keras dia berusaha, dia tidak bisa melepaskan diri dari tangan Toby.Dia memandang Toby seperti dengan marah dan menarik napas dalam-dalam.Toby berkata dengan datar, “Kamu kira aku nggak bisa mencengkerammu?”Pegulat sumo itu menarik napas dalam-dalam. Dia memiliki firasat buruk. Sorot mata Toby membuatnya merasa takut.Setelah meraih baju si pegulat sumo itu, Toby langsung menghempaskan pria itu.Pegulat sumo itu sama sekali tidak sempat bereaksi. Dia tidak menyangka Toby punya kekuatan yang begitu besar. Kekuatan Toby benar-benar membuatnya kaget.Toby berkata dengan nada meremehkan, “Kupikir kamu kuat sekali, ternyata hanya seperti ini.”Pegulat sumo itu terhempas mundur dan mendarat dengan keras di lantai. Lantai
"Halo, Matthias. Aku pemilik Resto Sedap. Bagaimana rasa makanan di restoranku kemarin? Apa kamu punya waktu untuk datang ke sini hari ini? Aku bisa membuatkan satu porsi secara gratis untukmu.”“Oh, aku bisa mendapatkan keuntungan seperti itu? Apa ada hal yang akan merepotkanku?” Matthias tidak langsung menyetujuinya, malah balik bertanya.Dia juga punya banyak pengalaman, pernah melihat banyak hal di dunia ini. Koki ini tiba-tiba bilang ada makanan enak yang bisa dia cicipi sekarang. Dia merasa hal ini tidak sesederhana itu.Matthias berkata dengan nada datar, “Tunggu aku. Aku akan segera ke sana.”“Oke, Mathias. Aku akan menunggumu datang,” ujar koki itu, langsung bersemangat.Dia mencibir pada Toby dan berkata, “Kamu akan habis kali ini. Matthias akan segera datang.”Toby kira ada apa, ternyata cuma itu.Ketika semua orang memandang Toby, sorot mata mereka semua dipenuhi dengan rasa kasihan dan simpati. Mereka mengira Toby pasti akan mati. Pria itu bahkan masih tidak melarikan diri
Toby tersenyum pada Matthias, “Ternyata kamu.”Tepat ketika koki itu membayangkan Matthias akan mulai menyerang Toby, kata-kata Toby membuatnya tertegun. Dia langsung mencibir, “Hei, kamu pikir kamu siapa? Memangnya orang seperti kamu bisa mengenal Pak Matthias? Kamu berani menyapanya dengan cara seperti itu?”Toby melihat si koki seperti sedang melihat seorang idiot. Dia tersenyum dan berkata, “Apa hubungannya ini denganmu?”Kali ini, koki itu langsung kehilangan kata-katanya. Dia kemudian berkata dengan nada menghina, “Hehe, yang jelas Pak Matthias nggak mengenal orang sepertimu.”Matthias melirik koki itu dengan dingin dan berkata, “Apa maksudmu dengan perkataanmu itu? Apa menurutmu aku nggak pantas mengenal Pak Toby?”Koki itu langsung tercengang mendengarnya. Dia memandang Matthias dengan aneh, mengira dia salah dengar dan bertanya lagi, “Pak Matthias, apa kamu nggak salah ngomong? Kamu memanggilnya Pak Toby?”“Omong kosong. Apa aku perlu mengulangi kata-kataku?” tegur Matthias de
Toby barusan sempat bertanya-tanya mengapa ekspresi Matthias bisa berubah begitu drastis. Ketika mendengar perkataan pria itu, dia seketika jadi tidak tahu harus tertawa atau menangis. Ternyata Matthias mengatakan itu untuk kebaikannya.Toby melambaikan tangannya dan berkata, “Tentu saja aku tahu itu. Jangan khawatir, dia nggak akan menyerangku."Matthias tersenyum tak berdaya. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia pikir, Toby terlalu polos. Dia tahu betapa hebatnya pemimpin Four Apocalypse itu.Terutama trik-trik licik Quella. Dia juga pernah mendengarnya.Mendengar Matthias membicarakan keburukannya, Quella langsung berkata, “Halo, aku temannya Toby. Senang berkenalan denganmu.”Matthias tercengang. Jika dia tidak mendengarnya dengan telinganya sendiri, dia tidak akan percaya. Situasi macam apa ini? Situasi ini agak berbeda dari yang dia bayangkan.Dia memandang Quella dengan aneh, tetapi tidak bisa berkata apa-apa.“Halo, halo, aku Matthias.” Matthias menjabat tangan wanita itu
Matthias tidak luluh melihat koki itu memohon belas kasihan dengan begitu tulus. Dia tahu koki itu orang seperti apa. Kalau dia melepaskan koki itu sekarang, koki itu akan terlalu diuntungkan.Matthias berkata dengan marah, “Jangan main-main denganku di sini. Kamu harus minta maaf dengan siapa? Apa kamu nggak tahu?”Koki itu tidak mengerti maksud perkataan Matthias. Kemudian, dia baru menyadari kalau dia menggunakan cara yang salah. Jadi, dia pun bergegas pergi ke hadapan Toby.Dia tidak arogan seperti sebelumnya lagi saat ini. Dia memandang Toby dengan berkecil hati. Dia hanya berharap Toby bisa melepaskannya.Toby benar-benar kehabisan kata-kata melihatnya. Dia juga tidak tahu bagaimana harus menghadapi koki itu. Tapi sejujurnya, koki ini memang mencari gara-gara sendiri.Kalau koki ini tidak mencari gara-gara dengannya, dia juga tidak akan perhitungan. Namun, siapa yang benar dan siapa yang salah sudah tidak penting lagi sekarang. Semua ini sudah berlalu.“Hmph, kamu masih tahu untu
Toby masuk ke dapur lagi. Pemilik restoran itu tidak menghentikan Toby, malah membiarkan Toby menggunakan bahan-bahan makanan yang ada tanpa harus membayar sepeser pun.Ketika Matthias dan yang lainnya memakan masakan Toby, mereka semua tercengang. Mereka tidak menyangka masakan Toby akan begitu lezat.Bill tidak dapat menahan diri dan berseru kagum, “Pak Toby, aku nggak menyangka kamu juga hebat dalam memasak makanan Jepang. Hebat sekali. Kalau aku perempuan, aku pasti akan menyukaimu.”Setelah mengatakan itu, Bill langsung merasakan tatapan dingin Quella. Seluruh tubuhnya berkeringat dingin. Dia tidak bodoh. Dia bisa melihat bahwa Quella sedang marah.Bill buru-buru mengubah perkataannya, “Itu, tapi tentu saja, aku ini laki-laki, bukan perempuan.”Baru setelah itulah Quella mengalihkan pandangannya. Toby menyalakan sebatang rokok dan berkata dengan datar, “Bagaimana kabarmu? Apakah uangnya sudah kembali?”Matthias tanpa sadar langsung mengacungkan jempolnya pada Toby, menghela napas
Sudut bibir Toby sedikit bergerak ke atas dan diam-diam tertawa. “Aku nggak ada uang untuk membelikan kamu tiket bioskop,” ujarnya.Dirinya takut Helena akan marah melihat hal ini, sehingga yang dipikirkan oleh Toby saat ini adalah, bagaimana caranya untuk menyingkirkan perempuan ini secepat mungkin.Siapa sangka, Quella bukannya menyerah malah tertawa genit dan berkata, “Kamu nggak perlu khawatir soal ini, aku bahkan sudah membeli tiketnya.”Toby langsung terpaku melihat dua lembar tiket yang ada di tangan perempuan itu. Bagaimana ini, bahkan tiket bioskop pun sudah dibeli olehnya.Quella kembali cekikan melihat wajah Toby yang termenung seperti itu. “Sudahlah, apa lagi yang kamu pikirkan. Ayo, cepat masuk! Kalau nggak, nanti filmnya keburu habis!”Kali ini, Toby benar-benar kehabisan kata-kata. Dirinya sama sekali tidak menyangka, bahwa perempuan itu bisa begitu terpikat padanya. Hal ini membuat Toby merasa tertekan, sebenarnya kapan Toby menggoda perempuan ini?Kalau saja pria lain