Kebetulan di saat itu juga Bella terbangun. Dia tidak tahu apa pun yang terjadi semalam, tapi ketika melihat selimutnya bertumpukan dengan selimut Toby, Bella jadi curiga.Di saat yang sama, dia menyadari Toby sedang menatap dirinya. Bella baru menyadari apa yang sedang diperhatikan oleh Toby ketika dia menundukkan kepalanya. Bella pun berkata dengan wajah merona, “Dasar genit, lihat apa kamu.”“Aku nggak lihat apa-apa,” jawab Toby seraya memutar matanya.“Apaan, kamu masih lihatin aku terus,” ujar Bella sembari menutupi tubuhnya dengan selimut.Namun, Toby tidak merasa rugi karena toh dia sudah melihatnya sampai puas.“Eh, aku pergi dulu, ya,” kata Toby.Bella pun hanya mengangguk, tanpa ada sedikit pun kemauan untuk menahannya di sini.Kebetulan kedua orang tua Bella sedang membuat sarapan saat Toby keluar dari kamar.“Kok buru-buru amat sudah mau pulang? Makan dulu saja,” kata ibunya Bella.“Nggak usah, Tante,” balas Toby sambil melambaikan tangannya.Ibunya Bella juga tidak enak ha
Namun, tentu saja itu hanyalah angan-angan. Kalau sampai skenario itu sungguh terjadi, Helena pasti sudah menentangnya. Toby tidak ingin membuat Helena sakit hati, yang dia inginkan adalah melindunginya seumur hidup. Dia pun ikut duduk di sofa bersama mereka bertiga.Sementara itu … sejak William gagal melaksanakan tugasnya, dia pergi mencari Dragon Queen.Dragon Queen sungguh kecewa ketika melihat William, dan William juga hanya bisa menundukkan kepalanya.“Tugas kamu kali ini lagi-lagi gagal, dasar sampah nggak berguna,” dengus Dragon Queen yang mulai kehabisan kesabaran terhadap William.William sudah berkali-kali mengalami kegagalan dan membuat Dragon Queen membencinya. Awalnya William sempat berpikir untuk menjadi agen ganda. Dia menjadi sekutu Toby, tapi di saat yang sama juga menjadi sekutu Dragon Queen. Akan tetapi, penghinaan Dragon Queen terhadapnya ini benar-benar membuat William enggan melayaninya.“Dragon Queen, ini murni kecelakaan. Aku nggak sengaja ketemu sama Toby,” ba
Untuk saat ini, William masih tidak bisa memikirkan cara apa untuk menghadapi Toby, ditambah lagi Toby juga bukan orang sembarangan.Dragon Queen sungguh tidak suka dengan sikap William yang hanya diam saja ketika ditanya. William pun bisa merasakan amarah Dragon Queen kepadanya, tapi saat ini dia benar-benar tidak punya taktik lain untuk menghadapi Toby.“Sudahlah, kamu turun sana,” kata Dragon Queen, yang secara mengejutkan sama sekali tidak memarahi William.William benar-benar kaget dengan perlakuan Dragon Queen. Kalau dulu, Dragon Queen pasti sudah menghukumnya, tapi kenapa sifatnya tiba-tiba berubah …? Akan tetapi, William juga tidak langsung pergi begitu saja. Dia masih punya waktu satu minggu, dan dia pun berkata, “Terima kasih untuk kebaikan Dragon Queen. Aku pasti bakal cari cara untuk menghadapi si Toby itu.”Namun, Dragon Queen tidak berkata apa-apa dan hanya sibuk mengecat kuku jarinya yang merah menyala di bawah pancaran sinar matahari.William sempat ragu sesaat, tapi di
William pun tidak menduga akan jadi begini. Jika dia tidak melihatnya langsung dengan mata kepala sendiri, dia pun tidak akan percaya bahwa apa yang ada di hadapan mereka adalah kenyataan.Tidak ada satu orang pun di sana, dan tiba-tiba William curiga apakah Dragon Queen sengaja menjebaknya.Mungkin saja William salah masuk ruangan, jadi dia meminta Toby untuk menunggu sebentar sementara dia mencari ke kamar yang lain.Toby sendiri juga tidak paham apa yang sedang dilakukan oleh William. Namun, Toby tidak merasa khawatir setelah melihat William yang tampaknya memang tidak berniat jahat.“Aneh banget, kok bisa begini? Kenapa bisa nggak ada orang ….” keluh William.“Sebenarnya kamu mau ngapain, sih?” tanya Toby yang juga mulai tipis kesabarannya.“Aku yakin banget dengar Dragon Queen bilang tempat ini. Apa jangan-jangan terjadi sesuatu?”“Kayaknya kamu dibohongin sama dia,” kata Toby, yang mulai curiga jangan-jangan ada sesuatu antara William dan Dragon Queen.Tentu saja Toby harus meny
William perlahan memejamkan kedua matanya. Dia sungguh tidak menyangka ternyata selama ini dirinya telah dipantau oleh Dragon Queen. Kini dia mengerti kenapa Dragon Queen tidak marah tadi.Saat William menghadap Dragon Queen kembali, dia melihat di belakang Dragon Queen ada seorang pria yang tidak dia kenal. William merasa tidak terima saat melihat pria itu karena selama ini, hanya dialah yang boleh masuk ke dalam kamarnya Dragon Queen.Dragon Queen menyalakan sebatang rokok dan menatap William dengan sikap yang sangat angkuh. William yang merasakan tatapan sinis Dragon Queen pun segera berlutut di depannya, “Dragon Queen, tolong dengar penjelasanku dulu. Ini juga bagian dari rencanaku?”“Bagian dari rencanamu?” tutur Dragon Queen tertawa.Sudah seperti ini saja William masih bisa bersandiwara. Apa dia benar-benar mengira Dragon Queen tidak tahu apa-apa? Walau begitu, Dragon Queen ingin melihat sejauh mana rencana William berjalan, jadi dia pun bertanya dengan senyuman tipis di wajahny
William tidak terima dirinya digantikan oleh seorang pria lemah.Pria itu juga tentu menyadari kemarahan William, maka itu dia berkata, “Kak William kenapa malah marah? Apa karena kamu lemah, makanya kamu jadi emosi?”William tahu kedoknya telah terbongkar, makanya dia pun segera meminta pengampunan, “Dragon Queen, aku kan sudah setia begitu lama, tolonglah ampuni aku.”Dragon Queen yang mendengar itu pun menatap sinis William dan berkata, “Oke, karena kamu sudah melayani aku bertahun-tahun, kamu aku maafin.”William langsung merasa lega mendengar hal itu. Untung saja Dragon Queen mau mengampuninya. Meski sekarang William tidak punya pekerjaan, setidaknya dia masih hidup.“Dragon Queen, aku saranin lebih baik kita bunuh dia, biar nanti dia nggak ngebocorin informasi penting tentang kita,” kata White Fox.“Dia sudah nggak ada gunanya lagi, ngga ada bedanya sama sampah,” cibir Dragon Queen.William marah sekaligus sedih mendengar ucapan tersebut. Dia tidak menyangka Dragon Queen akan ber
“Ternyata dari dulu Dragon Queen sudah tahu aku berkhianat, makanya dia siapin perangkap biar aku ketahuan. Aku hampir saja mati di sana,” keluh William.Toby tidak merasa bersimpati terhadap William, tapi dia tetap saja menghela napasnya. Lantas jika seperti ini, apakah petunjuk tentang kedua orang tuanya terputus begitu saja? Semua kerja keras Toby hingga dia bisa sampai di sini seketika sia-sia, dan William juga sudah tidak berguna sedikit pun.William pun buru-buru menunjukkan kemampuan menjilatnya dan memeluk kaki Toby sambil berkata, “Pak Toby, eh, Den Toby, tolonglah aku. Tadi aku sudah bikin si White Fox itu marah. Dia pasti bakal cari aku.”“Maaf, aku nggak mau nolong kamu, tapi aku punya obat penawarnya. Kamu bertahan hidup saja sendiri,” kata Toby sembari menyerahkan obat penawarnya untuk William. Hanya inilah sedikit kebaikan yang bisa diberikan oleh Toby.William telah melakukan banyak hal yang buruk, dan Toby mengingat semuanya. Karena itulah, dia tidak mau semudah itu me
Orang itu bersembunyi di tempat yang tidak bisa ditemukan oleh orang biasa. Meski persembunyiannya bagus, dia tetap tidak lolos dari mata Toby yang jitu.“Kalian keluar saja dulu, jangan sampai misah dan jangan keluar dari gedung ini. Aku ada urusan sebentar,” kata Toby.“Hati-hati, ya,” pesan Helena.Toby pun melayangkan sebuah senyuman untuk Helena dan segera berangkat.“Cih, cuma segini doang? Kirain jago.”Pembunuh yang sedang bersembunyi itu mengira Toby adalah seorang ahli, tapi ternyata hanya segitu saja kemampuannya.Kalau saja Toby bisa membaca isi pikiran si pembunuh itu, dia pasti sudah tertawa terbahak-bahak.“Kayaknya sudah cukup, waktunya beraksi,” kata si pembunuh.Awalnya dia hanya ingin bermain-main, tapi mengingat perintah dari atasannya, dia pun tidak membuang-buang waktu lebih lama lagi. Akan tetapi, ketika dia kembali membidik, ruang kantor Helena sudah kosong melompong.Pembunuh itu sudah menduga akan seperti ini, dan dia pun mencari tempat lain untuk membidik. Di