Orang itu bersembunyi di tempat yang tidak bisa ditemukan oleh orang biasa. Meski persembunyiannya bagus, dia tetap tidak lolos dari mata Toby yang jitu.“Kalian keluar saja dulu, jangan sampai misah dan jangan keluar dari gedung ini. Aku ada urusan sebentar,” kata Toby.“Hati-hati, ya,” pesan Helena.Toby pun melayangkan sebuah senyuman untuk Helena dan segera berangkat.“Cih, cuma segini doang? Kirain jago.”Pembunuh yang sedang bersembunyi itu mengira Toby adalah seorang ahli, tapi ternyata hanya segitu saja kemampuannya.Kalau saja Toby bisa membaca isi pikiran si pembunuh itu, dia pasti sudah tertawa terbahak-bahak.“Kayaknya sudah cukup, waktunya beraksi,” kata si pembunuh.Awalnya dia hanya ingin bermain-main, tapi mengingat perintah dari atasannya, dia pun tidak membuang-buang waktu lebih lama lagi. Akan tetapi, ketika dia kembali membidik, ruang kantor Helena sudah kosong melompong.Pembunuh itu sudah menduga akan seperti ini, dan dia pun mencari tempat lain untuk membidik. Di
“Boleh juga keberanian kamu ini,” puji Toby.Namun tiba-tiba, Toby menendang pergelangan kakinya sampai terdengar suara patah tulang yang nyaring. Akhirnya, pembunuh itu tidak tahan lagi dan menjerit kencang.“Kalau nggak mau ngomong juga nggak apa-apa. Aku punya cara untuk bikin kamu buka mulut.”Raut wajah pembunuh itu langsung berubah dan keringat dingin pun membasahi wajahnya. Cara dia menatap Toby pun bagaikan sedang menatap seorang iblis.Dari luar Toby memang terlihat jinak, tapi tidak ada yang tahu seberapa kejam dia sebenarnya.“Aku nggak mau kasih kamu terlalu banyak kesempatan, jadi aku harap kamu cepat kasih tahu. Kalau nggak, aku patahin kaki satunya lagi sampai kamu cuma bisa hidup di atas kursi roda.”Dia dijanjikan uang sebesar sepuluh miliar untuk menjalankan tugasnya. Namun … dia telah gagal, dan uang itu pun melayang. Berhubung sudah seperti ini, lebih baik dia menyelamatkan diri sendiri saja.Ketika Toby hendak menendangnya lagi, pembunuh itu akhirnya menyerah dan b
Ketika Toby turun dari gunung, mendadak dia melihat seorang lelaki yang menutupi wajahnya dengan topeng mulai melangkah menuju Group Center Cloud. Tentu saja lelaki bertopeng itu ditahan oleh sekuriti gedung.Toby bisa melihat dengan jelas kalau lelaki itu tiba-tiba mengangkat pistol semprotan di tangannya dan menyemprotkannya ke dua orang sekuriti yang ada di depan pintu masuk.Kedua sekuriti tersebut tampak sempoyongan sesaat dan nyaris tidak bisa berdiri tegak. Kesadaran mereka kelihatan mulai menipis. Lelaki bertopeng itu berkata sambil tertawa, “Aku masuk untuk mengurus kerjaan, kalian jangan menghambatku!”Kedua tersebut terlihat membiarkan lelaki bertopeng itu masuk ke dalam. Kening Toby berkerut seketika, seharusnya Group Center Cloud memeriksa identitas diri dulu. Sedangkan Toby tahu pasti kalau lelaki bertopeng itu tidak mengeluarkan identitas apa pun.Dia yakin pasti ada yang tidak beres dengan lelaki bertopeng itu. Diam-diam Toby mengikutinya masuk ke gedung.“Berhenti, kam
Toby masuk ke dalam toilet dan membuka bilik pintunya satu persatu. Dia tiba di bilik toilet terakhir bertepatan dengan lelaki bertopeng itu yang berjalan keluar.Hanya dalam satu tatapan saja, kedua orang itu dapat merasakan sorot akan pembunuhan di kedua mata mereka masing-masing. Udara di sekitar mereka mendadak sunyi senyap.Lelaki bertopeng itu menyadari tatapan Toby yang melirik ke arah dalam bilik toilet dan menutupnya dengan tubuhnya sendiri seakan tidak ingin dilihat oleh Toby.Toby hanya tersenyum sambil berkata, “Kamu nggak perlu menyembunyikannya lagi. Aku sudah tahu semua rencanamu!”“Aku nggak ngerti dengan maksudmu,” sahut lelaki bertopeng itu yang terlihat terkejut, tetapi dia berusaha untuk tetap terlihat tenang.Sebenarnya dia tahu identitas Toby yang sebenarnya, tetapi dia tidak berani mengatakannya dan hanya berharap Toby tidak tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Toby langsung mendorong lelaki itu ke samping dan terdiam kaget ketika melihat apa yang ada di dalam mas
Toby tersenyum lagi dan berkata pada lelaki itu, “Kamu sudah boleh kembali sekarang.”Lelaki bertopeng itu hanya mengangguk patuh dan berbalik keluar. Dia berjalan keluar dan bertemu dengan rekannya. Menyadari wajah linglung dari lelaki bertopeng tadi membuat rekannya berkata dengan nada bercanda,“Sudah, sudah, kerjamu bagus sekali.”Dia langsung menekan tombol di tangannya. Wajahnya berubah 180 derajat ketika mendengar suara mesin. Dengan cepat dia membuka baju rekannya dan dengan cepat mengatur kekuatan ledakan menjadi yang paling kecil.Namun yang tidak dia ketahui adalah, ledakan paling rendah dari bom itu tetap akan membuat mereka terlempar jauh. Karena panik membuat dia lupa kalau yang harus dilakukan pertama kali adalah kabur.Suara bunyi ledakan terdengar menggema. Meski suaranya tidak besar tetapi juga mampu membuat seluruh Larnwick gempar.Di dalam kamar Dragon Queen.Blake terbahak ketika menerima telepon dari anak buahnya. “Hahaha! Sudah masuk berita. Sepertinya sudah berh
Dragon Queen berkata pada Blake dengan nada penuh kekecewaan, “Kamu benar-benar membuatku kecewa. Sekarang kamu keluar dari sini secepatnya! Aku nggak mau melihatmu lagi.”Blake hanya berinteraksi beberapa kali saja dengan Dragon Queen sehingga dia tersentak ketika melihat perubahan emosi perempuan itu yang tidak biasa. Dengan cepat Blake langsung keluar dari tempat itu.Dia berbaring di sofa dengan perasaan bingung dan gusar sambil menghisap rokok. Blake tidak tahu kenapa rencana bagusnya itu bisa gagal. Memikirkan kenyataan itu membuatnya semakin merasa tidak senang dan tidak terima.Sedangkan anak buahnya yang ada di belakang sofa tampak diam-diam menertawakannya. Tanpa sadar bayangan akan sosok William kembali menghampiri mereka ketika melihat keadaan Blake saat ini. Dulu William juga sama seperti ini saat pertama kalinya.Para anak buah itu sudah tidak begitu suka dengan Blake sedari awal bertemu. Mereka pikir Blake akan jauh lebih baik dibandingkan William ketika lelaki itu naik
Saat tiba di ruang gawat darurat, Ferdy mulai menunjukkan aksi sandiwaranya di depan semua orang. Lelaki itu memeluk kaki dokter yang mengenakan jas putih sambil berkata,“Aku mohon kamu harus untuk menolong papaku. Aku bersedia membayar sebanyak apa pun asal papaku bisa diselamatkan.”Namun di dalam hati terdalam Ferdy, dia sangat berharap Athur bisa mengembuskan napas terakhir secepatnya. Dengan begitu maka seluruh kekuasaan dari keluarga Pitch akan jatuh ke tangannya.Adrian juga ikut melancarkan aksinya dan melakukan hal yang sama. Seluruh koridor rumah sakit dipenuhi oleh suara tangisan histeris mereka berdua. Anehnya, tidak ada air mata yang terlihat di wajah kedua lelaki itu.Dengan nada sedikit kesal dokter itu berkata, “Aku mau masuk ke dalam untuk menolong pasien, sekarang kamu malah menghambatku.”Wajah Ferdy terlihat salah tingkah dan dengan cepat dia melepaskan kaki dokter tersebut sambil berkata dengan tawa terpaksa, “Maaf, dokter cepat masuk ke dalam.”Ketika Toby dan He
Diam-diam Ferdy menghela napas lega, dia tidak menyangka kalau Selena ternyata memilih berkhianat. Sedangkan Selena sendiri tampak tidak peduli karena dia sudah berpikir matang-matang kalau dirinya akan berdiri di pihak Helena.“Kakek kamu sakit juga karena kamu dan Toby! Karena akumulasi dari kemarahan dia pada kalian dari waktu ke waktu yang membuat dia menjadi seperti ini sekarang!” lanjut Ferdy dengan sinis.Mendengar ucapan pamannya itu membuat wajah Helena menjadi semakin menggelap. Dia tidak menyangka paman pertamanya itu masih mencoba memengaruhi semua orang di saat seperti ini.Toby melontarkan pertanyaan yang ditujukan pada semua orang yang ada di sana, “Memangnya kalian tidak pernah membuat kakek marah? Lagian, amarah Kakek pada kami berdua tidak sebanyak kalian.”Semuanya terdiam ketika mendengar ucapan itu. Mereka saling berpandangan karena tidak tahu harus bersikap seperti apa karena apa yang dikatakan oleh Toby memang masuk akal. Di waktu yang sama, dokter yang tadi berj
Toby sudah punya nomornya Old King, dan dia tinggal menghubunginya saja langsung. Old King sangat terkejut ketika dia mendapat telepon dari Toby, dan dia langsung mengangkatnya.Di saat itu, sudah ada banyak mobil mewah yang berhenti di depan vilanya Toby. Seorang pria yang usianya sudah cukup tua terlihat turun dari sebuah mobil limousine.“Maaf sudah merepotkan.”“Apa sampai detik ini kamu masih nggak mau manggil aku Kakek?” tanya Old King.“Maaf, kamu nggak bantu aku di saat aku susah. Kamu pasti datang cuma demi kunci Spectra.”“Sudah begitu lama waktu berlalu, tapi kamu masih benci aku. Begini saja, kasih kuncinya, dan aku kasih segala kuasa atas Spectra buat kamu,” kata Old King.Toby menyerahkan kunci itu kepada Old King dan mengikutinya pergi ke sebuah ruang bawah tanah yang misterius. Di bawah ruang bawah tanah itu terdapat sebuah pintu besi raksasa yang kelihatannya sangat kokoh.“Gudang harta karun Spectra harus dibuka pakai kunci Spectra. Di dalam gudang ini terdapat banyak
Harus diakui kemampuan bertarung lawan memang patut disegani, dan untuk sesaat Toby tidak bisa menghadapinya.“Hahah, ternyata kamu cuma segitu doang. Hari ini biar aku kasih lihat seberapa hebatnya aku,” kata si biksu.Toby tidak terlalu terpengaruh dengan ucapan itu dan tetap menyerang dengan penuh keyakinan diri. Si biksu tidak mengira kalau Toby ternyata beradu dengannya secara seimbang. Dia pun membangkitkan niat membunuhnya dan bertekad untuk mengeluarkan jurus andalannya.“Cukup.”Tiba-tiba seorang biksu berpakaian jubah putih datang menghentikan si biksu berbaju biru itu, dan raut wajah si biksu itu langsung berubah drastis.“Guru!”Tampaknya para biksu itu kenal dengan biksu tua berjubah putih. Tiba-tiba saja biksu berbaju biru langsung menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Dia tidak menyangka gurunya akan muncul di saat seperti ini.Toby sedikit mengerutkan keningnya ketika melihat kemunculan biksu berjubah putih itu. Dia adalah guru dari pa
Di saat yang sama ada beberapa pria mengenakan pakaian biksu mengepung Toby dan Sheehan.“Kalian dari Spectra?” tanya Toby.“Bukan, kami dari Kuil Qiankun,” jawab salah satu dari biksu itu.“Terus apa tujuan kalian halangin jalanku?”“Karena kami mau nyabut nyawamu.”Sekilas tampang mereka terlihat seperti orang baik-baik, tapi siapa yang menyangka kata-kata yang terucap dari mulut mereka jauh berbeda dengan penampilan. Biksu paling senior dari Kuil Qiankun menyuruh bawahannya menyerang Toby untuk mengukur sejauh mana kemampuan bertarung yang Toby miliki. Raut wajah Toby terlihat cukup serius ketika sedang beradu dengan salah satu dari biksu itu. Ucapan mereka bukan hanya bualan belaka, mereka memang memiliki kemampuan yang memang bisa membuktikan perkataan mereka. Toby merasa kekuatannya hanya seperti seekor capung yang bertengger di pohon, sedangkan kekuatan mereka jauh lebih besar, baik dari segi internal ataupun eksternal. Sepertinya tidak akan semudah itu jika Toby ingin mengalahk
Boldman tentu dapat merasakan tatapan mata Jason, dan hal itu membuatnya terkejut. Dia pun menghindar dari Jason agar tidak diminta tolong olehnya. Akan tetapi, Jason malah dengan sok jagonya menghampiri Boldman dan berkata, “Kak Boldman, ini aku, Jason.”Dalam hati Boldman benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata dengan tingkah Jason. Susah berusaha untuk tidak terlihat, tapi malah Jason sendiri yang menghampirinya. Kalau bukan sengaja bikin masalah untuk Boldman, apa lagi?”“Nggak kenal,” kata Boldman.“Kak Boldman, bantu aku, dong. Aku kasih dua miliar, deh.”Semua orang langsung menarik napas panjang seketika mendengar tawaran Jason. Satu kali tampil sudah mendapatkan dua miliar itu untung sekali. Mereka pun berpikir, orang yang Jason bayar ini adalah Boldman, tangan kanannya Matthias. Jangankan dua miliar, sepuluh miliar pun masih layak untuk mereka keluarkan.Tiba-tiba Boldman beranjak dari kursinya. Di situ Jason sudah kegirangan mengira kalau Boldman akan membantunya, tapi tak
Jason langsung mendatangi Toby dan berkata, “Bilang saja, aku harus ngapain biar kamu mau pergi dari Sheehan.”“Harusnya kamu nanya Sheehan, bukan aku. Kalau dia nggak mau, aku juga nggak bisa apa-apa,” jawab Toby.“Nggak usah aneh-aneh. Aku bisa kasih kamu berapa pun yang kamu mau asal kamu jauh-jauh dari dia.”Jason percaya yang namanya manusia pasti cinta dengan uang, termasuk Toby. Sheehan benar-benar tidak suka dengan gaya Jason yang sok jagoan. Meski hubungan dia dengan Toby masih belum sampai sejauh itu, dia berharap tidak ada orang lain yang ikut campur dalam urusan percintaannya. Ditambah lagi, kata-kata kasar yang dilontarkan oleh Jason membuat Sheehan semakin tidak menyukainya.“Kurang lebih dua triliun, deh,” tutur Toby.“Apa maksud kamu?”Jelas-jelas Toby tidak ada niat untuk bernegosiasi baik-baik dengan Jason, dan hal itu membuat Jason jadi marah dan spontan mencengkeram kerah bajunya, “Orang yang berani ngelawan aku nggak bakal berakhir selamat. Aku saranin lebih baik k
Dia hanya termangu menatap Toby dengan ekspresi heran, sambil mengira apa mungkin anak ini sudah gila. Total tagihannya 220 juta … dia tidak percaya Toby punya uang sebanyak itu. Dia pun berasumsi kalau Toby hanya membual.“Kamu punya uang sebanyak itu?” tanya si pelayan.Namun di situ Toby hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan si pelayan, dan tiba-tiba Jason menyela, “Nggak usah banyak bacot sama anak itu. Kita lihat saja kartunya bisa dipakai atau nggak. Toby, kalau kamu sembah sujud di depanku sebanyak tiga kali, aku kasih uangnya sekarang juga.”Semua orang sontak tertawa mendengar itu dan ikut menimpali, “Begitu apa nggak rugi?”“Nggak, lah. Kasih 220 juta biar orang sembah sujud masih wajar. Lagian cuma segitu doang nggak seberapa,” balas Jason. Dia memang sengaja ingin membuat Toby mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sheehan.Kalau sampai Toby tidak punya uang dan benar-benar sembah sujud, Jason yakin wanita mana pun tidak akan ada yang mau dengannya, dengan begitu siap
Semua orang cukup setuju dengan apa yang Jason katakan. Pakaian yang Toby kenakan memang mencerminkan kalau dia hanyalah orang biasa. Mereka jadi semakin benci dengan Toby karena berani-beraninya dia meminta seorang wanita mentraktirnya makan. Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan pria yang tidak punya malu.Namun, bicara soal Toby … kalau dilihat-lihat lagi, tampang Toby memang ganteng. Setidaknya Toby punya wajah yang masih sedap dipandang, meski bukan yang ganteng luar biasa. Mereka masih heran mengapa Sheehan masih saja membela Toby sampai detik ini.Awalnya Sheehan ingin mentraktir Toby makan sebagai balas budi karena Toby sudah membantunya, tapi gara-gara Jason, semuanya jadi berantakan. Kejadian ini justru membuat Sheehan jadi merasa bersalah pada Toby. Acara makan-makan yang seharusnya berjalan dengan riang gembira malah jadi kacau balau dan Toby ikut terseret hanya karena masalah pribadi Sheehan.Sheehan merasa tidak enak hati karena ini, dan Toby pun tahu Sheehan ingin
Jason hanya bisa pasrah sambil menanggung malu setelah ditolak oleh Sheehan. Tanpa disadari dia menoleh ke arah Toby dan melampiaskan semua amarahnya pada Toby, dan dia menarik kesimpulan bahwa Sheehan menyukai Toby.Hanya saja, Jason masih tidak mengerti apa keunggulan yang Jason miliki sampai membuat Sheehan begitu menyukainya. Kenyataan yang pahit ini terus membuat Jason garuk kepala. Dia menganggap dirinya sendiri jauh lebih baik daripada Toby di segala aspek. Dia masih tak habis pikir apa yang membuat Sheehan begitu tertarik padanya. Oleh karena itu dia bersumpah akan membuktikan kalau dia lebih hebat dari Toby.Kurang lebih Toby juga menyadari kebencian Jason terhadap dirinya. Dia pun jadi bingung apa yang sudah dia lakukan sampai membuat Jason tidak suka padanya.“Sheehan, jangan kasih tahu aku kalau kamu sebenarnya suka sama dia?” kata Jason sembari menunjuk ke arah Toby berada.Sheehan memang sangat menyukai Toby, tapi dari dulu dia tidak pernah mengungkapkannya. Dengan Jason
Saat itu kebetulan Boldman juga sedang makan di restoran yang sama dan mendengar apa yang Jason katakan.Jason memiliki rencana yang cukup sederhana, yaitu membuat Toby jadi bahan tertawaan. Toby sudah menebak apa yang ada di pikirannya Jason. Dia sudah sering bertemu dengan orang-orang polos yang memiliki pemikiran seperti itu, tapi dia sedikit pun tidak peduli. Wajahnya terlihat datar tanpa menunjukkan emosi apa pun, berbeda jauh dengan Jason yang semakin terlihat tertekan bahkan sampai napasnya terengah-engah, meski dari tadi dia yang terus meremas tangan Toby sekuat tenaga. Bisa dibilang Jason adalah orang yang tak terkalahkan. Tidak ada yang pernah menang melawannya ketika berjabat tangan. Hal ini lantas membuat Jason berpikir apakah Toby hanya sedang berlagak?Toby tersenyum tipis, dan senyumannya itu membuat Jason merasa seperti ada firasat buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba Toby meremas tangan Jason lebih kuat lagi dan membuatnya menjerit kesakitan.“Lepasin!” kata Jason.Ro