“Boleh juga keberanian kamu ini,” puji Toby.Namun tiba-tiba, Toby menendang pergelangan kakinya sampai terdengar suara patah tulang yang nyaring. Akhirnya, pembunuh itu tidak tahan lagi dan menjerit kencang.“Kalau nggak mau ngomong juga nggak apa-apa. Aku punya cara untuk bikin kamu buka mulut.”Raut wajah pembunuh itu langsung berubah dan keringat dingin pun membasahi wajahnya. Cara dia menatap Toby pun bagaikan sedang menatap seorang iblis.Dari luar Toby memang terlihat jinak, tapi tidak ada yang tahu seberapa kejam dia sebenarnya.“Aku nggak mau kasih kamu terlalu banyak kesempatan, jadi aku harap kamu cepat kasih tahu. Kalau nggak, aku patahin kaki satunya lagi sampai kamu cuma bisa hidup di atas kursi roda.”Dia dijanjikan uang sebesar sepuluh miliar untuk menjalankan tugasnya. Namun … dia telah gagal, dan uang itu pun melayang. Berhubung sudah seperti ini, lebih baik dia menyelamatkan diri sendiri saja.Ketika Toby hendak menendangnya lagi, pembunuh itu akhirnya menyerah dan b
Ketika Toby turun dari gunung, mendadak dia melihat seorang lelaki yang menutupi wajahnya dengan topeng mulai melangkah menuju Group Center Cloud. Tentu saja lelaki bertopeng itu ditahan oleh sekuriti gedung.Toby bisa melihat dengan jelas kalau lelaki itu tiba-tiba mengangkat pistol semprotan di tangannya dan menyemprotkannya ke dua orang sekuriti yang ada di depan pintu masuk.Kedua sekuriti tersebut tampak sempoyongan sesaat dan nyaris tidak bisa berdiri tegak. Kesadaran mereka kelihatan mulai menipis. Lelaki bertopeng itu berkata sambil tertawa, “Aku masuk untuk mengurus kerjaan, kalian jangan menghambatku!”Kedua tersebut terlihat membiarkan lelaki bertopeng itu masuk ke dalam. Kening Toby berkerut seketika, seharusnya Group Center Cloud memeriksa identitas diri dulu. Sedangkan Toby tahu pasti kalau lelaki bertopeng itu tidak mengeluarkan identitas apa pun.Dia yakin pasti ada yang tidak beres dengan lelaki bertopeng itu. Diam-diam Toby mengikutinya masuk ke gedung.“Berhenti, kam
Toby masuk ke dalam toilet dan membuka bilik pintunya satu persatu. Dia tiba di bilik toilet terakhir bertepatan dengan lelaki bertopeng itu yang berjalan keluar.Hanya dalam satu tatapan saja, kedua orang itu dapat merasakan sorot akan pembunuhan di kedua mata mereka masing-masing. Udara di sekitar mereka mendadak sunyi senyap.Lelaki bertopeng itu menyadari tatapan Toby yang melirik ke arah dalam bilik toilet dan menutupnya dengan tubuhnya sendiri seakan tidak ingin dilihat oleh Toby.Toby hanya tersenyum sambil berkata, “Kamu nggak perlu menyembunyikannya lagi. Aku sudah tahu semua rencanamu!”“Aku nggak ngerti dengan maksudmu,” sahut lelaki bertopeng itu yang terlihat terkejut, tetapi dia berusaha untuk tetap terlihat tenang.Sebenarnya dia tahu identitas Toby yang sebenarnya, tetapi dia tidak berani mengatakannya dan hanya berharap Toby tidak tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Toby langsung mendorong lelaki itu ke samping dan terdiam kaget ketika melihat apa yang ada di dalam mas
Toby tersenyum lagi dan berkata pada lelaki itu, “Kamu sudah boleh kembali sekarang.”Lelaki bertopeng itu hanya mengangguk patuh dan berbalik keluar. Dia berjalan keluar dan bertemu dengan rekannya. Menyadari wajah linglung dari lelaki bertopeng tadi membuat rekannya berkata dengan nada bercanda,“Sudah, sudah, kerjamu bagus sekali.”Dia langsung menekan tombol di tangannya. Wajahnya berubah 180 derajat ketika mendengar suara mesin. Dengan cepat dia membuka baju rekannya dan dengan cepat mengatur kekuatan ledakan menjadi yang paling kecil.Namun yang tidak dia ketahui adalah, ledakan paling rendah dari bom itu tetap akan membuat mereka terlempar jauh. Karena panik membuat dia lupa kalau yang harus dilakukan pertama kali adalah kabur.Suara bunyi ledakan terdengar menggema. Meski suaranya tidak besar tetapi juga mampu membuat seluruh Larnwick gempar.Di dalam kamar Dragon Queen.Blake terbahak ketika menerima telepon dari anak buahnya. “Hahaha! Sudah masuk berita. Sepertinya sudah berh
Dragon Queen berkata pada Blake dengan nada penuh kekecewaan, “Kamu benar-benar membuatku kecewa. Sekarang kamu keluar dari sini secepatnya! Aku nggak mau melihatmu lagi.”Blake hanya berinteraksi beberapa kali saja dengan Dragon Queen sehingga dia tersentak ketika melihat perubahan emosi perempuan itu yang tidak biasa. Dengan cepat Blake langsung keluar dari tempat itu.Dia berbaring di sofa dengan perasaan bingung dan gusar sambil menghisap rokok. Blake tidak tahu kenapa rencana bagusnya itu bisa gagal. Memikirkan kenyataan itu membuatnya semakin merasa tidak senang dan tidak terima.Sedangkan anak buahnya yang ada di belakang sofa tampak diam-diam menertawakannya. Tanpa sadar bayangan akan sosok William kembali menghampiri mereka ketika melihat keadaan Blake saat ini. Dulu William juga sama seperti ini saat pertama kalinya.Para anak buah itu sudah tidak begitu suka dengan Blake sedari awal bertemu. Mereka pikir Blake akan jauh lebih baik dibandingkan William ketika lelaki itu naik
Saat tiba di ruang gawat darurat, Ferdy mulai menunjukkan aksi sandiwaranya di depan semua orang. Lelaki itu memeluk kaki dokter yang mengenakan jas putih sambil berkata,“Aku mohon kamu harus untuk menolong papaku. Aku bersedia membayar sebanyak apa pun asal papaku bisa diselamatkan.”Namun di dalam hati terdalam Ferdy, dia sangat berharap Athur bisa mengembuskan napas terakhir secepatnya. Dengan begitu maka seluruh kekuasaan dari keluarga Pitch akan jatuh ke tangannya.Adrian juga ikut melancarkan aksinya dan melakukan hal yang sama. Seluruh koridor rumah sakit dipenuhi oleh suara tangisan histeris mereka berdua. Anehnya, tidak ada air mata yang terlihat di wajah kedua lelaki itu.Dengan nada sedikit kesal dokter itu berkata, “Aku mau masuk ke dalam untuk menolong pasien, sekarang kamu malah menghambatku.”Wajah Ferdy terlihat salah tingkah dan dengan cepat dia melepaskan kaki dokter tersebut sambil berkata dengan tawa terpaksa, “Maaf, dokter cepat masuk ke dalam.”Ketika Toby dan He
Diam-diam Ferdy menghela napas lega, dia tidak menyangka kalau Selena ternyata memilih berkhianat. Sedangkan Selena sendiri tampak tidak peduli karena dia sudah berpikir matang-matang kalau dirinya akan berdiri di pihak Helena.“Kakek kamu sakit juga karena kamu dan Toby! Karena akumulasi dari kemarahan dia pada kalian dari waktu ke waktu yang membuat dia menjadi seperti ini sekarang!” lanjut Ferdy dengan sinis.Mendengar ucapan pamannya itu membuat wajah Helena menjadi semakin menggelap. Dia tidak menyangka paman pertamanya itu masih mencoba memengaruhi semua orang di saat seperti ini.Toby melontarkan pertanyaan yang ditujukan pada semua orang yang ada di sana, “Memangnya kalian tidak pernah membuat kakek marah? Lagian, amarah Kakek pada kami berdua tidak sebanyak kalian.”Semuanya terdiam ketika mendengar ucapan itu. Mereka saling berpandangan karena tidak tahu harus bersikap seperti apa karena apa yang dikatakan oleh Toby memang masuk akal. Di waktu yang sama, dokter yang tadi berj
Detik selanjutnya, wajah Ferdy dan Adrian tertekuk karena mereka tidak menyangka ternyata sosok Helena begitu penting bagi Athur. Kalau bukan karena menyaksikannya secara langsung, mereka berdua tidak akan memercayai apa yang terjadi di depan mereka.Keduanya terlihat sangat terkejut dan bingung. Tidak ada yang mengerti dengan akhir yang seperti ini. Dari apa yang terjadi sekarang dan ucapan Athur tadi menunjukkan lelaki tua itu sangat peduli pada Helena.Perasaan Ferdy dan Adrian mendadak jadi tidak enak. Kalau begitu sepertinya Helena kemungkinan besar jadi pengganti dari Athur bukan?Menyadari kekuasaan keluarga Pitch yang hampir saja mereka terima akan sirna membuat wajah Ferdy dan Adrian menggelap. Tanpa sadar mereka hendak membuka suara, tetapi tertahan di kerongkongan ketika mendapat tatapan mengancam Athur yang meminta mereka untuk menutup mulutnya.“Kakek, Kakek pasti baik-baik saja. Toby sudah meminta dokter Yordan datang,” kata Helena.Ferdy merasa dirinya baru saja mendenga