Ami dan Setiawan mendatangi kediaman Bu Laksmi. Ibu dan Bapak mertua dari Mega itu ingin bertemu dengan sang putra yang sudah beberapa hari ini dihujat oleh seluruh negeri. Ami pun masuk ke dalam rumah Bu Laksmi dengan pongah. Ia mengipas-ngipas wajahnya dan duduk dengan angkuh di sofa yang ada di ruang tamu. "Monggo, Bu! Silahkan di minum tehnya!" Bu Laksmi membawa teh manis hangat dan beberapa cemilan ke hadapan besannya itu. Ibu empat orang anak itu menyimpan cemilan yang ia bawa dengan penuh santun. Raut wajahnya begitu ceria seolah tidak ada masalah di dalam keluarganya. "Teh aja, Bu? Aku pengen Vanila latte!" Ucap Ami dengan dagunya yang selalu ia angkat ke atas. "Saya juga maunya kopi Arabian saja!" Tambah Pak Setiawan dengan wajah yang tak ada ramah-ramahnya. "Baik, saya buatkan," Bu Laksmi yang sedikit dongkol pun kembali ke dapur. Untung saja semua tersedia di dapurnya karena minuman-minuman yang besannya sebutkan memang selalu tersedia di dapurnya. Stok belanjaan ya
Mega sendiri sudah dibuat dongkol setengah mati oleh kedua mertuanya. Ditambah Daffa yang hanya diam saja tanpa membela dirinya semakin membuat Mega murka. Mega sendiri tidak mengerti mengapa mertuanya itu sekarang tidak senang mendengar dirinya hamil. Bukankah waktu itu Ami menginginkan Mega agar segera hamil? "Mi, aku sendiri tidak ingin suamiku selingkuh, apalagi itu dengan istri kakakku sendiri. Lagi pula mengapa kalian jadi tidak senang aku hamil? Bukankah dulu kalian ingin aku segera hamil?" Mega menatap nanar kedua mertuanya. Tak menyangka jika keduanya membuat mental Mega breakdown. "Iya itukan dulu, Ga. Punya banyak cucu tuh pusing. Kalau salah satu engga diperhatiin nanti baper kedua orang tuanya. Buat saat ini cucu dari Resya aja cukup," jawab Ami dengan entengnya. Lagi-lagi Mega sakit hati saat Resya disebut. Resya adalah menantu dari Ami. Ia istri dari Rafa, kakaknya Daffa. Sepertinya Resya memang menantu kesayangan Ami. Entah menantu seperti apa Resya itu, Mega han
Hari ini Sofia mengajak Reynard berkunjung ke rumahnya. Ia sudah memberitahukan bahwa hari ini Sofia ingin berziarah ke makam anaknya yang di makamkan di pemakaman keluarga milik Bu Laksmi. Reynard sangat paham. Beberapa minggu lagi adalah pesta pernikahan mereka. Sofia pasti ingin bercerita dan memberitahukan pada buah hatinya yang telah berada di alam lain. Sofia tak hanya mengajak Reynard saja. Ada Rahman, Sri, dan Hartanto yang turut menemani Sofia. Mereka tak mau Sofia berlarut lagi dalam kesedihan ketika mengingat anaknya. Hartanto pun takut jika keluarga Bu Laksmi mengganggu atau menghalangi niat Sofia yang akan berziarah. Dengan mobil mewahnya, Reynard membukakan pintu untuk Sofia. Di belakang ada Sri, Hartanto, dan Rahman mengekori mobil dokter tampan itu dengan supir yang sudah Hartanto pekerjakan puluhan tahun. Satu mobil lagi berada di belakang mobil Rahman, mobil itu berisi ajudan yang siap untuk melindungi mereka. Hartanto memang terbiasa bepergian dengan pengawalan. H
Bu Laksmi berusaha berontak ketika para ajudan Hartanto memegangi tangannya. Di belakang Bu Laksmi pun ada Mega yang akan menarik ibunya untuk pergi dari area pemakaman. Namun Bu Laksmi tak bergerak dari tempat itu, tenaganya masih kuat walau ia tak lagi muda. "Lepasin saya, saya cuma mau ketemu Sofia!" Seru Bu Laksmi dengan tak tahu malu. Para ajudan saling melirik. Pak Ismail selaku ketua ajudan Hartanto bersiap akan menyeret Bu Laksmi. Mereka terpaksa melakukan itu, karena takut wanita paruh baya itu akan melakukan sesuatu yang membahayakan keluarga Hartanto. "Biarkan saja, Pak. Jangan diseret begitu!" Cegah Sofia saat melihat Pak Ismail yang akan menyeret tubuh mantan mertuanya. Pak Ismail pun segera melepaskan tangan ibu dari empat orang anak itu."Apa kabarnya kamu, Nak?" Bu Laksmi memeluk Sofia dengan erat, sedangkan Sofia membelalakkan matanya. Merasa terkejut dengan sikap Bu Laksmi yang berubah seratus delapan puluh derajat."Alhamdulillah baik, Bu," Sofia mengurai peluka
Lily telah dipecat dari tempatnya bekerja. Awalnya pihak perusahaan mempertahankan Lily sebagai karyawan mereka. Akan tetapi karena kasus ini yang semakin membesar, akhirnya pihak perusahaan melakukan pemutusan kerja pada Lily. Lily yang tahu dirinya dipecat pun terus memberontak hingga ia adu mulut dengan HRD. Akan tetapi, keputusan perusahaan sudah final. Lily tetap diberhentikan dari pekerjaannya karena ia membuat citra perusahaan buruk dan jatuh. Terlebih Lily menulis tempat dirinya bekerja di bio Inst*gram san juga di profil L*nkedinnya. Lily yang frustasi pun segera mengejar langkah Chaeril yang akan masuk ke dalam mobilnya. Pria itu memang masih saja mengacuhkan Lily karena skandal video yang Lily buat membuat Bu Laksmi dan Mega hancur. Kini ibu dan adik kandungnya itu dihujat oleh seluruh negeri. Eril sangat marah dengan tindakan Lily yang seolah tak memikirkan hidup mereka. Puncaknya kemarahan Eril adalah saat seseorang membuka juga tabir perselingkuhan dirinya dan Lily kal
Delia kemudian tak sadarkan diri karena rasa sakit yang begitu menyiksa di bagian perutnya. Delia yang terkapar di jalanan segera di tolong olh warga yang berada di sekitar cafe. Mereka segera menelfon ambulance. Tak lama suara ambulance terdengar memecah keramaian di sore itu. Delia segera di angkat dan direbahkan di atas strecher oleh tenaga medis yang datang. Wanita yang tengah hamil muda itu kemudian segera di bawa ke rumah sakit terdekat. Mata Delia terbuka dengan pelan kala ia sedang berada di ruang instalansi rawat darurat. Delia merasakan pusing yang luar biasa di kepalanya. Delia memindai ruangan yang tampak asing baginya, mencari tahu di mana dirinya kini berada. "Gimana Bu keadaannya? Perutnya masih sakit?" Tanya seorang dokter tampan yang tak lain adalah Reynard. Ya, Delia memang di bawa ke rumah sakit ibu dan anak milik keluarga Reynard. Reynard awalnya sangat terkejut melihat Delia yang tak sadarkan diri datang di ICU dengan diantar oleh ambulance. Pria itu tentu t
Sepulang dari rumah sakit, Reynard menjemput Sofia di rumahnya. Hari ini ia ingin mengajak Sofia bertemu dengan Ghina dan Dokter Ali di kediamannya. Meskipun sudah lamaran, namun Sofia jarang sekali bertandang ke kediaman Dokter Ali dan Ghina. Sofia hanya sekali mendatangi rumah mewah itu. Tepatnya saat Ghina mengajaknya untuk membeli hantaran untuk lamaran.Setelah meminta izin pada Sri dan Rahman, Reynatd membawa Sofia ke rumahnya. Mereka terlibat obrolan seru di dalam mobil. Namun Sofia merasakan ada yang berbeda dengan Reynard. Pria itu sedikit pendiam, tak seperti biasanya yang selalu membahas apa saja. Bahkan pembahasan yang tidak penting pun akan Reynard bicarakan. "Rey, kamu kenapa? Apa kamu kepikiran dengan ucapan Bu Laksmi kemarin?" Tebak Sofia menatap Reynard. Ia begitu mengenal Reynard dari SMA, hingga tahu penyebab Reynard menjadi sedikit pendiam. "Aku hanya takut kamu terpengaruh dengan ucapan mantan mertuamu, Sofia. Terus terang aku takut," Reynard tersenyum kecut. Se
Rizal baru saja keluar dari gedung tes. Ia memang baru menjalani tes kompetensi dasar agar lolos menjadi seorang pegawai negeri sipil. Rizal tersenyum karena tadi ia tidak menemukan kesulitan yang berarti. Tes-tes yang terdiri dari TWK, TIU dan TKP itu dikerjakannya dengan sangat baik. Tinggal menunggu hasil apakah Rizal bisa ikut seleksi kompetensi bidang atau tidak. Rizal berserah diri, dirinya sudah berikhtiar dan tentunya berdoa. Pria itu pun segera pulang ke rumah Dicky. Sesampainya di rumah sang kakak, Rizal di sambut oleh perdebatan kecil antara kakak sulungnya dan Intan. Rizal yang melihat hal tak biasa itu kemudian mendatangi kedua kakaknya. "Assalamualaikum. Aku pulang!" Ucap Rizal yang mengakhiri perdebatan antara sepasang suami istri itu. "Wa'alaikumsalam," ucap keduanya dengan salah tingkah. Rizal pun terheran-heran ada apa sebenarnya dengan Dicky dan Intan? Rizal menatap wajah keduanya yang tampak canggung. "Gimana tesnya, Zal?" Dicky berbasa-basi. "Alhamdulillah a