Share

Bab 203

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sepanjang perjalanan pulang Nia dan Dion hanya diam saja, tak ada yang berbicara sama sekali.

Tetapi percayalah saat ini perasaan Nia sedang tidak baik-baik saja.

Rasa bersalah pun tidak dapat terelakkan lagi karena bepergiannya menuju Apartemen Raya tanpa seijin dari Dion.

"Mas, Nia minta maaf, ya. Tadi, pergi nggak ijin dulu," kata Nia dengan hati-hati.

Melihat wajah suaminya itu dari samping, sedangkan Dion pun akhirnya perlahan mulai menatap dirinya.

Keduanya duduk di jok belakang dan Barra yang mengemukakan mobil.

"Nia, salah Mas. Janji, nggak akan mengulangi lagi," kata Nia lagi.

Bagaimanapun pun juga dirinya bersalah pada suaminya itu, karena pergi tanpa pamit dan beruntung Dion datang tepat pada waktunya.

Jika tidak, maka nasibnya sekarang pasti sudah tak dapat lagi di katakan.

Tersisa penyesalan yang akhirnya tidak ada gunanya.

Sedangkan Dion memilih untuk tersenyum sambil mengangguk kecil, percuma saja memarahi Nia pun menurutnya.

Sebab, semuanya sudah terjadi. Akan tetapi,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Aerylindaeli
yaampun Dion begitu besar cintamu sama Nia......
goodnovel comment avatar
permatabundakb36
.........bojo te lahiran kok sek sempat ngelawak to Dion
goodnovel comment avatar
silvia Rosalinda
1 masalah sdh terselesaikan (Raya) tinggal 2 masalah lg (Liana & Reza)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 204

    Akhirnya sampai juga di rumah sakit terdekat dengan keadaan yang masih bernyawa, artinya ketiga orang itu selamat dari berbagai macam kemungkinan pikiran buruk Nia yang penuh dengan ketakutan.Sebab, dari tadi dirinya terus saja berdoa untuk keselamatan mereka.Sebab, kecepatan kendaraan yang mereka tumpangi tidak main-main, siapa saja akan di buat sakit jantung dengan seketika. Jika berada di dalam mobil tersebut, terkecuali Dion.Karena pria itu malah menganggap terlalu pelan, menurutnya waktu yang diperlukan menuju rumah sakit sangat lambat."Aku merasa kau semakin tidak berguna saja," umpat Dion.Lihatlah pria itu, masih saja memarahi Barra. Padahal, dirinya saja yang tidak memiliki kesabaran sama sekali."Ya, ampun," Nia pun mengusap dadanya, benar-benar tidak mengerti seperti apa saat ini jalan pikiran suaminya tersebut.Sedangkan Barra memilih untuk diam, karena tahu Dion sedang sangat panik memikirkan keadaan istrinya.Hingga akhirnya beberapa perawat pun membawa kursi roda u

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 205

    Peluh Nia semakin bercucuran, rasa sakit kian semakin menjadi-jadi.Rasanya saat ini dunia Nia sudah akan berakhir tanpa ada lagi lanjutannya.Sakitnya sangat di luar akal, namun kenyataan mengatakan ini adalah sebuah keharusan demi seorang wanita menjadi seorang Ibu.Melahirkan anak untuk kedua kalinya tentu saja tidak mengurangi rasa sakitnya.Karena yang namanya melahirkan itu tetap saja sakit.Meskipun dengan cara operasi ataupun normal, rasanya tidak perlu untuk di bandingkan.Sejatinya keduanya tetap saja memiliki kesan yang mendalam dan tak akan pernah dapat di lupakan."Mas," Nia pun semakin menggenggam erat tangan Dion.Ingin meluapkan bertapa kini rasa sakitnya menjadi lebih besar dari pada sebelumnya.Dion pun semakin merasa iba melihat keadaan Nia, mungkin ini untuk pertama kalinya Dion berada di posisi tersebut.Karena, dulunya saat Dila lahir, dia berada di luar negeri.Saat itu Dila harus lahir dalam keadaan prematur, operasi mendadak dilakukan demi menyelamatkan bayi y

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 206

    Dirgantara Abraham Winata, nama bayi yang baru saja dilahirkan oleh Nia.Dion sendiri yang memberikan nama tersebut, sedangkan untuk nama panggilan adalah Dirga. Diambil dari nama depannya.Bayi itu kini sudah di bawa pulang ke rumah, semuanya tampak begitu bahagia dengan kehadiran seorang bayi laki-laki yang tentunya semakin membuat suasana rumah menjadi semakin ramai.Namun, saat ini Nia sedang memeluk Zaki. Tak lain adalah putra pertamanya dari Reza.Nia begitu merindukan anaknya tersebut, apa lagi sejak kemarin hari hanya bersama dengan Farah.Bahkan Zaki sedang demam, hingga membuat bocah yang baru berusia satu tahun itu tampak rewel."Zaki, mau tidur sama Ibu?" tanya Nia pada Zaki.Zaki pun hanya melihat Nia sambil tangannya memegang baju Nia dengan begitu kuatnya."Atau, Zaki mau sama, Papi?" tanya Dion sambil mengulurkan tangannya pada Zaki.Zaki pun langsung tersenyum, membuat Dion langsung mengambil alih putra sambungnya tersebut.Dion tidak mau membedakan anaknya, sekalipu

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 207

    Pikiran Reza benar-benar hancur berantakan, karena mengingat kalimat yang diucapkan oleh Dion padanya.Bahkan setiap kalimat itu masih saja terngiang-ngiang di benaknya."Apapun alasannya aku adalah Ayahnya!" kata Reza dengan tegas.Perasaannya tak bisa tenang apa lagi saat melihat wajah bayi itu begitu mirip dengan dirinya, sungguh rasanya seperti tusukan belati yang tertancap di dada.Sakit.Namun, ada lagi yang lebih sakit. Yaitu, dirinya yang tak dapat memiliki anaknya sendiri.Pemilik tapi tidak memiliki.Sakit bukan?Oh, tentu!Bahkan untuk sekedar bermain saja Nia tidak mengijinkannya.Ada apa?Ini tidak adil bagi seorang Ayah yang juga ingin memiliki anaknya?Belum lagi kali ini Dion yang sudah berkuasa atas putranya, dirinya benar-benar bukan siapa-siapa bagi bayi tersebut.Miris!Tapi sepertinya itulah harga yang harus di bayar oleh Reza atas apa yang sudah dia perbuat.Apakah dia hanya diam dan menerima semuanya?Reza harus bisa untuk membuat bayi itu menjadi miliknya, lagi

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 208

    Reza yang juga pergi setelah Dion, kini memutuskan pulang ke rumah.Dirinya tak tahu jika ternyata Dion kembali ke rumah juga.Bukannya pulang bisa membuat kepalanya lebih tenang, malah sebaliknya.Karena, melihat Dion yang begitu akrab dengan Zaki. Zaki dan Dion tampak seperti Ayah dan anak kandung yang sedang bermain.Sedangkan Deng dirinya?Pernah beberapa hari yang lalu Reza diam-diam masuk ke kamar Zaki, kemudian menggedong anaknya tersebut.Tetapi Zaki malah menangis karena tak ingin di gendong oleh dirinya.Mengapa bisa dengan Dion begitu berbeda?Zaki begitu tenang, bahkan meminta sendiri untuk Dion menggendongnya?Ini sungguh tidak adil bagi dirinya, siapa yang Ayah biologis dan siapa yang Ayah sambung, seakan keduanya begitu berbeda.Namun, yang menjadi kesayangan adalah seorang Ayah sambung.Bahkan sampai memutuskan hubungan antara Ayah biologis dan anaknya.Sungguh Ayah sambung yang begitu luar biasa, berkuasa atas anaknya.Belum lagi setelah itu menyaksikan sebuah kebaha

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 209

    Raya sudah beberapa hari tidak kembali ke rumah, karena dirinya takut bertemu dengan Dion.Kejadian hari itu sungguh membekas di benaknya, bahkan menjadi pelajaran yang sangat berharga.Bahkan, Raya tak ingin lagi berbuat jahat pada siapapun juga.Hingga untuk hari ini memutuskan untuk mengambil semua barang-barang miliknya yang masih berada di rumah keluarga Reza.Seperti apa yang diinginkan oleh Dion sebelumnya, Raya pun akan memulai hidupnya kembali.Tanpa ada bayang-bayang Nia dan juga juga kejahatan di masa lalu.Raya ingin kembali ke rumah kedua orang tuanya, sekaligus ingin mengambil kembali anaknya yang pernah dia berikan pada orang lain, membesarkan anaknya yang sudah dia terlantarkan itu dengan penuh cinta.Namun, siapa sangka ternyata di tengah perjalanan tanpa sengaja bertemu dengan Reza.Tanpa ijin sekalipun Reza langsung saja membawanya dengan paksa tanpa tahu tujuannya.Hingga kini mereka berada di sebuah apartemen milik Reza.Menariknya dengan kasar, melemparnya dengan

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 210

    Raya pun terduduk di lantai, dirinya menopang kepalanya dengan kedua tangannya.Tak menyangka jika hari ini, semua ini bisa terjadi.Reza kini benar-benar telah berbeda, jika kemarin hari masih bersikap dingin namun kini berbeda jauh.Karena bukan hanya mulutnya yang berbicara, melainkan juga tangannya ikut bersuara.Sungguh tak pernah terbayangkan jika hari ini dirinya akan menerima kekasaran dari Reza, di saat dirinya sudah memutuskan untuk pergi dari sana.Sisa-sisa penyesalan itu seakan terus menghantuinya, membuatnya terjebak dalam keadaan yang memaksa untuk tetap berada di posisinya.Namun, mengapa Reza bisa menjadi seperti ini padanya?Dan, kekasaran itu mengapa bisa terjadi dengan begitu mudahnya.Apakah benar semua karena dirinya?Raya hanya bisa bertanya-tanya dalam kepiluan dan air mata yang berlinang menahan perih di dada.Hingga tiba-tiba pintu pun terbuka, sebenarnya bukan tiba-tiba juga.Karena, Reza yang membukanya sendiri.Membuat Raya pun segera bangkit dan ingin per

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 211

    Setelah meluapkan segala emosinya pada Raya, akhirnya Reza pun memutuskan untuk pulang ke rumah.Tetapi, ternyata di sana ada orang tua Raya yang sedang duduk di kursi ruang tamu.Bahkan Chandra juga berada di sana, tapi ada apa dengan kedatangan mereka berdua."Reza, duduk," kata Chandra yang melihat anaknya masih berdiri di ambang pintu.Reza pun mengangguk kemudian duduk di sofa, dirinya tak tahu apa yang ingin dikatakan oleh Papanya itu."Ibu Desire ke sini mau meminta tolong pada kita, terutama kamu sebagai menantunya. Karena, perusahaan Tuan Handoko mengalami kebangkrutan, sekarang dia sedang berada di rumah sakit. Perusahaannya bangkrut, dan mereka sedang sangat sulit. Semua aset pun di sita, untuk itu biaya rumah sakit pun tidak ada. Ibu Desire meminta tolong kepada mu, untuk membantu biaya pengobatan Papa mertua mu. Sekarang dia kritis dan butuh penanganan khusus," jelas Chandra.Chandra sudah mendengar semua cerita itu dari mulut Desire sendiri, sehingga dia mengatakan pada

Bab terbaru

  • Istri Lugu Presdir Dingin   TAMAT

    Satu Pesan dari Ibu[Kau tidak pulang? Jika tidak, Adinda akan menggantikan posisimu sebagai Presiden Direktur!] Membaca itu, Dimas segera mencengkram ponsel di tangannya.Sesaat kemudian ponsel itupun melayang dan berakhir hancur di lantai.Jika sebelumnya Laras mengancam akan menyumbangkan semua kekayaanya pada panti asuhan, maka kini Laras malah lebih gila lagi! Ibunya itu sampai mengatakan Adinda yang akan menggantikan posisinya.Ini gila!Dimas tidak habis pikir kenapa bisa Laras melakukan ini padanya.Dan jika Adinda yang menggantikan posisinya, itu akan jauh lebih membuatnya terhina di hadapan wanita jalang itu.Jelas tidak bisa dibiarkan!"Pak Presdir, Ibu Laras ingin berbicara," kata Gilang sambil memberikan ponsel di tangannya pada Dimas.Tentunya karena ponsel Dimas tak lagi bisa terhubung sebab sudah hancur berantakan di lantai."Katakan padanya saya akan pulang!" Dimas tak menerima ponsel yang diarahkan padanya.Dia menyambar jasnya dan langsung pergi.Jika bukan karen

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 479

    Setiap kisah dan waktu yang sudah terlewati tak akan bisa diulang kembali.Namun, semua kisah itu seakan lekat dalam ingatan tanpa bisa untuk terlupakan oleh ingatan.Aku Nia putri, menjalin kisah dengan takdir yang kujalani.Harapan ku hanya satu, bisa mendapatkan suatu harapan untuk bisa membuat ibu ku terus bersama ku setelah aku kehilangan ayah ku.Namun, siapa sangka bonus dari semua perjuangkan ku justru hal yang tak terduga.Justru kebahagiaan itu menghampiri ku.Dion seorang pria duda dengan satu anak dan usianya jauh lebih tua dari ku.Kami menjalin hubungan yang rumit karena sebuah alasan yang kuat namun penuh dengan air mata.Tujuan saling menguntungkan malah berakhir dengan saling mendapatkan kenyamanan.Tapi aku katakan aku bahagia.Awal kisah yang ku alami malah membawaku padanya.Meskipun banyak yang tidak aku inginkan dalam kisah ini.Tapi tetap saja aku tidak bisa bisa menolak takdir ku yang rumit itu.Terlepas dari itu semua aku adalah wanita penuh dengan kesalahan y

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 478

    Di tempat lainnya ada juga yang sedang berbahagia.Raya kembali melahirkan seorang anak laki-laki Dan kini anak itu diberi nama 'Raza' perpaduan antara nama Raya dan Reza.Itu adalah saran nama dari Dion.Reza dan Raya pun setuju saja."Itu nama dari, Opa Dion," kata Reza sambil tersenyum pada bayinya."Benar, dan ini adalah, Oma," Raya pun menunjuk Nia.Nia pun tersenyum karena merasa lucu, tapi bagaimana pun juga itu memang benar dan tidak masalah juga menjadi Oma diusia yang masih muda ini."Aduh, cucu Oma," Nia pun menggendong bayi lucu itu.Dia melihat wajah anak itu yang sangat mirip dengan Reza.Bahkan sedikit mirip dengan Zaki."Nia, berikan pada, Opanya," Dion pun menunjuk ke arah Chandra.Chandra pun tersenyum karena kini sudah memiliki seorang cucu."Bagaimana kalau berikan pada, Oma Kiara," celetuk Nia.Kiara yang dari tadi hanya diam pun seketika terkejut mendengar ucapan Nia."Ibu Nia, saya masih ting-ting. Saya masih mahasiswa, saya masih kecil, saya dipanggil, Kak Kia

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 477

    Beberapa bulan kemudian...Niko dan Ranti menyambut bahagia saat kelahiran putra mereka yang diberi nama 'Fatih Niko Adiguna'Sesuai dengan keinginan Niko, mereka hanya memiliki satu orang anak saja.Niko tidak ingin serakah, dia sudah merasa cukup dengan kehadiran seorang anak laki-laki untuk menjadi pewarisnya.Terlebih lagi tidak ingin melihat Ranti harus berada dalam sebuah keadaan yang menegangkan.Dia tak mau mengambil resiko.Meskipun keadaan rahim Ranti masih memungkinkan untuk mengandung lagi.Dia sangat mencintai istrinya dalam keadaan apapun.Menurutnya memiliki anak adalah sebuah hadiah.Tapi memiliki Ranti adalah anugerah.Jadi, dia sudah sangat bahagia dengan satu putra saja.Selebihnya dia menganggap anak Barra juga anaknya.Apa lagi Barra memiliki 3 orang anak, membuat Niko merasa anaknya sudah memiliki Kakak walaupun hanya sepupu saja."Wajahnya lebih mirip, Mama," kata Ranti.Dia pun melihat wajah Mama mertuanya dan lagi-lagi melihat wajah putranya.Putra kecil yang

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 476

    "Dokter Niko, lihat ini," Adam menunjuk layar monitor.Saat itu Niko pun melihat ke arah yang ditunjuk oleh Dokter Adam.Tapi Niko yang sedang tidak baik-baik saja tidak mengerti."Ada apa?" tanya Niko.Bodoh?Ya, Niko akan sangat bodoh jika sudah menyangkut tentang Ranti.Begitu juga dengan saat ini.Bahkan dia sendiri tidak dapat berpikir jernih, padahal Dokter Adam sudah menunjukkan dengan jelas.Namun, Niko masih bertanya.Dia butuh jawaban, sekaligus penjelasan yang pasti.Jangan memintanya untuk menyimpulkan sendiri, dia tidak bisa.Otaknya sedang sulit untuk bisa berpikir jernih."Tidak ada masalah dengan rahim istri anda, janinnya juga sudah berada di dalam rahim," terang Dokter Adam.Niko pun terkejut mendengarnya dia pun segera mendekat dan melihat dengan jelas."Ini keajaiban, Dokter Niko. Lihat ini," Dokter Adam pun kembali memperlihatkan bagian lainya, rasanya pemeriksaan sebelumnya dan saat ini jauh lebih baik."Apakah ini mungkin?" tanya Niko yang belum percaya."Iya, i

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 475

    "Aku pun akan mati, jika kamu mati," tambah Niko lagi.Ranti terdiam mendengar ucapan suaminya itu."Tapi aku akan tetap mempertahankan anak ku," kata Ranti dengan penuh keyakinan.Siapa pun ibu tak akan tega membunuh anaknya, begitu juga dengan Ranti."Vina, panggil, Dokter Winda!" pinta Niko.Untuk kaki ini dia tak bisa lagi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.Dia tidak memiliki keberanian untuk mengetahui keadaan Ranti saat ini.Dia butuh bantuan dokter lain untuk bisa membantunya, sedangkan Dokter Winda adalah dokter senior yang sudah banyak menangani pasien dan Niko sudah tak tahu dengan kehebatannya.Meskipun perasannya begitu was-was akan keadaan Ranti saat ini.Tapi jelas terlihat bahwa Ranti akan dengan kerasnya pendiriannya yang tak akan menggugurkan kandungannya."Selamat siang, anda memanggil saya, Dok?" Dokter Winda pun telah tiba seperti yang di sampaikan oleh Vina untuk segera menemui Niko.Niko pun mulai tersadar dari pikirannya yang kacau, sambil melihat wajah

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 474

    "Hamil?" Niko terdiam saat menyaksikan sendiri ada janin di rahim istrinya.Dia pun mengingat kembali saat itu Ranti menggodanya dan hal itu pun terjadi sebelum dia berpikir untuk membuat sel telurnya tidak bekerja.Bahkan saat itu tidak hanya satu kaki, namun berkali-kali.Lantas bagaimana ini?"Kamu ngomong apa tadi?" tanya Ranti yang mendengar ucapan Niko.Niko pun kini melihat Ranti dengan pikirannya yang kacau."Niko, aku hamil?" tanya Ranti memastikan, "berarti testpack yang aku gunakan tadi tidak keliru," tambah Ranti.Ranti terus saja tersenyum bahagia membayangkan sebentar lagi anak menjadi seorang ibu.Dia langsung saja memeluk Niko dengan penuh kebahagiaan.Tak tahu harus bagaimana untuk meluapkannya tapi Ranti benar-benar tidak akan pernah bisa melupakan saat ini."Tuh, kan, nggak perlu adopsi anak. Buktinya sekarang aku hamil, artinya kita akan jadi orang tua," Ranti semakin mempererat pelukannya.Begitu larut dalam kebahagiaan yang tak bisa teralihkan sama sekali.Kemud

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 473

    Beberapa hari kemudian.....Ranti menatap alat uji kehamilan di tangannya dengan malas.Entah sudah berapa kali dia menggunakannya demi mengetahui apakah ada janin yang tumbuh di rahimnya atau tidak.Mungkin saja ini sudah testpack yang ke 50.Dan hasilnya masih saja garis satu, sungguh membuatnya merasa sedih.Dia pun akhirnya segera menuju ranjang, hari ini dia sangat malas melakukan hal apapun.Sedangkan Niko sedang berada di rumah sakit.Dan seharusnya Ranti selalu mengantar makan siang untuk suaminya itu, sekaligus akan makan bersama-sama.Tapi dia pun malah tertidur pulas dan lupa untuk mengantarkan makanan siang untuk Niko.Hingga ponselnya pun berdering, tidurnya pun terusik dan dengan rasa malas menjawab panggilan itu."Halo," Ranti tak melihat terlebih dahulu nama siapa yang ada di layar ponselnya.Dia langsung saja menjawabnya."Sayang, kamu sudah di mana?" tanya Niko.Ranti pun baru tersadar jika yang menghubungi dirinya adalah Niko.Kemudian dia melihat jam dinding, dia p

  • Istri Lugu Presdir Dingin   Bab 472

    Keesokan harinya."Kamu nggak ke kantor?" Ranti melihat Niko tampak santai di atas ranjang sambil memeluk dirinya.Ini tidak biasanya terjadi, karena kebiasaan Niko jika pagi begini pergi bekerja."Aku mau di rumah aja sama kamu," jawab Niko."Kenapa begitu?""Libur untuk satu hari rasanya tidak salah," kata Niko lagi.Ranti pun mengangguk mengerti.Mungkin Niko juga kelelahan dan butuh waktu untuk beristirahat.Mengingat selama ini Niko selalu saja disibukkan dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya."Ranti, bagaikan kalau kita mengadopsi anak."Deg!Jantung Ranti rasanya keluar dari dadanya.Dia begitu shock mendengar pertanyaan Niko barusan.Tunggu dulu.Itu pertanyaan atau pernyataan?Ranti tak pernah berpikir jika Niko akan berkata demikian.Apakah Niko sudah sangat ingin memiliki anak sehingga dia mengatakan demikian."Tapi aku juga bisa hamil, kenapa harus mengadopsi anak?" tanya Ranti yang bingung.Niko pun menutup matanya dia pun segera bangkit dari atas ranjangnya berjalan

DMCA.com Protection Status