Raya sudah beberapa hari tidak kembali ke rumah, karena dirinya takut bertemu dengan Dion.Kejadian hari itu sungguh membekas di benaknya, bahkan menjadi pelajaran yang sangat berharga.Bahkan, Raya tak ingin lagi berbuat jahat pada siapapun juga.Hingga untuk hari ini memutuskan untuk mengambil semua barang-barang miliknya yang masih berada di rumah keluarga Reza.Seperti apa yang diinginkan oleh Dion sebelumnya, Raya pun akan memulai hidupnya kembali.Tanpa ada bayang-bayang Nia dan juga juga kejahatan di masa lalu.Raya ingin kembali ke rumah kedua orang tuanya, sekaligus ingin mengambil kembali anaknya yang pernah dia berikan pada orang lain, membesarkan anaknya yang sudah dia terlantarkan itu dengan penuh cinta.Namun, siapa sangka ternyata di tengah perjalanan tanpa sengaja bertemu dengan Reza.Tanpa ijin sekalipun Reza langsung saja membawanya dengan paksa tanpa tahu tujuannya.Hingga kini mereka berada di sebuah apartemen milik Reza.Menariknya dengan kasar, melemparnya dengan
Raya pun terduduk di lantai, dirinya menopang kepalanya dengan kedua tangannya.Tak menyangka jika hari ini, semua ini bisa terjadi.Reza kini benar-benar telah berbeda, jika kemarin hari masih bersikap dingin namun kini berbeda jauh.Karena bukan hanya mulutnya yang berbicara, melainkan juga tangannya ikut bersuara.Sungguh tak pernah terbayangkan jika hari ini dirinya akan menerima kekasaran dari Reza, di saat dirinya sudah memutuskan untuk pergi dari sana.Sisa-sisa penyesalan itu seakan terus menghantuinya, membuatnya terjebak dalam keadaan yang memaksa untuk tetap berada di posisinya.Namun, mengapa Reza bisa menjadi seperti ini padanya?Dan, kekasaran itu mengapa bisa terjadi dengan begitu mudahnya.Apakah benar semua karena dirinya?Raya hanya bisa bertanya-tanya dalam kepiluan dan air mata yang berlinang menahan perih di dada.Hingga tiba-tiba pintu pun terbuka, sebenarnya bukan tiba-tiba juga.Karena, Reza yang membukanya sendiri.Membuat Raya pun segera bangkit dan ingin per
Setelah meluapkan segala emosinya pada Raya, akhirnya Reza pun memutuskan untuk pulang ke rumah.Tetapi, ternyata di sana ada orang tua Raya yang sedang duduk di kursi ruang tamu.Bahkan Chandra juga berada di sana, tapi ada apa dengan kedatangan mereka berdua."Reza, duduk," kata Chandra yang melihat anaknya masih berdiri di ambang pintu.Reza pun mengangguk kemudian duduk di sofa, dirinya tak tahu apa yang ingin dikatakan oleh Papanya itu."Ibu Desire ke sini mau meminta tolong pada kita, terutama kamu sebagai menantunya. Karena, perusahaan Tuan Handoko mengalami kebangkrutan, sekarang dia sedang berada di rumah sakit. Perusahaannya bangkrut, dan mereka sedang sangat sulit. Semua aset pun di sita, untuk itu biaya rumah sakit pun tidak ada. Ibu Desire meminta tolong kepada mu, untuk membantu biaya pengobatan Papa mertua mu. Sekarang dia kritis dan butuh penanganan khusus," jelas Chandra.Chandra sudah mendengar semua cerita itu dari mulut Desire sendiri, sehingga dia mengatakan pada
"Mas, apa nggak sebaiknya kita pindah dari rumah ini?" Nia benar-benar tidak ingin bertemu lagi dengan Reza, karena dirinya benar-benar butuh ketenangan untuk melanjutkan hidup demi anak-anaknya."Ini rumah kita, Nia. Apa mungkin pemilik rumah ini yang pergi dari rumah ini?" tanya Dion.Membuat Nia pun terdiam seketika itu, mendengar apa yang dikatakan oleh Dion rasanya membuatnya diam seribu bahasa."Tapi, apa, Mas nggak risih?""Semuanya harus di hadapi, kita tidak boleh lari dari kenyataan."Nia pun mengangguk mengerti, meskipun masih ada keraguan yang terasa."Tidak usah khawatir, tidak akan ada yang berani menyakiti istri, Mas yang cantik ini," Dion pun meyakinkan Nia, bahwa semuanya akan baik-baik saja.Nia pun lagi-lagi mengangguk, sebab Dion memang tidak pernah berbohong tentang itu semua.Lihat saja kini dia selalu melindungi istri dan juga anak-anaknya."Mas, toko Nia udah mau buka cabang, loh," kata Nia yang menyampaikan sebuah berita bahagia.Lagi pula itu adalah sebuah ke
Beberapa hari kemudian.Reza pun kembali ke Apartemen, ternyata tidak ada Raya di sana.Bahkan pintu pun sudah terbuka, artinya wanita itu melarikan diri.Tapi, bagaimana caranya?Reza tak tahu apa yang dilakukan oleh Raya sehingga bisa pergi.Membuatnya segera pergi untuk mencari keberadaan Raya."Kemana wanita itu?" Gumam Reza.Kedua tangannya terkepal, dia benar-benar merasa kalah dengan wanita seperti Raya saja.Padahal dia hanyalah seorang wanita, apa mungkin bisa dikalahkan dengan mudahnya."Dia, harus tetap berada di bawah genggaman ku! Karena, dia harus merasakan bertapa sakitnya hati ku! Wanita itu sudah menjadi perusak kebahagiaan yang seharusnya menjadi milik ku!" Reza pun kini berhenti di sisi jalanan, melihat sekiranya semoga saja bisa menemukan keberadaan Raya.Hingga beberapa jam setelah lelah mencari kesana dan ke sini pun tak ada juga, bahkan orang suruhan Reza sekalipun yang tak juga menemukannya."Sial, kemana wanita itu."Reza pun tampak kecewa, hingga dia pun memi
"Raya, kamu nggak pulang ke rumah orang tua kamu?" tanya Bella.Raya pun melihat ke arah Bella, mendengar pertanyaan temannya itu mungkin membuatnya sedikit berpikir."Bukan, maksud aku. Kamu udah berapa hari di kos aku, apa kamu nggak maksud untuk pulang ke rumah orang tua kamu. Aku takut mereka khawatir," jelas Bella dengan dengan suaranya yang hampir saja menghilang. Agar Rata tidak tersinggung.Raya sudah beberapa hari berada di kosan Bella, dirinya tak tahu harus pergi kemana lagi.Karena tidak memiliki apa-apa, bahkan untuk ponsel saja tidak ada.Semua itu tertinggal di mobil, sedangkan mobilnya sudah tak berada di tempat sebelumnya dia tinggalkan.Tepatnya saat Reza membawanya pergi dengan terburu-buru, membuatnya tak sempat mengambil benda berharganya sama sekali.Beberapa hari ini pula Raya tinggal bersama Bella tidak memiliki sepeserpun uang.Bahkan sampai meminjam pakaian milik Bella, semua hal yang melekat di tubuhnya adalah milik Bella."Aku udah pulang ke rumah, tapi di
Reza pun menepikan mobilnya tepat di depan sebuah kos, alamat tersebut dikirimkan oleh Bella sendiri.Dia pun sejenak terdiam sambil menatap ke arah pintu kosan tersebut, tampaknya Reza sedang memikirkan sesuatu.Entah apa pun itu, yang jelas dia tampak diam untuk sejenak.Bella mengatakan jika ada Raya di sana, baik kita lihat, dengan segera Reza pun turun dari mobilnya.Bertepatan dengan Bella yang memang sudah menunggu kedatangan Reza sejak tadi, tepatnya sudah tak sabar menerima uang yang dijanjikan oleh Reza sebelumnya.Uang memang mampu untuk menggelapkan mata, tidak perduli dengan apa yang akan terjadi bahkan untuk di korbankan nantinya."Kamu kenapa?" tanya Raya yang muncul di belakang dengan Bella dengan tiba-tiba.Dia bingung melihat Bella yang senyum-senyum sendiri padahal tidak ada yang lucu.Tapi belum juga mendapatkan jawaban tanpa segara matanya pun tertuju ke arah luar sana dari pintu yang terbuka lebar, saat Bella baru membukanya, kemudian tampak pria itu semakin ber
Air mata Raya pun tak dapat terbendung, dirinya masih berusaha untuk menerima apa yang barusan telah berlangsung.Sahabat yang dia pikirkan adalah teman setia ternyata tidak seperti itu, karena kenyataan mengatakan bahwa uang yang menjadi penentu dari segalanya.Sungguh sangat miris bukan?Seharusnya Raya tidak perlu terbebani dengan hal tersebut, atau bahkan terpikirkan. Sebab, bukankah dulu pun itu yang di lakukannya pada Nia?Raya menyesali semuanya, apa yang sudah terjadi dalam hidupnya saat ini benar-benar jauh dari apa yang dia pikirkan sebelumnya.Karena, selama ini tidak pernah membayangkan dirinya akan seperti ini.Mengapa bisa?Entahlah.Mungkin juga hukuman untuk orang yang selalu membuat orang lain menderita.Menyesal?Tentu!Apa boleh buat?Tidak ada jalan untuk mengubah segalanya, karena kenyataan mengatakan bahwa dirinya harus menjalani sebuah hukuman.Inilah hukuman yang dia anggap karena sudah berbuat curang pada seseorang yang begitu tulus berteman dengan dirinya.Ta