Share

Part 59

Author: Nay Azzikra
last update Last Updated: 2023-03-31 13:35:41

Part 59

Sepandai-pandainya tupai melompat, ia pasti akan terjatuh juga. Kalimat pepatah itu adalah sebuah gambaran yang pas untuk keadaan Han saat ini. Ia merasa terjebak dan rugi besar dengan menikahi Dania secara siri dan memberinya mahar yang sangat banyak. Nyatanya wanita itu tidak memberikan kepuasan apapun. Selalu ada saja alasan Dania untuk tidak melayaninya dengan baik di atas ranjang. Namun setelahnya, ia pasti akan memanjakan Han dengan cara yang lain. Dan Han sangat kesal dengan kondisi itu.

Ia sudah rugi, tetapi tidak mendapatkan pelayanan, tetapi hatinya tidak bisa menjauhi Dania. Sungguh hal yang aneh. Ingin rasanya meninggalkan wanita itu, tetapi ia sudah rugi banyak.

“Kalau buat beli cewek kayak Sely, bisa dapat lima untuk satu tahun,” gerutunya sambil mengemudi.

Ia sangat kesal melihat Dania justru bersikap baik pada Cika.

“Kenapa ingin menjadi orang baik sama Cika semua sih? Enggak Dania, enggak Sely. Apa mereka semua pencitraan di hadapanku karena ingin kunikahi res
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mia NuSa
ines bakal ngenalin dania gk ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 60

    Part 60Dania menyadari ada satu sikap Cika yang mirip dengannya yakni keras kepala dan tidak mau menceritakan tentang hidupnya dengan orang lain.Hari itu ia mengajak Cika sesuai dengan keinginan anak itu. Cika mengatakan sebuah tempat, yakni pantai. Dania menyetujuinya, sepanjang jalan ia tidak bertanya apapun terhadap Cika, memberikan ruang pada anak itu untuk dapat menerima sosoknya yang baru dalam dunia anak tersebut.Cika hanya termenung di bibir pantai. Pun dengan Dania. Mereka berdua sama-sama memandang laut lepas yang airnya sangat jernih siang itu.Cika mengosongkan segala pikiran. Ia memberikan ruang pada otaknya untuk tidak memikirkan apapun beban yang dialami dalam hidup. Dania pun melakukan hal yang sama. Keduanya duduk di sebuah saung dan memesan dua buah kelapa. Hingga tidak terasa, mereka diserang kantuk dan akhirnya terlelap.Cika bangun lebih dulu. Ia menatap wajah Dania yang tertidur lelap. Terlihat lelah.“Kak, bangunlah!” ucap Cika sambil menggoyangkan kaki Dania

    Last Updated : 2023-03-31
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 61

    Part 61Hujan bagi sebagian orang saat yang sangat dirindukan. Dingin dan syahdu dan waktunya berkumpul dengan keluarga. Akan tetapi bagi Cika, gerimis yang turun saja sudah membuat hatinya semakin kosong. Sejak kecil, saat hujan tiba, Ines selalu bersama Kevin menghabiskan hari mereka berdua. Bercengkrama dan bercanda. Ia dan Kevin selisih enam tahun umurnya.Saat hujan melanda, Cika hanya bisa melihat kemesraan Ines dan Kevin dari balik jendela. Saat sesekali berani mendekat, Kevin selalu membully nya yang disambut gelak tawa dari Ines.“Apa lo? Apa lo? Dasar anak sampah.” Ucapan Kevin yang masih terngiang di benak Cika.Kalau sudah seperti itu, Ines akan tertawa kencang seolah itu adalah adegan yang paling lucu. Biasanya Siti akan mengangkat tubuhnya untuk ke kamar dan mengajaknya bicara banyak hal. Namun, Cika tetap saja diam. Kakak adalah tempat berlindung bagi sebagian anak dan itu tidak berlaku untuk Cika.Hujan selalu Cika lewati dengan melukis embun di balik jendela, bila Si

    Last Updated : 2023-03-31
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 62

    Part 62“Aku pun pernah dibuat seseorang tidur di luar rumah sampai sakit hingga saat ini. Jadi, kita sama. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku. Kita duduk dan tunggu mereka membukakan pintu. Kalau tidak, aku akan menelpon Pak Han lagi.Dodi tiba-tiba muncul dengan membawa payung. Setelah membukakan gerbang, ia pergi ke luar. “Cika, ngapain kamu di luar?” tanyanya kaget.“Sudah biasa kan Pak seperti ini? Kenapa harus bertanya?” Cika balik bertanya.“Ibu sudah pulang. Aku akan meminta izin dulu ya? Untuk memasukkan kamu?” kata Diman lalu berlari ke arah pintu belakang yang hanya dia yang memiliki kunci cadangan.“Apa mereka selalu seperti ini sama kamu? Atau karena kamu pergi lama denganku?” Dania mulai mencari informasi.“Sudah terbiasa kok, Kak. Aku sepertinya bukan anak yang diharapkan hadir di keluarga ini,” kata Cika lirih. Mereka seolah membenciku seperti aku ini anak pembawa sial sejak lahir. Entahlah, kenapa mereka tidak membunuh saja aku? Aku ini lebih baik mati daripada haru

    Last Updated : 2023-03-31
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 63

    Part 63Aisya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ibunya memiliki penyakit yang membuatnya tidak bisa bekerja. Sementara ayahnya tidak bisa meninggalkan anak-anak desa karena ia merupakan seorang guru ngaji.“Aku tidak apa-apa, Pak pergi. Asalkan Ibu dan Bapak bisa bebas dari jeratan hutang. Dan Bapak masih bisa mengajar mengaji. Tidak apa-apa aku berkorban untuk itu, karena Bapak melakukan hal yang mulia di desa ini.”“Kamu mau pergi kemana?” tanya sang ayah. “Mau kerja dimana?“Mbak Win bilang, ada teman majikannya yang mencari pengasuh untuk anaknya yang umur lima tahun, Pak. Kalau mengasuh anak kecil, aku bisa. Dan kerjanya tidak capek,” bujuk Aisya. “Gajinya satu juta. Besar ‘kan, Pak? Sudah makan di sana juga. Jadi, nanti uangnya bisa aku kumpulkan selama satu tahun buat bantu Bapak melunasi hutang. Bapak tinggal cari uang buat makan sehari-hari di rumah. Aku bisa ngirit kok, Pak.”Setelah melalui pertimbangan berhari-hari, akhirnya ayah Aisya mengizinkannya untuk bekerja.

    Last Updated : 2023-03-31
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 64

    Part 64Asiya berjalan di belakang Simbok. Melewati beberapa kamar dan ruangan yang banyak kursinya. Rumah Han terasa membingungkan buatnya. Setelah dua menit, sampailah ia pada ruang tamu besar dengan kursi yang mewah. Beberapa lukisan tergantung di tembok dan ada juga foto keluarga di sana.“Bapak, Ibu, ini Aisya. Dia yang akan menjadi pengasuh Den Kevin mulai besok. Tadi juga sudah kenalan sama Den Kevin dan Den Kevin sepertinya sangat suka sama Aisya,” kata Simbok dengan sopan dan masih berdiri.Aisya tidak berani menatap dua majikannya. Rumah yang sangat besar menjadikannya orang yang sangat kecil. Merasa rendah sekali posisinya.“Aisya, itu Pak Han dan bu Ines, mereka adalah pemilik rumah ini. Majikan kita,” kata Simbok.Aisya baru berani mendongakkan kepala. Menatap satu per satu orang yang duduk di kursi. Ia mengangguk sopan. Han tersenyum ramah, sementara Ines, hanya mengangguk sekedarnya tanpa menyambutnya dengan senyuman.“Maaf, saya harus panggil dengan sebutan apa?” tanya

    Last Updated : 2023-03-31
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 65

    Part 65Han pulang dengan membawa obat yang dibeli dari apotek. Ia sudah memiliki rencana merayu Aisya dengan perhatiannya. Pintu kamar gadis itu diketuk berkali-kali.Aisya yang sedang menggigil mencari hijabnya dan memakai dengan cepat lalu berjalan tertatih untuk membuka pintu. “Pak Han?” tanyanya kaget.“Aku bawakan obat untuk kamu. Ini sesuai perintah Ines,” katanya sambil memberikan satu plastik obat bertuliskan nama sebuah apotek. “Belum ada minumnya ya? Aku ambilkan. Berbaringlah! Buka pintunya. Jangan takut! Aku hanya akan mengambilkan minum,” katanya lagi.Aisya yang sudah tidak kuat lalu berbaring kembali dalam keadaan pintu masih terbuka. Han kembali datang dengan membawa segelas air putih. Memintanya duduk dan meminum obat. Aisya langsung ingin muntah saat meminum obat itu. Ia lalu berjalan ke kamar mandi dengan tertatih, dan kembali setelah muntah. Han masih duduk di lantai kamarnya.“Pak, saya tidak apa-apa, Bapak berangkat kerja lagi saja,” kata Aisya merasa tidak enak

    Last Updated : 2023-03-31
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 66

    Part 66“Aisya, maaf, aku khilaf,” kata Han meraih tubuh Aisya yang terkulai lemas menahan sakit.Aisya minggir dengan sisa tenaganya. “Tinggalkan saya. Apa Anda memberi saya uang lima belas juta untuk ini?” tanyanya sambil menangis.“Bukan, Aisya. Bukan seperti itu. Aisya, aku minta maaf dan aku janji akan bertanggung jawab pada apapun yang terjadi pada kamu. Aku janji, Asiya.”“Pergi! Anda pergi dari kamar ini!” teriaknya lantang.Han mengikuti kemauan Aisya. Dan gadis malang itu meringkuk, menggigil dan terpekur terbungkus selimut. Mengingat semua yang telah ia rencanakan ternyata hancur oleh ulah bejat Han.“Aku akan bekerja sampai hutang Bapak lunas. Setelah itu, aku akan mondok dan daftar jadi mbak ndalem biar mondoknya gratis. Aku akan mengajar ngaji menggantikan Bapak, biar Bapak yang bekerja.” Janji yang pernah diucapkan kini terngiang di telinganya.“Aisya, kamu lulus dengan nilai tertinggi.” Teriakan dari temannya kini terngiang kembali.“Ais, kamu mau bekerja ya? Cepat pul

    Last Updated : 2023-03-31
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 67

    Part 67Dodi membawa banyak sekali makanan dan sembako ke rumah orang tua Aisya. Pria bernama Ali dan istrinya bernama Hastuti itu tentu kaget dengan kedatangan orang suruhan majikan Asiya. Mereka tidak merngira kalau barang-barang itu adalah penebus untuk keperawanan anak gadis mereka. "Aisya kerjanya bagus sekali, Pak. Makanya bos mengirimkan ini. Karena anak bos jadi bisa apa saja dengan didikan Aisya," kata Dodi saat Ali kebingungan. "Tapi kenapa Aisya tidak ikut pulang?" tanya Ali. "Soalnya anak bos rewel sekali, Pak. Tidak mau pisah sama Aisya. Jadi, terpaksa lah, Aisya harus tinggal di sana dulu tanpa diberikan libur," jelas Dodi berbohong. "Apa kami boleh mengunjungi kesana?" tanya Hastuti. "Atau anaknya yang dibawa kesini? Ini adiknya Aisya sering menangis mencari kakaknya kalau mau tidur.""Kalau anaknya dibawa kesini, kayaknya gak boleh sama istrinya bos. Kalau bapak dan ibu yang kesana, coba deh ya, saya tanya dulu sama bo" Dodi berusaha bersikap santai. Dodi pamit pul

    Last Updated : 2023-04-03

Latest chapter

  • Istri Lima Belas Ribu   Ending

    Part 11 POV Dania (Ending) Lelah hati tatkala harus menghadapi banyak hal. Akhirnya aku menyerah pada keadaan. Aku tidak akan memaksakan takdir apapun sekarang. Selalu bertemu dengan orang-orang yang membuat hati ini sakit hati, membuatku semakin sadar kalau hanya keluarga Laura saja yang baik padaku. Melihat penghianatan Nindi dan juga sikap Cika yang masih dingin dan membenciku, membuat hati ini sudah memutuskan. Aku akan menghilang dari hidup orang-orang yang mengenalku. Untuk apa mempedulikan Cika yang sangat membenciku? Baginya, Ines adalah ibunya. Setelah Nindi keluar dari rumah, Laura menelpon malam-malam dan menangis. Ia mengatakan kalau pacarnya ternyata selingkuh dan dia seorang diri. Laura menanyakan perkembangan hubunganku dengan Cika, dan aku menjawab apa adanya. “Cika tidak akan pernah bisa menerimaku. Itu kenyataannya,” jawabku sudah pasrah dengan keadaan. “Dania, aku minta maaf, bisakah kamu kembali kesini? Hidup bersamaku dan aku menarik semua ucapanku kemarin,” p

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 10

    Part 10Tiga hari tinggal bersama, dia tetap masih diam. Makananku tetap disiapkan, tetapi menunggu aku keluar untuk makan sendiri. Dia sama sekali tidak seperti dulu yang memanggilku, menyiapkan baju ganti dan segala keperluanku. Akhirnya, pagi ini kuberanikan diri untuk mengajaknya berbicara.“Apa aku akan diusir seperti Nindi?” tanyaku pelan. Dia yang lagi-lagi berkutat dengan laptop--mengangkat wajah.“Pilihlah mana dari milikku yang akan kamu ambil, Cika! Sisanya, bila kamu tidak mau, maka akan kujual. Kamu bisa gunakan untuk keperluan hidupmu. Itu jika kamu mau,” jawabnya tanpa ekspresi ramah.Aku memainkan jari jemariku. Bingung hendak menjawab apa. Ponselnya berdering dan dia langsung mengangkatnya. Aku masih berdiri mendengarkan dia berbicara dengan orang yang kukira ada di luar negeri.Meski sudah lama tidak pernah belajar bahasa asing lagi, tetapi aku tahu apa arti dari ucapan yang disampaikan seseorang dari seberang telepon sana. Speaker ponsel yang dihidupkan membuatku bi

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 9

    Part 9“Mbak Dania, aku minta maaf, Mbak, aku akui memang salah dan aku akan meminta dia untuk keluar dari rumah Mbak Dania asalkan Mbak Dania masih mengizinkan aku untuk tetap di sini. Aku akan menjaga Cika, Mbak, aku janji,” kata Nindi sambil bersimpuh dan memegang kaki dia.“Aku sudah tidak butuh siapapun lagi, Nindi. Aku akan membiarkan orang-orang yang hanya memanfaatkanku dan juga orang-orang yang tidak menyukaiku untuk pergi dari hidupku. Aku tidak akan memaksakan takdir bahagia bersamaku, jadi, kamu tidak perlu bersimpuh meminta, karena aku sudah akan menghapusmu dari daftar orang-orang yang kukenal,” jawab dia santai.Seketika aku memandang wajah cantik itu. Ada sebuah perasaan terluka di sana. Jika dia benar-benar tidak mau lagi mengurusku, maka, siapa yang akan mengurusku lagi? Tiba-tiba saja ketakutan besar menguasai hati.Wajah itu, dia tidak mau melihat padaku. Padahal, aku berharap itu.Nindi masih bersimpuh sambil menangis.“Dimana mobilku, Nindi?” tanya dia datar.“Ee

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 8

    Part 8POV CikaAku memilih masuk dan duduk di atas hamparan pasir meski terik matahari terasa sangat menyengat di kulit. Benar-benar bingung hendak minta tolong dan mengadu pada siapa, maka kuputuskan untuk menangis seorang diri.“Ya Allah, kirimkan bantuan untukku. Ya Allah, ampuni aku jika aku selama ini nakal dan banyak dosa. Ya Allah, aku janji, jika aku mendapatkan pertolongan untuk masalahku ini, aku akan kembali sholat seperti saat di pondok dulu. Jika ada orang yang menolongku, maka aku akan menjadikannya sahabat,” ucapku sambil menangis.Lama aku berada dalam posisi ini, hingga leher terasa pegal, lalu aku mengangkat kepala. Saat menoleh, ternyata ada seseorang yang duduk di sebelahku dan dia melakukan hal yang sama.Menatapku.Deg.Jantungku berpacu lebih cepat tatkala mendengar orang itu memanggil namaku. Dia sosok yang kurindu, tetapi juga kubenci.“Kenapa kamu berpanas-panasan sendirian di sini?” ucapnya sambil berteriak.Aku diam, enggan menjawab. Teringat olehku Nindi

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 7

    Part 7POV DaniaAku menatap tubuh Nyonya dan Tuan yang terbujur kaku di rumah sakit dengan darah bersimbah di sekujur tubuh mereka–dengan hati yang sangat hancur.Baru sebentar kembali bekerja bersama mereka yang sudah kuanggap seperti keluarga sendiri, tetapi harus merasakan sakitnya kehilangan. Nyonya dan Tuan tewas dalam kecelakaan tunggal. Mobil yang mereka tumpangi menabrak sebuah pohon dan nyawa mereka langsung hilang di tempat itu juga.Tak tahu lagi harus berusaha tegar seperti apa. Karena mereka berdua adalah keluarga yang kumiliki saat ini dan kenapa takdir selalu tidak berpihak padaku?Mayat Nyonya dan Tuan dimakamkan dua hari kemudian setelah berbagai prosesi keagamaan mereka berdua berlangsung. Kini, saat semua pelayat pergi, aku hanya berdua saja dengan anak semata wayang Nyonya yang berusia dua puluh tahun.“Aku akan melanjutkan kuliah di negara sebelah. Kamu jika masih mau di sini, maka harus mencari pekerjaan lain. Karena aku sudah tidak bisa membayarmu. Rumahku aka

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 6

    Part 6POV CIKAAku menatap rumah besar itu, mungkin untuk yang terakhir kalinya. Meski keberadaanku tidak diakui di sini, tetapi nyatanya, belasan tahun diriku hidup di sana.Walaupun tanpa kenangan indah, tetapi aku bisa melakukan apapun di rumah itu. Kini, aku harus melangkah pergi untuk yang terakhir kalinya. Hati benar-benar sadar, jika memang diri ini tiada lagi diharapkan oleh mereka. Kehadiranku di rumah itu hanya untuk mengukir kisah sedih.Hari ini aku pergi dengan naik taksi. Pulangnya, memilih berjalan menyusuri jalanan komplek perumahan elit yang semuanya memiliki pagar yang tinggi. Sengaja memilih berjalan kaki, hanya sekadar ingin menikmati rasa yang sangat menyesakkan dalam dada ini. Rencananya, nanti akan pulang dengan naik bus. Di dekat gerbang perumahan ini ada sebuah halte.Langkah kaki ini berjalan lambat. Aku sadar kini aku sudah benar-benar sendiri, dan sebentar lagi, bisa saja harus tiba-tiba hidup dengan sosok yangtidak kukenal sama sekali. Aku Cika, harus ber

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 5

    Part 5Sebuah ketukan di luar pintu kamar membuat Cika beranjak dari tempat tidurnya. Ia yang sudah setengah mengantuk terpaksa bangun untuk menemui orang yang sudah pasti itu Nindi. Dengan memicingkan mata, Cika menatap perempuan yang masih lajang itu yang sudah siap dengan koper besar.“Mbak Nindi mau pergi?” Seketika mata Cika yang semula setengah mengantuk terbuka sempurna.“Iya,” jawab Nindi singkat dan ragu.Napas Cika mulai narik turun. Antara takut dan kaget.“Mbak Nindi, aku sama siapa di sini?” tanya Cika mulai menampakkan ketakutannya.“Sudah saatnya kamu belajar hidup mandiri , Cika. Tidak mungkin aku akan terus bersama dengan kamu. Ibu kamu saja sudah pergi. Dan keluarga kamu saja sudah tidak memperdulikan keberadaanmu lagi. Masa aku yang bukan siapa-siapa kamu harus bertahan di sini? Aku punya impian untuk menikah, aku punya keluarga yang harus aku rawat. Jadi, aku akan pergi sekarang dan mulai saat ini, kamu hidup di sini sendiri,” jelas Cika.“Mbak Nindi, tidak bisakah

  • Istri Lima Belas Ribu   Dania Part 4

    Part 4 Cika merasa sangat kesepian dengan hidup yang dijalani saat ini. Bingung karena setiap hari yang dilakukan hanyalah makan dan tidur saja. Hendak keluar untuk sekadar mencari kesenangan bersama teman-temannya pun susah dilakukan karena rumah yang ditempatinya saat ini cukup jauh dengan rumah kawan semasa ia sekolah. Bermain ponsel juga membuat kepalanya pusing. Nindi juga lebih banyak menghabiskan waktu di kantor. Jika malam minggu tiba, gadis yang sudah dewasa itu akan keluar bersama dengan sang kekasih dan pulang jika sudah dini hari saat Cika sudah terlelap dalam mimpi. Dua bulan sudah dilalui Cika hidup seorang diri di rumah besar peninggalan Dania. Di suatu pagi, Cika yang baru saja bangun menemui Nindi yang tengah sarapan pagi. Dengan langkah berat dan kepala tertunduk berjalan pelan menghampiri Nindi yang sedang sarapan. “Kenapa?” tanya Nindi saat Cika sudah sampai di hadapannya. “Pembantu yang katanya mau datang itu, apa tidak ada kabarnya?” tanya Cika ragu. Sikap ke

  • Istri Lima Belas Ribu   Dania Part 3

    Part 3Langit mulai gelap. Tidak ada bintang satupun di sana. Aku mulai menoleh ke kanan dan kiri mencari sebuah tumpangan yang bisa membawaku pulang. Entah pulang kemana. Dalam keadaan bimbang, aku membuka ponsel. Ternyata Rindi menelpon banyak ke nomorku. Ia juga berkirim pesan. Aku membukanya, tetapi hanya di bagian akhir yang kubaca.[Kamu kemana saja?][Kenapa belum pulang?][Cika, balas pesanku!][Cika, kamu kemana? Cepat pulang]Aku takut, tetapi tidak mungkin aku mengatakan kalau saat ini sedang di bandara. Akhirnya, aku memilih mencari taksi dengan berjalan keluar bandara. Tidak ada tempat lagi untuk pulang selain rumah Dania dan aku berharap Rindi sedang menungguku di sana. Aku sangat takut.Seketika bernapas lega saat kulihat Rindi tengah menungguku dengan cemas. “Dari mana saja kamu?” tanyanya cemas dengan wajah marah.Kali ini aku tidak akan melawannya. Dia satu-satunya orang yang masih peduli berada di sisiku. Aku diam sambil memainkan ujung kuku.“Cika, kamu dari mana?”

DMCA.com Protection Status